Anda di halaman 1dari 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KETUBAN PECAH DINI 3.1 Pengkajian 1. Identitas klien a.

Nama ibu digunakan untuk membedakan antara klien yang satu dengan yang lain, memudahkan dan mengenal pasien. b. Umur digunakan untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi atau tidak. Sebaiknya wanita hamil umumnya tidak boleh < 16 atau tidak boleh > 35 tahun, pada kejadian ketuban pecah dini bias terjadi pada primipara maupun multipara. ( Prawirohardjo, 2002 : 218 ). c. Suku atau bangsa untuk menentukan adat istiadat atau budayanya. d. Agama untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan kepada ibu selama proses persalinan. e. Pendidikan digunakan untuk mengetahui pengetahuan klien dengan kesehatan, pada klien yang mempunyai pendidikan tinggi akan lebih mengerti tentang kesehatan. f. Pekerjaan digunakan untuk mengetahui status ekonomi, misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan dan untuk mengetahui sejauh mana pekerjaan dan permasalahan tentang kesehatan. g. Alamat digunakan untuk memudahkan tenaga kesehatan untuk menghubungi klien apabila terjadi sesuatu.

2. Anamnesa Dilakukan pada tanggal oleh pukul WIB. a. Alasan masuk kamar bersalin Ibu mengatakan keluar air-air dari jalan lahir dari jam warna banyaknya keluar cairan, darah, dan lender dan vagina dan perut mules-mules sejak jam . b. Riwayat Kehamilan 1) Riwayat menstruasi HPHT : untuk mengetahui kesan tentang faal alat kandungan dan taksiran persalinan

Siklus

: untuk menentukan taksiran persalinan, menurut Naegelle : Untuk siklus 28 hari TP : tanggal + 7, bulan -3, tahun +1 Untuk siklus 35 hari TP : tanggal + 14, bulan -3, tahun +1, untuk bulan yang tidak bias dikurangi 3 : TP : tanggal +7, bulan +9, tahun tetap.

ANC

: teratur atau tidak. Untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya komplikasi pada kehamilannya, pada ibu hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan ANC minimal 4x : 1 x pada trimester I, 1 x trimester II, dan 2 x pada trimester III.

2) Pergerakan janin Gerak janin terasa pertama kali mulai usia kehamilan 16-18 minggu ( multigravida ), 18-20 minggu ( primigravida ). ( Prawirohardjo, 2002 : 95 ) 3) Riwayat imunisasi Untuk mencegah tetanus neonatorum maka ibu hamil sebaiknya mendapatkan imunisasi TT 2 kali dengan interval 4 minggu. 4) Riwayat kontrasepsi Kontrasepsi apa yang pernah digunakan akan tetapi kontrasepsi apapun tidak ada hubungannya dengan KPD. c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Lalu Pada multipara merupakan factor presdisposisi terjadinya KPD. d. Riwayat Kesehatan Penyakit-penyakit seperti pyelonefritis, sistitis, dan vaginanitis merupakan factor predisposisi terjadinya KPD karena adanya hipermotolotas rahim.

3. Pemeriksaan a. Keadaan umum : baik , kesadaran : composmentis, keadaan emosional : cemas . b. Tanda-tanda vital : 1) Tekanan darah : normal, sistol 90-120 mmHg, diastole 60-90 mmHg. 2) Nadi : normal saat bangun 55-90 x/menit, tidur 50-90 x/menit. 3) Respirasi : normal ( 18-20 kali/menit )

4) Suhu : 36,40 37,50 C jika terdapat infeksi suhu naik > 380 C ( Winkjosastro, 2001 : 128 ) c. TB dan BB Terjadinya perubahan BB, biasanya selama kehamilan 10-11 kg diantaranya : Trimester I : 0,5 kg Trimester II : 5 kg Trimester III : 5,5 kg

( Mochtar, 1998 : 60 ) d. Pemeriksaan fisik 1) Kepala : rambut kebersihan, warna, dan tingkat kerontokan 2) Muka oedema ada /tidak, hal ini tidak ada pengaruh dengan KPD. Mata Kelopak mata Konjungtiva Sklera Hidung Polip KPD Mulut dan gigi : lihat warna lidah dan kebersihannya, gigi ada caries/ : ada / tidak ada, hal ini tidak ada hubungannya dengan : oedema / tidak : anemis / ananemis ( normalnya ananemis ) : ikterik / anikterik ( normalnya anikterik )

tidak, gusi ada perdarahan/tidak. Hal ini tidak ada hubungannya dengan KPD. 3) Leher Kelenjar thyroid : pembesaran ada/tidak hal ini tidak ada hubungannya dengan KPD. Kelenjar getah bening : pembengkakan ada/tidak hal ini tidak ada hubungannya dengan KPD. 4) Dada Jantung bunyi regular / tidak ( normalnya regular ) Paru-paru Wheezing : ada/ tidak

Ronchi Payudara Bentuk Kebersihan

: ada / tidak

: simetris / tidak : bersih/tidak

Areola mamae: hiperpigmentasi/tidak Papilla mamae: menonjol/tidak Colostrums Benjolan : ada/tidak : ada/tidak

Hal ini tidak ada hubungannya dengan KPD. 5) Abdomen Pembesaran Bekas luka operasi Linea Striae : sesuai kehamilan/tidak : ada / tidak : ada / tidak ( primi : linea nigra, multi : linea alba ) : ada/tidak ( primi : striae livide, multi : striae albican )

6) Posisi tulang belakang : lordosis 7) Ektremitas atas bawah Tangan Kaki Kemerahan Jarises : oedema ada/ tidak : tidak ada oedema kekuatan otot ada/tidak ada : ada/tidak : ada/tidak

Refles Patella: positive/negative Hal ini tidak ada hubungannya dengan KPD. e. Pemeriksaan kebidanan Palpasi Leopold I : untuk menentukan usia kehamilan, mengukur TFU dan kegiatan

apa yang ada di fundus, pada KPD bias menyebabkan IUG ( TFU < usia kehamilan ). Leopold II Leopold III Leopold IV : untuk menentukan letak punggung dan bagian-bagian terkecil. : untuk menentukan bagian terendah janin. : untuk mengukur seberapa jauh bagian janin masuk PAP

( Manuaba, 1998 : 240 )

Auskultasi DJJ : normalnya 120-160 x/menit, pada KPD bias mengakibatkan DJJ

menurun/meningkat ( < 120/ > 160x/menit ). Bahkan dapat terjadi kematian janin ( Manuaba, 1998 : 240 ) Frekuensi : teratur / tidak, pada KPD tidak teratur.

Punctum maksimum : sebelah kanan / kiri bawah pusat. f. Anogenital 1) Perineum : tidak terdapat luka perut 2) Vulva/vagina Luka ada / tidak Varices ada / tidak Fistula ada /tidak Pengeluaran air ketuban Warnanya : jernih / keruh / campur mekonium(berwarna hijau) Baunya : khas Jumlahnya : banyak/sedikit 3) Kelenjar bartolini : pembengkakan ada/tidak 4) Kelenjar Skene : pembengkakan ada/tidak 5) Anus : haemoroid ada/tidak g. Pemeriksaan dalam 1) Dinding vagina : lunak /keras 2) Portio : tebal/tipis 3) Posis : antefleksi / retrofleksi 4) Pembukaan : fase laten 0-36cm , fase aktif 4-10 cm Dinyatakan KPD bila : Primpara : ketuban (-), pembukaan < 3 cm Mutipara : ketuban pembukaan < 5 cm 5) Presentase : UUK,UUB, bokong kaki

6) Penurunan HI : sejajar dengan PAP

H II : sejajar dengan H I melalui pinggir bawah symphisis H III : sejajar dengan H I melalui spina ischiadiea H IV : sejajar dengan H I melalui ujung O 5 coccygis

4. 11 Pola Fungsional Gordon 1) Persepsi dan penanganan kesehatan Dengan kondisi ketuban yang pecah dini, ibu akan mempunyai banyak persepsi, apalagi jika ini adalah kejadian pertama kali. Biasanya ibu akan cepat membawa diri kerumah saki /bidan/dukun beranak, karena rasa gelisah yang dialami. 2) Nutrisi dan metabolic Pada umumnya ibu akan mengalami penurunan nafsu makan dan frekuensi minum ibu juga mengalami penurunan 3) Eliminasi Pola BAK ibu akan mengalami gangguan karena ibu sering buang air kecil. 4) Aktivitas latihan Kemampuan mobilisasi ibu dibatasi, karena ibu dengan KPD di anjurkan untuk bedresh total 5) Istirahat tidur Ibu dengan KPD mengalami nyeri pada daerah pinggang sehingga pola tidur ibu menjadi terganggu, apakah mudah terganggu dengan suara-suara, posisi saat tidur (penekanan pada perineum) 6) Kognitif persepsi Dengan adanya rasa nyeri yang dialami ibu, kemungkinan indera ibu akan teralihkan oleh rasa sakit. 7) Persepsi diri - konsep diri Ibu akan merasa kurang percaya diri bisa melahirkan dengan selamat dan normal.

8) Peran hubungan Peran ibu akan mengalami perubahan karena ibu mengalami sakit dan pengobatan yang dilakukan. 9) Seksualitas reproduksi Ibu tidak akan melakukan hubungan seksual dan haid ibu berhenti selama kehamilan. Pada saat mengalami ketuban pecah dini, ibu dan janin berada pada kondisi yang beresiko. Janin akan beresiko mengalami kematian karena adanya distosia dan kesehatan ibu akan beresiko terkena infeksi karena seringnya periksa dalam yang dilakukan kepada ibu. 10) Koping toleransi Ibu biasanya akan mengalami stress dan khawatir akan keselamatan janin dan dirinya. Adanya dukungan dari orang terdekat akan meneguhkan perasaan ibu 11) Nilai kepercayaan Tergantung ibu itu sendiri. Kepercayaan ibu ini akan membimbing ibu untuk lebih tenang.

Anda mungkin juga menyukai