Anda di halaman 1dari 16

24.

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MP-ASI

APA ITU MP-ASI ??

Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau
anak usia 6– 2 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari asi

Tujuan ???

• Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang

• Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima makanan dengan berbagai


rasa dan bentuk

• Mengembangkan kemampuan bayi untuk mencium& mengunyah & dan


menelan makanan, Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi#

Syarat Pemberian MPASI"

 berikan tanpa menghentikan ASI

 Bayi umur lebih dari 6 bulan

 Kandungan gizi harus Cukup

 'iberikan se$ara bertahap (umlah dan (Jenisnya sesuai usia bayi

Jenis-jenis MP-ASI

Buahbuahan Bubur

Biskuit
Tips & Trik Pemberian MP – ASI

 Untuk bayi 6 bulan dimasak semi cair


 Frekuensi diberikan 1 – 2 - perhari
 Ingkatkan tekstur makanan bayi men(adi lebih besar pada usia / bulan
 Mulailah dengan makanan yang tidak menyebabkan energi
 Hindari pemberian gula dan garam
 Pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik tanpa tambahan pengental
atau perasa buatan
 Sesuaikan dan berikan makanan dalam

Pemberian MP-ASI Sesuai

Tahapan Usia

Usia 6 sampai 4 bulan


38. ASKEB KEPRO KEPUTIHAN

Apa penyebab keputihan abnormal?

Setiap perubahan dalam keseimbangan bakteri normal vagina dapat mempengaruhi


bau, warna, atau tekstur cairan.

berikut adalah beberapa hal yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina
pasangan seksual Konsumsi pil KB Kanker serviks Klamidia atau gonore (infeksi menular
seksual) Diabetes Douches, sabun atau losion beraroma Infeksi panggul setelah operasi
Penyakit radang panggul Trikomoniasis, infeksi parasit yang biasanya menular dan
disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom Atrofi vagina, penipisan dan pengeringan
dinding vagina selama menopause Vaginitis, iritasi di dalam atau di sekitar vagina Infeksi
ragi. Cara mengatasi keputihan abnormal Bagaimana cara mengatasi keputihan abnormal
akan bergabung pada penyebabnya. Misalnya, infeksi akibat jamur dapat diobati dengan obat
antijamur yang dimasukkan ke dalam vagina dalam bentuk krim atau gel.

Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah infeksi vagina yang dapat menyebabkan
keputihan abnormal: Menjaga kebersihan vagina dengan mencucinya dengan sabun yang
lembut dan air hangat di bagian luarnya. Tidak perlu memasukkan sabun langsung ke dalam
vagina. Jangan menggunakan sabun beraroma dan produk feminin atau douche. Hindari juga
semprotan feminin dan mandi busa. Setelah dari kamar mandi, selalu usap dari depan ke
belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi. Pakai
celana dalam berbahan katun dan hindari pakaian yang terlalu ketat
39. ASKEB KEPRO DISMENORE

Dismenore atau yang lazim disebut nyeri menstruasi (haid) bukanlah hal yang baru
bagi wanita. Dismenore dibagi menjadi dua yaitu, Dismenore primer dan Dismenore
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa
disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul. Sedangkan Dismenore sekunder adalah
nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi disertai adanya kelainan atau penyakit pada
panggul.

Faktor Penyebab & Gejala yang timbul

Penyebab dismenore primer masih kurang jelas. Namun, nyeri ini diduga
akibat peningkatan jumlah prostaglandin di dalam rahim saat menstruasi. Prostaglandin
merupakan sejenis hormon (dihasilkan dalam tubuh) yang berperan dalam proses terjadinya
nyeri. Faktor yang meningkatkan dismenore primer adalah usia kurang dari 20 tahun, usaha
penurunan berat badan, depresi / kecemasan, terganggunya hubungan sosial dengan orang
lain, menstruasi dalam jumlah yang berlebihan, nulipara (wanita yang belum pernah
melahirkan), merokok.

Gejala utama dismenore adalah nyeri hingga ke bagian punggung dan kaki
dimulai pada hari pertama atau sehari sebelum menstruasi, berlangsung 12 – 24 jam, namun
beberapa kasus dapat berlangsung 2- 3 hari. Rasa nyeri tidak selalu sama untuk setiap kali
masa menstruasi, terkadang terasa lebih hebat dibanding masa menstruasi sebelumnya. Nyeri
dapat berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah mempunyai anak. Kelelahan, nyeri
pada payudra, mual, kembung, konstipasi (sembelit), lebih emosional dan mudah merasa
sedih, sakit kepala, dan pingsan merupakan gejala lain yang muncul saat dismenore.

Langkah Preventif saat mengalami Dismenore

Hal pertama yang dapat dilakukan saat mengalami dismenore primer adalah
dengan mengatasi terlebih dahulu tanpa obat. Seperti berolahraga secara teratur, karena
olahraga dapat meningkatkan hormon endorphin yang membantu mengurangi rasa nyeri.
Selain itu anda dapat meningkatkan konsumsi makanan rendah lemak, tinggi karbohidrat,
kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Anda dapat mengkompres hangat
misalnya dengan meletakan botol yang telah diisi air hangat pada bagian yang nyerJika tidak
ada perbaikan hal kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengatasinya dengan obat.
Pilihan alternatifnya adalah Parasetamol (seringkali dikombinasikan dengan kafein untuk
meningkatkan efek antinyerinya).
43. ANAMNESA - AKSEPTOR - IUD (Ariska, 2011)

1. Petugas menanyakan dengan seksama apakah klien telah mendapat konseling

tentang prosedsur pemasangan IUD

2. Petugas memeriksa tanggal haid terakhir , lama haid dan pola pendarahan haid

3. Petugas memeriksa paritas dan pekerjaan terakhir

4. Petugas menanyakan kehamilan ektopik

5. Petugas menanyakan nyeri yang hebat setiap haid

6. Petugas menanyakan kepada pasien apakah mengalami anemia berat

7. Petugas memeriksa infeksi aluran kemih , PMS atau infeksi panggul

8. Petugas menanyakan pertanyaan petugas menanyakan riwayat kenker serviks

9. menyampaikan ucapan terima kasih kepada ganti

Ariska, I. (2011). Asuhan Kebidanan Akseptor IUD. Asuhan Kebidanan Akseptor IUD, 1–36.
44. Pemeriksaan Panggul Akseptor KB IUD (Sri Rahayu, 2016)

1. Pastikan klien untuk mengosongkan kandung kemihnya dan mencuci area


genitalia dengan menggunakan sabun dan air.
2. Cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun, keringkan dengan kain
bersih.
3. Bantu klien untuk naik ke meja pemeriksaan.
4. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan
lainnya di daerah supra pubik.
5. Kenakan kain penutup pada klien untuk pemeriksaan panggul.
6. Atur arah sumber cahaya untuk pemeriksaan serviks.
7. Pakai sarung tangan DTT.
8. Atur penempatan peralatan dan bahan-bahan yang akan digunakan dalam
wadah steril atau DTT.
9. Lakukan inspeksi pada genitalia eksterna.
10. Palpasi kelenjar skene dan Bartolini amati adanya nyeri atau duh
(discharge) vagina.
11. Masukkan speculum vagina.
12. Lakukan pemeriksaan inspekulo:
13. Periksa adanya lesi atau keputihan pada vagina

Sri Rahayu. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Modul
Kebidanan, 1999(December), 1–6.
PRINT 2

45. KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN (Tahir, 2019)

1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
2. masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
3. Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
 Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
 Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
 Riwayat kehamilan ektopik
 Nyeri yang hebat setiap haid
 Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
 Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS ) atau
infeksi panggul
 Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi ) Kanker serviks
4. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang
akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
5. Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya
menggunakan sabun
6. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
7. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya
didaerah supra pubik

Tahir, M. dan R. B. F. (2019). Keterampilan pemasangan dan pencabutan akdr. Sistem


Reproduksi.
46. PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN IUD

1. Bed gyn
2. APD
3. Spekulum cocor bebek
4. Tampontang
5. Lampu sorot
6. Baskom klorin
7. Baskom DTT
8. Bengkok
9. Kapas DTT
10. Kom kecil
11. Larutan antiseptik ( bethadine )
12. Tenakulum
13. IUD
59. PROSEDUR PENYUNTIKAN KB

1. Mencuci tangan, memberikan informasi tentang KB yang tersedia, anamnesa data


pasien, menjelaskan prosedur dan tujuannya.
2. Dilakukan penapisan :HPHT, paritas, riwayat persalinan, dll. setelah klien dilakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital serta timbang berat badan, pasien dipersilahkan naik
ketempat tidur. Pasien disiapkan dengan posisi miring.
3. Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet, hapus karet yang ada
dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol. Bila
menggunakan jarum atau spoit sekali pakai, segera buka plastiknya . Balikkan vial
dengan mulut vial ke bawah. Masukkan cairan suntik dalam spoit, gunakan jarum
yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik .
4. ocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara, keluarkan
isinya kemudian desinfeksi area penyuntikan dengan kapas alkohol. Sebelum
penyuntikan obat, perlahan tarik sedikit pompa, bila ada darah masuk ke dalam spoit
tarik keluar jarum lakukan kembali aspirasi apabila tidak terdapat darah masukkan
obat perlahan. suntikkan secara intra muskular dalam di daerah pantat (daerah
gluteal).
5. Kompres area tusukkan dengan air hangat (bila perlu). Setelah selesai jarum dibuang
ditempat sampah medis lalu klien dirapikan.
6. Dokumentasikan hasil tindakan lalu Klien diberi kartu Akseptor dan dipesan kembali
sesuai jadwal yang ditentukan.
7. Mempersilahkan pasien membayar dikasir dan mempersilahkan pulang.
Print 2

64. 65. SOP Kontrasepsi Suntik KB KOMBINASI

Pengertian: Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormone sintesis
estrogen dan progesterone

Indikasi

1. Usia reproduksi

2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak

3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi

4. Menyusui ASI membutuhkan pacsa persalinan > 6 bulan

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui

6. Anemia

7. Nyeri haid

8. Haid teratur

9. Riwayat kehamilan ektopik

10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

11. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kmbinasi

Kontra indikasi

1. Hamil atau diduga hamil

2. Menyusi dibawah 6 minggu pasca persalinan

3. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

4. Penyakit hati takut (virus hepatitis)

5. Usia > 35 tahun yang merokok

6. Riwayat penyakit jantung,stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)

7. Riwayat kelainan trombo emboli atau dengan kencing manis > 2o tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrant

9. Keganasan pada payudara

Waktu pemberian

1. Setiap saat selama siklus haid, dengan syarat tidak hamil

2. Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

3. Perempuan yang mengunakan kontrasepsi hormonal land an ingin mengganti kontrasepsi


suntik

4. Apabila sedang mengunakan satu jenis kontrasepsi suntik jenis kontrasepsi suntik dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik jenis lain, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya

5. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi hormonal

6. Ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal

7. Tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur

Peralatan

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan :

Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan :

1. Obat suntikan KB 1 vial

2. Sarung tangan karet (berfungsi sebagai proteksi diri) 1 pasang

3. Korentang 1 buah

4. Spuit 3 cc 1 buah

5. Kapas alcohol (alcohol swab) 1 buah

6. Bengkok 1 buah

7. Larutan klorin 0,5% liter

8. Tensimeter,stetoskop 1 buah
9. Timbangan berat badan 1 buah

10. Catatn, kartu dengan register KB 1 lembar

11. Informed consent

Prosedur pelaksanaan

1. Melakukan konseling awal

2. Melakukan informed consent

3. Mengajukan klien menimbang berat badan

4. Mengajukan klien berbaring ketempat tidur

5. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk

6. Mengukur tekanan darah klien

7. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan

8. Mendekatkan alat-alat

9. Memakai sarung tangan karet

10. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntuk dalam botol dosis tunggal

11. Mengatur posisi klien sesuai kebutuhan

12. Mengocok botol/vial dengan baik, hindari terjadinya gelembung2 udara

13. Membuka dan membuang tutup vial yang terbuat dari logam atau plastik. Mengusap
karet dibagian atas vial dengan kapas alkohol (bila perlu),biarkan kering

14. Membuka kemasan spuit sekali pakai kencangkan jarum dengan memegang pangkal
jarum dalam keadaan tertutup jarum masih terpakai

15. Menusukan jarum spuit kedalam vial melalui penutup karet, balikan vial meghadap
kebawah dengan jarum spuit tetap didalam vial, kemudian masukan cairan suntik dalam
spuit.jaga agar ujung jarum tetap dalam batas cairan agar udara tidak masuk kedalam alat
suntik
16. Untuk mengeluarkan geelembung udara biarkan jarum dalam vial dan pegang alat suntik
dalam posisi tegak, ketuk tabung alat suntik kemudian secara perlahan-lahan tekan pendorong
ketenda batas dosis, lalu cabut jarum dari

17. Menggunakan jarum yang sama (sebaiknya diganti dengan jarum yang baru ) untuk
menyuntik kan kepada klien

18. Membebaskan daerah yang akan disutik (muskulus ,gluteus kuadra luar)dari pakaian

19. Membersihkan area suntikan menggunakan alkohol dengan gerakan melingkar kearah
luar dan biarkan kering

20. Menusukan jarum hingga pangkal jatrum suntik secara IM

21. Melakukan aspirasi dengan menarik penghisapan spuit

22. Jika tidak terlihat darah terhisap,obat disuntikan secar perlahan-lahan hingga habis lalu
cabut jarum

23. Menkankan sebntar (bukan menempel) bekas suntikan dengan kapas DTT yang baru agar
obat suntikan tidak keluar

24. Jangan memijat daerah suntikan jelaskan keklien bahwa dengan hal tersebut dapat
mempercepat pelepasan obat dari tempat suntikan hingga masa efektif kontrasepsinya
menjadi lebih pendek

25. Merapikan klien

26. Merapikan alat

27. Sedot larutan klorin 0,5% kedalam spuit untuk membilas spuit dan jarum kemudian spuit
dibuang kedalam tempat sampah khussu dan jarum dibuang ketempat khusus benda tajam

28. Melepaskan sarung tangan dalam kedaan terbalik. Mencuci sarung tangan dengan cara
merendamnya dalam larutan klorin

29. Mencuci tangan dengan sabut dan air mengalir, lalu keringkan

30. Mendokumentasikan hasil tindakan

31. Melakuan koseling akhir


58. PERSIAPAN ALAT DAN OBAT KB

1. Pil KB kombinasi progestin dan estrogen


2. Pil KB progestin
3. KB suntik
Ada dua jenis suntik KB yang tersedia dipasaran, yaitu:
 Suntikan KB 1 bulan (Cyclofem atau Mesigyna)
 Suntikan KB 3 bulan (Depo-Provena).
4. IUD (Intra-Uterine Device) hormonal
Ada 2 macam alat kontrasepsi IUD yaitu IUD tembaga (non-hormonal) dan IUD
hormonal.
5. Kondom
6. Spermisida
7. Diafragma
61. Konseling KB Suntik kombinasi (Cahyani, 2018).

1. Suntikan kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis estrogen
dan progesteron yaitu 25 mg depo medroksi progesteron asetat dan 5 mg estradiol
sipionat disuntikkan intramuskular dengan jangka waktu 28 hari.
2. Cara kerja dari kontrasepsi ini yaitu hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat
menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, atrofi endometrium yang menimbulkan implantasi terganggu dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Kelebihan dari kontrasepsi suntik kombinasi yaitu tidak berpengaruh pada hubungan
suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, klien tidak perlu menyimpan obat
dan risiko terhadap kesehatan kecil.
4. Efek samping yang ditimbulkan seperti perubahan pola haid (akan menghilang setelah
suntikan kedua atau ketiga), kenaikan berat badan, spotting, mual, muntah dan pusing.
5. Menurut penelitian Cahyoadi (2018) terdapat hubungan atau pengaruh penggunaan
KB suntik zat kombinasi dan Progestin pada tekanan darah. Rata-rata kenaikan
tekanan darah yang dialami semua akseptor KB sebesar 12/9 mmHg. Hormon
estrogen merupakan hormone yang dapat meningkatkan retensi elektrolit pada ginjal
yang menimbulkan peningkatan reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan
hipervolemi. Curah jantu61ng menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan
tekanan darah. Kepatuhan suntikan setiap 4 minggu sangat penting untuk
mendapatkan efektivitas terbesar. Kehamilan terjadi sekitar 3 per 100 wanita pada
pemakaian 1 tahun pertama, akibat lambat suntik.

Cahyani, N. (2018). Faktor - faktor penggunaan MKJP pada PUS. Faktor - Faktor
Penggunaan MKJP, 1(69), 5–24.

Anda mungkin juga menyukai