Makanan atau minuman yang mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau
anak usia 6– 2 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari asi
Tujuan ???
Jenis-jenis MP-ASI
Buahbuahan Bubur
Biskuit
Tips & Trik Pemberian MP – ASI
Tahapan Usia
berikut adalah beberapa hal yang dapat mengganggu keseimbangan bakteri di vagina
pasangan seksual Konsumsi pil KB Kanker serviks Klamidia atau gonore (infeksi menular
seksual) Diabetes Douches, sabun atau losion beraroma Infeksi panggul setelah operasi
Penyakit radang panggul Trikomoniasis, infeksi parasit yang biasanya menular dan
disebabkan oleh hubungan seks tanpa kondom Atrofi vagina, penipisan dan pengeringan
dinding vagina selama menopause Vaginitis, iritasi di dalam atau di sekitar vagina Infeksi
ragi. Cara mengatasi keputihan abnormal Bagaimana cara mengatasi keputihan abnormal
akan bergabung pada penyebabnya. Misalnya, infeksi akibat jamur dapat diobati dengan obat
antijamur yang dimasukkan ke dalam vagina dalam bentuk krim atau gel.
Berikut adalah beberapa tips untuk mencegah infeksi vagina yang dapat menyebabkan
keputihan abnormal: Menjaga kebersihan vagina dengan mencucinya dengan sabun yang
lembut dan air hangat di bagian luarnya. Tidak perlu memasukkan sabun langsung ke dalam
vagina. Jangan menggunakan sabun beraroma dan produk feminin atau douche. Hindari juga
semprotan feminin dan mandi busa. Setelah dari kamar mandi, selalu usap dari depan ke
belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi. Pakai
celana dalam berbahan katun dan hindari pakaian yang terlalu ketat
39. ASKEB KEPRO DISMENORE
Dismenore atau yang lazim disebut nyeri menstruasi (haid) bukanlah hal yang baru
bagi wanita. Dismenore dibagi menjadi dua yaitu, Dismenore primer dan Dismenore
sekunder. Dismenore primer adalah nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi tanpa
disertai adanya kelainan atau penyakit pada panggul. Sedangkan Dismenore sekunder adalah
nyeri pada perut bagian bawah saat menstruasi disertai adanya kelainan atau penyakit pada
panggul.
Penyebab dismenore primer masih kurang jelas. Namun, nyeri ini diduga
akibat peningkatan jumlah prostaglandin di dalam rahim saat menstruasi. Prostaglandin
merupakan sejenis hormon (dihasilkan dalam tubuh) yang berperan dalam proses terjadinya
nyeri. Faktor yang meningkatkan dismenore primer adalah usia kurang dari 20 tahun, usaha
penurunan berat badan, depresi / kecemasan, terganggunya hubungan sosial dengan orang
lain, menstruasi dalam jumlah yang berlebihan, nulipara (wanita yang belum pernah
melahirkan), merokok.
Gejala utama dismenore adalah nyeri hingga ke bagian punggung dan kaki
dimulai pada hari pertama atau sehari sebelum menstruasi, berlangsung 12 – 24 jam, namun
beberapa kasus dapat berlangsung 2- 3 hari. Rasa nyeri tidak selalu sama untuk setiap kali
masa menstruasi, terkadang terasa lebih hebat dibanding masa menstruasi sebelumnya. Nyeri
dapat berkurang seiring bertambahnya usia atau setelah mempunyai anak. Kelelahan, nyeri
pada payudra, mual, kembung, konstipasi (sembelit), lebih emosional dan mudah merasa
sedih, sakit kepala, dan pingsan merupakan gejala lain yang muncul saat dismenore.
Hal pertama yang dapat dilakukan saat mengalami dismenore primer adalah
dengan mengatasi terlebih dahulu tanpa obat. Seperti berolahraga secara teratur, karena
olahraga dapat meningkatkan hormon endorphin yang membantu mengurangi rasa nyeri.
Selain itu anda dapat meningkatkan konsumsi makanan rendah lemak, tinggi karbohidrat,
kaya akan zat besi, kalsium, dan vitamin B kompleks. Anda dapat mengkompres hangat
misalnya dengan meletakan botol yang telah diisi air hangat pada bagian yang nyerJika tidak
ada perbaikan hal kedua yang harus dilakukan adalah dengan mengatasinya dengan obat.
Pilihan alternatifnya adalah Parasetamol (seringkali dikombinasikan dengan kafein untuk
meningkatkan efek antinyerinya).
43. ANAMNESA - AKSEPTOR - IUD (Ariska, 2011)
2. Petugas memeriksa tanggal haid terakhir , lama haid dan pola pendarahan haid
Ariska, I. (2011). Asuhan Kebidanan Akseptor IUD. Asuhan Kebidanan Akseptor IUD, 1–36.
44. Pemeriksaan Panggul Akseptor KB IUD (Sri Rahayu, 2016)
Sri Rahayu. (2016). Praktikum Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana. Modul
Kebidanan, 1999(December), 1–6.
PRINT 2
1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
2. masalah kondisi kesehatan sebagai pemakai AKDR
3. Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
Riwayat kehamilan ektopik
Nyeri yang hebat setiap haid
Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Hm < 30 )
Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS ) atau
infeksi panggul
Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi ) Kanker serviks
4. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan apa yang
akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
5. Pastikan klien sufdah mengosongkan kandung kencingnya dan mencuci kemaluannya
menggunakan sabun
6. Cuci tangan dengan air dan sabun keringkan dengan kain bersih
7. Tolong klien naik ke meja pemeriksaan
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau kelainan lainnya
didaerah supra pubik
1. Bed gyn
2. APD
3. Spekulum cocor bebek
4. Tampontang
5. Lampu sorot
6. Baskom klorin
7. Baskom DTT
8. Bengkok
9. Kapas DTT
10. Kom kecil
11. Larutan antiseptik ( bethadine )
12. Tenakulum
13. IUD
59. PROSEDUR PENYUNTIKAN KB
Pengertian: Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi hormone sintesis
estrogen dan progesterone
Indikasi
1. Usia reproduksi
6. Anemia
7. Nyeri haid
8. Haid teratur
11. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kmbinasi
Kontra indikasi
6. Riwayat penyakit jantung,stroke atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
7. Riwayat kelainan trombo emboli atau dengan kencing manis > 2o tahun
8. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrant
Waktu pemberian
4. Apabila sedang mengunakan satu jenis kontrasepsi suntik jenis kontrasepsi suntik dan
ingin mengganti dengan kontrasepsi suntik jenis lain, kontrasepsi suntikan yang akan
diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya
5. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi hormonal
Peralatan
3. Korentang 1 buah
4. Spuit 3 cc 1 buah
6. Bengkok 1 buah
8. Tensimeter,stetoskop 1 buah
9. Timbangan berat badan 1 buah
Prosedur pelaksanaan
5. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dan keringkan dengan handuk
8. Mendekatkan alat-alat
10. Memeriksa tanggal kadaluarsa obat suntuk dalam botol dosis tunggal
13. Membuka dan membuang tutup vial yang terbuat dari logam atau plastik. Mengusap
karet dibagian atas vial dengan kapas alkohol (bila perlu),biarkan kering
14. Membuka kemasan spuit sekali pakai kencangkan jarum dengan memegang pangkal
jarum dalam keadaan tertutup jarum masih terpakai
15. Menusukan jarum spuit kedalam vial melalui penutup karet, balikan vial meghadap
kebawah dengan jarum spuit tetap didalam vial, kemudian masukan cairan suntik dalam
spuit.jaga agar ujung jarum tetap dalam batas cairan agar udara tidak masuk kedalam alat
suntik
16. Untuk mengeluarkan geelembung udara biarkan jarum dalam vial dan pegang alat suntik
dalam posisi tegak, ketuk tabung alat suntik kemudian secara perlahan-lahan tekan pendorong
ketenda batas dosis, lalu cabut jarum dari
17. Menggunakan jarum yang sama (sebaiknya diganti dengan jarum yang baru ) untuk
menyuntik kan kepada klien
18. Membebaskan daerah yang akan disutik (muskulus ,gluteus kuadra luar)dari pakaian
19. Membersihkan area suntikan menggunakan alkohol dengan gerakan melingkar kearah
luar dan biarkan kering
22. Jika tidak terlihat darah terhisap,obat disuntikan secar perlahan-lahan hingga habis lalu
cabut jarum
23. Menkankan sebntar (bukan menempel) bekas suntikan dengan kapas DTT yang baru agar
obat suntikan tidak keluar
24. Jangan memijat daerah suntikan jelaskan keklien bahwa dengan hal tersebut dapat
mempercepat pelepasan obat dari tempat suntikan hingga masa efektif kontrasepsinya
menjadi lebih pendek
27. Sedot larutan klorin 0,5% kedalam spuit untuk membilas spuit dan jarum kemudian spuit
dibuang kedalam tempat sampah khussu dan jarum dibuang ketempat khusus benda tajam
28. Melepaskan sarung tangan dalam kedaan terbalik. Mencuci sarung tangan dengan cara
merendamnya dalam larutan klorin
29. Mencuci tangan dengan sabut dan air mengalir, lalu keringkan
1. Suntikan kombinasi adalah kontrasepsi suntik yang berisi hormon sintetis estrogen
dan progesteron yaitu 25 mg depo medroksi progesteron asetat dan 5 mg estradiol
sipionat disuntikkan intramuskular dengan jangka waktu 28 hari.
2. Cara kerja dari kontrasepsi ini yaitu hormon yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat
menekan ovulasi, membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma
terganggu, atrofi endometrium yang menimbulkan implantasi terganggu dan
menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Kelebihan dari kontrasepsi suntik kombinasi yaitu tidak berpengaruh pada hubungan
suami istri, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, klien tidak perlu menyimpan obat
dan risiko terhadap kesehatan kecil.
4. Efek samping yang ditimbulkan seperti perubahan pola haid (akan menghilang setelah
suntikan kedua atau ketiga), kenaikan berat badan, spotting, mual, muntah dan pusing.
5. Menurut penelitian Cahyoadi (2018) terdapat hubungan atau pengaruh penggunaan
KB suntik zat kombinasi dan Progestin pada tekanan darah. Rata-rata kenaikan
tekanan darah yang dialami semua akseptor KB sebesar 12/9 mmHg. Hormon
estrogen merupakan hormone yang dapat meningkatkan retensi elektrolit pada ginjal
yang menimbulkan peningkatan reabsorbsi natrium dan air yang menyebabkan
hipervolemi. Curah jantu61ng menjadi meningkat dan mengakibatkan peningkatan
tekanan darah. Kepatuhan suntikan setiap 4 minggu sangat penting untuk
mendapatkan efektivitas terbesar. Kehamilan terjadi sekitar 3 per 100 wanita pada
pemakaian 1 tahun pertama, akibat lambat suntik.
Cahyani, N. (2018). Faktor - faktor penggunaan MKJP pada PUS. Faktor - Faktor
Penggunaan MKJP, 1(69), 5–24.