Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 3.C
SKENARIO 4 : NIFASKU DAN KEBUTUHANKU

Tutor : Erda Mutiara Halida, SST., M.Keb

Kelompok :3
Ketua : Malika Qohhareli Swanda (1710333008)
Sekretaris Papan : Monica Lailatul Murarah (1710333001)
Sekretaris Meja : Yunda Siti Nurrahmah (1710331006)
Anggota : Irma Syafitri (1710331012)
Suci Meysun Baddriyah (1710332004)
Ovella April Rieza (1710332008)
Afifa Humaira (1710332014)
Naomi Sondang (1710332015)
Corry Syafitri (1710332017)
Putri Azzahra (1710333016)

PRODI S1 KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018/2019
MODUL 4

SKENARIO 4 : NIFASKU DAN KEBUTUHANKU

Aku sangat bahagia dengan kelahiran putra pertamaku. Aku melahirkan di


Bidan Santi, Bidan yang terkenal dengan keramahannya. Aku melahirkan sekitar
2 jam yang lalu. Kolostrum sudah ada dan bayiku juga mnghisap dengan baik dan
kuat. Konseling yang selalu aku ingat adalah meminum satu gelas air putih
sebelum dan setelah menyusi, dan ternyata benar adanya nasehat tersebut. Aku
selalu merasa haus setiap kali selesai menyusui. Begitu juga nasehat terkait
makanan yang selalu aku konsumsi karena akan berpengaruh terhadap kualitas
ASIku nantinya.
Aku baru BAK satu kali walau aku sudah melakukan ambulasi sesuai
nasehat bidan dengan miring kiri/kanan dan mulai belajar duduk sesuai dengan
anjuran bidan dan mengeringkan luka bekas jahitan episiotomi dengan baik
setelah selesai BAK. Aku khawatir dengan adanya jahitan pada perineumku ini,
apakah akan berpengaruh pada hubungan seksual nantinya. Bidan Santi
menganjurkanku agar selalu melakukan senam nifas dengan yang diajarkannya.
Suamiku juga sangat mendukungku dalam pemberian ASI pada bayi kami
agar tercapai ASI eksklusif dan hingga 2 tahun nantinya. Karena aku ingin
menerapkan MAL untuk kontrasepsi sampai bayi berusia 2 tahun. Iapun
memperhatikan istirahatat malamku sehingga ia turut andil dalam menjaga bayi
kami. Ia hanya membangunkanku ketika bayi kami menangis hendak menyusui.

Bagaimanakah saudara menjelaskan tentang skenario di atas?


STEP I
KLARIFIKASI TERMINOLOGI

1. Ambulasi adalah tindakan berjalan atau bergerak, adalah latihan yang


dilakukan dengan hati-hati untuk memperbaiki.

2. MAL adalah suatu metode dengan merencankan kehamilan yang bersifat


alamiah. Mengandalkan hormone peolaktin untuk menekan progesterone dan
esterogen berfungsi sebagai mengambat proses ovulasi.

3. kontrasepsi adalah alat cara/metode untuk menunda kehamilan, dan suami istri
dapat melakukan hubungan seksual tanpa hamil.
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH

1. Mengapa ibu merasa haus setelah menyusui?


2. Bagaimana pengaruh air putih ketika sebelum/setelah pemberian ASI dengan
produksi ASI?
3. Bagaimana pengaruh makanan dengan kualitas ASI?
4. Apa yang terjadi apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi?
5. Mengapa Bidan memberi nasihat kepada ibu untuk melakukan ambulasi?
6. Bagaimana cara mengeringkan bekas luka episiotomy setelah BAK?
7. Bagaimana pengaruh jahitan perineum dengan hubungan seksual?
8. Apa yang dilakukan pada saat penyembuhan luka?
9. Baiagimana pengaruh senam nifas terhadap penyembuhan luka perineum?
10. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan senam nifas?
11. Apa saja manfaat lain dari senam nifas, selain membantu penyembuhan luka
perineum?
12. Apa saja kriteria istirahat yang baik bagi Ibu nifas?
13. Bagaimana mekanisme MAL?
STEP III
ANALISIS MASALAH

1. Mengapa ibu merasa haus setelah menyusui?


Karena ASI mengandung air dan ketika Ibu menyusui kepada bayinya maka
ibu kekurangan cairan dan terjadilah reflex haus pada ibu.

2. Bagaimana pengaruh air putih ketika sebelum/setelah pemberian ASI dengan


produksi ASI?
Karena 90% ASI mengandung air, maka ibu akan merasa haus.

3. Bagaimana pengaruh makanan dengan kualitas ASI?


ASI merupakan hasil metabolisme dari tubuh ibu. Jika ibu makan makanan
yang bergizi, maka ASI yang di hasilkan juga bergizi dan bayi pun sehat.
Pendapat lain, makanan tidak telalu berpengaruh langsung pada ASI, kecuali
makanan yang mengandung kalori yang akan membantu
penambahan/pembentukan ASI.

4. Apa yang terjadi apabila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi?


Akan berpengaruh ke energi yang akan berpengaruh sedikit ke ASI, dan
tumbuh kembang bayi. Ibu akan merasa lebih mudah lelah.

5. Mengapa Bidan memberi nasihat kepada ibu untuk melakukan ambulasi?


Karena ambulasi dapat melancarkan peredaran darah, membantu
penyembuhan perineum, peningkatan kerja peristaltic, dan mengurangi
retensi urin.

6. Bagaimana cara mengeringkan bekas luka episiotomy setelah BAK?


Mengeringkan dengan cara lap dengan handuk kering dan bersih, ganti
pembalut untuk menghindari infeksi, dan pastikan menghindari pakaian yang
ketat.

7. Bagaimana pengaruh jahitan perineum dengan hubungan seksual?


Jika luka baik penyembuhannya, maka hubungan seksual tidak akan
terganggu.

8. Apa yang dilakukan pada saat penyembuhan luka perineum?


Yang dilakukan adalah menjaga kebersihan diri, memeriksa warna lokia,
melakukan post natal check up.
9. Bagaimana pengaruh senam nifas terhadap penyembuhan luka perineum?
Senam nifas akan mengakibatkan lancarnya sirkulasi darah, dan darah
membawa protein ke perineum, dan perineum lekas sembuh.

10. Kapan waktu yang tepat untuk melakukan senam nifas?


Waktu yang tepat yaitu bagi yang pervaginam ketika jam ke 6-24 setelah
persalinan, sedangkan untuk operasi sesar yaitu dilakukan 3 bulan setelah
operasi.

11. Apa saja manfaat lain dari senam nifas, selain membantu penyembuhan luka
perineum?
Manfaat senam nifas bagi psikologi ibu, ibu akan merasa mampu dalam
menjaga bayinya, merileksasi otot yang tegang, sirkulasi darah lebih baik, dan
menghilangkan udem.

12. Apa saja kriteria istirahat yang baik bagi Ibu nifas?
Ibu merasa rileks, waktu istirahat tidur ibu sama dengan pola tidur bayi. Tidur
yang di anjurkan selama 8 jam untuk di malam hari dan 2 jam di siang hari.

13. Bagaimana mekanisme MAL?


Mekanisme MAL yaitu yang biasanya hormone prolaktin di tekan oleh
progesteron dan esterogen, kini hormon progesteron dan esterogen fungsinya
menurun dan prolaktin meningkat, dan hisapan bayi akan menimbulkan
peningkatan prolaktin dari hipofisis. Semakin sering, semakin meningkat dan
terjadilah metode amenore laktasion.
STEP IV
SKEMA

Bayi konsumsi
ASI
Mengisap baik Ibu Nifas episiotom
i
dan kuat

istirahat eliminasi Personal


hygien Nutrisi

Pola tidur ibu


sama dengan bayi
Membantu
mobilisa penyembuhan
si luka jahitan

Senam hamil Ambulasi


Jam ke 6-24 untuk (Miring Kebutuhan seksual
pervaginam, Setelah 3 kiri/kanan,
bulan setelah operasi belajar duduk)

Kontrasepsi MAL
STEP V
LEARNING OBJECTIVES ( LO )

1. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan nutrisi ibu nifas


2. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan eliminasi ibu nifas
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan ambulasi ibu nifas
4. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan istirahat ibu nifas
5. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan seksual ibu nifas
6. Mahasiswa mampu menjelaskan kebutuhan personal hygien ibu nifas
7. Mahasiswa mampu menjelaskan kontrasepsi pada ibu nifas
8. Mahasiswa mampu menjelaskan senam nifas untuk ibu nifas
STEP VII
SHARING INFORMATION

1. Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas


a) Kalori, ibu nifas membutuhkan sekitar 500 kalori per hari untuk
menghasilkan air susu bagi kebutuhan bayinya. Untuk mengetahui
terpenuhinya kebutuhan kalori dengan cara menimbang berat badan, apabila
terjadi penuruna lebih dari 0,9 kg per minggu setelah tiga minggu pertama
menyusui, berarti kebutuhan kalori tidak tercukupi, sehingga akan
menggangu produksi air susu. Misalnya : Mie, susu, roti, biji-bijian dan
kacang-kacangan, dll.

b)Protein, ibu nifas membutuhkan tiga porsi protein per hari selama
menyusui, protein sangat diperlukan untuk peningkatan produksi air susu.
Misalnya :telur, dada ayam, daging sapi, ikan segar, udang, susu murni,
kacang kedelai, tahu, brokoli, tempe, keju, bayam, dll.

c) Vitamin C, karena bayi tidak dapat memperoleh kebutuhan vitamin C


selain dari air susu ibu, maka ibu menyusui perlu makan dua porsi makanan
segar yang mengandung vitamin C per hari, untuk menjamin bahwa air susu
merupakan sumber vitamin C bagi bayinya. Misalnya : jeruk, buah pepaya,
buah paprika merah, brokoli, stroberi, jambu biji, dll.

d)Kalsium, Selama menyusui kebutuhan kalsium akan meningkat satu porsi


perhari, melebihi kebutuhan selama kehamilan, dengan total lima porsi
sehari. Misalnya :keju, yoghurt, sayuran hijau, kacang kedelai, ikan salmon,
buahbuahan kering, kacang putih, susu kedelai, jeruk, ikan sarden, pisang,
dll.

e) Sayuran dan Buah-Buahan, Selama menyusui, kebutuhan sayuran


danbuahbuahan meningkat, untuk menjamin adanya vitaminA dan vitamin
yang esensial lain dalam air susu. Jumlah kebutuhan adalah tiga porsi sehari,
baik sayuran berwarna hijau maupun dan buah-buahan berwarna kuning.
Misalnya :pisang, jeruk, buah pepaya, jambu biji, brokoli, dll.

f) Karbohidrat, Karbohidrat kompleks adalah salah satu sumber vitamin B


dan mineral terbaik untuk pertumbuhan bayi. Dengan demikian selama
menyusui Anda harus menkonsumsi makanan yang banyak mengandung
karbohidrat kompleks. Misalnya : nasi, kentang, biji-bijian, semangka, ubi
jalar, kacangkacangan sereal, pisang, roti, dll.
g) Zat Besi, ibu nifas memerlukan pergantian simpanan darah yang hilang
setelah melahirkan, dan untuk keperluan bayi. Untuk itu selama menyusui
makanlah makanan yang kaya akan zat besi setiap hari. Karena tidak
mungkin didapatkan hanya dari makanan, maka ibu menyusui perlu
mendapat suplemen zat besi sedikitnya 30-60 mg per hari. Misalnya: ikan,
kentang, bayam, jagung, kangkung, buah jeruk, kacang tanah, kacang hijau
dan kacang kedelai, dll.

h)Lemak, Lemak merupakan komponen penting dalam air susu, sebagian


kalori yang dikandungnya berasal dari lemak. Lemak bermanfaat untuk
pertumbuhan bayi. Kebutuhan lemak berkaitan dengan beray badan, apabila
berat badan ibu menyusui turun, maka tingkatkan asupan lemak sampai
empat porsi sehari. Misalnya:buah alpukat, kacang kenari, kacang kedelai,
mentega shea, minyak kelapa, minyak ikan, ikan laut, daging, telur, susu.

i) Garam, untuk pembentukan air susu gunakan garam dalam jumlah


secukupnya, penambahan garam meja agak dikurangi. Garam yang
digunakan harus mengandung yodium, karena yodium sangat dibutuhkan
oleh bayi. Hindari makanan olahan, dan makanan cepat saji dalam jumlah
yang banyak, karena makanan tersebut mengandung garam lebih banyak
dari yang dibutuhkan. Misalnya : sayuran atau daging, produk daging
olahan, kaldu dan saus siap pakai, camilan, makanan instan, dll.

j) Cairan, Ibu nifas sangat membutuhkan cairan agar dapat menghasilkan air
susu dengan cepat, hampir 90% air susu ibu terdiri dari air. Minumlah
delapan gelas air per hari, atau lebih jika udara panas, banyak berkeringat
dan demam, terlalu banyak minum lebih dari 12 gelas per hari juga tidak
baik karena dapat menurunkan pembentukan air susu. Waktu minum yang
paling baik adalah pada saat bayi sedang menyusui atau sebelumnya,
sehingga cairan yang diminum bayi dapat diganti(Erna, 2013)

2. Kebutuhan Eliminasi Ibu Nifas


a) Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila
dapat BAK spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan BAK dapat disebabkan karena
springter uretra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskulo
spingter ani selama persalinan, atau dikarenakan oedem kandung kemih
selama persalinan. Lakukan kateterisasi apabila kandung kemih penuh dan
sulit berkemih.
b) Defekasi
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum. Apabila mengalami
kesulitan BAB/obstipasi, lakukan diet teratur; cukup cairan; konsumsi
makanan berserat; olahraga; berikan obat rangsangan per oral/per rektal atau
lakukan klisma bilamana perlu.

3. Kebutuhan Ambulasi Ibu Nifas


Ambulasi merupakan upaya seseorang untuk melakukan latihan jalan atau
berpindah tempat. (Ardhiyanti, 2014) ambulasi dilakukan karena lelah sehabis
bersalin, ibu harus beristirahat, tidur telentang selama 8 jam post partum.
Kemudian boleh miring ke kiri/kanan untuk mencegah terjadinya trombosis
dan tromboemboli, pada hari kedua dibolehkan duduk, hari ketiga
diperbolehkan jalan-jalan. Mobilisasi diatas punyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka.

4. Kebutuhan Istirahat Ibu Nifas


Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup:
 Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
 Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
 Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
 Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
 Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.

Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus


tidur terlentang hanya dengan satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat
lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi untuk memudahkan
pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur
terlentang mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi
pendarahan.

Hal-hal yang dapat dilakukan ibu dalam memenuhi kebutuhan istirahatnya


antara lain:
 Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
 Sarankan ibu untuk melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan
 Tidur siang atau istirahat saat bayi tidur

Kurang istirahat dapat menyebabkan:


 Jumlah ASI berkurang
 Memperlambat proses involusio uteri
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan dalam merawat bayi sendiri
5. Kebutuhan Seksual Ibu Nifas
Ibu yang baru malahirkan boleh melakukan hubungan seksual kembali
setelah 6 minggu persalinan. Batasan waktu 6 minggu didasarkan atas
pemikiran pada masa itu semua luka akibat persalinan, termasuk luka
episiotomi dan luka bekas section cesarean ( SC ) biasanya telah sembuh
dengan baik. Bila suatu persalinan di pastikan tidak ada luka atau perobekan
jaringan, hubungan seks bahkan telah boleh dilakukan 3 – 4 minggu setelah
proses melahirkan itu. Meskipun hubungan telah dilakukan setelah minggu ke
– 6 adakalanya ibu – ibu tertentu mengeluh hubungan masih terasa sakit atau
nyeri meskipun telah beberapa bulan proses persalinan.
Hubungan seksual terganggu
kemungkinan yang bisa menjadi penyebab gangguan hubugan seksual
pada postnatal, yaitu :
 Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan
luka seperti guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat
reproduksi belum kembali semula.
 Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.
 Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).
 Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat
astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina
saat seorang wanita terangsang seksual.

6. Kebutuhan Personal Hygien Ibu Nifas


a) Perawatan payudara
Telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktasi harus dihentkan dengan cara:
 Pembalutan mammae sampai tertekan
 Pemberian obat esterogen untuk supresi LH

b) Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan terjadi perubahan pada
kelenjar mammae. Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting merupakan
rangsangan yang psikis yang secara reflektoris, mengakibatkan oksitosin
dikeluarkan oleh hipofise. Produksi ASI akan lebih banyak. Sebagai efek
positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping itu, ASI
merupakan makanan utama bagi bayi yang tidak ada bandingannya. Tanda
bayi mendapat cukup ASI
 Bayi BAK 6 kali dalam 24 jam
 Bayi ada BAB
 Bayi tampak puas
 Menyusui 10 – 12 kali dalam 24 jam
 Payudara ibu tampak lonjong dan terasa lembut
 Bayi bertambah berat badan
 Ibu merasakan aliran ASI

c) Pemeriksaan Pasca Persalinan


 Pemeriksaan umum: TD, nadi, keluhan
 KU, suhu, selera makan, dll
 Payudara: ASI, puting susu
 Dinding perut, perineum, kandung kemih
 Sekret yang keluar, lochea, flour albus
 Keadaan alat kandungan

d) Kebersihan Diri
 Anjurkan kebersihan seluruh tubuh/personal hygiene
 Anjurkan kebersihan daerah genitalia
 Sarankan untuk sering mengganti pembalut
 Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan alat genitalia
 Jika ada luka episiotomi/laserasi, hindari menyentuh daerah luka, kompres
luka tersebut dengan kassa bethadine setiap pagi dan sore hari untuk
pengeringan luka dan menghindari terjadinya infeksi

7. Kontrasepsi pada Ibu Nifas


metode non hormonal yang terdiri dari :
Metode Amenore Laktasi (MAL)
Kondom
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
Kontrasepsi mantap (tubekstomi atau vasektomi)
metode hormonal :
Progestin yang berupa pil KB, suntik, dan implant

MAL
Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami yang
menggunakan prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh tanpa
tambahan makanan dan minuman apapun. Selama ini banyak informasi yang
memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis kontrasepsi,
sementara ibu masih begitu asing dengan kontrasepsi MAL. Padahal tingkat
keefektifan MAL adalah 98% bagi ibu yang menyusui secara eksklusif
(Syaifudin, 2006). Dengan penggunaan kontrasepsi MAL maka kualitas dan
kuantitas ASI ibu akan lebih optimal, karena ASI sangatlah penting bagi
pertumbuhan bayi, selain mendapatkan kekebalan pasif ASI juga merupakan
asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal
(Prasetyono, 2012).
Word Health Organization (WHO) 2010 sudah menyatakan bahwa
keefektifan kontrasepsi MAL adalah 98% bagi ibu yang menyusui secara
eksklusif selama 6 bulan pasca persalinan. Menurut dokter Wendy Hartanto,
Deputi Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN dalam Saleh
(2013) pengguna alat kontrasepsi jangka pendek berupa suntik di Indonesia
meningkat cukup berarti, berkisar pada 32% pengguna. Sementara itu
pencapaian Metode Amenore Laktasi (MAL) di Indonesia masih rendah. Hal
tersebut diukur dari tingginya tingkat pencapaian peserta KB baru pasca
persalinan/pasca keguguran pada tahun 2014 yang mencapai 530.818 ibu
(BKKBN, 2014)

Selain MAL banyak metode kontrasepsi pasca persalinan yang dapat


digunakan oleh ibu yaitu
 Kondom dengan tingkat kegagalan 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun,
 Diafragma dengan tingkat kegagalan 6-16 kehamilan per 100 perempuan,
 Spermisida dengan kegagalan 18-29 kehamilan per 100 perempuan,
 Mini pil dengan efektifitas 98%,
 Suntik progestin dengan efektifitas 96%, IUD dengan tingkat kegagalan 1
dari 125-170 kehamilan (Mulyani, 2013).

8. Senam Nifas untuk Ibu Nifas


Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan
dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula (Sukaryati
dan Maryunani, 2011).
Menurut Widianti dan Proverawati (2010), senam nifas adalah latihan
jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan, dimana fungsinya
adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki
regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian
punggung, dasar panggul dan perut.
Tujuan senam nifas
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), tujuan dilakukannya senam nifas
pada ibu setelah melahirkan adalah:
 Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
 Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat kandungan
 Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul,
perut dan perineum terutama otot yang berkaitan selama kehamilan dan
persalinan
 Memperlancar pengeluaran lochea
 Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
 Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan persalinan
 Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya emboli,
trombosia, dan lain-lain

Manfaat senam nifas


Manfaat senam nifas secara umum menurut Sukaryati dan Maryunani (2011),
adalah sebagai berikut:
 Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami
trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut ke bentuk
normal
 Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan peregangan lebih
lanjut Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan
menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca
persalinan

Kontra indikasi senam nifas

Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak diperbolehkan


untuk melakukan senam nifas dan ibu yang keadaan umumnya tidak baik
misalnya hipertensi, pascakejang dan demam (Wulandari dan Handayani,
2011). Demikian juga ibu yang menderita anemia dan ibu yang mempunyai
riwayat penyakit jantung dan paru-paru seharusnya tidak melakukan senam
nifas (Widianti dan Proverawati, 2010).

Waktu dilakukan senam nifas

Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi,
pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam
setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari. Dengan
melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat diharapkan dapat
optimal dengan melakukan secara bertahap.

Senam nifas sebaiknya dilakukan di antara waktu makan. Melakukan


senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak nyaman karena perut
masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan di saat lapar, ibu tidak akan
mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa dilakukan pagi atau sore hari.
Gerakan senam nifas ini dilakukan dari gerakan yang paling sederhana hingga
yang tersulit (Marmi, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Puspitanigsih, Dwihatini. 2017. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu


Tentang Pemenuhan Nutrisa pada Ibu Nifas. Hospital Majapahit. Volume 9
No 2 Nopember 2017

Lusa. 2010. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas: Eliminasi. December 14, 2010

- Kebutuhan Dasar Ibu Nifas: Istirahat. Februari 26, 2011

nad.bkkbn.go.id/data/Documents/MAL.pdf

blogs.unpad.ac.id/lidyasuhana/files2010/04/kebutuuhan-dasar-ibu-nifas-PTM-
6.pdf

https://yunhiehanafiah.wordpress.com/2015/05/19/istirahat-pada-masa-nifas/

Anda mungkin juga menyukai