Anda di halaman 1dari 18

KEBUTUHAN DASAR

IBU NIFAS
19 Febuari 2020
A. NURISI DAN CAIRAN
 Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh
untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada
masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%,
 karena berguna untuk proses untuk proses kesembuhan
karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi ASI
yang cukup untuk menyehatkan bayi (Ambarwati, Eni,
2009).
LANJUTAN
 Ibu nifas akan membutuhkan diet untuk
*mempertahankan tubuh terhadap infeksi,
*mencegah konstipasi, dan
*untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif.

# Asupan kalori perhari ditingkatkan hingga 2700 kalori.


# Asupan cairan perhari ditingkatkan hingga 3000 ml (susu
1000 ml).
# suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas
selama 4 minggu pertama setelah melahirkan.
LANJUTAN
Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan yaitu :
 Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan
mutunya.
 Banyak minum, setiap hari harus lebih dari 8 gelas.

 Makan makanan yang tidak merangsang baik secara


termis, mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran
pencernaan.
 Batasi makanan yang berbau menyengat.

 Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang


produksi ASI misalnya sayuran hijau.
B. AMBULASI DINI

 Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas


mungkin membimbing pasien keluar dari tempat
tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
 Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan
penyakit anemia, jantung, paru-paru, demam dan
keadaan lain yang membutuhkan istirahat (Sulistiawati,
Ari, 2009).
LANJUTAN
 Komplikasi kandung kemih, konstipasi,
trombosis vena masa nifas, dan embolisme paru lebih jarang
terjadi pada wanita yang menjalani ambulasi dini setelah
melahirkan.
 pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai.
 berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung
kemih, sirkulasi dan paru-paru.
 membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan
membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi
sehat.
 Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, mulai dari miring kiri
– miring kanan, kemudian setengah duduk, duduk, berdiri di
samping tempat tidur, kemudian berjalan pelan-pelan di sekitar
kamar, baru berjalan ke kamar mandi
C. ELIMINASI

 Adalah Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama


postpartum dan minimal sebanyak 200 cc.
 Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan
rendam duduk untuk mengurangi edema dan relaksasi
stingfer, lalu kompres hangat/dingin.
 Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan
kateterisasi. Karena prosedur kateterisasi membuat klien
tidak nyaman dan resiko infeksi saliran kencing tinggi
untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6
jam post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam
LANJUTAN
 Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat
buang air besar.
 Buang air besar tidak akan memperparah luka jalan lahir,
maka dari itu buang air besar tidak boleh ditahan-tahan.
 Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan minum air
putih.
D. PERSONAL HYGIENE

 Pada masa nifas, seorang ibu akan rentan terhadap


infeksi.
 Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk
mencegah infeksi.
 Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian,
tempat tidur, dan lingkungannya.
 Ajari ibu membersihkan daerah genitalnya dengan cara
yang baik dan benar. Infeksi dapat terjadi, tetapi sangat
kecil kemungkinannya jika luka perineum dirawat denga
baik
LANJUTAN
Beberapa langkah dalam perawatan diri ibu postpartum,:
1.Perawatan payudara
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama
puting susu dengan menggunakan bra yang menyokong
payudara.
 Apabila puting susu lecet oleskan kolosterum ataua ASI
yang keluar pada sekitar puting susu setiap selesai
menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari puting
susu yang tidak lecet
LANJUTAN PERAWATAN PAYUDARA
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24
jam, asi dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan
paracetamol satu tablet setiap 4-6 jam.
 Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu untuk mencegah
infeksi dan alergi kulit pada bayi (Sulistiawati, Ari,
2009).
 Jika puting susu terbenam, lakukan massage payudara
secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati
LANJUTAN
2. Perawatan perineum
 Tujuan perawatan perineum adalah pencegahan
terjadinya infeksi pada saluran reproduksi yang terjadi
dalam 28 hari setelah kelahiran anak atau aborsi.
 Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk
pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang
disebabkan oleh masuknya mikroorganisme yang masuk
melalui vulva yang terbuka atau akibat dari
perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung
lochea (pembalut)
E. ISTIRAHAT DAN TIDUR

 Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup.


Istirahat sangat penting untuk ibu menyusui. Tindakan rutin
di rumah sakit hendaknya tidak mengganggu istirahat dan
tidur ibu.
 Setelah selama sembilan bulan ibu mengalami kehamilan
dengan beban kandungan yang begitu berat, banyak keadaan
yang mengganggu lainnya, dan proses persalinan yang
melelahkan,
 ibu membutuhkan istirahat yang cukup untuk memulihkan
keadaannya.
 Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang atau tidur
malam. Jika ibu mengalami kesulitan tidur di malam hari dan
ia tampak gelisah, perlu diwaspadai. Waspadai juga bila ibu
mengalami gangguan psikolosis masa nifas
LANJUTAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
 Pola istirahat dan aktivitas ibu nifas yang kurang dapat
menyebabkan kelelahan dan berdampak pada timbulnya
anemia (
 Bidan harus menyampaikan kepada ibu dan keluarga
agar ibu kembali melakukan kegiatan-kegiatan rumah
tangga secara perlahan dan bertahap. Namun harus tetap
melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan
malam.
F. SEKSUAL

 Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan


keluarga. Diskusikan hal ini sejak mulai hamil dan
diulang pada postpartum berdasarkan budaya dan
kepercayaan ibu dan keluarga.
 Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum
dan penurunan hormon steroid setelah persalinan.
 Keinginan seksual ibu menurun karena kadar hormon
rendah, adaptasi peran baru, keletihan (kurang istirahat
dan tidur).
LANJUTAN KEBUTUHAN SEKSUAL
 Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang
lebih 6 minggu) diperlukan karena kembalinya masa
subur yang tidak dapat diprediksi.
 Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu pada
ibu yang tidak menyusui dan kurang lebih 30-36 minggu
atau 4-18 bulan pada ibu yang menyusui
G. LATIHAN DAN AKTIVITAS (SENAM NIFAS)

 Senam nifas dapat dimulai beberapa jam setelah partus,


dari yang ringan sampai yang berat,
 mulai dari menarik napas panjang dengan perut,
mengganti posisi tidur dari terlentang, miring kanan,
miring kiri, atau dengan posisi lain.
 Senam dapat dilakukan 3-4 kali sehari, bergantung pada
kemampuan
 Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-
senam tersebut hendaknya dilakukan secara perlahan
dahulu, lalu semakin lama semakin sering atau kuat.
Senam yang pertama yang paling baik paling aman
untuk memperkuat dasar panggul.
TERIMA KASIH

Wasalamualaikum
Wr.Wb…

Anda mungkin juga menyukai