Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR DAN KEBUTUHAN DASAR

IBU NIFAS

Seventina Nurul Hidayah S.SiT,M.Kes


A. NUTRISI DAN CAIRAN

 Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama
bila menyusui akan meningkat 25%,
 karena berguna untuk proses untuk proses kesembuhan karena sehabis
melahirkan dan untuk memproduksi ASI yang cukup untuk
menyehatkan bayi.
 Ibu nifas akan membutuhkan diet untuk :
* mempertahankan tubuh terhadap infeksi,
* mencegah konstipasi,
*untuk memulai proses pemberian ASI eksklusif.
Kebutuhan gizi yang perlu diperhatikan yaitu :

 Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya.


 Banyak minum, setiap hari harus lebih dari 8 gelas.
 Makan makanan yang tidak merangsang baik secara termis, mekanis,
atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan.
 Batasi makanan yang berbau menyengat.
 Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI
misalnya sayuran hijau.
B. AMBULASI DINI

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing


pasien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya untuk berjalan.
Ambulasi dini ini tidak dibenarkan pada pasien dengan penyakit anemia,
jantung, paru-paru, demam dan keadaan lain yang membutuhkan istirahat.
 Komplikasi kandung kemih, konstipasi,

trombosis vena masa nifas, dan embolisme paru lebih jarang terjadi pada
wanita yang menjalani ambulasi dini setelah melahirkan.
 pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai.
 berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru.
 membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu
kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat.
C. ELIMINASI

 Berkemih harus terjadi dalam 4-8 jam pertama postpartum dan minimal
sebanyak 200 cc.
 Rangsangan untuk berkemih dapat diberikan dengan rendam duduk untuk
mengurangi edema dan relaksasi stingfer, lalu kompres hangat/dingin.
 Bila tidak berhasil dengan cara di atas maka dilakukan kateterisasi. Karena
prosedur kateterisasi membuat klien tidak nyaman dan resiko infeksi saliran
kencing tinggi untuk itu kateterisasi tidak dilakukan sebelum lewat 6 jam
post partum. Douwer kateter diganti setelah 48 jam.
 Untuk memperlancar buang air besar, anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan minum air putih.
 Komplikasi kandung kemih, konstipasi,

trombosis vena masa nifas, dan embolisme paru lebih jarang terjadi pada
wanita yang menjalani ambulasi dini setelah melahirkan.
 berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru.
D. PERSONAL HYGIENE

 Pada masa nifas, seorang ibu akan rentan terhadap infeksi.


 Untuk itu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah
infeksi.
 Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur,
dan lingkungannya.
 Ajari ibu membersihkan daerah genitalnya dengan cara yang baik dan
benar. Infeksi dapat terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinannya jika
luka perineum dirawat denga baik.
Beberapa langkah dalam perawatan diri ibu postpartum :
1. Perawatan Payudara
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu dengan
menggunakan bra yang menyokong payudara.
 Apabila puting susu lecet oleskan kolosterum ataua ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap selesai menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai
dari puting susu yang tidak lecet.
 Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selam 24 jam, asi dikeluarkan
dan diminumkan dengan menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat diberikan paracetamol satu tablet setiap
4-6 jam.
 Jaga kebersihan seluruh tubuh ibu  untuk mencegah infeksi dan alergi kulit
pada bayi.
 Jika puting susu terbenam, lakukan massage payudara secara perlahan dan tarik
keluar secara hati-hati
2. Perawatan Perineum
 Tujuan perawatan perineum adalah pencegahan terjadinya infeksi pada
saluran reproduksi yang terjadi dalam 28 hari setelah kelahiran anak
atau aborsi.
 Lingkup perawatan perineum ditujukan untuk pencegahan infeksi
organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh masuknya
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat
dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung lochea
(pembalut).
E. ISTIRAHAT DAN TIDUR

 Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. Istirahat sangat penting
untuk ibu menyusui. Tindakan rutin di rumah sakit hendaknya tidak mengganggu
istirahat dan tidur ibu.
 Setelah selama sembilan bulan ibu mengalami kehamilan dengan beban kandungan
yang begitu berat, banyak keadaan yang mengganggu lainnya, dan proses persalinan
yang melelahkan,
 Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang atau tidur malam. Jika ibu
mengalami kesulitan tidur di malam hari dan ia tampak gelisah, perlu diwaspadai.
Waspadai juga bila ibu mengalami gangguan psikolosis masa nifas.
 Pola istirahat dan aktivitas ibu nifas yang kurang dapat menyebabkan kelelahan dan
berdampak pada timbulnya anemia.
 Bidan harus menyampaikan kepada ibu dan keluarga agar ibu kembali melakukan
kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan dan bertahap.  Namun harus tetap
melakukan istirahat minimal 8 jam sehari siang dan malam.
F. SEKSUAL

 Kebutuhan seksual sering menjadi perhatian ibu dan keluarga.


Diskusikan hal ini sejak mulai hamil dan diulang pada postpartum
berdasarkan budaya dan kepercayaan ibu dan keluarga.
 Seksualitas ibu dipengaruhi oleh derajat ruptur perineum dan
penurunan hormon steroid setelah persalinan.
 Keinginan seksual ibu menurun karena kadar hormon rendah, adaptasi
peran baru, keletihan (kurang istirahat dan tidur).
 Penggunaan kontrasepsi (ovulasi terjadi pada kurang lebih 6 minggu)
diperlukan karena kembalinya masa subur yang tidak dapat diprediksi.
 Menstruasi ibu terjadi pada kurang lebih 9 minggu pada ibu yang tidak
menyusui dan kurang lebih 30-36 minggu atau 4-18 bulan pada ibu
yang menyusui.
G. LATIHAN DAN AKTIVITAS (SENAM NIFAS)

 Senam nifas dapat dimulai beberapa jam setelah partus, dari yang
ringan sampai yang berat,
 mulai dari menarik napas panjang dengan perut, mengganti posisi
tidur dari terlentang, miring kanan, miring kiri, atau dengan posisi
lain.
 Senam dapat dilakukan 3-4 kali sehari, bergantung pada kemampuan
 Hal yang paling penting bagi ibu adalah agar senam-senam tersebut
hendaknya dilakukan secara perlahan dahulu, lalu semakin lama
semakin sering atau kuat. Senam yang pertama yang paling baik
paling aman untuk memperkuat dasar panggul.
SEKIAN
DAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai