Anda di halaman 1dari 33

LATIHAN FISIK PERUT

Oleh :

Kelompok

Tri Munadiyah 2004225


Tuti Sarasmanti 2004226
Umi Rahayu 2004227
Umiyati 2004228
Ummi Anisah 2004229
Wati Margi Lestari
2004230
Widya wahyu utami
2004231
Wiwik murtiyanti2004232
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KARYA HUSADA SEMARANG
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami

tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam

semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang

kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik

itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan

pembuatan laporan pendahuluan praktik keterampilan NAT dengan judul “Latihan Fisik

Perut ”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih

banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi

makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini

penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru

Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

ii
Kab. Semarang, 10 juni 2021

kelompok

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan 3

C. Manfaat 3

BAB II TINJAUAN TEORI 5

A. Nifas 5

B. Latihan Fisik Perut 13

BAB III PENUTUP 18

A. Kesimpulan 18

B. Saran 18

iv
DAFTAR PUSTAKA 20

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa dua jam setelah lahirnya plasenta sampai 6 minggu

berikutnya. Perawatan ibu nifas meliputi pemenuhan kebutuhan sehari-hari, memeriksa

payudara, uterus, lokia, perineum (luka episiotomi dan hemoroid), kandung kencing dan

psikis ibu, menganjurkan untuk mobilisasi dini ( Manuaba.2010).

Salah satu perawatan ibu nifas adalah menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi

dini, hal ini bertujuan agar ibu merasa lebih sehat dan kuat dengan melakukan latihan otot-

otot perut dan panggul akan kembali normal dan otot perut ibu menjadi kuat kembali,

sehingga faal usus dan kandung kencing lebih baik.

Pada proses kehamilan dan persalinan pastinya akan mengalami banyak perubahan

bentuk tubuh terutama pada bagian perut, maka untuk ibu nifas dapat melakukan latihan

fisik berupa latihan perut untuk membuat perut tetap kencang walaupun sudah memiliki 2

atau 3 orang anak.

1
Latihan perut yang dilakukan oleh ibu setelah melahirkan untuk menjaga otot-otot

perut kuat dan membantu mempertahankan postur tubuh yang baik, menghindari sakit

punggung dan mempercepat kembalinya bentuk tubuh setelah melahirkan ( 2010)

Di luar negeri atau negara-negara barat, telah lama dibiasakan melakukan latihan

fisik dalam waktu nifas untuk ibu-ibu setelah melahirkan. Maksud dan tujuan latihan fisik

pada nifas ini adalah untuk mengembalikan kekuatan otot perut.

Di Indonesia sebaliknya, setiap tempat yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

ibu atau persalinan baik di klinik bersalin, rumah bersalin, PMB maupun rumah sakit

bersalin mengajarkan dan memberikan bimbingan latihan fisik pada ibu-ibu setelah

melahirkan, karena tidak jarang dinegara ini, kita melihat ibu-ibu muda yang baru

mempunyai anak 2 atau 3 orang dinding perutnya sudah begitu kendur dan jika hamil dan

bersalin beberapa kali lagi maka perut ibu sudah tampak seperti perut kelemping atau

perut buncit. Hal ini tidak saja menyebabkan bentuk badan ibu jadi kurang bagus, tetapi

bisa pula mengakibatkan kelainan letak bayi pada kehamilan selanjutnya. Satu-satunya

cara untuk mencegah atau mengurangi kondisi tersebut adalah senantiasa melakukan

latihan badan/ senam nifas sesudah setiap kali persalinan

Dengan meningkatkan kesadaran akan kesehatan, kini kaum perempuan mulai

melakukan olahraga selama nifas. Ini bukan berarti nifas merupakan saat untuk memulai

latihan kebugaran yang berat, apalagi jika sebelumnya tidak aktif secara fisik

2
Namun apabila ibu nifas sudah terbiasa berolahraga secara rutin dimulai dari

sebelum hamil, dan saat hamil, maka pada masa nifas ini ibu juga dianjurkan rutin untuk

berolahraga latihan fisik. Menurut Hellen Farrer (2010) dalam bukunya menyatakan

bahwa kebanyakan ibu nifas enggan untuk melakukan pergerakan, mereka khawatir

gerakan yang dilakukan justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan perdarahan.

Kenyataanya pada ibu nifas yang tidak melakukan senam nifas berdampak kurang baik

seperti timbul perdarahan atau infeksi. Masih banyak ibu-ibu nifas takut untuk bergerak

sehingga menggunakan sebagian waktunya untuk tidur terus menerus.

Hal ini membuat bidan-bidan tertarik untuk melatih ibu-ibu nifas untuk melakukan

latihan fisik berupa latihan perut, agar tidak terjadi ibu nifas memiliki postur tubuh yang

baik dan meningkatkan derajat kesehatan ibu nifas di Indonesia.

3
B. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengembalikan kekuatan otot-otot badan supaya ibu sehat jasmani dan memulihkan

kondisi fisik tubuh seperti semula atau mendekati seperti semula.

2. Tujuan Khusus

Membantu ibu nifas dalam :

a. Mengembalikan rahim pada posisi semula

b. Memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur

c. Meningkatkan gairah hidup

4
d. Mencegah kesulitan BAB dan BAK

e. Memperlancar keluarnya ASI

f. Memperlancar siklus darah

g. Mencegah varises

h. Membantu mengurangi stres pasca melahirkan

i. Mengembalikan kekuatan otot -otot badan ibu

C. Manfaat

1. Bagi Pembaca

Makalah ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat

mempraktikkan latihan fisik perut secara mandiri dirumah.

2. Bagi Penulis

5
Makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya penerapan

asuhan kebidanan tentang latihan perut sebagai salah satu metode alternatif untuk

memperbaiki postur tubuh ibu pada masa nifas

3. Bagi instansi Pendidikan

Makalah ini dapat menjadi ilmu pengetahuan serta pemikiran mengenai latihan perut

sebagai metode alternatif untuk memperbaiki postur tubuh bagi ibu nifas

4. Bagi Masyarakat

Makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya sebagai informasi yang

dapat disampaikan kepada ibu-ibu nifas di sekitar lingkungan masyarakat.

6
5. Bagi Profesi

Makalah ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan

kebidanan terhadap ibu nifas untuk menjaga postur tubuh terutama pada bagian perut.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya

plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi, 2012). Pengertian lainnya, masa

nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Saleha,

2009). Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas (puerperium) masa

yang berlangsung sekitar 6 minggu yang dimulai beberapa jam setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

1. Tahapan masa nifas Menurut Anggraini (2010), tahapan masa nifas dibagi atas:

8
a. Puerperium dini Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan - jalan.

b. Puerperium intermedial Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia yang lamanya 6–8 minggu.

c. Remote puerperium Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih

dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau

tahunan.

2. Perubahan Dalam Masa Nifas

a. Perubahan pada Sistem Reproduksi

1) Involusi uterus dan pengeluaran lochea.

Involusi uterus merupakan proses setelah plasenta lahir, uterus

merupakan organ yang keras karena retraksi dan kontraksi otot-otot uterus,

sehingga pembuluh darah yang semula terbuka bisa menutup. Otot uterus

terdiri dari 3 lapisan yang memiliki bentuk menyerupai anyaman sehingga

menutupnya pembuluh darah dapat sempurna. Setelah 2 hari fundus uteri 3

jari dibawah pusat ukuran semakin mengecil dan prosesnya sangat cepat,

9
sehingga pada hari ke 10 uterus sudah tidak teraba lagi, dan sampai 6

minggu ukurannya kembali yang normal seperti sebelum hamil.

Pada saat involusi terjadi setiap masing masing sel menjadi lebih kecil

diakibatkan pembuangan cytoplasmanya yang berlebihan. Involusi

disebabkan oleh proses autolisis pada zat protein dinding rahim diabsorpsi,

dipecah, dan kemudian dibuang dengan air kencing. Bagian lapisan dan

stratum spongiosum yang tersisa menjadi nekrosis dan keluar bersama

dengan lochea, sedangkan lapisan yang sehat akan menghasilkan jaringan

epitel endometrium baru. Stroma baru dibentuk dari jaringan ikat diantara

kelenjar sedangkan epitel baru terjadi dengan proliferasi sel kelenjar.

(2) Involusi tempat melekatnya plasenta.

Setelah selesai proses persalinan tempat melekatnya plasenta

merupakan tempat dengan permukaan tidak rata, kasar, dan kira-kira

besarnya setelapak tangan. Luka dengan cepat mengecil sebesar 3-4 cm

pada akhir minggu ke 2 dan pada akhir nifas 1-2 cm. Pemulihan pada masa

nifas bekas melekatnya placenta mengandung banyak sumbat pada

pembuluh darah besar oleh trombus. Pada luka bekas melekatnya placenta,

endometrium tumbuh dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka dan pinggir

luka.

(3) Lochea

10
Merupakan cairan yang pertama keluar dari vagina pada masa nifas.

Lochea berupa secret yang berasal dari luka bekas melekatnya plasenta

dalam uterus. Maka sifat lochea berubah seperti secret luka berubah

menurut tingkatan penyembuhan luka. Lochea rubra keluar pada hari 1 - 2

hari berupa darah Setelahnya lochea serosa pada hari ke 2-4 hari yang

berupa darah encer dan lochea alba pada hari ke 10 berupa cairan putih atau

kekuning kuningan, warna ini disebabkan karena banyak leukocyte. Lochea

memiliki bau khas amis dan yang berbau busuk yang menandakan adanya

infeksi yang terjadi.

b. Perubahan pada vagina dan serviks

Beberapa hari setelah persalinan, masih dapat dilalui dengan 2 jari,

pinggir ostium eksternum retak-retak dan tidak rata karena robekan dalam

proses persalinan serta adanya hiperplasia, robekan serviks dan retraksi yang

sembuh, tetapi ostium eksternum tidak dapat serupa seperti sebelum hamil jika

involusi sudah selesai. Vagina yang meregang waktu proses persalinan akan

mencapai ukuran-ukurannya normal pada minggu ke 3 post partum rugae

mulai nampak kembali.

c. Perubahan Sistem Endokrin

Selama periode postpartum terjadi perubahan hormon yang meningkat.

Perubahan hormon plasenta yang mengalami penurunan yang signifikan

setelah persalinan. Penurunan hormon HPL, progesteron, estrogen dan

plasenta enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan,

11
mengakibatkan kadar gula dalam darah mengalami penurunan pada masa

nifas. Penurunan hormon yang sangat cepat pada Human Chorionic

Gonadotropin (HCG) dan mengalami penetapan sampai 10% dalam 3 jam s/d

hari ke-7.

Hormon pituitari, kadar prolaktin dalam darah meningkat dengan cepat

dan pada wanita yang tidak menyusui akan mengalami penurunan prolaktin

dalam waktu 2 minggu. Pada fase konsentrasi folikuler, LH dan FSH

meningkat pada Minggu ke 3 dan LH akan menurun saat terjadi ovulasi.

Hormon oksitosin akan diproduksi pada ibu yang memilih untuk menyusui

bayinya, dikarenakan isapan dari bayi dapat merangsang pengeluaran air susu,

hormon oksitosin lagi serta membantu uterus kembali ke ukuran normal bagi

ibu yang tidak menyusui dan menyusui akan mempengaruhi lamanya

mendapatkan menstruasi. Biasanya menstruasi yang pertama bersifat anovulasi

dikarenakan rendahnya progesteron dan estrogen. Pada umumnya ibu yang

tidak menyusui 50% siklus pertama anovulasi dan untuk ibu yang menyusui

80% menstruasi pertama anovulasi. ibu yang tidak menyusui sekitar 40%

menstruasi setelah 6 minggu, 655 setelah 12 minggu dan 905 setelah 24

minggu, sedangkan ibu yang menyusui sekitar 15% mendapat menstruasi

selama 6 minggu dan 45% setelah 12 minggu.

d. Perubahan Sistem Perkemihan

Ginjal, pelvis dan ureter mengalami peregangan serta dilatasi selama

masa kehamilan akan kembali normal pada Minggu ke 4 masa nifas.

12
Pemeriksaan sistotopik setelah melahirkan menunjukkan apakah dinding

sistem perkemihan menjadi hiperemi dan oedema serta sering kali terdapat

ekstravasasi darah pada bagian submukosa. Sekitar 40% wanita pada masa

nifas mengalami proteinuria yang non patologis setelah melahirkan sampai 2

hari melahirkan. Diuresis normal dimulai setelah bersalin sampai hari ke 5

melahirkan. Jumlah urine per hari melebihi 3000 ml.

e. Perubahan Sistem Pencernaan

Beberapa perubahan sistem pencernaan masa nifas antara lain kadar

progesteron yang menurun akan memulihkan sistem pencernaan yang

mengalami perubahan pada masa hamil, asuhan yang dapat diberikan pada ibu

nifas yaitu menganjurkan banyak minum dalam sehari 3 liter air,

memperbanyak konsumsi makanan berserat dan buah, biasakan tidak menunda

BAB, dan jika diperlukan menggunakan obat pencahar untuk melunakkan

feses. Sekresi saliva kembali normal dan yang terakhir asam lambung normal.

f. Perubahan Pada Sistem Muskuloskeletal

Setelah selesai proses persalinan dinding perut akan longgar karena

terjadi peregang sangat lama, akan pulih dalam 6 minggu. Fasia, ligamen,

setra diafragma pelvis yang meregang pada proses persalinan, setelah proses

lahirnya bayi, secara perlahan-lahan menjadi menyempit dan pulih kembali.

Pemulihan secara sempurna akan terjadi sekitar 6 sampai 8 minggu setelah

13
melahirkan. Karena putusnya serat elastin kulit pada saat hamil, dinding perut

masih kendur dan lunak pada sementara waktu dan akan pulih dengan latihan.

g. Perubahan Tanda –Tanda Vital

(1) Suhu

Perubahan suhu tubuh dalam waktu 24 jam postpartum akan

mengalami peningkatan sekitar 37,5ºC sampai dengan 38 ºC yang akan

merupakan proses persalinan dimana ibu mengalami kehilangan cairan

yang banyak dan kelelahan. Hari ke-3 suhu akan meningkat kembali

karena proses pembentukan ASI, payudara menjadi keras, bengkak,

berwarna merah dan terasa penuh. Peningkatan suhu dapat disebabkan

karena adanya infeksi pada mastitis, endometrium, dan infeksi traktus

urogenitalis. Harus diwaspadai jika suhu lebih dari 38ºC dalam 2 hari

berturut-turut dalam 10 hari pertama postpartum dan harus diobservasi

minimal 4 kali sehari.

(2) Nadi

Denyut nadi normalnya pada orang dewasa sekitar 60-80 x/menit.

Setelah proses persalinan denyut nadi akan lebih cepat. Denyut nadi yang

cepat (>100x/menit) disebabkan karena perdarahan atau infeksi

postpartum yang tertunda.

(3) Pernafasan

Pernafasan berkait dengan kondisi denyut nadi dan suhu. Apabila

suhu dan nadi tidak normal, pernafasan juga tidak akan normal. Kecuali

14
pada keadaan gangguan saluran pernafasan. Umumnya pernafasan

cenderung lambat atau normal karena ibu dalam kondisi pemulihan atau

saat beristirahat. Bila pernafasan cepat lebih dari 30x/menit mungkin

diikuti oleh tanda –tanda shock.

(4) Tekanan Darah

Tekanan darah relatif rendah karena ada proses kehilangan darah pada

proses persalinan. Tekanan darah tinggi dapat diindikasikan adanya

preeklamsia pada masa postpartum.

h. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Segera setelah bayi lahir, kerja jantung mengalami peningkatan 80%

lebih tinggi daripada sebelum persalinan karena autotransfusi dari

uteroplasenter. Resistensi pembuluh perifer meningkat karena hilangnya

proses uteroplasenter. Kembali normal setelah 3 minggu.

i. Perubahan Sistem Hematologi

Jumlah kehilangan darah yang normal dalam persalinan adalah :

Persalinan pervaginam : 300-400 ml Persalinan sectio secaria : 1000 ml

Histerektomi sesarea : 1500 ml

Total volume darah kembali normal dalam waktu 3 minggu postpartum.

Jumlah sel darah putih akan meningkat terutama pada kondisi persalinan lama

berkisar 25000-30000. Semua ini dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi dari

15
ibu. Selama Minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen, dan plasma

serta faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama post

partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun. Namun, darah

lebih mengental dengan peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah

Leukositosis yang meningkat di mana jumlah sel darah putih dapat

mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari

pertama dari masa postpartum. jumlah sel darah putih tersebut masih bisa naik

lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya kondisi patologis jika wanita

tersebut mengalami persalinan lama. Jumlah hemoglobin, hematokrit dan

eritrosit akan sangat bervariasi. Apalagi pada awal-awal masa postpartum

sebagian akibat dari volume darah, volume plasenta dan tingkat ini akan

dipengaruhi oleh status gizi dan hindari wanita tersebut. Kira-kira selama

kelahiran dan masa postpartum terjadi kehilangan darah pada kehamilan

diasosiasikan dengan peningkatan sel darah dan hemoglobin pada hari ke 3-7

postpartum dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu postpartum.(Sutanto

2019)

j. Sistem Neurologi

Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan

adaptasi neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang

dialami wanita saat bersalin dan melahirkan.

16
Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan akan

menghilang setelah wanita melahirkan. Eliminasi edema fisiologis melalui

diuresis setelah bayi lahir menghilangkan sindrom carpal tunnel dengan

mengurangi kompresi saraf median. Rasa baal dan

kesemutan (tingling) periodik pada jari yang dialami 5% wanita hamil

biasanya hilang setelah anak lahir, kecuali jika mengangkat dan memindah-

kan bayi memperburuk keadaan. Nyeri kepala memerlukan pemeriksaan yang

cermat. Nyeri kepala pasca partum bisa disebabkan berbagai keadaan,

termasuk hipertensi akibat kehamilan (PIH), stres, dan kebocoran cairan

serebrospinalis ke dalam ruang ekstradural selama jarum epidural diletakkan di

tulang punggung untuk anestesi. Lama nyeri kepala bervariasi dari satu sampai

tiga hari sampai beberapa minggu, tergantung pada penyebab dan efektivitas

pengobatan.

17
B. Latihan Fisik Perut Masa Nifas

Latihan otot perut adalah jenis latihan untuk membentuk dan meningkatkan

kekuatan otot perut, serta mengecilkan ukuran perut. Tidak hanya itu, latihan ini juga

dapat meningkatkan fungsi tulang belakang dan punggung bagian bawah, melatih

pernapasan, serta menjaga kelenturan dan keseimbangan tubuh.

Latihan Perut merupakan upaya untuk menjaga otot-otot perut tetap kuat dan akan

membantu mempertahankan postur yang baik, menghindari sakit punggung dan

mempercepat kembalinya bentuk tubuh setelah melahirkan. Ada 4 lapisan otot perut

yang mendukung sis perut. Lapisan ini bekerja bersama dengan otot-otot batang tubuh

lainnya untuk menekuk badan ke depan atau kesamping, memutar batang tubuh,

mengangkat panggul dan membantu pernapasan. Karena pada saat proses kehamilan

rahim membesar membuat otot-otot ini meregang, untuk latihan yang melatih otot-otot

perut ibu nifas tanpa menyebabkan ketegangan berlebihan, berikut ini tahapan latihan

perut

18
1. Goyangkan panggul atau miring. Menarik didasar panggul dan otot perut bagian

bawah dan Tahan selama 5 menit, bernafas secara normal

2. Knee rolling, berbaring dan memutar kedua lutut lembut ke setiap sisi, menjaga

bahu dasar, merilekskan tubuh, bernafas dalam-dalam

3. Otot inti (perut dalam dan dasar panggul) duduk tegak, rileks bagian bawah perut

letakkan ke dalam tangan, bernapas secara normal, menarik otot-otot dasar

panggul dan tarik perlahan perut jauh dari tangan. Tahan selama 5 detik

kemudian rileks

4. Duduk memutar. Duduk di depan kursi dengan tangan di paha, tulang belakang

memperpanjang, dada terbuka. Putar untuk menempatkan tangan kiri di luar lutut

kanan, tangan kanan di belakang meluruskan kepala dengan dada. Ulangi pada

sisi yang berlawanan

5. Butterfly, duduk tinggi di depan kursi, tangan bersama-sama didepan wajah, kaki

rata di lantai, buka lengan dan menarik tulang belikat bersama-sama. Jaga bahu

rileks

19
LATIHAN FISIK PERUT

1 PENGERTIAN Latihan Perut pada ibu nifas adalah kegiatan yang


dilakukan guna membantu ibu nifas dalam
merelaksasikan tubuh sebab stress pasca melahirkan
2 TUJUAN

1. Mengembalikan rahim pada posisi semula


2. Memperbaiki elastisitas otot yang telah mulur
3. Meningkatkan gairah hidup
4. Mencegah kesulitan BAB dan BAK
5. Memperlancar keluarnya ASI
6. Memperlancar siklus darah
7. Mencegah varises
8. Membantu mengurangi stres pasca melahirkan
9. Mengembalikan kekuatan otot -otot badan ibu

3 INDIKASI ibu pasca melahirkan


4 KONTRAINDIKASI

1. Ibu yang menderita anemia berat


2. Ibu yang mempunyai kelainan seperti jantung
dan paru-paru(normal 80% jantung lebih berat
bekerja 🡪 apalagi penyakit jantung BR min 3
mgg)
3. Ibu nifas dengan komplikasi yang belum
teratasi (PE)
4. Ibu nifas dengan SC (sectio caesarea)
5. Ibu nifas dengan Hipertensi
6. Ibu nifas dengan Diabetes Melitus (DM Tipe
1), dengan pengobatan insulin
7. Riwayat perdarahan pervaginam

20
5 PERSIAPAN
PASIEN
1. Berikan salam, perkenalkan diri dan
identifikasi klien dengan memeriksa identitas
klien
2. Menjelaskan tujuan latihan
3. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang
akan dilakukan. Berikan kesempatan pasien
untuk bertanya dan jawaban semua pertanyaan
klien
4. Mengkaji keadaan umum pasien
5. Mengukur tanda tanda vital pasien
6. Pasien dipersilahkan untuk mengikuti latihan

6 PERSIAPAN ALAT

1. Arloji
2. Matras / karpet
3. Kursi
4. Ruang yang nyaman dan tenang

CARA KERJA

Beritahu klien bahwa tindakan akan segera dimulai

21
1. Cek alat-alat yang akan digunakan
2. Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur klien
3. Atur lingkungan yang nyaman dan jaga privasi klien
4. Cuci tangan
5. Anjurkan pasien untuk tidur diatas matras/ karpet

6. Goyangkan panggul atau miring. Menarik didasar panggul dan otot


perut bagian bawah dan Tahan selama 5 menit, bernafas secara
normal

7. Knee rolling, berbaring dan memutar kedua lutut lembut ke setiap


sisi, menjaga bahu dasar, merilekskan tubuh, bernafas dalam-dalam

22
8. Meminta klien untuk duduk di kursi
9. Otot inti (perut dalam dan dasar panggul) duduk
tegak, rileks bagian bawah perut letakkan ke dalam
tangan, bernapas secara normal, menarik otot-otot
dasar panggul dan tarik perlahan perut jauh dari
tangan. Tahan selama 5 detik kemudian rileks

10. Duduk memutar. Duduk di depan kursi dengan


tangan di paha, tulang belakang
memperpanjang, dada terbuka. Putar untuk menempatkan tangan kiri
di luar lutut kanan, tangan kanan di belakang meluruskan kepala
dengan dada. Ulangi pada sisi yang berlawanan

11. Butterfly, duduk tinggi di depan kursi, tangan bersama-sama didepan

23
wajah, kaki rata di lantai, buka lengan dan menarik tulang belikat
bersama-sama. Jaga bahu rileks

12. Evaluasi respon klien


13. Berikan reinforcement positif
14. Lakukan kontak untuk latihan kembali
15. Cuci tangan
16. Akhiri pertemuan dengan baik

8 HASIL
Dokumentasi

1. tanggal/ jam tindakan


2. Respon klien selama tindakan (respon subyektif dan respon objektif)

Catat hasil yang telah dilakukan

24
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa nifas (puerperium) masa yang berlangsung sekitar 6 minggu yang dimulai

beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil. Tahapan masa nifas menurut anggraini (2010), tahapan

masa nifas dibagi atas: Puerperium dini, Puerperium intermedial, Remote puerperium.

Ada beberapa keluhan pada masa nifas ini terutama pada kebutuhan ibu nifas yaitu

kebutuhan akan penampilan yang tidak seperti dulu, saat ini ada beberapa latihan fisik

yang dapat membuat ibu nifas percaya diri kembali yaitu latihan fisik perut yaitu bertujuan

untuk mengembalikan perut yang kendor menjadi seperti sebelum hamil

Latihan perut merupakan upaya untuk menjaga otot-otot perut tetap kuat dan akan

membantu mempertahankan postur yang baik, menghindari sakit punggung dan

mempercepat kembalinya bentuk tubuh setelah melahirkan. Ada 4 lapisan otot perut yang

mendukung sis perut. Lapisan ini bekerja bersama dengan otot-otot batang tubuh lainnya

untuk menekuk badan ke depan atau kesamping, memutar batang tubuh, mengangkat

panggul dan membantu pernapasan

B. SARAN

25
1. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan dapat mempraktikan latihan fisik

perut secara mandiri dirumah.

2. Bagi Penulis

Diharapkan menambah ilmu pengetahuan bagi penulis khususnya penerapan asuhan

kebidanan tentang latihan perut sebagai salah satu metode alternatif untuk memperbaiki

postur tubuh ibu pada masa nifas

3. Bagi instansi Pendidikan

26
Diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan serta pemikiran mengenai latihan perut

sebagai metode alternatif untuk memperbaiki postur tubuh bagi ibu nifas

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya sebagai informasi yang dapat

disampaikan kepada ibu-ibu nifas di sekitar lingkungan masyarakat.

5. Bagi Profesi

Diharapkan menjadi bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan

terhadap ibu nifas untuk menjaga postur tubuh terutama pada bagian perut.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati,E,R.Wuluandari D.2011. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia


Press
Dewi, V,N,L. Sunarsih, T 2011. Asuhan kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Salemba Medika
Wulandari,S,R,Handayani,S .2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas .Yogyakarta :Gosyen
Publishing
Simkin, Penny. Janet Whalley Dan Ann Kepler.2010.Panduan Lengkap Kehamilan,
Melahirkan Dan Bayi. Jakarta: EGC
Purwandari ,Atik. 2011. Konsep Kebidanan Sejarah Dan Profesionalisme. Jakarta: EGC

28

Anda mungkin juga menyukai