Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN POST SECTIO CAESAREA


Pokok Bahasan

: Perawatan Sectio Caesarea

Sub Pokok Bahasan

: Mobilisasi Post SC, Nutrisi Ibu Menyusui dan Perawatan Payudara

Sasaran

: Pasien, keluarga pasien dan pengunjung ruang Anggrek,


RSUD Banyumas

Target

: Ibu post partum dengan section caesarea

Hari/ tanggal

Jam

Waktu pertemuan

: 40 menit

Tempat

I. LATAR BELAKANG
Sekarang ini tidak sedikit perempuan yang menjalani operasi caesar. Banyak alasan
yang dikemukakan untuk melaksanakan tindakan bedah itu. Mulai gangguan pada ibu, janin,
hingga keinginan untuk mendapatkan tanggal istimewa bagi si mungil.
Persalinan dengan seksio caesarea berhubungan dengan peningkatan 2 kali lipat
risiko morbiditas dan mortalitas ibu dibandingkan pada persalinan vaginal. Kematian ibu
akibat risiko operasi caesar menunjukkan angka 1 per 1.000 persalinan. Di Amerika Serikat
pada tahun 1965 sampai dengan 1978 dilaporkan bahwa angka kematian ibu terjadi satu di
antara 1.635 operasi (Petitti 1983), dan ditegaskan bahwa hanya setengah dari kematian
tersebut benar-benar disebabkan langsung dari operasi caesar.
Ada pendapat mengatakan bahwa trauma lahir jauh lebih kecil pada operasi caesar
dibanding persalinan per vaginam, akan tetapi tetap harus diingat bahwa operasi caesar
berisiko pada ibu. Menurut Bensons dan Pernolls, angka kematian pada operasi caesar adalah
40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan risiko 25 kali lebih besar
dibanding persalinan per vaginam. Untuk kasus karena infeksi mempunyai angka 80 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan per vaginam.
II. TUJUAN
a. Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, peserta dapat memahami
tentang pentingnya mobilisasi dini setelah dilakukan operasi caesar, pentingnya nutrisi
pada ibu menyusui, dan perawatan payudara setelah melahirkan.

b. Khusus
Setelah diberi penyuluhan pasien dan keluarga pasien mampu memahami tentang :
1. pengertian mobilisasi
2. tahap-tahap mobilisasi post SC
3. menyebutkan tujuan mobilisasi post SC
4. menyebutkan manfaat dari mobilisasi post SC
5. menyabutkan kerugian dari mobilisasi post SC
6. menyebutkan alasan pentingnya nutrisi yang baik untuk ibu menyusui
7. menyebutkan syarat-syarat makanan bagi ibu menyusui
8. menyebutkan macam zat nutrisi yang harus dikonsumsi ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi selama menyusui
9. menyebutkan jenis-jenis makanan yang mengandung nutrisi dan harus
dikonsumsi oleh ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui
10. menyebutkan takaran makanan yang harus dipenuhi per hari untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui.
11. Menyebutkan tentang perawatan payudara

III.

METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

IV.

MEDIA
a. Leaflet
b. LCD

V.

MATERI
Materi (terlampir) :
1. pengertian mobilisasi
2. tahap-tahap mobilisasi post SC
3. tujuan mobilisasi post SC
4. manfaat dari mobilisasi post SC

5.

kerugian dari mobilisasi post SC

6.

alasan pentingnya nutrisi yang baik untuk ibu menyusui

7.

syarat-syarat makanan bagi ibu menyusui

8.

macam zat nutrisi yang harus dikonsumsi ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
selama menyusui

9.

jenis-jenis makanan yang mengandung nutrisi dan harus dikonsumsi oleh ibu untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi selama menyusui

10. takaran makanan yang harus dipenuhi per hari untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
selama menyusui.

VI.

KEGIATAN PENYULUHAN
No
1

Kegiatan Penyuluh
Pendahuluan
Memberi salam
Memperkenalkan diri
Memberi pertanyaan apersepsi
Mengkomunikasikan pokok bahasan
Mengkomunikasikan tujuan
Kegiatan Inti
Menjelaskan :

pengertian mobilisasi

tahap-tahap mobilisasi post SC

tujuan mobilisasi post SC

manfaat dari mobilisasi post SC

kerugian dari mobilisasi post SC

alasan pentingnya nutrisi yang baik


untuk ibu menyusui

syarat-syarat makanan bagi ibu


menyusui

macam zat nutrisi yang harus


dikonsumsi ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi selama menyusui

jenis-jenis makanan yang mengandung


nutrisi dan harus dikonsumsi oleh ibu

Waktu

Kegiatan Peserta

Menjawab
salam
Mendengarkan
Mendengarkan
Mendengarkan

30

Memperhatikan
dengan
seksama

Memperhatikan
dengan
seksama

untuk memenuhi kebutuhan nutrisi


selama menyusui

takaran makanan yang harus dipenuhi


per hari untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi selama menyusui.

Perawatan payudara
Penutup
Menyimpulkan
materi penyuluhan
bersama peserta
Memberikan evaluasi secara lisan
Memberikan salam penutup
Total

Memperhatikan
Menjawab

40

VII. PENGORGANISASIAN
Koordinator

: Budiono

Penyuluh

: Lisbet

Notulen

: Lili Apriliani

Fasilitator

: Laxmitya Hapsari
Safitriana

Observer

: Ida Yuni

Timer

: Eka Sefrina

Moderator

: Yeni Tandi

Dokumentasi

: Agustina Sandramustika

`VIII. SETTING TEMPAT


1

IX. EVALUASI

1
2
3
4
5
6

=
=
=
=
=
=
=

peserta penyuluhan
Koordinator
Moderator dan Timer
Presenter
Dokumentator dan Observer
Fasilitator
Notulen

A. Kriteria evaluasi:
a. Peserta mampu menjelaskan mobilisasi post Sectio Cesarean
b. Peserta mengetahui nutrisi untuk ibu post Sectio Cesarean
c. Peserta mengetahui tentang perawatan payudara setelah melahirkan.

X. REFERENSI
http://batampos.co.id/
http://www.ayahbunda.co.id/
http://irmanthea.blogspot.com
http://www.surabaya-ehealth.org/
http://susternada.blogspot.com/2007/07/mobilisasi-pasca-cesar.html
http://www.suaradokter.com/2009/01/perawatan-luka-di-rumah-secara-umum/
http://jilbab.or.id/archives/161-seluk-beluk-sesar/
http://httpyasirblogspotcom.blogspot.com/2009/02/tingkat-pengetahuan-klien-terhadap.html
http://www.perawatonline.com/index.php/artikel-keperawatan/8-kep-medikal-bedah/26perawatan-luka-dahulu-dan-sekarang

LAMPIRAN MATERI
MOBILISASI POST SC
1. Definisi Mobilisasi Dini
Mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing penderita
keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
(Soelaiman,1993).
Mobilisasi ibu post partum adalah suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan ibu setelah beberapa jam melahirkan dengan persalianan Caesar.
Mobilisasi dini merupakan faktor yang menonjol dalam mempercepat pemulihan pasca
bedah dan dapat mencegah komplikasi pasca bedah. Banyak keuntungan bisa diraih
dari latihan ditempat tidur dan berjalan pada periode dini pasca bedah. Mobilisasi
sangat penting dalam percepatan hari rawat dan mengurangi resiko-resiko karena tirah
baring lama seperti terjadinya dekubitus, kekakuan/penegangan otot-otot di seluruh
tubuh dan sirkulasi darah dan pernapasan terganggu, juga adanya gangguan peristaltik
maupun berkemih. Sering kali dengan keluhan nyeri di daerah operasi klien tidak mau
melakukan mobilisasi ataupun dengan alasan takut jahitan lepas klien tidak berani
merubah posisi. Disinilah peran perawat sebagai edukator dan motivator kepada klien
sehingga klien tidak mengalami suatu komplikasi yang tidak diinginkan.
2. Tujuan Mobilisasi Membantu jalannya penyembuhan penderita / ibu yang sudah
melahirkanMobilisasi yang dilakukan meliputi:
3. Manfaat Mobilisasi Dini Menurut Mochtar (1995), manfaat mobilisasi bagi ibu post
operasi adalah :
1) Penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan early ambulation. Dengan bergerak,
otot otot perut dan panggul akan kembali normal sehingga otot perutnya menjadi kuat
kembali dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu merasa sehat dan
membantu memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan.Faal usus dan kandung
kencing lebih baik. Dengan bergerak akan merangsang peristaltic usus kembali normal.
Aktifitas ini juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.
2) Mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat anaknya.
Perubahan yang terjadi pada ibu pasca operasi akan cepat pulih misalnya kontraksi

uterus, dengan demikian ibu akan cepat merasa sehat dan bias merawat anaknya dengan
cepat.
3) Mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, dengan mobilisasi sirkulasi darah
normal/lancar sehingga resiko terjadinya trombosis dan tromboemboli dapat
dihindarkan.
4. Kerugian Bila Tidak Melakukan Mobilisasi :
1) Peningkatan suhu tubuh Karena adanya involusi uterus yang tidak baik sehingga
sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi dan salah satu dari tanda
infeksi adalah peningkatan suhu tubuh.
2) Perdarahan yang abnormal. Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik
sehingga fundus uteri keras, maka resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan,
karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah yang terbuka
3) Involusi uterus yang tidak baik. Tidak dilakukan mobilisasi secara dini akan
menghambat pengeluaran darah dan sisa plasenta sehingga menyebabkan terganggunya
kontraksi uterus
5. Tahap-tahap Mobilisasi Dini :
Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini dilakukan secara bertahap berikut ini akan
dijelaskan tahap mobilisasi dini pada ibu post operasi seksio sesarea :
1) Setelah operasi, pada 6 jam pertama ibu paska operasi seksio sesarea harus tirah
baring dulu. Mobilisasi dini yang bisa dilakukan adalah menggerakkan lengan, tangan,
menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat tumit,
menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.
2) Setelah 6-10 jam, ibu diharuskan untuk dapat miring kekiri dan kekanan mencegah
trombosis dan trombo emboli.
3) Setelah 24 jam ibu dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
4) Setelah ibu dapat duduk, dianjurkan ibu belajar berjalan.

Mobilisasi yang dilakukan meliputi:


Hari ke 1 :
Lakukan miring ke kanan dan ke kiri yang dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita / ibu
sadar. Latihan pernafasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sedini mungkin setelah
sadar
Hari ke 2 :
Ibu

dapat

duduk

menit

dan

minta

untuk

bernafas

dalam-dalam

lalu

menghembuskannya disertai batuk- batuk kecil yang gunanya untuk melonggarkan pernafasan
dan sekaligus menumbuhkan kepercayaan pada diri ibu/penderita bahwa ia mulai pulih.
Kemudian posisi tidur terlentang dirubah menjadi setengah duduk.
Selanjutnya secara berturut-turut, hari demi hari penderita/ibu yang sudah melahirkan
dianjurkan belajar duduk selama sehari, belajar berjalan kemudian berjalan sendiri pada hari ke
3 sampai 5 hari setelah operasi.
Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat membantu
penyembuhan ibu.
Setelah pulang dari Rumah sakit atau klinik bersalin, semua aktivitas/kegiatan yang
dilakukan ibu hendaknya masih pelan dan hati-hati (tidak melakukan pekerjaan yang berat).
Ibu dianjurkan memperbanyak porsi istirahat, tetapi jangan hanya tiduran di tempat tidur.
Aktifitas ringan dapat mencegah terbentuknya bekuan darah pada kaki. Ibu juga dianjurkan
untuk menghindari mengangkat benda berat melebihi berat bayi atau naik tangga. Hal tersebut
menghindarkan rasa nyeri pada perut. Wanita yang baru menjalani caesar disarankan
melakukan exercise. Pelaksanaannya sekitar empat minggu setelah operasi. Latihan yang bisa
dipilih adalah yoga dan senam ringan. Senam kegel, misalnya, bermanfaat mengencangkan
otot-otot kewanitaan. Beraneka latihan tersebut diharapkan mengembalikan bobot ideal dan
bentuk tubuh "cantik" seperti sebelum hamil. '
NUTRISI UNTUK IBU POST SECTIO CESAREAN
Pasca operasi, kebutuhan kalori dan protein dalam tubuh ibu akan meningkat 20-50
persen. Oleh karena itu ibu membutuhkan diet tinggi protein baik protein nabati maupun
protein hewani yang berguna untuk mempercepat penyembuhan luka. Yang termasuk protein
nabati dan hewani misalnya ayam, daging, putih telur, serta ikan laut. Ibu juga dapat
mengonsumsi makanan kaya fiber (serat) yang banyak terkandung dalam sayur-sayuran dan
buah-buahan sehingga. dapat mengurangi konstipasi (sulit buang air besar) pascabedah.
Makanan bergizi terdapat pada sayuran hijau, lauk-pauk dan buah. Konsumsi sayur hijau
seperti bayam, sawi, kol dan sayur hijauh lainnya menjadi sumber makanan bergizi. Selama

periode penyembuhan luka post operasi SC ibu juga dianjurkan meningkatkan intake vitamin,
antara lain :
Vitamin A untuk membantu pembentukan jaringan yang luka. Sumber vitamin A banyak
antara lain :
-

Umbi-umbian: ubi kuning, ubi kuning kukus, ubi jalar merah, ubi rambat merah,

Biji-bijian : kacang ercis dan kacang merah

Sayuran: bakung, bayam, bunkil daun talas, bayam merah, daun genjer, daun kacang
panjang, serta daun hijauan lainnya, Gandaria, kacang panjang, kankung, kol cina,
labu kuning, pak soy, putri malu, ranti muda sawi, semanggi, terong hintalo dan
wortel.

Buah-buahan; apel, kesemek, mangga, pepaya, pisang, sawo serta sukun.

Hewani; daging ayam, bebek, ginjal domba, hati sapi, hati ayam, sosis hati, berbagai
jenis ikan (baronang, cakalang, gabus, kawalinya, kima, lehoma, malugis, rajungan,
sarden, sunu, titang dan tongkol), telur dan juga telur ikan asin.

Hasil olahan lainnya; kepala susu, mentega, minyak ikan, minyak kelapa sawit,
tepung ikan serta tepung susu.

Vitamin B1 untuk mensintesis kolagen, banyak terdapat dalam gandum, daging, susu, kacang
hijau, ragi, beras, telur
Vitamin B6 untuk mempercepat proses penyembuhan. Sumber vitamin B6 antara lain
kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, unggas (itik, ayam
dll), kentang, beberapa sayuran hijau dan buah berwarna ungu.
Vitamin C untuk mempercepat pembentukan kolagen dan elastin, juga untuk mempercepat
pertumbuhan. Vitamin C banyak terdapat dalam jambu klutuk atau jambu batu, jeruk,
tomat, nanas, buah beri, dan sayuran hijau, asparagus, avocado, black currants, kobis
bunga, anggur, kubis, lemon, biji sawi hijau, bawang, strawberri dan selada air.
Vitamin E untuk membantu menghilangkan bekas luka. Sumber vitamin E antara lain ikan,
ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, vitamin E
banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak kacang,
minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu, vitamin
E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacang-kacangan
dan mentega.
Zn untuk menstimulasi proses penyembuhan luka. Zn banyak terdapat dalam daging merah,
kerang dan hati. Sumber lainnya susu, telur, kacang, kacang polong dan ragi kering.

Lemak essensial untuk menyempurnakan proses penyembuhan luka. Banyak terkandung


dalam tuna, kod, sardin, kerang, minyak kedelai, biji blewah, sayuran berdaun, dan walnut.
Ada beberapa syarat makanan bagi ibu menyusui, yakni:
1. Jumlah dan mutu harus lebih baik dari makanan wanita yang tidak menyusui.
2. Makanan harus seimbang dan bervariasi.
3. Hendaknya tidak menggunakan bahan makanan yang bersifat merangsang seperti bumbubumbu yang terlalu pedas.
4. Mengutamakan sayur-sayuran terutama sayuran berwarna hijau dan buah-buahan sebagai
sumber vitamin dan mineral.
5. Minum air paling sedikit 8 gelas setiap hari dan jangan lupa untuk minum susu.
Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
1. Buatlah setiap gigitan berarti Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu
yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
2. Semua kalori tidak diciptakan setara. Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai
dengan kebutuhan.
3. Jika anda kelaparan, maka bayi juga. Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena
dapat memperpendek umur dan daya hidup.
4. Jadilah ahli efesiensi. Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting
sesuai dengan kebutuhan nutrisi selama laktasi.
5. Karbohidrat adalah isu komplek. Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral,
sehingga menghasilkan air susu yang baik dan cukup.
6. Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah. Kalori yang berasal dari
gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis dikurangi.
7. Makanlah makanan yang alami. Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya
sehingga akan mengurangi nilai gizi air susu.
8. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan bermanfaat
untuk kesehatan keluarga. Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau
merokok. Hal tersebut akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan
pada ibu dan bayi.
TAKARAN
Tak perlu bingung membayangkan tambahan energi yang harus dicapai ibu yang sedang
menyusui dalam sehari. Tambahan energi sebanyak 500-550 Kalori per hari dapat dicapai
dengan meningkatkan jumlah makanan yang dikonsumsi. Patut diingat bila jumlah energi

sudah terpenuhi maka kebutuhan tubuh akan karbohidrat, protein dan lemak juga ikut
terpenuhi. Berikut beberapa contoh makanan dan nilai gizi yang dikandungnya.
Makanan

Jumlah energi

3/4 gelas nasi seberat 100 g

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat

2 buah kentang berukuran sedang seberat


175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat
200 g
2 iris roti seberat 80 g

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat

5 biskuit kraker seberat 50 g

175 Kalori, 4 g protein, dan 40 g karbohidrat

1 potong daging ukuran sedang seberat 50 g 95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g lemak


1 butir telur ayam negeri seberat 60 g

95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g lemak

50 g udang basah

95 Kalori, 10 g protein, dan 6 g lemak

1 buah tahu ukuran besar seberat 100 g

80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8 g


karbohidrat

2 potong sedang tempe seberat 50 g

80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8 g


karbohidrat

2 1/2 sdm kacang hijau seberat 25 g

80 Kalori, 6 g protein, 3 g lemak, dan 8 g


karbohidrat

Nasehat Untuk Ibu Post SC


1). Dianjurkan menunda hamil lagi selama lebih kurang 1 tahun dengan memakai
kontrasepsi
2). Kehamilan berikutnya hendaknya dengan pemeriksaan kehamilan (antenatal care)
yang baik
3). Dianjurkan untuk bersalin di rumah sakit yang besar
4). Apakah persalinan yang berikut harus dengan sectio cesarean bergantung dari indikasi
sectio cesarean dan sesuai keadaan pada kehamilan berikutnya
5). Pada ibu yang pernah melahirkan secara sesar belum tentu persalinan berikutnya juga
dilakukan secara sesar.
Hal-hal yang perlu dilakukan setelah masa nifas (masa setelah melahirkan):
A.

Kebersihan diri
1) Mandi dengan cara seka/sibin, jika ingin mandi guyur diusahakan luka operasi
tidak terkena air (missal dengan cara luka ditutup dengan plastik)
2) Jaga kebersihan bagian alat kelamin dengan cara mengganti pembalut
sesering mungkin sesuai kebutuhan
3) Jaga kebersihan tangan hindari memegang/menggaruk bagian luka agar tidak
terjadi infeksi

B. Istirahat dan Aktivitas


Istirahat sangat penting pada ibu setelah melahirkan baik itu persalinan normal
maupun persalinan dengan operasi (SC). Kurangnya istirahat dapat mengakibatkan
penurunan produksi ASI, memperlambat proses kembalinya kandungan seperti
sebelumnya, dan ketidakmampuan merawat bayi dan dirinya. Oleh karena itu, ibu
dianjurkan untuk istirahat yang cukup.
Adapun aktivitas yang dapat dilakukan secara bertahap bagi persalinan dengan
operasi (SC):
1) Bius umum aktivitas yang dapat dilakukan
hari ke-0 antara lain bedrest (miring kanan-miring kiri 6 jam setelah operasi)
hari ke-1 antara lain duduk kurang lebih selama 5 menit disertai nafas dalam.
Posisi tidur setengah duduk.
hari ke-2 antara lain latihan duduk
hari ke-3 sampai ke-5 antara lain berjalan
2) Bius local aktivitas yang dapt dilakukan adalah
Hari ke-0 antara lain posisi tidur terlentang dengan 2 bantal
Hari ke-1 miring kanan miring kiri latihan dudukl
Hari ke-2 latihan berjalan dengan bantuan
C.

Gizi (makanan yang dibutuhkan)


Makanan pada ibu setelah melahirkan penting untuk proses menyusui dan
proses penyembuhan luka operasi. Beberapa makanan yang dibutuhkan untuk:
1) Proses menyusui antara lain makanan yang mengandung berbagai macam
vitamin A,B1-B12,C, D, E, dan K yang biasanya terdapat pada sayur-sayuran
hijau dan buah-buahan seperti: daun katuk, bayam, daun singkong, daun papaya,
kedelai, kacang tanah, kacang merah, kacang hijau, papaya, mangga, jambu,
jeruk, pisang, dll
2) Proses penyembuhan luka operasi
Untuk mendukung penyembuhan luka agar cepat mongering dibutuhkan beberapa
zat gizi utama yaitu protein, vitamin C, dan zat besi. Ketiga zat gizi ini banyak
terdapat pada makanan sebagai berikut: telur, daging, ikan (lele, gabus), hati,
tempe, tahu, udang, keju, buah-buahan, dll.
D. Perawatan payudara
Perawatan payudara penting dilakukan untuk mendukung kelancaran ASI.
Perawatan payudara yang dapat dilakukan:

1) Menjaga kebersihan putting susu dan payudara setiap hari saat mandi dan saat
menyusui
2) Memakai BH yang benar-benar menyokong payudara (tidak boleh terlalu ketat
maupun kendor)
3) Apabila putting susu lecet, oleskan kolostrum (ASI) pada putting susu. Apabila
lebih parah, payudara diistirahatkan. Apabila payudara bengkak, kompreslah
dengan air hangat kira-kira 5 menit. Urutlah payudara seperti yang sudah
diajarkan oleh petugas kesehatan
4) Alat-alat untuk perawatan payudara : baby oil atau minyak kelapa bersih,
gelas, air hangat dan dingin dalam baskom kecil, dua buah handuk mandi
bersih, handuk kecil atau washlap untuk kompres
Langkah-langkah perawatan payudara
1. Kompres puting susu dengan kapas yang dibasahi baby oil selama beberapa menit
2. Lakukan pengurutan payudara sebagai berikut :
Pengurutan Pertama
Licinkan kedua tangan dengan minyak. Tempatkan kedua tangan diantara payudara
Pengurutan dilakukan dimulai ke arah atas, lalu telapak tangan kiri ke arah sisi kiri
dan telapak kanan ke arah sisi kanan.
Lakukan terus pengurutan ke bawah dan ke samping.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara
Pengurutan Kedua
Sokong payudara kiri dengan tangan kiri, kemudian dengan pinggir kelingking
tangan kanan urut payudara dari pangkal hingga puting susu. Lakukan juga untuk
payudara sebelah kanan.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
Pengurutan Ketiga
Sokong payudara kiri dengan satu tangan kiri sedang tangan kanan mengepal dan
mengurut dengan buku-buku jari pangkal ke arah puting susu.
Lakukan juga untuk payudara sebelah kanan.
Ulangi masing-masing 20 hingga 30 gerakan untuk setiap payudara.
Pengurutan keempat
Pegang pangkal payudara dengan kedua tangan lalu urut dari pangkal payudara ke
arah puting susu sebanyak satu kali

Pengurutan kelima
Pijat puting susu hingga keluar cairan ASI dan tampung dengan tempat yang
bersih/gelas.
Pengompresan
Kompres kedua payudara dengan handuk kecil hangat selama dua menit, lalu ganti
dengan kompres air dingin dua menit dan yang kompres lagi dengan air hangat selama
dua menit.

Anda mungkin juga menyukai