Anda di halaman 1dari 47

PENGARUH LARUTAN GULA

TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

Disusun oleh:
Kelompok Tujuh Biologi XII MIPA 1
Tahun Pelajaran 2021/2022

SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya


Jalan M. Jasin Polisi Istimewa 7, Surabaya, Indonesia
Telp (031) 5676522, 5677494, 5681758
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Biologi yang disusun oleh Kelompok Tujuh Biologi XII MIPA 1
Tahun Ajaran 2021-2022 telah diuji dan disahkan pada tanggal 2021 oleh :

Guru Pembimbing Bidang Guru Pembimbing Bidang


Bahasa Mandarin Bahasa Inggris

Budi Sutrisno Atmadjaja, B.TCFL, V. Marie Prihatini, S.Pd.


M.TCSOL.

Guru Pembimbing Bidang Biologi

F. Asisi Subono, S.Si, M.Kes.


NAMA PEMBUAT

Laporan ini telah disusun oleh Kelompok Tujuh Biologi Kelas XII MIPA 1
Tahun Ajaran 2021/2022 yang tersusun atas:
1. Francesco Michael Kusuma XII MIPA 1 /15
2. Kristo Anugrah XII MIPA 1 /20
3. Malvin Leonardo Hartanto XII MIPA 1 /21
4. Sean Laurence XII MIPA 1 /31
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan penelitian sederhana
dengan judul “Pengaruh Larutan Gula terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dengan
baik.
Laporan ini disusun untuk memberi wawasan kepada sesama terhadap
bagaimana pemberian larutan gula saat menyiram dapat mempengaruhi pertumbuhan
kacang hijau, dengan menggunakan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun
sebagai indikator.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari kerjasama
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
berterima kasih kepada:
1. Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. selaku kepala SMAK St. Louis 1 Surabaya.
2. Bapak Fransiskus Asisi Subono, S.Si, M.Kes selaku pembina mata pelajaran
Biologi.
3. Ibu V. Marie Prihatini, S.Pd. selaku pembina mata pelajaran bahasa. Inggris.
4. Bapak Budi Sutrisno Atmadjaja, B.TCFL, M.TCSOL. selaku pembina mata
pelajaran bahasa Mandarin
5. Orang tua serta keluarga penulis tidak henti-hentinya memberikan support.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon agar para pembaca
dan pembimbing berkenan memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan
laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap supaya laporan praktikum “Pengaruh Larutan
Gula terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.

Surabaya, 19 Agustus 2021

Penyusun
摘要

影响绿豆生长的主要因素有两个,即内因和外因。这两个因素共同决定了
植物的营养水平,进而影响它们的生长速度。影响绿豆生长的外在因素之一是浇
水所用的水。 当使用含有不同物质的水给植物浇水时,生长速度也会发生变化。
出于这个原因,这项研究使用两种类型的溶液进行,即矿泉水和糖溶液。
该研究由第七组使用四种不同的绿豆植物进行,用相同浓度的水浇水,但用不同
量的糖和水。两种绿豆植物将仅使用水种植,而另外两种绿豆植物将使用糖溶液
种植。浇在每株植物上的水和糖溶液的量是不同的; 这样做是为了分析养分量对
生长的影响。

关键词:绿豆,生长,糖溶液,水,营养
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2

NAMA PEMBUAT 3

KATA PENGANTAR 4

摘要 5

DAFTAR ISI 6

DAFTAR TABEL, GAMBAR, DAN GRAFIK 8

BAB I 8

PENDAHULUAN 9
Latar Belakang 9
Tujuan Penelitian 10
Rumusan Masalah 10

BAB II 11

DASAR TEORI 11
Dasar Teori 11

BAB III 27

METODOLOGI PENELITIAN 27
Metodologi Penelitian 27

BAB IV 29

PEMBAHASAN 29

BAB V 35

PENUTUP 35
Kesimpulan 35
Saran 35

DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 37
Data Primer 37
Data Sekunder 37
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Panjang batang tanaman kacang hijau
Tabel 4.2 Panjang daun tanaman kacang hijau
Tabel 4.3 Lebar daun tanaman kacang hijau

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Panjang batang kacang hijau selama seminggu
Grafik 4.2 Panjang daun kacang hijau selama seminggu
Grafik 4.3 Lebar daun kacang hijau selama seminggu

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pertumbuhan primer tanaman
Gambar 2.2 Vigna radiata L.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman
kacang-kacangan penting di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, tanaman
ini menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah, baik mengenai luas
areal penanaman dan produksinya maupun peranannya sebagai bahan makanan.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim berumur pendek, kurang lebih 65
hari. Biji kacang hijau mempunyai kandungan protein sebanyak 24,4%, lemak 1%,
dan karbohidrat 64,6%. Selain itu menurut (Marzuki dan Soeprapto, 2007), tanaman
ini mengandung vitamin B1, vitamin A dan C. Biji kacang hijau sebagian besar
dikonsumsi sebagai bahan makanan seperti tauge, sup, bubur, tepung, minuman, dan
tahu.
Seperti tumbuhan lainnya, kacang hijau mengalami proses pertumbuhan yang
bersifat kuantitatif dan irreversible. Proses pertumbuhan ini dapat diukur dari
pertambahan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun tumbuhan kacang hijau.
Pertumbuhan kacang hijau dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi hormon serta gen, sedangkan faktor
eksternal meliputi suhu, kondisi tanah, jumlah zat hara, cahaya matahari, dan
kelembaban.
Salah satu faktor eksternal dalam pertumbuhan kacang hijau adalah air. Air
memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan kacang hijau. Selain
digunakan dalam proses fotosintesis, air juga berperan dalam proses perkecambahan
kacang hijau, tepatnya pada proses imbibisi. Masuknya air ke dalam biji
menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel dan mengaktifkan enzim-enzim yang
mengkatalisis reaksi biokimiawi perkecambahan.
B. Tujuan Penelitian

Penelitian sederhana ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat gula yang
dilarutkan dalam air terhadap pertumbuhan kacang hijau. Penelitian ini juga meninjau
pengaruh jumlah zat gula dan air yang diberikan terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Dengan demikian, laju pertumbuhan kacang hijau dapat dianalisis berdasarkan
beberapa variabel, yaitu jumlah zat gula yang digunakan, serta jumlah air yang
digunakan.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana larutan gula mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman kacang


hijau?
2. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kacang hijau yang disiram
menggunakan larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda?
3. Bagaimana perbandingan laju pertumbuhan kacang hijau yang hanya disiram
menggunakan air dengan jumlah yang berbeda?
4. Apakah kadar gula dalam larutan gula berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan?
BAB II

DASAR TEORI

A. Dasar Teori

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat
diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume,
atau jumlah) yang sifatnya tetap dan irreversible (tidak dapat balik ke kondisi
semula). Jadi, pertumbuhan merupakan suatu konsep kuantitatif yang
berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme. (Pujiyanto, Sri. 2020.
Menjelajah Dunia Biologi 3 untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri)
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume dan jumlah sel
sehingga ukuran tubuh makhluk hidup tersebut bertambah besar. Pertumbuhan
bersifat irreversible atau tidak dapat balik dan dapat diukur (bersifat
kuantitatif).
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan yang
menyertai pertumbuhan. Perubahan itu meliputi perubahan bentuk dan tingkat
kematangan makhluk hidup. Secara sederhana, perkembangan merupakan
proses perubahan menjadi dewasa. Dalam proses tersebut, terjadi diferensiasi
sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan jaringan),
organogenesis (pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan sel-sel
kelamin). (Pujiyanto, Sri. 2020. Menjelajah Dunia Biologi 3 untuk Kelas XII
SMA dan MA. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri)

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel, lalu diikuti
oleh pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Pertumbuhan hanya
terjadi pada lokasi tertentu saja, yaitu pada jaringan meristem. Jaringan
meristem adalah jaringan yang sel-selnya aktif membelah. Mitosis terjadi pada
daerah meristem dan untuk pembelahan ini yang paling aktif dalam
pembelahan sel ini adalah jaringan meristem ujung akar dan batang. Aktivitas
meristem kedua bagian ini menyebabkan terjadinya pertumbuhan ke bawah
dan ke atas yang disebut juga pertumbuhan sel-sel pada kambium yang disebut
pertumbuhan sekunder. Proses pertumbuhan ini terjadi karena adanya
pembelahan mitosis, yaitu pembelahan sel-sel tubuh yang memerlukan
karbohidrat dan protein dalam jumlah yang relatif besar. Pembelahan itu
sendiri ada dua jenis yaitu meiosis dan mitosis. Kalau mitosis pembelahan dari
sel tubuh sedangkan meiosis pembelahan sel kelamin. Untuk kegiatan mitosis
ini maka pengangkutan air, karbohidrat, protein dan zat-zat lain ke daerah
meristem berjalan lancar. Setelah pembelahan sel, akan terjadi pembesaran sel.
Seperti pada pembelahan sel, pembesaran sel juga terjadi pada jaringan
meristem. Urutan terakhir dari proses pertumbuhan tanaman disebut
diferensiasi.
Pertumbuhan merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Tumbuhan
tumbuh dari kecil menjadi besar dan berkembang dari satu zigot menjadi
embrio kemudian menjadi satu 7 individu yang mempunyai akar, batang, dan
daun. Pertumbuhan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan luar.
Pertumbuhan sebagaimana telah didefinisikan sebagai pertambahan ukuran
(biasanya dalam bobot kering) yang tidak dapat balik (irreversible).
Sedangkan perkembangan mencakup proses diferensiasi, dan ditunjukkan oleh
perubahan-perubahan yang lebih tinggi, menyangkut spesialisasi secara
anatomi dan fisiologi.
Diferensiasi merupakan salah satu proses penting dalam budidaya
tanaman. Akan tetapi perubahan dari sel sederhana ke organisme bersel
banyak yang kompleks, belum dapat dipahami secara sempurna. Mekanisme
diferensiasi tanaman menjadi sel yang kompleks tidaklah jelas. Akan tetapi
faktor-faktor penting yang mempengaruhi diferensiasi jaringan sudah banyak
diteliti. Sebagai hasil dari penelitian tersebut dikatakan beberapa faktor seperti
hara dan hormon tumbuh merupakan faktor yang memegang peranan penting
dalam diferensiasi tanaman.

3. Jenis-Jenis Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman


Pertumbuhan pada tanaman dibagi menjadi 2, yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder.
1) Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer terjadi karena adanya aktivitas sel-sel
meristem apikal yang banyak ditemukan di ujung akar dan ujung
batang. Sel-sel meristem merupakan sel yang belum terdiferensiasi dan
aktif membelah.
Ujung batang memiliki tiga bagian utama yaitu meristem
apikal, meristem aksilar dan primordia (bakal daun). Meristem apikal
terletak di ujung batang, sedangkan meristem aksilar berada di ketiak
daun. Meristem aksilar berfungsi untuk pembentukan cabang dan
bunga. Khusus tumbuhan monokotil ditemukan meristem interkalar
yang berfungsi untuk pemanjangan batang dan pertumbuhan kembali
daun yang mengalami kerusakan. Pada ujung akar terdapat tiga daerah
pertumbuhan yang terletak secara berurutan, yaitu:
a) Daerah pembelahan (proliferasi)
b) Daerah pemanjangan (elongasi)
c) Daerah diferensiasi
Pada daerah pembelahan, sel-selnya aktif membelah sehingga
ukuran sel kecil dan jumlahnya banyak. Pada daerah pemanjangan
(elongasi), sel-selnya tumbuh memanjang, ukuran sel membesar,
terjadi peningkatan laju pembentukan vakuola dan pembentukan
dinding sel baru. Pada daerah diferensiasi, sel-sel mengalami
spesialisasi struktur dan fungsi menjadi jaringan yang lebih kompleks,
misalnya epidermis, korteks, empulur, xilem, floem dan sklerenkim.

Gambar 2.1 Pertumbuhan primer tanaman


2) Pertumbuhan sekunder
Aktivitas dari kambium pembuluh/kambium vaskular
(meristem lateral) menjadi penyebab dari terjadinya pertumbuhan
sekunder ini. Kambium terletak di antara xilem dan floem pada batang.
Jaringan kambium tersusun dari lapisan sel yang tipis dan sel-selnya
sangat aktif membelah. Pembelahan ke arah dalam membentuk xilem
sekunder, sedangkan pembelahan ke arah luar membentuk floem
sekunder.
Xilem sekunder dan floem sekunder inilah penyebab mengapa
sebuah diameter batang tumbuhan bertambah besar. Pertumbuhan
sekunder ini membentuk lingkaran tahun. Lingkaran tahun merupakan
lapisan-lapisan xilem yang membesar dan mengeras.
Selain itu, terdapat aktivitas pembelahan kambium gabus
(felogen) menghasilkan jaringan gabus yang berfungsi untuk
pelindung. Pembelahan kambium gabus ke arah luar membentuk
felem, sedangkan ke arah dalam membentuk feloderm. Jaringan gabus
akan menggantikan jaringan epidermis yang telah rusak dan
mengelupas. Lapisan gabus, kambium gabus serta floem sekunder
bersama-sama membentuk kulit kayu.
Pada tumbuhan monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder
karena tidak adanya kambium, sehingga batang monokotil tidak
membesar atau tidak mengalami pertambahan diameter batang,
contohnya, batang jagung. Semakin tua, batang jagung ukuran
batangnya tetap sama, tidak bertambah besar karena tidak adanya
kambium

4. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan


Tumbuhan
a. Faktor Internal
1) Genetik
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang
terdapat dalam sel makhluk hidup. Gen bekerja untuk
mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Gen disamping dapat
mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup, gen juga dapat
menentukan kemampuan metabolisme makhluk hidup,
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
Jika gen yang dimiliki adalah gen yang baik, akan
menghasilkan benih yang baik. Namun, jika gen yang dimiliki
adalah gen yang kurang baik, akan menghasilkan benih yang
kurang baik pula. Meskipun peranan gen sangat penting, faktor
genetis bukan satu satunya faktor yang menentukan pola
pertumbuhan dan perkembangan, karena juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Contohnya tanaman yang mempunyai sifat
unggul dalam pertumbuhan dan perkembangannya, hanya akan
tumbuh dengan cepat, cepat berbuah dan lebat, jika ditanam
pada lahan yang subur dan kondisi lingkungannya sesuai. Bila
ditanam di tempat kurang subur dan lingkungannya tidak
sesuai, pertumbuhan dan perkembangannya akan menjadi
kurang baik.

2) Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang
mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup.
Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat
berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan
jenis enzim menyebabkan terjadinya perbedaan respon
pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.

3) Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul
organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan
ditransformasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Faktor
genetik inilah yang mengendalikan hormon untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon dalam
konsentrasi rendah menimbulkan respon fisiologis. Hormon
yang dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon.
Macam-macam hormon adalah :
a) Hormon Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan
oleh Frits W. Went (1903 - 1990). Hormon auksin
dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem, seperti
pucuk batang, dan ujung akar. Auksin dapat juga
dijumpai di tunas, daun muda, bunga, ataupun buah. .
Hormon auksin yang paling dikenal adalah IAA (indole
acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur
asam amino triptofan. IAA disintesis di meristem,
apikal, daun muda, dan biji. Sifat hormon auksin adalah
aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya. Senyawa
auksin bila terkena cahaya matahari akan berubah
menjadi senyawa yang justru menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang
membelok ke arah datangnya cahaya jika diletakkan
secara mendatar, karena bagian yang tidak terkena sinar
pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena
sinar matahari.
Pengaruh auksin berdampak besar terutama pada
perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin
yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering
digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan
tanaman.Beberapa respon pertumbuhan dapat
ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme
yang merupakan peristiwa pembengkokan ke arah
cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh, dapat
didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagian tersebut
yang tidak merata.
Auksin berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan tunas lateral, merangsang pembentukan
akar lateral, menghasilkan buah tanpa biji, dan
mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.

b) Hormon Giberelin
Giberelin pertama ditemukan oleh E. Kuorsawa
pada tahun 1926 di Jepang. Mula-mula zat ini
ditemukan pada Gibberella fujikuroi, yaitu jenis jamur
parasit pada tanaman padi. Hormon giberelin dapat
ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik
akar, batang, daun, bunga, maupun buah. Giberelin
dapat bergerak ke dua arah, sedangkan auksin hanya ke
satu arah saja. Bila auksin hanya merangsang
pembesaran sel, maka giberelin merangsang
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang
pertumbuhan primer. Bersama dengan auksin, hormon
giberelin merangsang pembelahan dan perpanjangan
sel. Giberelin juga menghilangkan sifat kerdil tanaman,
mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji,
menghambat pertumbuhan akar adventif, dan
sebagainya.

c) Hormon Sitokinin
Hormon ini seperti halnya auksin maka sitokinin
juga memberikan efek yang bermacam-macam terhadap
tanaman. Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar, mengatur
pembentukan bunga dan buah, menunda pengguguran
daun, bunga, dan daun. Sitokinin dapat menghambat
proses-proses penuaan (senescence).
Salah satu macam sitokinin adalah kinetin yang
terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi.
Lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman diantaranya adalah organisme pengganggu
tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan
tumbuhan dan mengganggu tumbuhan lainnya).

d) Hormon Gas Etilen


Hormon gas etilen adalah hormon yang
dihasilkan dari buah yang sudah tua. Hormon ini
merupakan satu-satunya hormon tumbuhan yang
berbentuk gas, tidak berwarna, dan berbau seperti eter.
Etilen dihasilkan oleh ruas-ruas batang, buah yang
matang, dan jaringan yang menua, misalnya daun-daun
yang gugur. Etilen juga dihasilkan pada saat pemasakan
buah atau untuk merespon adanya peningkatan kadar
auksin yang tinggi. Buah yang sudah tua dan masih
berwarna hijau disimpan dalam kantong tertutup maka
yang terjadi buah tersebut akan cepat masak. Tumbuhan
menghasilkan etilen dari adanya respon stres (tekanan),
yang meliputi kebanjiran, kekeringan, luka, tekanan
kimia dan infeksi.
Etilen dimanfaatkan dalam mempercepat
pematangan buah, merangsang penuaan daun dan
pembusukan buah, menghambat pertumbuhan akar dan
batang pada saat stress. Gas etilen menyebabkan
pertumbuhan batang menjadi tebal dan kukuh dan
bersama hormon lain akan menimbulkan reaksi dengan
karakteristik seperti auksin dengan gas etilen yang dapat
memacu pembungaan mangga dan nanas. Dengan
giberelin, gas etilen dapat mengatur bunga jantan dan
juga bunga betina pada tumbuhan yang berumah satu.

e) Hormon Asam Absisat ( Abscisic Acid / ABA)


Senyawa ini ditemukan oleh P.F. Wareing dan
F.T. Addicott pada tahun 1963.Hormon Asam Absisat
dihasilkan oleh daun, ujung akar, dan batang serta
diedarkan oleh jaringan pengangkut. Biji dan buah juga
mengandung ABA dalam jumlah yang tinggi, tetapi
tidak diketahui apakah ABA disintesis atau diedarkan
ke biji dan buah. Asam absisat juga biasa disebut
sebagai “hormon stress” karena memiliki sifat
menghambat pertumbuhan tanaman yang dilakukan
dengan mengurangi kecepatan pembelahan sel maupun
pada pembesaran sel, atau dapat kedua-keduanya.
Fungsi ABA adalah menghambat pembelahan sel,
mempercepat proses penuaan, mempercepat gugurnya
daun, menghambat pertumbuhan, mempertahankan
dormansi biji dan kuncup, merangsang pembusukan
buah, dan merangsang penutupan stomata jika
kekurangan air.

f) Hormon Kalin
Hormon Kalin adalah hormon yang dapat
merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan
menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang
berbeda-beda
● Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang
memiliki fungsi dalam merangsang proses
pembentukan batang.
● Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang
berfungsi dalam merangsang pembentukan akar.
● Filokalin : Filokalin adalah hormon yang
berfungsi merangsang dalam pembentukan daun
● Antokalin : Antokalin adalah hormon yang
merangsang pembentukan bunga

b. Faktor Eksternal
1) Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
maupun sifat dan struktur tanaman dan berpengaruh terhadap
aktivitas enzim. Enzim hanya dapat bekerja secara maksimal
jika suhunya optimum. Jika suhu naik melebihi suhu optimum,
aktivitas enzim akan berkurang. Demikian juga jika terlalu
rendah, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berjalan baik. Jika
reaksi - reaksi kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga
akan terganggu. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu
optimumnya berkisar 22-37oC. Tetapi suhu kardinal
(minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.

2) Cahaya Matahari
Cahaya adalah salah satu hal yang penting dalam
kehidupan. Cahaya juga berhubungan dengan kerja hormon
auksin. Selain diperlukan sebagai fotosintesis, cahaya memicu
banyak peristiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, yang biasa disebut fotomorfogenesis.
Tumbuhan tidak hanya mendeteksi sinyal cahaya, tetapi
juga mendeteksi intensitas, arah, dan panjang gelombang.
Reseptor cahaya ada dua, yaitu fototropin dan kriptokrom
merupakan fotoreseptor cahaya biru/UV-A, sedangkan fitokrom
merupakan fotoreseptor cahaya merah.
Tumbuhan memiliki respons berbeda terhadap lama
penyinaran. Respons tersebut dapat berupa pertumbuhan
maupun reproduksi. Respons tumbuhan terhadap lama waktu
terang dan gelap setiap harinya disebut fotoperiodisme.
Berdasarkan hal tersebut, tanaman dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu tanaman hari pendek, tanaman hari
panjang, tanaman hari sedang, dan tanaman hari netral.

3) Nutrisi
Nutrisi memegang peranan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua
bahan ini adalah sebagai sumber energi dan sebagai penyusun
komponen - komponen sel bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Pertumbuhan yang terjadi pada
tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman
mendapatkan nutrisi. Bahan baku pada proses fotosintesis
adalah nutrisi yang nantinya akan diubah tanaman menjadi
makanan. Tanpa bahan ini, pertumbuhan tidak akan
berlangsung. Nutrisi umumnya diambil tanaman dari dalam
tanah dalam bentuk ion. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman
dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan
mikro. Nutrisi makro adalah unsur yang dibutuhkan tumbuhan
dalam jumlah banyak sedangkan nutrisi mikro dibutuhkan
tumbuhan dalam jumlah sedikit. Nutrisi yang tergolong ke
dalam hara makro adalah Karbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, Fosfor, Kalium, Kalsium, Ferum, Magnesium,
dan Potasium. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro
adalah besi, tembaga, seng, kobalt, natrium, boron, klor, dan
molibdenum. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur
tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi
yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan. Adapun
peranan atau fungsi dari unsur-unsur hara diuraikan sebagai
berikut :
(1) N (Nitrogen), fungsinya :
(a) Merangsang pertumbuhan vegetatif.
(b) Merangsang tumbuhnya anakan
(c) Membuat tanaman menjadi lebih hijau.
(d) Merupakan bahan penyusun klorofil daun,
lemak dan protein.
(2) P (Phospor), fungsinya :
(a) Mempercepat proses fotosintese.
(b) Membantu pembentukan protein dan
karbohidrat.
(c) Sebagai katalisator dalam transportasi
karbohidrat, protein dan lemak.
(d) Meningkatkan kualitas rasa dan warna dan buah.
warna dari bunga dan buah.
(e) Meningkatkan daya ketahanan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit dan kekeringan.
(f) Mempercepat pertumbuhan jaringan
meristematik.
(g) Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami
(3) Mg (Magnesium), fungsinya :
(a) Merupakan bahan penyusun klorofil.
(b) Mengaktifkan enzim yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat. 22
(c) Meningkatkan kadar minyak pada tanaman
penghasil minyak.
(4) Ca (Calcium), fungsinya :
(a) Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
(b) Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami
(5) S (Belerang), fungsinya :
(a) Sebagai penyusun utama ion phospat.
(b) Meningkatkan kandungan protein dan vitamin.
(c) Meningkatkan pembentukan bintil-bintil akar
daun warna hijau daun.
(6) Cl (Klor), fungsinya :
(a) Meningkatkan kualitas tanaman.
(7) Mn (Mangan), fungsinya :
(a) Pembentukan klorofil
(b) Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan
buah.
(8) Cu (Tembaga), fungsinya :
(a) Mengatur sistem enzim dalam pembentukan
klorofil.
(9) Zn (Seng), fungsinya :
(a) Mengatur sistem enzim dalam pembentukan
klorofil.
(10) Fe (Besi), fungsinya :
(a) Penting dalam pembentukan klorofil.

Gejala yang mungkin jika mengalami defisiensi unsur


hara adalah sebagai berikut :
● Defisiensi nitrogen
Menyebabkan tumbuhan menjadi berwarna hijau
muda dan permukaan daun bagian bawah
berwarna kuning atau coklat muda dan batang
pendek serta kurus.
● Defisiensi potasium
Menyebabkan tumbuhan memiliki tunas yang
kecil dan ujung daun mudanya mati.
● Defisiensi fosfor
Menyebabkan tumbuhan menjadi berwarna hijau
kebiruan. Bagian bawah daun menjadi berwarna
seperti karat dengan bercak ungu atau coklat.
● Defisiensi magnesium
Menunjukkan gejala kronis (daun tidak
berwarna karena kekurangan klorofil). Hal ini
terjadi karena magnesium diperlukan untuk
pembentukan klorofil.
● Defisiensi besi
Daun muda mengalami klorosis parah, tetapi
tulang daun utamanya tetap hijau seperti biasa.
Kadang - kadang muncul bercak coklat dan
sebagian atau keseluruhan kemungkinan mati.
● Defisiensi seng
Menyebabkan terjadinya gejala klorosis
antarpertulangan daun yang akhirnya
menyebabkan nekrosis(jaringannya berwarna
gelap) dan menghasilkan pigmentasi ungu.
Jumlah daun sedikit dan bentuknya mengecil,
ruas batang pendek, tunas berbentuk roser, serta
produksi buah rendah. Daun gugur dengan
cepat.

4) Kelembapan
Kelembapan udara akan berpengaruh pada laju
penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, laju
transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat - zat
mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan persediaan
nutrisi untuk tanaman. ika kelembaban tinggi, laju transpirasi
rendah sehingga penyerapan air dan zat - zat mineral juga
rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan
terhambat.

5) Tinggi Tempat
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas
cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada
gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan
ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan
suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut,
suhu akan turun sekitar 0,5℃. Kondisi ini tentunya akan
mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian
tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa
(cocos nucifera) pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga
pinnata) hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah hutan
hujan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut
diatas dapat diketahui masing-masing tempat hidup organisme
(habitat) mempunyai persyaratan khusus.

6) Aerasi
Ini berkaitan dengan kandungan oksigen dalam tanah.
Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan
aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar
untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat
untuk perkembangan sel - sel akar dan juga berguna untuk
membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi
tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.

5. Tumbuhan Kacang Hijau


Taksonomi Kacang Hijau
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Magnoliophyta
c. Kelas : Magnoliopsida
d. Ordo : Fabales
e. Famili : Fabaceae
f. Genus : Vigna
g. Spesies : Vigna radiata L.

Tipe pertumbuhan kacang hijau dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :


1. Tipe determinit, adalah tipe tanaman yang ujung batangnya tidak
melilit, pembungaannya singkat, serempak, dan pertumbuhan
vegetatifnya berhenti setelah tanaman berbunga.
2. Tipe indeterminit (semi determinit), adalah tipe tanaman yang ujung
batangnya melilit, pembungaan berangsur – angsur dari pangkal ke
bagian pucuk dan pertumbuhan vegetatifnya terus berlanjut setelah
berbunga.

Kacang hijau mengandung asam folat, vitamin B, riboflavin, asam


panthotenat, dan niasin yang membantu fungsi metabolisme dan organ tubuh.
Selain itu juga kaya protein dengan asam amino 10 lengkap yang dapat diserap
tubuh dengan cepat, serta omega-3 dan omega-6 yang dapat menurunkan
kolesterol dan menjaga kesehatan jantung.

Gambar 2.2 Vigna radiata L.


6. Larutan Gula
Larutan gula didapat dengan cara mencampurkan beberapa sendok
gula dengan sejumlah air. Gula didapat dari hasil pengolahan tanaman tebu
(Saccharum officinarum Linn) melalui 3 tahap, yaitu proses
pemerahan/penggilingan (milling), pemurnian (refining), penguapan
(evaporation), pemisahan, serta penyelesaian (sugar handling). Berikut
merupakan taksonomi tanaman tebu:

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum L.
Spesies : Saccharum officinarum L.

7. Kapas
Tanaman kapas merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah
tropis sampai subtropis. Di dunia, terdapat lebih dari 39 spesies Gossypium
yang tumbuh liar ataupun yang dibudidayakan. Dalam ilmu tumbuhan,
tanaman kapas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium sp.
Dari jenis yang ada tersebut, hanya 4 spesies kapas yang telah telah
dibudidayakan diantaranya adalah Gossypium herbaceum L., Gossypium
arboreum L., Gossypium hirsutum L., dan Gossypium barbadense.
BAB III

EXPERIMENT METHOD

A. Experiment Method

This research uses quantitative data collection methods. Quantitative research


method was carried out by measuring the stem length, leaf length, and leaf width of
the plant every day within a week. Thus, the effect of each variable on each part of the
plant can be analyzed carefully and precisely.

B. Place and Time of the Experiment


1) Place of the Experiment
This experiment was conducted in an indoor room of each researchers’ house.

2) Time of the Experiment


a. Seeds began to be planted on August 9, 2021.
b. Observations were made for seven days, from August 9, 2021 to
August 16, 2021.
c. Watering is done every day around 16:30-17:00 Western Indonesia
Time.
d. Measurements and documentation are done every day around
16:30-17:00 Western Indonesia Time.

C. Tools and Materials:


1. Mung beans
2. Four glasses/bottles
3. Planting media (cotton)
4. Sugar
6. Ruler/measuring tool
7. Water

D. Procedure of The Experiment


1. First, prepare all of the tools and materials that should be used in this
experiment.
2. Place some moist cottons as the planting media inside the glasses or bottles.
3. Plant all the mung bean seeds inside the glasses or bottles.
4. Each researcher waters the plants every day within a week according to the
predetermined rules, namely one tablespoon of water, two tablespoons of
water, one tablespoon of sugar solution, and two tablespoons of sugar solution.
5. Don’t forget to take a photo and measure the stem length, leaf length, and leaf
width of the plant every day within a week.

E. Limitation of research
Some of the variables are not accounted for such as intensity of light,
humidity, condition of planting media, etc. These unaccounted variables caused some
inaccuracy within the research and its data.
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 4.1 Panjang batang tanaman kacang hijau

Variabel Bebas
Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula

1 0 cm 0 cm 1,5 cm 0,9 cm

2 1 cm 1 cm 3,5 cm 2 cm

3 2 cm 1,4 cm 14 cm 8,3 cm

4 2,3 cm 2,1 cm 21 cm 12,1 cm

5 2,4 cm 3 cm 24,5 cm 17 cm

6 2,4 cm 3,6 cm 26,7 cm 19,6 cm

7 2,5 cm 4,7 cm 27,8 cm 21,7 cm

Tabel 4.2 Panjang daun tanaman kacang hijau

Variabel Bebas
Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

2 0 cm 0 cm 1,4 cm 0 cm

3 0 cm 0 cm 2,2 cm 1,1 cm

4 0 cm 0,5 cm 2,5 cm 2 cm

5 0 cm 2,3 cm 2,8 cm 2,3 cm

6 0 cm 2,7 cm 2,9 cm 2,5 cm

7 0 cm 3,1 cm 3 cm 2,6 cm

Tabel 4.3 Lebar daun tanaman kacang hijau

Variabel Bebas
Hari ke -
1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula

1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

2 0 cm 0 cm 0,3 cm 0 cm

3 0 cm 0 cm 0,3 cm 0,4 cm

4 0 cm 0,2 cm 0,9 cm 0,5 cm

5 0 cm 0,3 cm 1,1 cm 0,9 cm

6 0 cm 0,3 cm 1,1 cm 0,9 cm

7 0 cm 0,4 cm 1,2 cm 1 cm
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Grafik 4.1 Panjang batang kacang hijau selama seminggu

Grafik 4.2 Panjang daun kacang hijau selama seminggu


Grafik 4.3 Lebar daun kacang hijau selama seminggu

B. Pembahasan
Dari grafik dan tabel hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
larutan gula menghambat proses pertumbuhan kacang hijau. Pertumbuhan batang serta
daun pada tumbuhan yang disiram menggunakan larutan gula jauh lebih lambat jika
dibandingkan dengan tumbuhan yang disiram dengan air. Hal ini disebabkan karena
larutan gula menghambat proses osmosis pada akar tanaman kacang hijau.
a) Dampak larutan gula
Larutan gula memperlambat pertumbuhan dari kacang hijau seperti
yang ditunjukkan pada data diatas. Hal ini terjadi karena tanaman tidak
memerlukan glukosa dari tanah karena membuatnya sendiri melalui
fotosintesis. Penambahan glukosa malah akan mengganggu proses osmosis
pada tumbuhan. Proses osmosis terjadi karena kepekatan air tanah yang lebih
rendah dibandingkan dengan kepekatan air pada akar tumbuhan. Penambahan
kadar glukosa yang tinggi pada tanah akan meningkatkan tekanan osmotik
tanah. Akibatnya, gradien osmotik pun berkurang dan akar tanaman pun sulit
untuk mengabsorbsi air. Apabila tekanan osmotik tanah menjadi lebih tinggi
dari tekanan osmotik akar, air dapat tersedot keluar dari akar tanaman.
Tanaman yang kekurangan cairan lama kelamaan akan mati. Selain itu,
pemberian larutan gula yang tidak steril akan menyebabkan ledakan populasi
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut kemudian akan menginfeksi
tanaman kacang hijau dan lama kelamaan membuatnya mati. Kadar gula dalam
larutan gula juga berpengaruh terhadap cepat lambatnya laju pertumbuhan.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa semakin banyak konsentrasi gula,
laju pertumbuhan pun akan semakin cepat.

b) Dampak air mineral


Air adalah hal utama penyusun sel tanaman, sebanyak 85-90% dari
bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman adalah air. Selain itu, air juga
memiliki peran penting dalam menjaga suhu tanaman, melakukan proses
fotosintesis dan respirasi, menjadi media untuk reaksi-reaksi biokimia serta
penyerapan mineral dari dalam tanah. Hal ini menjadikan air salah satu
komponen utama dalam membudidayakan tanaman.
Pengaruh air terhadap pertumbuhan tanaman adalah sebagai berikut:
1. Sebagai senyawa utama pembentukan protoplasma,
2. Sebagai senyawa pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan
tanah ke tanaman dan sebagai pelarut mineral nutrisi yang akan
diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain,
3. Sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik
4. Sebagai reaktan pada sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam
trikarboksilat
5. Sebagai penghasil hidrogen pada proses fotosintesis
6. Menjaga Turgiditas sel dan berperan sebagai tenaga mekanik dalam
pembesaran sel,
7. Mengatur mekanisme gerakan tanaman seperti membuka dan menutup
stomata, membuka dan menutup bunga serta menutupnya daun-daun
tanaman tertentu,
8. Berperan dalam perpanjangan sel,
9. Sebagai bahan metabolisme dan produk akhir respirasi
10. Digunakan dalam proses respirasi
Akan tetapi, kelebihan pemberian air pada tumbuhan juga akan
memberikan dampak yang negatif. Saat tanaman terlalu banyak disirami,
tanaman tidak dapat bertukar gas dengan baik atau menyerap nutrisi. Proses ini
disebut dengan asfiksia akar. Hal ini juga dapat dilihat melalui hasil
pengamatan yang telah dilakukan. Tanaman yang disiram menggunakan 2 sdm
air cenderung tumbuh lebih lambat jika dibandingkan tanaman kacang hijau
yang disiram menggunakan 1 sdm air.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, dapat


disimpulkan bahwa tumbuhan kacang hijau yang disiram menggunakan larutan gula
memiliki proses pertumbuhan yang lebih lambat daripada tumbuhan kacang hijau
yang disiram menggunakan air. Hal ini disebabkan karena larutan gula tidak memiliki
kandungan nutrisi yang tepat bagi tanaman kacang hijau untuk proses
pertumbuhannya. Akan tetapi, semakin banyak gula yang dilarutkan dalam air juga
akan mempercepat proses pertumbuhan kacang hijau. Hal ini dapat dilihat pada data
yang kelompok kami peroleh, dimana tumbuhan kacang hijau yang disiram
menggunakan larutan gula yang mengandung dua sendok makan gula memiliki
panjang batang, panjang daun, dan lebar daun yang lebih besar daripada tumbuhan
kacang hijau yang disiram menggunakan larutan gula yang mengandung satu sendok
makan gula. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa larutan gula tidak
dianjurkan untuk digunakan dalam menyiram tumbuhan kacang hijau karena tidak
dapat memaksimalkan potensi laju pertumbuhan kacang hijau.

B. Saran
Apabila ingin melakukan budidaya kacang hijau, sebaiknya disiram
menggunakan air biasa karena dapat lebih memaksimalkan pertumbuhan kacang
hijau. Larutan gula juga dapat mempercepat pertumbuhan kacang hijau, akan tetap
jumlah gula yang dilarutkan harus banyak. Selain itu, kelimpahan gula dalam air yang
disiramkan pada tumbuhan kacang hijau juga dapat menjadi tempat berkembang biak
yang sempurna bagi mikroorganisme yang dapat mengancam kesehatan dan
kehidupan tumbuhan kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto, Sri. 2020. Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.

Urry, Lisa. dkk. 2016. Campbell Biology (11th Edition). Hoboken : Pearson Higher
Education.

Eldra Solomon, Linda Berg, Diana W. Martin (2010). Biology (9th Edition). California :
Brooks Cole.

Lalit M. Srivastava (2002). Plant Growth and Development. Hormones and Environment.
London : Elsevier.

Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2021. Apa Benar Air Gula Bisa Suburkan Tanaman? Ini
Penjelasannya.
https://www.kompas.com/homey/read/2021/04/25/122219076/apa-benar-air-gula-bis
-suburkan-tanaman-ini-penjelasannya?page=all (diakses tanggal 19 Agustus 2021)
LAMPIRAN

A. Data Primer

Panjang Batang Tanaman Kacang Hijau

Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok Makan


Makan Larutan Makan Makan Air Air
Gula Larutan
Gula

1 0 cm 0 cm 1,5 cm 0,9 cm

2 1 cm 1 cm 3,5 cm 2 cm

3 2 cm 1,4 cm 14 cm 8,3 cm

4 2,3 cm 2,1 cm 21 cm 12,1 cm

5 2, 4 cm 3 cm 24,5 cm 17 cm

6 2, 4 cm 3,6 cm 26,7 cm 19,6 cm

7 2, 5 cm 4,7 cm 27,8 cm 21,7 cm

Panjang Daun Tanaman Kacang Hijau

Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok Makan


Makan Larutan Makan Makan Air Air
Gula Larutan
Gula

1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

2 0 cm 0 cm 1,4 cm 0 cm

3 0 cm 0 cm 2,2 cm 1,1 cm
4 0 cm 0,5 cm 2,5 cm 2 cm

5 0 cm 2,3 cm 2,8 cm 2,3 cm

6 0 cm 2,7 cm 2,9 cm 2,5 cm

7 0 cm 3,1 cm 3 cm 2,6 cm

Lebar Daun Tanaman Kacang Hijau

Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok Makan


Makan Larutan Makan Makan Air Air
Gula Larutan
Gula

1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

2 0 cm 0 cm 0,3 cm 0 cm

3 0 cm 0 cm 0,3 cm 0,4 cm

4 0 cm 0,2 cm 0,9 cm 0,5 cm

5 0 cm 0,3 cm 1,1 cm 0,9 cm

6 0 cm 0,3 cm 1,1 cm 0,9 cm

7 0 cm 0,4 cm 1,2 cm 1 cm
B. Data Sekunder
Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 1 sdm larutan gula

Hari ke- Foto

2
3

4
5

Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 2 sdm larutan gula

Hari ke- Foto


1

6
7

Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 1 sdm air

Hari ke- Foto

2
3

5
6

Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 2 sdm air

Hari ke- Foto

2
3

6
7

Anda mungkin juga menyukai