Disusun oleh:
Kelompok Tujuh Biologi XII MIPA 1
Tahun Pelajaran 2021/2022
Laporan Biologi yang disusun oleh Kelompok Tujuh Biologi XII MIPA 1
Tahun Ajaran 2021-2022 telah diuji dan disahkan pada tanggal 2021 oleh :
Laporan ini telah disusun oleh Kelompok Tujuh Biologi Kelas XII MIPA 1
Tahun Ajaran 2021/2022 yang tersusun atas:
1. Francesco Michael Kusuma XII MIPA 1 /15
2. Kristo Anugrah XII MIPA 1 /20
3. Malvin Leonardo Hartanto XII MIPA 1 /21
4. Sean Laurence XII MIPA 1 /31
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan penelitian sederhana
dengan judul “Pengaruh Larutan Gula terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dengan
baik.
Laporan ini disusun untuk memberi wawasan kepada sesama terhadap
bagaimana pemberian larutan gula saat menyiram dapat mempengaruhi pertumbuhan
kacang hijau, dengan menggunakan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun
sebagai indikator.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini tidak lepas dari kerjasama
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
berterima kasih kepada:
1. Dra. Sri Wahjoeni Hadi S. selaku kepala SMAK St. Louis 1 Surabaya.
2. Bapak Fransiskus Asisi Subono, S.Si, M.Kes selaku pembina mata pelajaran
Biologi.
3. Ibu V. Marie Prihatini, S.Pd. selaku pembina mata pelajaran bahasa. Inggris.
4. Bapak Budi Sutrisno Atmadjaja, B.TCFL, M.TCSOL. selaku pembina mata
pelajaran bahasa Mandarin
5. Orang tua serta keluarga penulis tidak henti-hentinya memberikan support.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
ini, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mohon agar para pembaca
dan pembimbing berkenan memberikan saran atau kritik guna menyempurnakan
laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap supaya laporan praktikum “Pengaruh Larutan
Gula terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau” dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi para pembaca.
Penyusun
摘要
影响绿豆生长的主要因素有两个,即内因和外因。这两个因素共同决定了
植物的营养水平,进而影响它们的生长速度。影响绿豆生长的外在因素之一是浇
水所用的水。 当使用含有不同物质的水给植物浇水时,生长速度也会发生变化。
出于这个原因,这项研究使用两种类型的溶液进行,即矿泉水和糖溶液。
该研究由第七组使用四种不同的绿豆植物进行,用相同浓度的水浇水,但用不同
量的糖和水。两种绿豆植物将仅使用水种植,而另外两种绿豆植物将使用糖溶液
种植。浇在每株植物上的水和糖溶液的量是不同的; 这样做是为了分析养分量对
生长的影响。
关键词:绿豆,生长,糖溶液,水,营养
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN 2
NAMA PEMBUAT 3
KATA PENGANTAR 4
摘要 5
DAFTAR ISI 6
BAB I 8
PENDAHULUAN 9
Latar Belakang 9
Tujuan Penelitian 10
Rumusan Masalah 10
BAB II 11
DASAR TEORI 11
Dasar Teori 11
BAB III 27
METODOLOGI PENELITIAN 27
Metodologi Penelitian 27
BAB IV 29
PEMBAHASAN 29
BAB V 35
PENUTUP 35
Kesimpulan 35
Saran 35
DAFTAR PUSTAKA 36
LAMPIRAN 37
Data Primer 37
Data Sekunder 37
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Panjang batang tanaman kacang hijau
Tabel 4.2 Panjang daun tanaman kacang hijau
Tabel 4.3 Lebar daun tanaman kacang hijau
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Panjang batang kacang hijau selama seminggu
Grafik 4.2 Panjang daun kacang hijau selama seminggu
Grafik 4.3 Lebar daun kacang hijau selama seminggu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pertumbuhan primer tanaman
Gambar 2.2 Vigna radiata L.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu tanaman
kacang-kacangan penting di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Di Indonesia, tanaman
ini menempati urutan ketiga setelah kedelai dan kacang tanah, baik mengenai luas
areal penanaman dan produksinya maupun peranannya sebagai bahan makanan.
Tanaman ini merupakan tanaman semusim berumur pendek, kurang lebih 65
hari. Biji kacang hijau mempunyai kandungan protein sebanyak 24,4%, lemak 1%,
dan karbohidrat 64,6%. Selain itu menurut (Marzuki dan Soeprapto, 2007), tanaman
ini mengandung vitamin B1, vitamin A dan C. Biji kacang hijau sebagian besar
dikonsumsi sebagai bahan makanan seperti tauge, sup, bubur, tepung, minuman, dan
tahu.
Seperti tumbuhan lainnya, kacang hijau mengalami proses pertumbuhan yang
bersifat kuantitatif dan irreversible. Proses pertumbuhan ini dapat diukur dari
pertambahan panjang batang, panjang daun, dan lebar daun tumbuhan kacang hijau.
Pertumbuhan kacang hijau dipengaruhi oleh dua jenis faktor, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal meliputi hormon serta gen, sedangkan faktor
eksternal meliputi suhu, kondisi tanah, jumlah zat hara, cahaya matahari, dan
kelembaban.
Salah satu faktor eksternal dalam pertumbuhan kacang hijau adalah air. Air
memiliki peran yang sangat penting dalam pertumbuhan kacang hijau. Selain
digunakan dalam proses fotosintesis, air juga berperan dalam proses perkecambahan
kacang hijau, tepatnya pada proses imbibisi. Masuknya air ke dalam biji
menyebabkan perubahan kondisi di dalam sel dan mengaktifkan enzim-enzim yang
mengkatalisis reaksi biokimiawi perkecambahan.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian sederhana ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat gula yang
dilarutkan dalam air terhadap pertumbuhan kacang hijau. Penelitian ini juga meninjau
pengaruh jumlah zat gula dan air yang diberikan terhadap pertumbuhan kacang hijau.
Dengan demikian, laju pertumbuhan kacang hijau dapat dianalisis berdasarkan
beberapa variabel, yaitu jumlah zat gula yang digunakan, serta jumlah air yang
digunakan.
C. Rumusan Masalah
DASAR TEORI
A. Dasar Teori
2) Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang
mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup.
Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat
berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim. Perbedaan
jenis enzim menyebabkan terjadinya perbedaan respon
pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama.
3) Hormon
Hormon merupakan zat pengatur tubuh, yaitu molekul
organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan
ditransformasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya. Faktor
genetik inilah yang mengendalikan hormon untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Hormon dalam
konsentrasi rendah menimbulkan respon fisiologis. Hormon
yang dihasilkan oleh tanaman disebut fitohormon.
Macam-macam hormon adalah :
a) Hormon Auksin
Merupakan zat tumbuh yang pertama ditemukan
oleh Frits W. Went (1903 - 1990). Hormon auksin
dihasilkan oleh tanaman pada daerah meristem, seperti
pucuk batang, dan ujung akar. Auksin dapat juga
dijumpai di tunas, daun muda, bunga, ataupun buah. .
Hormon auksin yang paling dikenal adalah IAA (indole
acetic acid) yang strukturnya mirip dengan struktur
asam amino triptofan. IAA disintesis di meristem,
apikal, daun muda, dan biji. Sifat hormon auksin adalah
aktivitasnya dihambat oleh adanya cahaya. Senyawa
auksin bila terkena cahaya matahari akan berubah
menjadi senyawa yang justru menghambat
pertumbuhan. Hal inilah yang menyebabkan batang
membelok ke arah datangnya cahaya jika diletakkan
secara mendatar, karena bagian yang tidak terkena sinar
pertumbuhannya lebih cepat dari bagian yang terkena
sinar matahari.
Pengaruh auksin berdampak besar terutama pada
perpanjangan atau pembesaran sel. Sifat dasar auksin
yang mempengaruhi perpanjangan sel ini sering
digunakan sebagai pengukur kecepatan pertumbuhan
tanaman.Beberapa respon pertumbuhan dapat
ditunjukkan dan dikendalikan oleh auksin. Fototropisme
yang merupakan peristiwa pembengkokan ke arah
cahaya dari kecambah yang sedang tumbuh, dapat
didasarkan oleh penyebaran auksin pada bagian tersebut
yang tidak merata.
Auksin berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan tunas lateral, merangsang pembentukan
akar lateral, menghasilkan buah tanpa biji, dan
mencegah rontoknya bunga, buah, serta daun.
b) Hormon Giberelin
Giberelin pertama ditemukan oleh E. Kuorsawa
pada tahun 1926 di Jepang. Mula-mula zat ini
ditemukan pada Gibberella fujikuroi, yaitu jenis jamur
parasit pada tanaman padi. Hormon giberelin dapat
ditemukan hampir pada semua bagian tanaman, baik
akar, batang, daun, bunga, maupun buah. Giberelin
dapat bergerak ke dua arah, sedangkan auksin hanya ke
satu arah saja. Bila auksin hanya merangsang
pembesaran sel, maka giberelin merangsang
pembelahan sel. Terutama untuk merangsang
pertumbuhan primer. Bersama dengan auksin, hormon
giberelin merangsang pembelahan dan perpanjangan
sel. Giberelin juga menghilangkan sifat kerdil tanaman,
mematahkan dormansi sebagian besar jenis biji,
menghambat pertumbuhan akar adventif, dan
sebagainya.
c) Hormon Sitokinin
Hormon ini seperti halnya auksin maka sitokinin
juga memberikan efek yang bermacam-macam terhadap
tanaman. Zat ini mempercepat pembelahan sel,
membantu pertumbuhan tunas dan akar, mengatur
pembentukan bunga dan buah, menunda pengguguran
daun, bunga, dan daun. Sitokinin dapat menghambat
proses-proses penuaan (senescence).
Salah satu macam sitokinin adalah kinetin yang
terdapat dalam air kelapa muda dan dalam ragi.
Lingkungan biotik yang mempengaruhi pertumbuhan
tanaman diantaranya adalah organisme pengganggu
tanaman dan allelopati (zat kimia yang dihasilkan
tumbuhan dan mengganggu tumbuhan lainnya).
f) Hormon Kalin
Hormon Kalin adalah hormon yang dapat
merangsang pembentukan organ tubuh. Kalin dibedakan
menjadi empat macam organ tubuh dengan fungsi yang
berbeda-beda
● Kaulokalin : Kaulokalin adalah hormon yang
memiliki fungsi dalam merangsang proses
pembentukan batang.
● Rizokalin : Rizokalin adalah hormon yang
berfungsi dalam merangsang pembentukan akar.
● Filokalin : Filokalin adalah hormon yang
berfungsi merangsang dalam pembentukan daun
● Antokalin : Antokalin adalah hormon yang
merangsang pembentukan bunga
b. Faktor Eksternal
1) Suhu
Suhu udara mempengaruhi kecepatan pertumbuhan
maupun sifat dan struktur tanaman dan berpengaruh terhadap
aktivitas enzim. Enzim hanya dapat bekerja secara maksimal
jika suhunya optimum. Jika suhu naik melebihi suhu optimum,
aktivitas enzim akan berkurang. Demikian juga jika terlalu
rendah, reaksi kimia di dalam sel tidak dapat berjalan baik. Jika
reaksi - reaksi kimia sel terganggu, pertumbuhan tanaman juga
akan terganggu. Untuk tumbuhan daerah tropis suhu
optimumnya berkisar 22-37oC. Tetapi suhu kardinal
(minimum, optimum, dan maksimum) ini sangat dipengaruhi
oleh jenis dan fase pertumbuhan tanaman.
2) Cahaya Matahari
Cahaya adalah salah satu hal yang penting dalam
kehidupan. Cahaya juga berhubungan dengan kerja hormon
auksin. Selain diperlukan sebagai fotosintesis, cahaya memicu
banyak peristiwa dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, yang biasa disebut fotomorfogenesis.
Tumbuhan tidak hanya mendeteksi sinyal cahaya, tetapi
juga mendeteksi intensitas, arah, dan panjang gelombang.
Reseptor cahaya ada dua, yaitu fototropin dan kriptokrom
merupakan fotoreseptor cahaya biru/UV-A, sedangkan fitokrom
merupakan fotoreseptor cahaya merah.
Tumbuhan memiliki respons berbeda terhadap lama
penyinaran. Respons tersebut dapat berupa pertumbuhan
maupun reproduksi. Respons tumbuhan terhadap lama waktu
terang dan gelap setiap harinya disebut fotoperiodisme.
Berdasarkan hal tersebut, tanaman dapat dibedakan menjadi
empat kelompok, yaitu tanaman hari pendek, tanaman hari
panjang, tanaman hari sedang, dan tanaman hari netral.
3) Nutrisi
Nutrisi memegang peranan penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Salah satu fungsi dari kedua
bahan ini adalah sebagai sumber energi dan sebagai penyusun
komponen - komponen sel bagi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Pertumbuhan yang terjadi pada
tanaman (sampai batas tertentu) disebabkan oleh tanaman
mendapatkan nutrisi. Bahan baku pada proses fotosintesis
adalah nutrisi yang nantinya akan diubah tanaman menjadi
makanan. Tanpa bahan ini, pertumbuhan tidak akan
berlangsung. Nutrisi umumnya diambil tanaman dari dalam
tanah dalam bentuk ion. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman
dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu unsur hara makro dan
mikro. Nutrisi makro adalah unsur yang dibutuhkan tumbuhan
dalam jumlah banyak sedangkan nutrisi mikro dibutuhkan
tumbuhan dalam jumlah sedikit. Nutrisi yang tergolong ke
dalam hara makro adalah Karbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, Fosfor, Kalium, Kalsium, Ferum, Magnesium,
dan Potasium. Sedangkan yang termasuk golongan hara mikro
adalah besi, tembaga, seng, kobalt, natrium, boron, klor, dan
molibdenum. Jika tanaman kekurangan dari salah satu unsur
tersebut diatas maka tanaman akan mengalami gejala defisiensi
yang berakibat pada penghambatan pertumbuhan. Adapun
peranan atau fungsi dari unsur-unsur hara diuraikan sebagai
berikut :
(1) N (Nitrogen), fungsinya :
(a) Merangsang pertumbuhan vegetatif.
(b) Merangsang tumbuhnya anakan
(c) Membuat tanaman menjadi lebih hijau.
(d) Merupakan bahan penyusun klorofil daun,
lemak dan protein.
(2) P (Phospor), fungsinya :
(a) Mempercepat proses fotosintese.
(b) Membantu pembentukan protein dan
karbohidrat.
(c) Sebagai katalisator dalam transportasi
karbohidrat, protein dan lemak.
(d) Meningkatkan kualitas rasa dan warna dan buah.
warna dari bunga dan buah.
(e) Meningkatkan daya ketahanan tanaman terhadap
serangan hama dan penyakit dan kekeringan.
(f) Mempercepat pertumbuhan jaringan
meristematik.
(g) Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami
(3) Mg (Magnesium), fungsinya :
(a) Merupakan bahan penyusun klorofil.
(b) Mengaktifkan enzim yang berperan dalam
metabolisme karbohidrat. 22
(c) Meningkatkan kadar minyak pada tanaman
penghasil minyak.
(4) Ca (Calcium), fungsinya :
(a) Merangsang pembentukan bulu-bulu akar.
(b) Meningkatkan kekerasan kayu dan jerami
(5) S (Belerang), fungsinya :
(a) Sebagai penyusun utama ion phospat.
(b) Meningkatkan kandungan protein dan vitamin.
(c) Meningkatkan pembentukan bintil-bintil akar
daun warna hijau daun.
(6) Cl (Klor), fungsinya :
(a) Meningkatkan kualitas tanaman.
(7) Mn (Mangan), fungsinya :
(a) Pembentukan klorofil
(b) Merangsang perkecambahan biji dan pemasakan
buah.
(8) Cu (Tembaga), fungsinya :
(a) Mengatur sistem enzim dalam pembentukan
klorofil.
(9) Zn (Seng), fungsinya :
(a) Mengatur sistem enzim dalam pembentukan
klorofil.
(10) Fe (Besi), fungsinya :
(a) Penting dalam pembentukan klorofil.
4) Kelembapan
Kelembapan udara akan berpengaruh pada laju
penguapan atau transpirasi. Jika kelembaban rendah, laju
transpirasi meningkat sehingga penyerapan air dan zat - zat
mineral juga meningkat. Hal itu akan meningkatkan persediaan
nutrisi untuk tanaman. ika kelembaban tinggi, laju transpirasi
rendah sehingga penyerapan air dan zat - zat mineral juga
rendah. Hal ini akan mengurangi ketersediaan nutrisi untuk
pertumbuhan tanaman sehingga pertumbuhannya juga akan
terhambat.
5) Tinggi Tempat
Ketinggian tempat menentukan suhu udara, intensitas
cahaya matahari dan mempengaruhi curah hujan, yang pada
gilirannya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Perbedaan
ketinggian tempat dari permukaan laut menyebabkan perbedaan
suhu lingkungan. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut,
suhu akan turun sekitar 0,5℃. Kondisi ini tentunya akan
mempengaruhi jenis tumbuhan yang hidup pada ketinggian
tertentu. Misalnya kita menemukan banyak tanaman kelapa
(cocos nucifera) pada daerah pantai, kemudian enau (Arenga
pinnata) hidup di pegunungan basah, rotan pada daerah hutan
hujan tropis, dan banyak contoh lainnya. Dari uraian tersebut
diatas dapat diketahui masing-masing tempat hidup organisme
(habitat) mempunyai persyaratan khusus.
6) Aerasi
Ini berkaitan dengan kandungan oksigen dalam tanah.
Tanah yang memiliki kandungan oksigen yang cukup dikatakan
aerasinya baik. Oksigen di dalam tanah diperlukan oleh akar
untuk melakukan respirasi. Respirasi akar akan bermanfaat
untuk perkembangan sel - sel akar dan juga berguna untuk
membantu penyerapan nutrisi dari dalam tanah. Jika aerasi
tidak baik, respirasi akar akan terganggu sehingga mengganggu
pertumbuhan akar dan penyerapan nutrisi.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum L.
Spesies : Saccharum officinarum L.
7. Kapas
Tanaman kapas merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah
tropis sampai subtropis. Di dunia, terdapat lebih dari 39 spesies Gossypium
yang tumbuh liar ataupun yang dibudidayakan. Dalam ilmu tumbuhan,
tanaman kapas dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Gossypium
Spesies : Gossypium sp.
Dari jenis yang ada tersebut, hanya 4 spesies kapas yang telah telah
dibudidayakan diantaranya adalah Gossypium herbaceum L., Gossypium
arboreum L., Gossypium hirsutum L., dan Gossypium barbadense.
BAB III
EXPERIMENT METHOD
A. Experiment Method
E. Limitation of research
Some of the variables are not accounted for such as intensity of light,
humidity, condition of planting media, etc. These unaccounted variables caused some
inaccuracy within the research and its data.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Variabel Bebas
Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula
1 0 cm 0 cm 1,5 cm 0,9 cm
2 1 cm 1 cm 3,5 cm 2 cm
3 2 cm 1,4 cm 14 cm 8,3 cm
5 2,4 cm 3 cm 24,5 cm 17 cm
Variabel Bebas
Hari ke - 1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
2 0 cm 0 cm 1,4 cm 0 cm
3 0 cm 0 cm 2,2 cm 1,1 cm
4 0 cm 0,5 cm 2,5 cm 2 cm
7 0 cm 3,1 cm 3 cm 2,6 cm
Variabel Bebas
Hari ke -
1 Sendok 2 Sendok 1 Sendok 2 Sendok
Makan Makan Makan Air Makan Air
Larutan Gula Larutan Gula
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
2 0 cm 0 cm 0,3 cm 0 cm
3 0 cm 0 cm 0,3 cm 0,4 cm
7 0 cm 0,4 cm 1,2 cm 1 cm
Grafik Pertumbuhan Kacang Hijau
Grafik 4.1 Panjang batang kacang hijau selama seminggu
B. Pembahasan
Dari grafik dan tabel hasil pengamatan di atas, dapat disimpulkan bahwa
larutan gula menghambat proses pertumbuhan kacang hijau. Pertumbuhan batang serta
daun pada tumbuhan yang disiram menggunakan larutan gula jauh lebih lambat jika
dibandingkan dengan tumbuhan yang disiram dengan air. Hal ini disebabkan karena
larutan gula menghambat proses osmosis pada akar tanaman kacang hijau.
a) Dampak larutan gula
Larutan gula memperlambat pertumbuhan dari kacang hijau seperti
yang ditunjukkan pada data diatas. Hal ini terjadi karena tanaman tidak
memerlukan glukosa dari tanah karena membuatnya sendiri melalui
fotosintesis. Penambahan glukosa malah akan mengganggu proses osmosis
pada tumbuhan. Proses osmosis terjadi karena kepekatan air tanah yang lebih
rendah dibandingkan dengan kepekatan air pada akar tumbuhan. Penambahan
kadar glukosa yang tinggi pada tanah akan meningkatkan tekanan osmotik
tanah. Akibatnya, gradien osmotik pun berkurang dan akar tanaman pun sulit
untuk mengabsorbsi air. Apabila tekanan osmotik tanah menjadi lebih tinggi
dari tekanan osmotik akar, air dapat tersedot keluar dari akar tanaman.
Tanaman yang kekurangan cairan lama kelamaan akan mati. Selain itu,
pemberian larutan gula yang tidak steril akan menyebabkan ledakan populasi
mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut kemudian akan menginfeksi
tanaman kacang hijau dan lama kelamaan membuatnya mati. Kadar gula dalam
larutan gula juga berpengaruh terhadap cepat lambatnya laju pertumbuhan.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa semakin banyak konsentrasi gula,
laju pertumbuhan pun akan semakin cepat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Apabila ingin melakukan budidaya kacang hijau, sebaiknya disiram
menggunakan air biasa karena dapat lebih memaksimalkan pertumbuhan kacang
hijau. Larutan gula juga dapat mempercepat pertumbuhan kacang hijau, akan tetap
jumlah gula yang dilarutkan harus banyak. Selain itu, kelimpahan gula dalam air yang
disiramkan pada tumbuhan kacang hijau juga dapat menjadi tempat berkembang biak
yang sempurna bagi mikroorganisme yang dapat mengancam kesehatan dan
kehidupan tumbuhan kacang hijau.
DAFTAR PUSTAKA
Pujiyanto, Sri. 2020. Menjelajah Dunia Biologi untuk Kelas XII SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Urry, Lisa. dkk. 2016. Campbell Biology (11th Edition). Hoboken : Pearson Higher
Education.
Eldra Solomon, Linda Berg, Diana W. Martin (2010). Biology (9th Edition). California :
Brooks Cole.
Lalit M. Srivastava (2002). Plant Growth and Development. Hormones and Environment.
London : Elsevier.
Setiawan, Sakina Rakhma Diah. 2021. Apa Benar Air Gula Bisa Suburkan Tanaman? Ini
Penjelasannya.
https://www.kompas.com/homey/read/2021/04/25/122219076/apa-benar-air-gula-bis
-suburkan-tanaman-ini-penjelasannya?page=all (diakses tanggal 19 Agustus 2021)
LAMPIRAN
A. Data Primer
1 0 cm 0 cm 1,5 cm 0,9 cm
2 1 cm 1 cm 3,5 cm 2 cm
3 2 cm 1,4 cm 14 cm 8,3 cm
5 2, 4 cm 3 cm 24,5 cm 17 cm
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
2 0 cm 0 cm 1,4 cm 0 cm
3 0 cm 0 cm 2,2 cm 1,1 cm
4 0 cm 0,5 cm 2,5 cm 2 cm
7 0 cm 3,1 cm 3 cm 2,6 cm
1 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm
2 0 cm 0 cm 0,3 cm 0 cm
3 0 cm 0 cm 0,3 cm 0,4 cm
7 0 cm 0,4 cm 1,2 cm 1 cm
B. Data Sekunder
Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 1 sdm larutan gula
2
3
4
5
Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 2 sdm larutan gula
6
7
Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 1 sdm air
2
3
5
6
Foto pertumbuhan tanaman kacang hijau yang disiram dengan 2 sdm air
2
3
6
7