Kelas: J
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
Desember 2020
i
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................................3
1. Manfaat Praktis.....................................................................................3
2. Manfaat Teoristis...................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................4
A. Jajanan Instan.........................................................................................4
B. Sosis.........................................................................................................4
1. Pemanfaatan Ikan barakuda dalam pembuatan sosis..........................4
2. Pemanfaatan potensi lokal dalam pembuatan sosis.............................5
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................6
A. Kandungan Gizi Ikan Barakuda, Singkong dan Daun kelor.................6
1. Kandungan Gizi pada Ikan Barakuda....................................................6
2. Kandungan Gizi pada Singkong............................................................6
3. Kandungan Gizi pada Daun Kelor.........................................................6
B. Cara membuat sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun Kelor)7
C. Desain Pengemasan...............................................................................8
1. Labelisasi Produk.................................................................................8
D. Cara sosis BASUKE agar diterima masyarakat sebagai pengganti
jajanan instan..........................................................................................8
1. Stategi marketing sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun Kelor)
.............................................................................................................9
1) Survei Pasar dan Penentuan Target Pasar.........................................9
BAB IV PENUTUP.............................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................11
B. Saran......................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sosis adalah suatu produk di bidang pakan yang dibuat dari daging yang
sudah digiling dan dihaluskan, ditambahkan dengan bumbu-bumbu, dan
dimasukkan ke dalam selongsong (casing) untuk diolah lebih lanjut (Rusdianto,
2015). Produk olahan daging yang satu itu banyak digemari masyarakat, mulai
dari anak-anak hingga dewasa. Pada umumnya sosis dibuat dari daging sapi dan
ayam akan tetapi, sosis juga dapat dibuat dari daging ikan karena kualitas
protein daging ikan cenderung lebih baik dibandingkan dengan protein daging
sapi (Suryati, 2016). Kebanyakan daging ikan yang dapat dibuat sosis yaitu Ikan
Barakuda (Sphyraena).
Ikan Barakuda (Sphyraena) adalah ikan dalam kelas Actinopterygii yang
dikenal berwujud menyeramkan dan dapat mencapai ukuran tubuh begitu besar.
Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus, ikan ini dapat ditemukan di
samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia (Sintia, 2010). Ikan Barakuda
sangat melimpah di pasaran dan harganya cukup terjangkau serta dapat
dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan sosis yang dapat difortifikasi
dengan potensi lokal seperti tanaman kelor dan singkong.
Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang paling
luar biasa yang pernah ditemukan. Sehingga kelor diyakini memiliki potensi untuk
mengakhiri kekurangan gizi, kelaparan, serta mencegah dan menyembuhkan
berbagai penyakit di seluruh dunia (Nurhaedah, 2007). Selain tanaman kelor,
Kabupaten Bondowoso juga memiliki potensi singkong yang cukup melimpah,
Singkong atau ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan salah satu
sumber karbohidrat lokal Bondowoso yang menduduki urutan ketiga terbesar
setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling
potensial untuk diolah menjadi tepung. Singkong segar mempunyai komposisi
kimiawi terdiri dari kadar air sekitar 60%, pati 35%, serat kasar 2,5%, kadar
protein 1%, kadar lemak 0,5%, dan kadar abu 1%, karenanya merupakan
sumber karbohidrat dan serat makanan, namun sedikit kandungan zat gizi seperti
protein (Indah, 2017). Singkong dan juga daun kelor dapat dijadikan bahan dasar
serta difortifikasi ikan Barakuda untuk pembuatan makanan seperti sosis agar
memiliki nilai gizi yang baik bagi masyarakat. Karena kebanyakan sosis yang
beredar di pasaran mengandung beberapa zat yang kurang baik untuk tubuh
1
karena bahan dan pengawet yang digunakan mengandung bahan kimia serata
warna sosis yang terlihat homogen dikhawatirkan mengandung banyak
campuran.
Atas dasar masalah tersebut kami memiliki inisiatif untuk melakukan
pengkajian tentang penggunaan singkong, kelor, dan ikan barakuda untuk
dijadikan bahan tambahan dalam pembuatan sosis yang memiliki nilai gizi tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kandungan gizi dan manfaat dari Ikan Barakuda, Singkong dan
daun kelor?
2. Bagaimana cara membuat sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun
Kelor)?
3. Bagaimana desain pengemasan dan penyajian sosis BASUKE (Barakuda
Singkong dan Daun Kelor)?
4. Bagaimana cara sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun Kelor) agar
diterima masyarakat sebagai pengganti jajanan instan?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang kandungan gizi dan manfaat dari Ikan Barakuda,
Singkong dan daun kelor?
2. Menjelaskan cara pengolahan sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan
Daun Kelor).
3. Menjelaskan desain pengemasan dan penyajian sosis BASUKE (Barakuda
Singkong dan Daun Kelor).
4. Menjelaskan cara agar sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun
Kelor) dapat diterima masyarakat sebagai pengganti jajanan instan.
2
D. Manfaat
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa:
Dapat menambah pengetahuan dan sumbangan pemikiran tentang
pemanfaatan hasil perikanan serta meningkatan jiwa Kewirausahaan pada
mahasiswa.
b. Bagi Nelayan:
Hasil makalah ini diharapkan bisa meningkatkan daya jual Ikan Barakuda
yang melimpah.
c. Bagi Penulis:
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang
pemanfaatan ikan barakuda, singkong dan daun kelor.
2. Manfaat Teoristis
a. Meberikan sumbangan pemikiran bagi fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya.
b. Dapat dijadikan sebagai referensi tentang pemanfaatan hasil Perikanan
bagi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Jajanan Instan
Makanan jajanan menurut angga (2015) merupakan bagian tidak
terpisahkan dari kehidupan anak sekolah dasar. Konsumsi dan kebiasaan jajan
anak turut mempengaruhi kontribusi dan kecukupan energi dan zat gizinya yang
berujung pada status gizi anak. Sejalan dengan itu Syafitri (2009) menyebutkan
bahwa kebiasaan jajan merupakan istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan
prilaku yang berhubungan dengan makan dan makanan seperti frekuensi
makan, jenis makanan, kepercayaan terhadap makanan (pantangan), preferensi
terhadap makanan, dan cara pemilihan makanan. Semakin beragamnya jenis
makanan jajanan yang menarik dan ditawarkan dengan harga yang murah di
sekolah menuntut siswa SD.
Faktor-faktor yang berhubungan dan berpengaruh masih sedikit dan
kurang mendalam. Mengingat peran strategis makanan jajanan terhadap
pemenuhan energi dan zat gizi, serta pertumbuhan siswa SD, maka penting
untuk mengetahui kebiasaan jajan serta faktor- faktor yang berhubungan dan
berpengaruh (Hidayat, 2009).
B. Sosis
Sosis menurut Suryati (2016) adalah suatu produk makanan yang dibuat
dari daging yang sudah digiling dan dihaluskan, ditambahkan dengan bumbu-
bumbu, dan dimasukkan ke dalam selongsong (casing) untuk diolah lebih lanjut.
Pada umumnya sosis dibuat dari daging sapi dan ayam akan tetapi, sosis juga
dapat dibuat dari daging ikan, karena kualitas protein daging ikan cenderung
lebih baik dibandingkan dengan protein daging sapi. Pengembangan sosis ikan
menjadi salah satu alternatif produk, variasi olahan sosis mempunyai prospek
yang cerah dan digemari masyarakat.
1. Pemanfaatan Ikan barakuda dalam pembuatan sosis
Ikan Barakuda menurut Sintia (2010) adalah ikan dalam kelas
Actinopterygii yang dikenal berwujud menyeramkan dan dapat mencapai ukuran
tubuh begitu besar, yaitu sampai panjang enam kaki dan lebar satu kaki.
Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus. Ikan ini dapat ditemukan di
samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Barakuda adalah anggota genus
Sphyraena, satu-satunya genus alam familia Sphyraenidae. Ikan barakuda juga
4
merupakan salah satu merupakan salah satu predator yang paling sengit
diperairan tropis. Ikan Barakuda sangat melimpah di pasaran dan harganya
cukup terjangkau serta dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam pembuatan
sosis yang dapat difortifikasi dengan potensi lokal seperti tanaman kelor dan
singkong.
2. Pemanfaatan potensi lokal dalam pembuatan sosis
a. Tanaman Kelor
Tanaman Kelor (Moringa oleifera) menurut Mita (2015) merupakan salah
satu jenis tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia.
Tanaman kelor merupakan tanaman perdu dengan ketinggian 7-11 meter dan
tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas
permukaan laut. Kelor dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis pada
semua jenis tanah dan tahan terhadap musim kering dengan toleransi terhadap
kekeringan sampai 6 bulan. Kelor dikenal di seluruh dunia sebagai tanaman
bergizi dan WHO telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu pangan
alternatif untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi). Di Afrika dan Asia daun kelor
direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu menyusui dan
anak pada masa pertumbuhan. Semua bagian dari tanaman kelor memiliki nilai
gizi, berkhasiat untuk kesehatan dan manfaat dibidang industry.
b. Singkong
Singkong menurut Indah (2017) merupakan tanaman tropis yang tumbuh
pada 30º lintang utara sampai 30º lintang selatan dan sebagian besar
berkembang 20º lintang urata sampai 20º lintang selatan serta membutuhkan
iklim yang lembab. Pertumbuhan singkong akan berhenti dibawah temperatur
10ºC . Pertumbuhan singkong yang paling banyak di dataran rendah tropis, di
ketinggian 150 meter dari permukaan laut dengan temperatur rata-rata 25ºC
sampai 27ºC, tetapi ada beberapa varietas singkong yang tumbuh sampai pada
ketinggian 1500 meter dari permukaan laut. Singkong juga dapat tumbuh dengan
baik ketika curah hujan cukup melimpah.
5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
STTP 5 gram
Bawang putih 15 siung
Minyak goring 50-100 ml
Garam 5 gram
Merica bubuk Setengah sachet
Jahe 1 cm
ISP/Susu Kedelai 30-50 gram
Sumber: Data pribadi, 2020.
2. Alat-alat yang diperlukan untuk membuat sosis BASUKE
Adapun alat-alat yang digunakan untuk pembuatan sosis BASUKE yaitu:
Telenan, selongsong sosis, timbangan, nampan, baskom, blender, Pisau,
kompor, Panci.
1. Proses pembuatan
Proses pembuatan sosis BASUKE (Brakuda, singkong dan daun kelor)
dijelaskan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan semua bahan-bahan yang dibutuhkan dan pastikan semua bahan-
bahan sudah dalam keadaan halus
b. Setelah daging ikan barakuda ,daun kelor dan tepung singkong halus maka
masukkan semua bahan-bahan ke dalam blender kecuali minyak
c. Setelah adonan sudah mulai kalis langkah selanjutnya yaitu masukkan
minyak, dan blender kembali sampai adonan tercampur rata
d. Setelah adonan sudah tercampur rata maka cetak adonan menggunakan
selongsong sosis, dengan hati-hati
e. Selanjutnya yaitu adonan sosis yang sudah dicetak langsung direbus
selama ±15 menit.
f. Apabila sosis telah matang dinginkan terlebih dahulu
g. Langkah yang terakhir yaitu proses pengemasan.
C. Desain Pengemasan
Sosis basuke memiliki 1 tipe kemasan yaitu menggunakan pouch full oil
yang terbuat dari aluminium foil yang secara keseluruhan bisa menjamin kualitas
dari bahan-bahan atau produk yang dibungkus di dalamnya, kemasan sosis
basuke memiliki 3 varian yaitu yang pertama kemasan sosis yang berisi 7psc, 10
psc dan 15 psc.
1. Labelisasi Produk
Label pada produk sosis basuke berisi tentang motto usaha, informasi
masa simpan, kandungan, komposisi, netto, dan kode halal. Untuk keberlanjutan
7
program dalam jangka panjang akan dilakukan pelabelan produk dengan nomor
seri BPOM RI. Hal tersebut ditunjukan untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat akan keamanan dan kesehatan produk sosis basuke.
8
mendapatkan gambaran bagaimana nantinya dapat bersaing di pasar, dan
diminati konsumen serta riset untuk mencari tempat menyuplai bahan baku yang
berkualitas baik.
2) Pembelian Bahan Baku dan Alat-Alat Penunjang Produksi
Pemesanan dan pembelian bahan baku serta alat-alat pendukung
produksi dilakukan setelah dilakukan survei lokasi dan harga pembelian bahan
baku. Bahan baku yang dibutuhkan menggunakan potensi lokal serta bahan
baku penunjang lainnya melakukan pembelian dan pencarian secara kontinu
sesuai dengan standar kebutuhan dari produksi serta memiliki spesifikasi yang
sesuai dengan nomor seri BPOM RI.
b. Penentuan Media Pemasaran
Dalam media pemasaran, kami memanfaatkan media offline dan online.
Dengan media offline dilakukan dengan cara mendesain untuk membuat banner,
pamflet, liafleat dan stiker serta menggunakan jaringan teman, jaringan
organisasi, jaringan kelompok dan grub-grub. Sedangkan untuk media elektronik
atau online kami memanfaatkan media sosial sebagai media publikasi
pemasaran sosis basuke.
c. Strategi pemasaran
Produk sosis basuke memiliki strategi pemasaran menggunakan
pendekatan 4P, yaitu product, price, place distribution dan promotion, serta
menggunakan media sosialisasi ke himpunan mahasiswa jurusan, himpunan
mahasiswa program studi, untuk mengenalkan inovasi baru produk sosis basuke
yang memiliki nilai nilai gizi yang baik, sehat serta menggunakan bahan
pengawet alami.
d. Metode Publikasi
1) SocMed Advertise
Pengguna sosial media yang banyak mejadi sebuah peluang untuk
mempublikasikan sebuah inovasi produk sosis basuke. Sosial media seperti
Whatsapp, facebook, instagram dan line menjadi sebuah sosial media yang
favorit yang diakses oleh ibu rumah tangga, mahasiswa maupun masyarakat
umum. Hal inilah yang menjadi metode publikasi yang tepat dengan
mendaftarkan pemasangan iklan.
2) Metode Door to Door
9
Melakukan pembagian dan penyebaran brosur, leafleat, pamflet, stiker ke
swalayan, mini market, dan tempat tempat wisata, serta melakukan pemasangan
poster dan banner di tempat umum, khususnya disekitar toko-toko di malang.
Metode door to door dilakukan dengan mengadakan promosi turun langsung dari
toko satu ke toko lain.
10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan sebaga berikut:
1. Ikan Barakuda, singkong dan daun kelor memiliki kandungan gizi yang sehat
serta baik untuk dikonsumsi.
2. Proses pengolahan Sosis BASUKE (Barakuda Singkong dan Daun Kelor)
diawali dengan pembuatan tepung singkong dan juga daun kelor yang
dihaluskan giling daging menggunakan mesin meggiling campurkan semua
bahan kecuali minyak lalu blender apabila adonan telah setengah halus maka
masukkan minyak setelah adonan telah tercampur merata, cetak
menggunakan selongsong sosis rebus hingga ±15 menit dinginkan, lalu
kemas.
3. Sosis BASUKE memiliki 1 tipe kemasan yaitu menggunakan pouch full oil
yang terbuat dari aluminium foil yang secara keseluruhan bisa menjamin
kualitas dari bahan-bahan atau produk yang dibungkus di dalamnya.
4. Dari banyaknya jajanan instan yang beredar di pasar namun belum di ketahui
kandungan gizi yang dimiliki pada jajanan instan tersebut, maka dari itu kami
memiliki inisiatif untuk membuat olahan ringan sehat serta baik untuk
dikonsumsi dari berbagai kalangan.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
penulis meminta kritik yang membangun dari para pembaca.
Bertolak dari simpulan dan pembahasan di atas, disarankan kepada:
1. Pelaku UMKM: Agar memanfaatkan potensi singkong, ikan, dan daun kelor
untuk membuat jajanan instan yang sehat dan bergizi.
2. Nelayan: Agar memanfaatkan ikan barakuda serta difortivikasi dengan
singkong dan daun kelor atau sayur lainnya misalnya bayam untuk membuat
jajanan yang sehat dan berizi guna menambah nilai ekonomi penjualan ikan.
3. Kepada mahasiswa: Agar bisa menyumbangkan ide kreativ serta dapat
meningkatkan jiwa kewirausahaannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12