Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

IKAN LAUT YANG DIKONSUMSI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata
Dosen pengampu: Dr. Sumiyati Sa'adah, M.Si.

Disusun Oleh :

Fahmi Atoillah 1182060030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Assalaamua’laikum Wr Wb

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Ikan Laut Yang Dikonsumsi”. Solawat dan salam penulis
panjatkan kepada Rasulullah SAW yang dengan pelantaranya kita dapat merasakan
nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman dan islam. Tidak lupa Penulis ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir semester pada mata
kuliah Zoologi Vertebrata yang diampu oleh Ibu Dr. Sumiyati Sa'adah, M.Si. dengan
judul “Ikan Laut yang Dikonsumsi” yang insyaallah akan memaparkan isi meliputi
cara mengenal ikan laut yang dapat dikonsumsi, etika dalam memanfaatkan ikan laut
yang dapat dikonsumsi, beberapa jenis ikan laut yang dapat dikonsumsi, cara
pelestarian agar dapat terus dikonsumsi, dan Saluran distribusi pemasaran ikan laut.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dalam segi isi maupun penyajiannya. Oleh kerena penulis sangat bersenang hati jika
pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah
ini. Harapan penulis makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh pembaca dengan
sebaik mungkin.

Wassalaamua’laikum Wr Wb

Bandung, 3 juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
D. Manfaat...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
A. Mengenal Ikan laut yang Dikonsumsi................................................................3
B. Etika Mengonsumsi Ikan Laut............................................................................5
C. Jenis Ikan Laut yang Dapat Dikonsumsi............................................................8
1. Ikan Sarden.....................................................................................................8
2. Ikan Bandeng................................................................................................10
3. Ikan Tuna......................................................................................................11
4. Ikan Kakap....................................................................................................13
5. Ikan Kembung...............................................................................................15
6. Ikan Tenggiri.................................................................................................17
7. Ikan Tongkol.................................................................................................18
8. Ikan Teri........................................................................................................19
D. Cara Pelestarian Ikan Laut yang Dikonsumsi...................................................21
E. Saluran distribusi pemasaran ikan laut.............................................................22
BAB III.......................................................................................................................25
PENUTUP..................................................................................................................25
A. Kesimpulan.......................................................................................................25
B. Saran.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................26
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tidak sedikit masyarakat yang mengonsumsi berbagai jenis ikan laut,


Ikan laut yang merupakan salah satu hasil dari kegiatan menangkap dan budidaya
ikan mempunyai berbagai keunggulan yang terkadang tidak disadari oleh
pengonsumsi ikan tersebut. Apabila dibandingkan dengan ikan air tawar, ikan
laut mempunyai beberapa keunggulan tertentu, diantaranya adalah dagingnya
yang lebih tebal dan kenyal, hal tersebut disebabkan karena ikan laut
mendapatkan lebih sedikit tekanan arus dibandingkan ikan laut, serta ikan yang
hidup di laut banyak mengandung ion-ion yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu
ikan laut memiliki rasa yang lebih enak dan gurih dibandingkan ikan air tawar
yang dagingnya masih berbau lumpur. Jadi dalam hal ini ikan air laut lebih
unggul dan cenderung disukai masyarakat, karena alasan yang berkaitan dengan
selera atau preferensi masyarakat akan ikan laut (Sudihastuti 2008:3).
Dibalik ramainya pengonsumsian ikan laut, banyak masyarakat yang
tidak memperhatikan etika dalam penangkapan, dan tidak mengenal kandungan
gizi ikan yang dimakan. Di beberapa kota pemasaran ikan laut jauh dari laut,
sedangkan produk perikanan mempunyai sifat yang cenderung mudah rusak atau
busuk sehingga diperlukan sistem pemasaran yang baik dan benar dalam
pemasaran. Untuk memenuhi kebutuhan ikan di pasar lokal, maka sangat penting
juga mengkaji saluran distribusi pemasaran (distribution channel) ikan laut.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membahas apa ikan
laut yang biasa dikonsumsi, etika mengonsumsi ikan laut, gizi yang terkandung
dalam beberapa ikan laut, serta saluran pemasaran ikan yang dikonsumsi.

1
B. Rumusan Masalah

Untuk isi pembahasan dalam makalah ini penulis merumuskan permasalahan


sebagai berikut:
1. Apa itu ikan laut yang dikonsumsi?
2. Bagaimana etika dalam memanfaatkan ikan laut yang dapat dikonsumsi
3. Apa saja jenis ikan laut yang dapat dikonsumsi
4. Bagaimana cara pelestarian agar dapat terus dikonsumsi,
5. bagaimana Saluran distribusi pemasaran ikan laut

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk:


1. Mengenal ciri ikan laut yang dikonsumsi
2. Memiliki etika yang baik dalam memaanfaatkan ikan laut
3. Membedakan jenis ikan laut yang dapat dikonsumsi dan manfaatnya
4. Mengetahui cara pelestarian ikan laut
5. Mengetahui Saluran distribusi pemasaran ikan laut

D. Manfaat

1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan penulis dan pembaca.


2. Mengasah kemampuan penulis dalam mengevaluasi pembelajaran.
3. Menambah pembendaharaan sumber ilmu berupa makalah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengenal Ikan laut yang Dikonsumsi

Ikan laut merupakan jenis vertebrata yang hidup di dalam air laut. Ikan
laut menghendaki lingkungan hidup dengan kadar garam yang lebih tinggi dari
kadar garam dalam cairan tubuhnya. Ikan laut dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan yang memiliki kadar garam lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
garam dalam cairan tubuhnya. Ikan yang umum dikenal oleh masyarakat adalah
kelas osteichthyes yang tergolong ke dalam klad gnatostoma. Umumnya struktur
ikan laut yang bisa di konsumsi serupa dengan ikan laut lainnya. mereka
memiliki endoskeleton yang terosifikasi. Mereka bernafas dengan menarik air
melewati 4 atau 5 pasang insang yang terletak dalam operculum. Jenis
osteichthyes yang banyak dikonsumsi yaitu dari kelompok ikan sirip-daging
(Sarcopterygii) yang diduga merupakan evolusi dari Actinopterygii. Karakter
turunan Sarcopterygii yang paling penting adalah keberadaan batang tulang yang
dikelilingi oleh lapisan otot tebal (Campbell,2008:281-283).

Gambar struktur ikan pada umumnya (https://www.gambarikan.com )


Tidak sedikit masyarakat yang mengonsumsi ikan laut. Ikan laut yang
merupakan salah satu hasil dari kegiatan menangkap dan membudidayakan ikan
mempunyai berbagai keunggulan yang terkadang tidak disadari oleh
pengonsumsi ikan tersebut, diantaranya adalah sebagai sumber protein yang
tinggi, mengandung sedikit lemak jenuh namun kaya akan berbagai gizi mikro
penting yang diperlukan manusia. Ikan laut juga menjadi sumber utama asam
lemak tak jenuh omega-3, EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA
(docosahexaenoic acid) dan juga sumber fosfor, besi dan kalsium yang tinggi.
Apabila dibandingkan dengan ikan air tawar, ikan laut mempunyai beberapa
keunggulan tertentu, diantaranya adalah dagingnya yang lebih tebal dan kenyal,
hal tersebut disebabkan karena ikan laut mendapatkan lebih sedikit tekanan arus
dibandingkan ikan laut, serta ikan yang hidup di laut banyak mengandung ion-
ion yang diperlukan oleh tubuh. Selain itu ikan laut memiliki rasa yang lebih
enak dan gurih dibandingkan ikan air tawar yang dagingnya masih berbau
lumpur (Sudihastuti 2008).
Karakteristik umum yang dimiliki ikan laut yang biasa kita konsumsi
yaitu:
1. Bernafas dengan insang
2. Tubuh ikan terdiri аtаѕ bagian kepala, badan, dan ekor. Pada umumnya
tubuh ikan ditutupi oleh kulit yang umumnya bersisik dan berlendir.
3. Sistem pencernaan ikan tersusun lengkap
4. berdarah dingin atau poikiloterm
5. Fertilisasi internal
6. Habitat di air laut
7. Tulang di selimuti daging
8. terdapat banyak di pasaran
B. Etika Mengonsumsi Ikan Laut

Faktor etika memegang peranan yang penting dalam pengelolaan


sumberdaya perikanan di Indonesia. Salah satu aspek dari faktor etika ini adalah
keadilan sosial.
Etika lingkungan yang paling umum dan dominan di kalangan para
pengguna dan pengelola sumberdaya perikanan di Indonesia, termasuk para
nelayan, sejauh ini adalah etika antroposentisme. Dalam konteks
antroposentrisme, konservasi masih bisa dilaksanakan, namun dengan
pendekatan yang tepat sesuai dengan sifat antroposentrisme tersebut.
Etika lingkungan yang berbasis pada agama, yakni teosentris (berpusat
pada Tuhan) nampaknya mem punyai kemungkinan dan peluang yang baik untuk
ditumbuhkembangkan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan karakter bangsa
Indonesia yang bersifat religius. Karena mayoritas masyarakat Indonesia
beragam islam berikut berikut beberapa tuntunan agama mengenai etika
memanfaatkan ikan laut yang dikonsumsi:
QS. al-An’am (6) : 165 tentang tidak bertindak sewenang-wenang mengelola
sumber daya alam:

ِ ‫ت لِيَ ْبلُ َو ُك ْم فِي َما آتَا ُك ْم ۗ إِ َّن َربَّكَ َس ِري ُع ْال ِعقَا‬
‫ب‬ ٍ ‫ْض َد َر َجا‬ َ ْ‫ْض ُك ْم فَو‬
ٍ ‫ق بَع‬ ِ ْ‫َوه َُو الَّ ِذي َج َعلَ ُك ْم خَاَل ئِفَ اأْل َر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع بَع‬
‫َوإِنَّهُ لَ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬

‘Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia


meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat,
untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya
Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang (Thobroni, 2008:359).

QS. al-A’raf (7/39):56 tentang Larangan ifsad terhadap lingkungan:


َ‫ض بَ ْع َد إِصْ اَل ِحهَا َوا ْدعُوهُ َخوْ فًا َوطَ َمعًا ۚ إِ َّن َرحْ َمتَ هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِمنَ ْال ُمحْ ِسنِين‬
ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِسدُوا فِي اأْل َر‬
‘Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (Thobroni, 2008:365).

QS. al-Isra’ (17/50):26-27 tentang Tidak Melakukan Eksploitasi Secara


Berlebihan:

ِ ‫ ِإ َّن ْال ُمبَ ِّذ ِرينَ َكانُوا إِ ْخ َوانَ ال َّشيَا ِط‬.‫ت َذا ْالقُرْ بَ ٰى َحقَّهُ َو ْال ِم ْس ِكينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ِل َواَل تُبَ ِّذرْ تَ ْب ِذيرًا‬
ُ‫ين ۖ َو َكانَ ال َّش ْيطَان‬ ِ ‫َوآ‬
‫لِ َربِّ ِه َكفُورًا‬

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya,


kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan Janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Tuhannya (Thobroni, 2008:367).

QS. al-Baqarah (2/87):60 tentang jangan berlebihan

ِ ْ‫ق هَّللا ِ َواَل تَ ْعثَوْ ا فِي اأْل َر‬


َ‫ض ُم ْف ِس ِدين‬ ِ ‫ُكلُوا َوا ْش َربُوا ِم ْن ِر ْز‬
Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu
berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan (Thobroni, 2008:368).
Terdapat pula istilah kearifan lokal. pengetahuan ini mencakup bagaimana
mamperlakukan setiap penangkapan ikan bukanlah sekedar aktivitas ilmiah
berupa penerapan pengetahuan ilmiah tentang dan sesuai alam yang dituntun
oleh prinsip dan pemahaman rasional, tetapi aktivitas moral yang dituntun prinsip
moral yang bersumber dari kearifan tradisional. Contohnya di desa lamalera
lembata, NTT, penangkapan paus harus didahului dengan doa dan dilarang
berkata kasar dan jorok serta tidak ada dendam antara masyarakat.

Untuk membedakan dengan etika lingkungan yang dimaksud disini


adalah etika yang menyangkut terhadap lingkungan diubah secara radikal
hubungan atau interaksi antara manusia dengan sesama mahluk. Dalam konteks
Faktor etika ini tentunya sangat penting pengelolaan sumberdaya perikanan, etika
merupakan pengelolaan sumberdaya maha penting yang berkaitan dengan
perikanan di Indonesia. Berbagai persoalan etika sosial ini adalah persoalan
keadilan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan sosial (social justice).
Sebagai contoh, seperti penetapan kawasan konservasi laut, kebijakan tentang
jenis alat tangkap yang penetapan sistem zonasi, jumlah tangkapan diijinkan
mesti memperhatikan dampaknya yang diperbolehkan, hak dan sistem terhadap
keadilan sosial. Jika implementasi pengelolaan ”tradisional”, modernisasi suatu
alat tangkap itu menyebabkan teknologi penangkapan dan sebagainya, khususnya
nelayan kecil, maka menjadi kaitan dengan etika, maka faktor etika ini perlu
memberikan solusi alternatif yang adil diperhatikan dalam pengelolaan
sumberdaya bagi mereka.

Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)


Sjarief Widjaja mengimbau para nelayan di Tanah Air untuk melakukan
aktivitas penangkapan ikan sesuai aturan yang berlaku, di antaranya
menggunakan alat tangkap yang dibolehkan. Dengan begitu, aktivitas itu tidak
merusak keanekaragaman biota laut, nelayan harus ikut berperan melestarikan
laut dengan cara mengelola perikanan tangkap yang berkelanjutan.

Sjarief menyatakan, komitmen itu sesuai dengan pilar keberlanjutan KKP


yang bertujuan agar ekosistem laut tetap terjaga kelestariannya. Untuk itu,
KKP mengajak seluruh nelayan agar melakukan aktivitas penangkapan ikan
yang ramah lingkungan dan tidak merusak keanekaragaman biota laut.

Ketentuan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas


Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Perikan Pasal 9 ayat (1) berbunyi:
“Setiap orang dilarang menguasai, membawa, dan/atau menggunakan alat
penagkapan dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan
merusak keberlanjutan sumber daya ikan di kapal penangkapan ikan di wilayah
pengelolaan perikanan di wilayah Negara Republik Indonesia”. Selanjutnya
pada Pasal 9 ayat (2) berbunyi: “Ketentuan Mengenai alat penangkapan
dan/atau alat bantu penangkapan ikan yang mengganggu dan merusak
keberlanjutan sumber daya ikan sebagaimana yyang dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Menteri”.

Dari penjelasan Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) ini tentu harus ditaati oleh
warga masyarakat sebagai pelaku penangkapan ikan atau sebagai nelayan.
Sehingga kelestarian sumber daya perairan tetap terjaga demi kemaslahatan
bangsa.

C. Jenis Ikan Laut yang Dapat Dikonsumsi

1. Ikan Sarden

Gambar ikan sarden (hewanairinfo.blogspot.com)


Sarden adalah jenis ikan yang paling umum dikonsumsi manusia,
merupakan ikan berminyak berukuran relatif kecil. Istilah sarden diambil dari
nama pulau di Mediterania, yaitu pulau Sardinia di mana ikan sarden pernah
terdapat dalam jumlah besar. Jenis ikan sarden ini sangatlah banyak seperti
sardina pilchardus, brisling, pilchard amerika selatan, sardinella aurita, hilsa, dan
masih banyak lagi. Ikan sarden kaya vitamin dan mineral. Satu sajian ikan sarden
sudah dapat memenuhi 13 persen kebutuhan vitamin B, 25 persen niasin, dan
150% kebutuhan vitamin B12. Sarden juga kaya akan mineral fosfor, kalsium,
natrium, besi, dan selenium karena sarden dapat dimakan sampai ke tulangnya.
Selain itu, sarden merupakan sumber alami asam lemak omega-3 yang memiliki
banyak manfaat bagi kesehatan.
Omega 3 berpengaruh dalam perkembangan kognitif dan daya
ingat. Salah satu Omega-3 yang berpengaruh adalah DHA. DHA bisa dibentuk
dengan mengubah bentuk ALA. DHA meningkatkan daya ingat dan
perkembangan kognitif paling pesat pada saat perkembangan seseorang pada
masa anak-anak. Kebutuhan DHA tertinggi adalah pada umur awal trimester
ketiga dan sampai umur 18 bulan post partum. Menurut National Institutes of
Health, kandungan DHA dalam ikan sarden adalah 0,74 gram(dengan catatan
sudah didalam kemasan kaleng). Sudah banyak tersedia ikan sarden dalam
kemasan kaleng. Meskipun kemasan kaleng bisa menjadi salah satu opsi dalam
memenuhi kebutuhan omega-3, ikan yang masih segar tentu menjadi opsi yang
lebih baik dan yang jauh lebih disarankan. Manfaat ikan sarden diantaranya:
a. Menjaga Berat Badan Tetap Ideal karena mengan dung protein
b. Mengontrol Kadar Gula Darah karena mempunyai protein dan juga lemak
sehat yang berguna untuk memperlambat proses penyerapan gula di dalam
aliran darah.
c. Sumber Mineral dan Vitamin karena mengandung banyak vitamin dan
mineral.
d. Menghindari Gangguan Depresi dan Kecemasan karena kandungan asam
lemak omega 3, sebuah penelitian membuktikan bahwa omega 3 itu sangat
bermanfaat untuk mental.
e. Terhindar dari Penyakit Jantung. Adanya asam lemak omega 3 membuat
ikan ini sangat bermanfaat bagi tubuh kita, seperti manfaat untuk
pencegahan penyakit jantung hal tersebut dikarenakan mempunyai sifat
antiradang, menurunkan tekanan darah, bisa menurunkan kolesterol dan
trigliserida yang tidak baik untuk tubuh, dan mengurangi resiko pembekuan
darah.

2. Ikan Bandeng

Gambar Ikan Bandeng (darsatop.lecture.ub.ac.id)


Ikan bandeng adalah jenis ikan pelagis yang secara umum bersifat sebagai
pemakan plankton, jenis ikan tersebut termasuk perenang cepat, terutama jika
berada di laut terbuka. Bandeng juga sering terlihat berenang dalam kelompok
kecil di pantai. Penampilan ikan bandeng pada umumnya simetris, memiliki
badan ramping dengan sirip ekor yang bercabang dua. Ukuran tubuh ikan
bandeng bisa bertambah besar sampai 1,7 m, hanya saja rata-rata sekitar 1 meter
panjangnya. Seluruh permukaan tubuh ikan bandeng tertutup oleh sisik yang
bertipe lingkaran yang berwarna keperakan. Ikan bandeng juga tidak mempunyai
gigi. Pada bagian tengah tubuhnya terdapat garis memanjang dari bagian penutup
insang sampai ke ekor. Sirip dada dan sirip perut dilengkapi dengan sisik
tambahan yang besar dengan sirip anus menghadap ke belakang. Selaput bening
menutupi mata, mulutnya kecil terletak pada bagian depan kepala dan simetris
serta memiliki jenis sirip ekor homocercal.
Secara fisik, bandeng mempunyai sejumlah jari-jari pada siripnya yang
tersebar sebagai berikut : 14-16 jari-jari pada sirip punggung, 16-17 jari-jari pada
sirip dada, 11-12 jari-jari pada sirip perut, 10-11 jari-jari pada sirip anus, dan 19
jari-jari pada sirip ekor yang berlekuk simetris. Pada garis rusuk terdapat sisik
yang berjumlah 75-80 sisik.
Ikan bandeng (Chanos chanos atau Milkfish) merupakan salah satu jenis
ikan yang mempunyai rasa spesifik dan telah dikenal di Indonesia. Kandungan
omega-3 pada ikan bandeng 14,2% melebihi kandungan omega-3 pada ikan
salmon (2,6%), ikan tuna (0,2%) dan ikan sarden/mackerel (3,9%). Bandeng
merupakan salah satu sumber pangan yang sangat bergizi karena mempunyai
kandungan protein tinggi (20,38%). Ikan bandeng mengandung energi sebesar
129 kilokalori, protein 20 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 4,8 gram, kalsium 20
miligram, fosfor 150 miligram, dan zat besi 2 miligram.  Ikan bandeng juga
mengandung vitamin A sebanyak 150 IU, vitamin B1 sebanyak 0,05 miligram
dan vitamin C hanya 0 miligram. 
Dalam pemeriksaan kesegaran ikan bandeng pada usaha kecil menengah
umumnya menggunakan teknik pemeriksaan kesegaran ikan bandeng yang
ditentukan dengan cara analisis mikrobiologi dan kimiawi. Teknik ini dianggap
kurang tepat dikarenakan selain membutuhkan banyak tenaga manusia yang
rentan dalam melakukan kesalahan dan kelelahan fisik, juga membutuhkan biaya
yang besar dan waktu yang lama, sehingga mempengaruhi produksi ikan
bandeng. Sebuah penelitian mengusulkan suatu metode pengolahan citra yang
telah terbukti 100% dapat menjaga kesegaran ikan.

3. Ikan Tuna

Gambar Penimbangan Tuna di TPI Podok Dadap (adycandra.com)


Ikan tuna dan spesies seperti tuna adalah kelompok ikan pelagis yang
sepanjang hidupnya berada di permukaan perairan tropis dan subtropis. Sebaran
per spesies dapat dikelompokan berdasarkan perairan harizontal dan perairan
vertikal serta tingkat kedewasaan. Ikan tuna juvenil dan baby tuna sering
ditemukan bergabung dengan jenis tuna berukuran kecil seperti Skipjack Tuna.
Sedangkan ikan tuna dewasa tersebar berkelompok dalam beberapa individu.
Ikan tuna dan spesies seperti tuna adalah bagian dari
Famili Scrombidae yang terdiri dari 14 spesies. Sejumlah 7 spesies diantaranya
adalah principal market tuna yang diperdagangkan hampir 80 % dari tangkapan
ikan tuna global.
Kelompok principal market tuna tersebut adalah :
a. Bluefin Tuna, merupakan ikan tuna terbesar dari semua jenis ikan tuna,
panjang badan dapat mencapai 4 meter dengan berat hingga 600 kg.
b. Southern Bluefin Tuna  Panjang badan mencapai 2 meter dengan berat
hingga 150 kg, ukuran tersebut terbesar kedua setelah Bluefin Tuna.
c. Bigeye Tuna , di Indonesia dikenal dengan nama Tuna Mata Besar. Jenis
ikan tuna ini tersebar di perairan tropis dan subtropis, hidup hingga
kedalaman 250 meter atau pada lapisan termoklin. Panjang badan sekitar 1
meter dan berat dapat mencapai 200 kg, namun rata-rata yang tertangkap
sekitar 100 kg.
d. Yellowfin Tuna , di Indonesia dikenal dengan nama Madidihang. Panjang
badan dapat mencapai 2 meter dengan berat hingga 200 kg. Populasi
terbesar berada di perairan tropis dan subtropis.
e. Albacore Tuna , panjang badan sekitar 1 m termasuk kelompok tuna
ukuran kecil. Albacore Tuna tersebar di perairan tropis dan subtropis dan
hidup dibawah lapisan termoklin dengan suhu berkisar 17-21 derajat.
f. Skipjack Tuna , di Indonesia dikenal dengan nama ikan cakalang. Panjang
badan dapat mencapai 1,1 m dengan berat hingga 30 kg.
Umumnya Skipjack Tuna diolah dalam bentuk ikan kaleng, ikan kering dan
ikan asap
Potensi perikanan tuna di Indonesia menurut Komisi Nasional Pengkajian
Stok cukup besar sedangkan beberapa daerah tertentu tingkat pemanfaatannya
masih rendah. Meskipun tingkat pemanfaatan ikan tuna di Indonesia sampai saat
ini dapat dikatakan masih di bawah Total Allowable Catch (TAC) atau jumlah
tangkapan yang diperbolehkan, namun pengelolaan sejak dini sangat dibutuhkan
mengingat sifat dari ikan tuna tergolong peruaya jarak jauh. Metode
penangkapan tuna adalah :
a. Purse Seine atau pukat cincin
b. Longline atau rawai.
c. Huhate atau Pole and Line.
d. Troling atau Pancing Tonda
e. Handline atau Pancing Ulur
Nelayan tradisional menentukan area gerombolan ikan tuna dengan
metode tradisional “melihat burung-burung” yang terbang di atas permukaan
laut. Cara tersebut dianggap sudah tidak efisien dan efektif lagi, karena metode
tersebut tidak memberikan informasi yang sistematis dan akurat. Teknologi
remote sensing mampu mendeteksi karakteristik oseanografi seperti lokasi front
dapat dijadikan sebagai acuan dalam penentuan suatu fishing ground.
Berdasarkan hasil penelitian suhu perairan yang disukai untuk ikan tuna jenis
cakalang berada pada kisaran 29,5 sampai 31oC dengan hasil tangkapan tertinggi
pada kisaran 31 sampai 31,4oC.

4. Ikan Kakap

Gambar ikan kakap (doktersehat.com)


Jenis ikan yang cukup disukai dan laris di pasaran adalah ikan kakap. ikan
kakap berasal dari perairan laut dalam dan mengandung nutrisi yang cukup
banyak. DEngan mengonsumsi kakap dapat membantu memenuhi kebutuhan
harian zat gizi.
JENIS Ikan kakap putih memiliki bentuk badan memanjang, gepeng,
batang sirip ekor lebar dengan bentuk bulat, mata berwarna merah cemerlang,
bukaan mulut lebar sedikit serong dengan gigi-gigi halus dan tidak memiliki
taring, terdapat lubang kuping bergerigi pada bagian penutup insang, sirip
punggung terdiri dari jari-jari keras sebanyak 3 buah dan jari-jari lemah sebanyak
7-8 buah. Ikan kakap putih yang berumur 1-3 bulan berwarna terang, selanjutnya
ikan kakap putih yang melewati umur 3 bulan akan berubah menjadi keabu-
abuan dengan sirip berwarna gelap. Badan atau sirip tidak terdapat corak bintik-
bintik.
Ikan kakap merupakan ikan yang memiliki kemampuan toleransi yang
tinggi terhadap kadar garam. Selain itu, ikan kakap juga termasuk ikan
katadromus (besar di air tawar dan kawin di air laut). Kisaran toleransi fisiologis
ikan kakap cukup luas, fekunditas dan pertumbuhannya juga cepat sehingga
dalam waktu 6-24 bulan ikan sudah siap dipanen dengan ukuran 350-2000 g.
Gizi yang terkandung dalam ikan kakap diantaranya:
a. Lemak baik
lemak yang dimiliki ikan ini termasuk lemak yang baik, yaitu lemak tidak
jenuh yang akan membantu menjaga kesehatan jantung. Terdapat juga asam
lemak omega-3  yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu
menjaga kadar kolesterol tetap normal.
b. Mineral
Mineral yang terdapat pada kakap yaitu:
 Kalsium: 32 mg
 Zat besi: 0,18 mg
 Fosfor: 198 mg
 Zink: 0,36 mg
c. Vitamin
Kandungan vitamin yang ada di dalam 100 gram ikan kakap yaitu:
 Vitamin A: 106 IU
 Vitamin D: 408 IU
Selain itu, berbagai vitamin B di dalamnya, terbukti baik bagi kesehatan
otak. Sementara, vitamin A diperlukan bagi kesehatan mata dan vitamin D
adalah penentu kesehatan tulang.

5. Ikan Kembung

Gambar ikan kembung (Semuaikan.com)

Ikan kembung merupakan ikan yang kadang-kadang hidupnya didasar


daerah tepian landasan benua bawah air dan kadang-kadang hidup didekat
permukaan laut tergantung kepada musim. Ikan   ini seringkali berkumpul secara
bergerombolan dan banyak sekali muncul ke permukaan pada musim tertentu,
sehingga mudah ditangkap secara besar-besaran. Karakteristik ikan kembung
sebagai berikut:

a. Seluruh tubuh tertutup sisik halus dan terdapat corselet di belakang sirip dada
b. Terdapat selaput lemak pada kelopak mata
c. Lapisan insang panjang jelas tampak bila mulut dibuka dengan jumlah
sebanyak 30-46 buah
d. sisik garis rusuk berjumlah 120-150 buah
e. sirip punggung berjari-jari keras berjumlah 10 buah sirip punggung kedua
berjari- jari lemah berjumlah 11-12
f. Di belakang sirip punggung dan dubur terdapat 5-6 buah finlet
g. Ikan kembung memiliki warna biru kehijauan di bagian atas dan bagian
bawah berwarna putih kekuningan
h. Sirip punggung abu-abu kekuningan
i. Sirip ekor dan dada berwarna kekuningan
j. Sirip-sirip lain berwarna bening kekuningan
k. Ikan ini memiliki panjang maksimum 35 cm dengan panjang rata-rata 20-25
cm.

Berikut beberapa manfaat mengonsumsi ikan kembung bagi tubuh:

a. Bermanfaat untuk Perkembangan Janin


b. Mengendalikan Kadar Gula Darah
c. Menjaga Kesehatan Jantung
d. Menjaga Sistem Kekebalan Tubuh
e. Mengontrol Tekanan Darah
f. Mengatasi Peradangan
g. Mencegah Alzheimer dan Parkinson
h. Menambah Massa Otot
i. Menjaga Kesehatan Tulang
j. Membantu Menurunkan Berat Badan
k. Mencegah Kanker Payudara
l. Penghancur Trigliserida

6. Ikan Tenggiri
Gambar ikan tenggiri (Duniaperairan.com)
 Ikan ini termasuk dalam marga Scomberomorus dengan
famili Scombridae yang juga masih kerabat dekat dengan ikan tuna, ikan
tongkol, ikan madihang, dan ikan kembung. ikan ternggiri juga dikenal pula
dengan nama sapnish mackerel, namun nama tersebut berbeda-beda di setiap
daerah. Ukuran ikan tenggiri dapat mencapai panjang 240 cm dengan berat
70 kg. Usia dewasa akan tercapai setelah rentan waktu hidup 2 tahun atau
ketika memiliki panjang 81 - 82 cm. Ikan tenggiri betina ukurannya dapat
lebih besar dan usianya lebih panjang dibanding tenggiri jantan. Dikatakan
bahwa ikan tenggiri betina dapat hidup selama 11 tahun.
Secara umum, ikan tenggiri terbagi menjadi dua bagian yaitu ikan
berdaging merah/gelap dan ikan berdaging putih/terang. Selain itu, ikan ini
juga memiliki kandungan senyawa yang banyak seperti lemak, glikogen, dan
vitamin. Ikan tenggiri mempunyai morfologi tubuh yang cukup unik. Di
bagian samping tubuhnya terdapat garis lateral yang memanjang dari insang
hingga akhir sirip dorsal kedua. Sedangkan pada punggungnya terdapat
warna biru kehijauan. Garis pada bagian samping menjadi ciri khas ikan
tenggiri yang berbeda dengan ikan sejenis.
Tenggiri memiliki tubuh memanjang, pipih dan lumayan kuat pada
sisi-sisinya, tidak bersisik kecuali pada gurat sisinya (bidang corselet tidak
jelas). Moncong meruncing dengan mulut lebar dan gigi-gigi yang tajam dan
kuat di rahang atas dan bawah. Panjang moncongnya lebih pendek dari pada
sisi kepala bagian belakang.
Sirip punggung tenggiri ada dua yang letaknya berdekatan dengan bagian
depan yang di sokong jari-jari keras berjumlah 16-17 buah, yang belakang di
sokong dengan 3-4 jari-jari keras dan 13-14 jari-jari lunak. Sirip dubur sama
besar dengan sirip punggung yang belakang, dan disebelah belakangnya
terdapat sirip tambahan sebanyak 9-10 buah. Sirip ekornya bercagak dua
berlekuk dalam dengan kedua ujung sirip-siripnya yang panjang. 

7. Ikan Tongkol

Gambar ikan tongkol (Hewanpedia.com)


Ikan tongkol mempunyai ciri-ciri yakni tubuh berukuran sedang,
memanjang seperti torpedo, mempunyai dua sirip punggung yang dipisahkan
oleh celah sempit. Sirip punggung pertama diikuti oleh celah sempit, sirip
punggung kedua diikuti oleh 8-10 sirip tambahan. Ikan tongkol tidak
memiliki gelembung renang. Warna tubuh pada bagian punggung ikan ini
adalah gelap kebiruan dan pada sisi badan dan perut berwarna putih
keperakan.
Ikan tongkol memiliki sirip punggung pertama berjari-jari keras
sebanyak 10 ruas, sedangkan yang kedua berjari-jari lemah sebanyak 12
ruas, dan terdapat enam sampai sembilan jari-jari sirip tambahan. Terdapat
dua tonjolan antara kedua sirip perut. Sirip dada pendek dengan ujung yang
tidak mencapai celah diantara kedua sirip punggung. Ikan ini merupakan
ikan perenang cepat dan hidup bergerombol (schooling). Ikan tongkol lebih
aktif mencari makan pada waktu siang hari daripada malam hari dan
merupakan ikan karnivora. Ikan tongkol biasanya memakan udang, cumi,
dan ikan teri.
Ikan tongkol mempunyai daerah penyebaran pada perairan pantai
dan oseanik. Kondisi oseanografi yang mempengaruhi migrasi ikan tongkol
yaitu suhu, salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut dan ketersediaan
makanan. Ikan tongkol pada umumnya menyenangi perairan panas dan
hidup di lapisan permukaan sampai pada kedalaman 40 meter dengan
kisaran optimum antara 20-28°C.
Ikan tongkol mengandung lemak yang berbentuk fisik padat pada
suhu kamar karena memiliki komposisi asam lemak jenuh yang lebih banyak
dibandingkan asam lemak tak jenuh. Komposisi asam lemak jenuh pada
tongkol lebih besar dari lemak tak jenuhnya. hal ini menyebabkan
perbedaan bentuk fisik lipid yang diisolasi. Asam lemak ini banyak diteliti
karena manfaatnya untuk mencegah berbagai penyakit yang berhubungan
dengan pembuluh darah.

8. Ikan Teri

Gambar Ikan Teri (ekor9.com)


Ikan teri merupakan ikan air asin dari keluarga Engraulidae.
Mereka memiliki moncong runcing dan mulut lebar. Sedangkan tubuhnya
berwarna perak kebiruan atau kehijauan. Ikan panjang ini bertelur dalam
jumlah besar. Telurnya panjang, transparan, dan kerap mengambang di
musim panas serta semi. Dua hari kemudian, telur tersebut menetas dan
larvanya tenggelam ke dasar. Ukuran ikan dewasa sekitar 10-25 cm. Ukuran
tersebut bervariasi, tergantung dari habitatnya juga. Mereka senang
mengonsumsi plankton.
Karena rasanya yang kuat, teri sering digunakan untuk menjadi
pelengkap rasa bagi aneka makanan. Teri juga digunakan sebagai bahan
utama pembuatan saus, Worcestershire, remoulade, dan beberapa versi
mentega. Teri juga dimanfaatkan untuk pembuatan pasta. Di beberapa
tempat, teri juga dijadikan salah-satu topping pizza populer. Sementara para
nelayan sering menggunakan teri sebagai umpan, agar mereka bisa
menangkap ikan bass atau ikan tuna. Proses pengawetan membuat rasa teri
jadi semakin kuat. Sementara teri segar dipercaya memiliki cita rasa yang
lebih ringan. kandungan gizi ikan teri:
a. Kaya asam lemak omega-3
b. Mendukung kesehatan tulang
c. Sumber protein yang baik
d. Rendah merkuri
Manfaat ikan teri memang tidak perlu diragukan lagi, namun terlalu
banyak mengonsumsinya dapat berbalik merugikan kesehatan. Kebanyakan ikan
teri diolah dengan cara diasinkan. Kandungan garam yang tinggi ini dapat
berisiko menyebabkan masalah kesehatan, seperti hipertensi. Pada orang-orang
yang sudah memiliki tensi darah tinggi, kebanyakan makan makanan asin dapat
memperparah kondisinya.
Ikan Teri merupakan salah satu hasil perikanan yang banyak ditangkap
oleh nelayan. Peningkatan teknologi penangkapan akan berkaitan dengan
masalah kelimpahan/kesediaan stok sumberdaya perikanan. Alat tangkap yang
digunakan untuk menangkap ikan teri sangat beragam, alat tangkap yang
digunakan tergantung pula pada iklim, letak geografis, dan topografi perairan.
Alat tangkap yang banyak digunakan adalah bagan, jaring pantai (beach seine),
pukat kantong (danish seine) dan jermal (Hutomo dkk, 1987 dalam Pranggono,
H., 2003). Maraknya penangkapan ikan Teri yang dilakukan dikhawatirkan akan
mengakibatkan overfishing.

D. Cara Pelestarian Ikan Laut yang Dikonsumsi

Usaha penangkapan harus dikelola agar sumberdaya perikanan akan tetap


lestari dan menguntungkan dari segi ekonomi. Beberapa cara untuk tetap
menjaga sumberdaya ikan tetap lestari adalah dengan menggunakan teknologi
penangkapan yang lebih efisien, yaitu peningkatan teknologi dengan cara
mengganti alat tangkapannya dengan lebih efisien, memperbesar ukuran kapal,
menggunakan alat bantu untuk mendeteksi tingkat kelimpahan ikan ataupun alat
bantu mengumpulkan gerombolan ikan. Selain itu cara lain untuk menjaga
kelestarian ikan laut adalah:

1. Menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan


Nelayan harus menaati peraturan pemerintah (Pasal 85 Undang-Undang
Nomor 45 Tahun 2009: perubahan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan) untuk tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang,
seperti yang mengandung bom, cantrang, atau pukat tarik, karena alat-alat
tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada dasar perairan yang berakibat
buruk pada ekosistem di bawah laut.
2. Menghindari overfishing
Nelayan tidak boleh menangkap hasil laut berupa ikan yang masih kecil,
karena ikan tersebut ditangkap tidak pada waktu yang tepat, atau dapat
dibilang, terlalu dini. Hal ini dapat menyebabkan kepunahan pada ikan,
apalagi jika dilakukan secara berlebihan.

3. Memperhatikan kondisi lautan


Kondisi lautan yang baik juga berdampak pada hasil penangkapan yang baik
pula. Maka dari itu, nelayan juga harus menjaga laut dari pencemaran.
Nelayan tentu saja tidak boleh membuang limbah, bahan bakar, atau sampah
sembarangan ke laut. Hal tersebut akan meracuni bahkan merusak ekosistem
yang ada di laut.
4. Memahami edukasi terkait penangkapan ikan
Dari beberapa hal yang telah disebutkan di atas, tentu terdapat hal penting
yang menjadi kunci utama. Secara garis besar, dari awal nelayan harus
memahami seluk beluk penangkapan ikan di laut. Pemerintah juga sebaiknya
memberikan penyuluhan tentang ilmu pengetahuan yang baik bagi nelayan.
Setelah itu, bukan hanya memahami, tetapi nelayan kemudian diharapkan
dapat merealisasikan segala ilmunya dengan baik dan benar.

E. Saluran distribusi pemasaran ikan laut

Di beberapa kota pemasaran ikan laut jauh dari laut, sedangkan produk
perikanan mempunyai sifat yang cenderung mudah rusak atau busuk sehingga
diperlukan sistem pemasaran yang baik dan benar dalam pemasaran. Untuk
memenuhi kebutuhan ikan di pasar lokal, maka sangat penting juga mengkaji
saluran distribusi pemasaran (distribution channel) ikan laut.
Kegiatan pemasaran ikan laut dalam pelaksanaannya memerlukan
lembaga-lembaga pemasaran yang berfungsi untuk menyampaikan produk
sampai ke tangan konsumen akhir yang kemudian akan membentuk saluran
pemasaran. Saluran pemasaran yang terbentuk dari kegiatan tataniaga komoditas
ikan laut akan terbentuk lebih dari satu, maka perlu diketahui saluran mana yang
paling efisien dalam pendistribusian ikan laut untuk mengurangi resiko
penurunan 4 Ikan laut hasil penangkapan Lembaga-lembaga pemasaran
Nelayan/Produsen Pedagang Pengumpul Lokal Pedagang Besar Pasar Ciroyom
Bandung Konsumen (Masyarakat Kota Bandung) Tingkat konsumsi masyarakat
terhadap ikan laut Pendidikan Pendapatan Tingkat Pengetahuan Gizi Preferensi
kualitas ikan laut sehingga harga jual di pasar stabil. berikut adalah contoh
Pemasaran dan Tingkat Konsumsi Masyarakat Kota Bandung:

Perikanan merupakan suatu kegiatan perekonomian dimana manusia


mengusahakan sumber daya alam sevara lestari. Pemasaran adalah secala kegiatan
dan cara untuk menyampaikan hasil produksi yaitu ikan segar dari produsen ke
konsumen. Kelembagaan adalah suatu gugus aturan formal dan informal yang
memfasilitasi koordinasi antara hubungan individu atau kelompok. Lembaga
pemasaran adalah badan-badan yang menyelenggarakan kegiatan atau fungsi
pemasaran dengan tujuan menggerakan barang dari produsen ke konsumen.
Gambar Contoh Pola Saluran Pemasaran ikan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ikan laut yang biasa kita konsumsi merupakan kelompok hewan vertebrata
yang hidup di air laut. Struktur tubuhnya tidak jauh berbeda dengan ikan pada
umumnya dan mereka memiliki ukuran yang sangat bervariasi. Dalam mengonsumsi
ikan laut tidak bisa sembarangan mengonsumsi. kita hanya boleh mengonsumsi
secukupnya berdasarkan kebutuhan dan tetap menjaga etika kasih saying sesame
mahluk. jenis ikan laut yang sering dijumpai di pasaran diantara nya adalah Ikan
Sarden, Ikan Bandeng, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Kembung, Ikan Tenggiri, Ikan
Tongkol, dan Ikan Teri. untuk menjaga kelestarian ikan laut agar dapat terus
dikonsumsi yaitu dengan menggunakan alat tangkap yang ramah, Menghindari
overfishing, Memperhatikan kondisi lautan, Memahami edukasi terkait penangkapan
ikan. Kegiatan pemasaran ikan laut dalam pelaksanaannya memerlukan lembaga-
lembaga pemasaran yang berfungsi untuk menyampaikan produk sampai ke tangan
konsumen akhir yang kemudian akan membentuk saluran pemasaran.
B. Saran

Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih terdapat banyak


kesalahan. oleh karena itu penulis menyarankan agar pembaca senantiasa untuk
mengambil yang benar dari makalah ini dan memaafkan yang salah. Setelah
mengenal ikan laut yang dikonsumsi lebih dalam alangkah baiknya kita sebagai
konsumen juga ikut serta menjaga kelestarian ikan laut agar dapat terus dikonsumsi
oleh generasi setelah kita.
DAFTAR PUSTAKA

Angraeni, dkk. 2014. Analisis Spasial Dan Temporal Hasil Tangkapan Ikan
Cakalang (Katsuwonus pelamis) Dan Thermal Front Pada Musim Peralihan
Di Perairan Teluk Bone: Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 No. 1.
Campbell, Neil A. 2008. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Indrabayu, dkk. 2016. Sistem Pendeteksi Kesegaran Ikan Bandeng Menggunakan
Citra. Makasar : Jurnal Infotel Vol.8 No.2.
Ishak, Mursalin. 2020. Pengeboman Dan Racun Mengancam Ekosistem Laut Pulau
Sayafi. Maluku: Poskomalut.com.
Keraf, A. Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Kompas Media Nusantara.

Ningsih, Damiana. 2018. Aktivitas Penangkapan Ikan Harus Sesuai Aturan:


Beritasatu.com.

Rahmawati, Meliza, dkk. 2013. Analisis Hasil Tangkapan Per Upaya Penangkapan
Dan Pola Musim Penangkapan Ikan Teri (Stolephorus Spp.) Di Perairan
Pemalang: Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology Vol 2, No 3.
Sendari, Anugerah Ayu. 2019. Ciri-Ciri Ikan, Klasifikasi dan Habitatnya. Jakarta:
Liputan6.com

Sudihastuti, Dyah. 2008. Analisis Permintaan Konsumen Rumah Tangga Terhadap


Ikan Laut Segar Di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, Jawa Barat: Skripsi
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
Thobroni, Ahmad Yusam. 2008. Etika Pengelolaan Laut Dalam Perspektif Al-
Qur’an. Riau: Jurnal Ilmiah Keislaman, Vol7, No.2.

Wariyono, Sukis. 2008. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional. 

Anda mungkin juga menyukai