Anda di halaman 1dari 27

MANAJEMEN PENDIDIKAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan

Dosen pengampu: Drs. Ara Hidayat, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:

A..Maulana (1182060001)
Aditya Faturrohman Pratama (1182060005)
Ari Ramdan (1182060019)
Diva Nur Wulandari (1182060029)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Manajemen
Pendidikan”

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Drs. Ara Hidayat, M.Pd yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada
teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa Makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna
baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga Makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bandung, 05 April 2020

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................................1
D. Manfaat ............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN:
A. Pengertian Manajemen Pendidikan..................................................................................2
B. Manajemen Pendidikan ....................................................................................................6
C. Manajemen Atau Administrasi: Definisi .........................................................................8
D. Manajemen Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu................................................................12
E. Kedudukan Ilmu Manajemen Pendidikan dalam Ilmu Pengelolaan Pendidikan .............13
F. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan ..........................................................................15
G. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan ..................................................................18
H. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan............................................................................20

BAB III PENUTUP:

A. Kesimpulan ......................................................................................................................23
B. Saran ................................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga kependidikan dalam proses pendidikan memegang peranan strategisterutama
dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangankepribadian dan nilai-nilai
yang diinginkan. dipandang dari dimensi pembelajaran, peranan pendidik (guru, dosen,
pamong belajar, instruktur, tutor,widyaiswara) dalam masyarakat indonesia tetap dominan
sekalipun teknologiyang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat
cepat.hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebihkhusus lagi
proses pembelajaran, yang di perankan oleh pendidik yang tidakdapat di gantikan oleh
teknologi. fungsi mereka tidak akan bisa seluruhnyadihilangkan sebagai pendidik dan
pengajar bagi peserta didiknya. begitupuntenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas,
tenaga perpustakaan, tenagaadministrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan
pelayanan teknisuntuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari manajemen pendidikan ?
2. Bagaimana perbedaan manajemen dan administrasi ?
3. Bagaimana kedudukan manajemen pendidikan sebagai ilmu?
4. Bagaimana ruang lingkup manajemen pendidikan ?
5. Bagaimana tujuan, fungsi dan manfaat dari manajemen pendidikan ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari manajemen pendidikan.
2. Menganalisis perbedaan manajemen dan administrasi.
3. Memahami kedudukan manajemen pendidikan sebagai disiplin ilmu
4. Memahami ruang lingkup dari manajmemen pendidikan.
5. Memahami tujuan, fungsi, dan manfaat dari manajemen pendidikan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen
Terdapat banyak fariasi definisi manajemen yang diajukan oleh para tokoh. Perbedaan
dan fariasi definisi tersebut lebih disebabkan karena sudut pandang dan latar keilmuan yang
dimiliki oleh para tokoh. Akan tetapi dari berbagai definisi yang diajukan tidak keluar dari
subtansi manajemen pada umumnya yaitu usaha mengatur seluruh sumberdaya untuk
menjacapi tujuan. Manajemen berasal dari bahasa latin dari kata “manus” yang artinya
“tangan” dan “agere” yang berarti “melakukan”. Kata-kata ini digabung menjadi “managere”
yang bermakna menangani sesuatu, mengatur, membuat sesuatu menjadi seperti apa yang
diinginkan dengan mendayagunakan seluruh sumber daya yang ada (Asmendri 2012: 1).
Manajemen menurut Terry (1986) adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai hasil yang
diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber lainnya. Menurut Harsey dan
Blanchard (1988: 4) manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok
serta sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas
manajerial.
Istilah Manajemen di Indonesia masih terdengar menggunakan "bahasa asing", sebab
memang pada awalnya diserap dari bahasa asing. Management, kemudian di-Indonesiakan
menjadi Manajemen. Terjadinya penyerapan tersebut untuk memperoleh istilah dan makna
sekaligus, agar mendekati kepada istilah asalnya yang berasal dari bahasa asing. Disebabkan
berbagai kesulitan dalam menjelaskan makna dari suatu istilah ilmiah, maka digunakanlah
kata Manajemen dengan segala konsekuensi ilmiah yang menyertainya. Dalam Manajemen
Pendidikan, A. L Hartani (2011:2-3) menjelaskan bahwa management merupakan istilah
yang baru populer setelah dipublikasikannya karya ilmiah Taylor yang berjudul Shop
Management pada tahun 1903 dan Principles and Methods of Scientific Management pada
tahun 1911. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:109-110) mendefinisikan manajemen
sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Dale Carnegie dan Associates (1978:13), dalam Sugiyanto Wiryoputro (2008: 1)
menggambarkan bahwa manajemen ialah kemampuan untuk mendapatkan hasil-hasil yang
diinginkan melalui penggunaan efektif dari sumber daya yang ada pada organisasi. Sementara
itu Leonard D.White dalam Manajemen Pendidikan (Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana,
2008:3) mendefinisikan bahwa manajemen ialah segenap proses, biasanya terdapat pada
semua kelompok baik usaha negara, pemerintah atau swasta, sipil atau militer secara besar-

2
besaran atau secara kecil-kecilan. George R Terry (1972, dalam A.Halim, dkk, 2005:7)
memaparkan manajemen sebagai sebuah proses khas , yang terdiri dari tindakan-tindakan;
perencanaan, proses khas pengorganisasian, penggiatan, dan juga pengawasan, untuk
menentukan arah mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya
manusia Reksohadiprodjo. Dalam Sugiyanto Wiryoputro (2005:2) mengartikan bahwa
manajemen ialah suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinir
serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara
efisien dan efektif. Dalam pembahasan terpisah, Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana
(2008:3), memberikan batasan bahwa manajemen, ialah rangkaian segala kegiatan yang
menunjuk kepada usaha kerjasama antara dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan. Pendapat yang hampir searah menggambarkan mengenai manajemen
dijelaskan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI (2011:6), merupakan kemampuan
untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan tertentu melalui kegiatan-
kegiatan orang lain.
Kamus Webster’s New Cooligiate Dictionary menjelaskan bahwa kata manage berasal
dari bahasa Itali “Managgio” dari kata ”Managgiare” yang selanjutnya kata ini berasal dari
bahasa Latin ”manus” yang berarti tangan (hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi
arti membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama, mengurus perniagaan
atau urusan-urusan, mencapai tujuan tertentu (Sukarna, 1992: 1).
Penggunaan kata ”managgio” dalam bahasa Itali pada mulanya ditujukan untuk melatih
kuda agar kuda yang dilatih tersebut dapat melakukan apa yang diperintahkan oleh
pelatihnya. Sehingga maksud kata ”manage” adalah suatu pertunjukan permainan kuda,
sebagaimana dalam sirkus-sirkus yang dipertunjukkan. Atraksi kuda dan jokinya yang indah
dan menarik tidak lepas dari peran pelatih sebelum pertunjukkan. Sedangkan kesuksesan
pertunjukkan sirkus menjadi tanggungjawab pemimpin atau majikan sirkus, apakah
pemimpin sirkus mampu melatih sebelumnya atau tidak. Seorang yang memimpin dan
bertangungjawab terhadap kesuksesan sirkus tersebut adalah ”manager”. Dalam bahasa
Prancis kata ”manage” berarti tindakan untuk membimbing atau memimpin. Manager berarti
pembina yang melakukan tindakan pengendalian, bimbingan dan pengarahan dari sebuah
rumah tangga dengan berbuat ekonomis sengga mencapai tujuan. Pengertian rumah tangga
disini adalah luas yaitu mencakup rumah tangga perusahaan, rumah tangga pemerintah, dan
lain-lain. Pada perkembangan selanjutnya kata ”management” digunakan hampir disetiap
bidang organisasi, mulai dari organisasi pemerintah, swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), lembaga profit, non-profit, bahkan lembaga keagamaan seperti, masjid, gereja dan

3
lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi dan peran manajemen dalam sebuah organisasi
sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan tujuan. Rue and Byars (1992)
mengungkapkan bahwa penerapan konsep manajemen sama baiknya untuk organisasi
masyarakat/pemerintah, swasta, lembaga profit/non-profit, dan juga lembaga keagamaan. Hal
ini disebabkan karena setiap organisasi mempunyai kesamaan karakteristik dalam objeknya
yaitu sekelompok manusia yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan dan untuk
menggerakkannya menggunakan seorang pemimpin atau manager (Ukas, 2004:3).
Secara terminologis, pengertian manajemen telah diajukan oleh banyak tokoh
manajemen. Pengertian-pengertian yang diajukan berbedabeda dan sangat terpengaruh
dengan latar kehidupan, pendidikan, dasar falsafah, tujuan dan sudut pandangan tokoh dalam
melihat persoalan yang dihadapi. Dari banyak pengertian tersebut, manajemen dapat diartikan
dengan tujuh sudut pandang yaitu:
1. Manajemen sebagai Alat atau Cara (Means)

Millon Brown, ”management mean the efective use of people, money, equipment,
material, and method to accomplish a spesific objective (Brown, 1960). Manajemen adalah
alat atau cara untuk menggunakan orangorang, uang, perlengkapan, bahan-bahan dan metode
secara efektif untuk mencapai tujuan. Luther Gulick, dikutip oleh Hani Handoko
mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan (sciences) yang berusaha
secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk
mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan
(Handoko, 2001: 11)

2. Manajemen sebagai Tenaga atau Daya Kekuatan (Force)

Albert Lepawsky, ”Management is the force which leads, guide, and directs an
organization in the accomplishment of a predetermined objective”. Manajemen adalah tenaga
atau kekuatan yang memimpin, memeberi petujuk dan mengarahkan suatu organiasi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan Earl F. Lundgren ”Management is the force that
through decition making based on knowledge and understanding, interrelates, via appropiate
lingking processes all the element of the organizational system in the manner designed to
achieve the organizational objective”. Manajemen adalah sebuah kekuatan melalui
pembuatan keputusan yang didasari pengetahuan dan pengertian yang saling terkait dan
terpadu melalui lingkungan proses yang tepat dari semua unsur sistem organisasi dalam suatu
cara yang didesain untuk mencapai tujuan organisasi (Ukas, 2004: 11).

4
3. Manajemen sebagai Sistem (System)

Sanusi mengartikan manajemen sebagai sistem tingkah laku manusia yang kooperatif
yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu melalui tindakan-tindakan rasional yang
dilakukan secara terus menerus. ”managemen is the system of cooperative human behavior
directed toward a certain through continous efforts of rational action”.

4. Manajemen sebagai Proses (Process)

George R. Terry menyebutkan bahwa “Management is a distinct process consisting of


planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish
stated objectives by the use of human being and other resources” (Terry, 1997). Manajemen
adalah suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggeraan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya.. Menurut H.R. Lingt dan Allen Louis (1975) memberikan penjelasan bahwa,
“Management is the body of knowledge about managing. Managing the process is of
planning, organizing, directing, coordinating, controlling, materials, machine and money so
as secure the optimum achievement of objectives” Manajemen adalah kerangka pengetahuan
tentang kepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian material, mesin-mesin dan uang untuk mencapai tujuan secara optimal. James
Stoner (1995: 8) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan semua sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efesien. Sufyarma dengan
mengutip Miller mengartikan manajemen sebagai berikut: “management is the process of
directing and facilitating the work of people organized in formal group to achieve a desired
goal”. Manajemen adalah seluruh proses kegiatan dan memanfaatkan orang-orang (sumber
daya) dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

5. Manajemen sebagai Fungsi (Function)


William Spriegel berpendapat “management is that function of an interprise which
concers with the direction and control of the various activities to attain the business
objectives”. Manajemen sebagai kegiatan perusahaan yang mestinya dapat diterapkan
bagi kegiatan nonperusahaan yang berupa pemberian pengarahan dan pengendalian
bermacam-macam kegiatan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. R. C. Devis:
“management is the function of executive leadership any where”. Manajemen merupakan

5
fungsi dari kepemimpinan eksekutif pada organisasi apapun (Syamsi, 1994: 58). Inti dari
pendapat-pendapat di atas adalah, bahwa: manajemen itu merupakan kegiatan pimpinan
dengan menggunakan segala sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasinya. Dengan manajemen yang baik, maka diharapkan tujuan dapat tercapai
dengan efektif dan efisien.
6. Manajemen sebagai Tugas (Task)
Manajemen sebagi tugas (task) sebagaimana didefinisikan oleh Vermon A.
Musselman yang dikutip oleh Maman Ukas bahwa ”management is as the task of
planning, organizing, and staffing and controlling the work of order to achieve one or
more objectives”. Manajemen sebagai tugas dari perencanaan, pengorganisasian dan
penyetaffan dan pengawasan pekerjaan yang lainnya agar mencapai satu atau lebih tujuan
(Ukas, 2004: 13).
7. Manajemen sebagai Aktfitas atau Usaha (Activity/Effort)
H. Koontz and Donnel (1972) ”Management is getting things done through the efforts
of other people”. Manajemen adalah usaha mendapatkan sesuatu melalui kegiatan orang
lain. R.W. Morell (1969) ”management is that activity in the organization and the
deciding upon the ends of the organization and deciding upon the means by which the
goals are to be effectively reached” Manajemen adalah kegiatan di dalam sebuah
organisasi dan penetapan tujuan organisasi serta penetapan penggunaan alat-alat dengan
tujuan mencapai tujuan yang efektif.

Manajemen dalam artian sempit sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi
secara sistematis dengan tujuan supaya dapat menyediakan keterangan serta memudahkan
memperolehnya kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama lainnya. Dari
pemikiranpemikiran para ahli tersebut, menurut penulis manajemen merupakan ilmu dan seni
dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua sumber
daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi manajemen (Planing,
Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan
efesien.

B. Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan adalah gabungan dari dua kata yang mempunyai satu makna yaitu
“manajemen” dan “pendidikan”. secara sederhana manajemen pendidikan dapat diartikan
sebagai manajemen yang dipraktekkan dalam dunia pendidikan dengan spesifikasi dan ciri-
ciri khas yang ada dalam pendidikan.

6
Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat-alat yang diperlukan dalam usaha
mencapai tujuan pendidikan. Unsur manajemen dalam pendidikan merupakan penerapan
prinsip-prinsip manajemen dalam bidang pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan
rangkaian proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan
pengawasan yang dikaitkan dengan bidang pendidikan.
Manajemen pendidikan menurut Purwanto (1970: 9) adalah semua kegiatan sekolah dari
yang meliputi usaha-usaha besar, seperti mengenai perumusan policy, pengarahan usaha-
usaha besar, koordinasi, konsultasi, korespondensi, kontrol perlengkapan, dan seterusnya
sampai kepada usaha-usaha kecil dan sederhana, seperti menjaga sekolah dan sebagainya.
Menurut Usman (2004: 8) manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber
daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Nawawi (1983: 11) mengemukakan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu terapan
dalam bidang pendidikan yang merupakan rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses
pengendalian usaha kerja sama sejumlah orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara
berencana dan sistematis yang diselenggarakan di lingkungan tertentu terutama lembaga
pendidikan formal.
Dari pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa Manajemen Pendidikan
adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja
sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan sumber daya
yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan secara efektif
dan efisien.

7
Gambar 1. Skema Pengertian Manajemen Pendidikan

C. Manajemen Atau Adminstrasi: Definisi


“Manajemen” dan “Administrasi” menjadi istilah yang membingungkan bahkan kadang
terjadi salah faham dalam mamahami dan mengkajinya. Kebingungan penggunaan istilah
manajemen dan administrasi sesunguhnya berawal dari usaha para ahli
manajemen/administrasi untuk mengkokohkan dan mengembangkan ilmu
manajemen/administrasi agar menjadi disiplin ilmu tersendiri. Terkait dengan usaha tersebut
pada awalnya terdapat dua aliran besar dalam mengembangkan manajemen/administrasi
yaitu: pertama aliran continental yang berpusat di Eropa Utara, dan kedua aliran Anglo Saxon
yang berpusat di Amerika.
Aliran continental berpendapat bahwa manajemen adalah bagian dari rumpun ilmu
ekonomi perusahaan dan tidak merupakan ilmu yang berdiri sendiri. Manajemen adalah inti
dari organisasi perusahaan, sebab tugas manajemen dan bentuk organisasinya sangat
ditentukan oleh tujuannya. Dalam melancarkan tugas manajemen diperlukan administrasi
yang berfungsi sebagai alat pelaksana dalam kebijakan manajemen. Aliran ini berpendapat
bahwa manajemen berperan sebagai penentu kebijakan yang kemudian dilaksanakan oleh
penyelenggara manajemen yaitu administrasi. Aliran ini juga berpendapat bahwa seorang
pemimpin tidak bisa dibentuk, tetapi dilahirkan, sedangkan manajemen merupakan seni
bukan ilmu.

8
Aliran Anglo Sexon berpendapat bahwa manajemen adalah sebuah disiplin ilmu yang
terus berkembang menuju kemandirian ilmu yaitu menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
Aliran ini mengakui bahwa manajemen sangat berhubungan dengan disiplin ilmu-ilmu lain
yang telah mapan sebelumnya, karenanya menurut aliran ini manajemen harus terus
mengembangkan diri melalui berbagai pendekatan (integrated inter disipliner) dengan ilmu-
ilmu lain. Mengenai kepemimpinan, aliran ini berpendapat bahwa pemimpin bukanlah
dilahirkan atau bakat tetapi dibentuk dengan seperangkat ilmu dan pengalaman
kepemimpinan, sedangkan manajemen merupakan ilmu yang dapat dipelajari sebab telah
tersusun secara sistematis, mempunyai objek kajian dan mempunyai motode dan pendekatan-
pendekatan kajian.
Akibat dari dua aliran yang terus berdialektika tersebut maka para ahli manajemen terus
menggali dan berusaha mengembangkan ilmu manajemen/administrasi. Adalah Henry Fayol
berdasarkan penelitiannya atas usaha kerjasama manusia/organisasi dalam aktifitasnya untuk
mencapai tujuan yang diinginkan menyebutnya dalam bahasa prancis sebagai
“adminstration”. Sedangkan F.W.Taylor—seorang berkebangsaan Amerika—menyebut
kegiatan kerjasama manusia/organisasi tersebut dalam bahasa inggris sebagai “management”.
Sejak pemakaian bahasa yang berbeda itulah—“administration” (H. Fayol) dan
“management” (F.W.Taylor)—terjadi overlapping pengertian antara manajemen dan
administrasi. Lebih-lebih setelah buku H. Fayol yang berjudul “Administration Industrielle et
Generele” tahun 1916 diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi “General and Industrial
Management”. Dalam pemakian sering terjadi pembauran yang saling bergantian, baik dalam
ranah bisnis, pemerintahan dan sosial. Kebingungan penggunaan tersebut juga nampak dalam
ranah teoritis maupun praktis. Bagi sebagian kalangan mungkin tidak begitu mempersoalkan
kedua istilah tersebut, mereka berpandangan bahwa antara administrasi dan manajemen
adalah sama atau menunjukkan pengertian yang sama, hanya perbedaan bahasa saja.
“Administration” dalam bahasa Prancis sedangkan “Management” dalam bahasa Inggris.
Sedangkan menurut sebagian yang lain berpendapat bahwa kedua istilah tersebut harus
dibedakan sebab mempunyai akar kata dan sejarah yang berbeda, selain itu akan berpengaruh
terhadap bangunan keilmuan selanjutnya. Berawal dari persoalan etimologis inilah istilah
manajemen dan administrasi selalu mendapatkan perhatian khusus dalam setiap pembahasan.
Berikut ini akan diulas mengenai pendapat dan berbagai pandangan mengenai kedua istilah
tersebut. Setidaknya terdapat tiga pendapat mengenai istilah manajemen dan administrasi
yaitu;

9
 Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa manajemen lebih luas dari administrasi sebab
administrasi hanyalah sebuah fungsi pelaksanaan dari masalah-masalah kebijakan
manajer.
 Kedua, Administrasi lebih luas dari manajemen. sebab manajemen adalah inti dan alat
pelaksana administrasi.
 Ketiga, manajemen dan administrasi adalah sama atau sinonim.

Adapun menurut (Leonade, 2019) perbedaan manajemen dan administrasi dapat dilihat
dalam sudut pandang fungsi dasarnya dan juga penerapannya.

1. Perbedaan manajemen dan administrasi dari sudut pandang fungsi dasar


 Dari pengertian dasar: Manajemen adalah seni menyelesaikan sesuatu melalui orang
lain dengan mengarahkan upaya mereka ke arah pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Sedangkan administrasi berkaitan dengan perumusan tujuan, rencana &
kebijakan yang luas.
 Dari sifat dasar: Manajemen adalah fungsi pelaksanaan. Sedangkan administrasi ada
fungsi pengambilan keputusan.
 Dari proses: Manajemen memutuskan siapa yang harus melakukannya dan bagaimana
harus melakukannya. Sedangkan administrasi memutuskan apa yang harus dilakukan
dan kapan harus dilakukan.
 Dari fungsi: Manajemen adalah pelaksanaan fungsi, setiap manajer menyelesaikan
pekerjaan dengan pengawasan. Sedangkan administrasi adalah fungsi berpikir,
rencana dan kebijakan ditentukan di bawahnya.
 Dari keterampilan: Manajemen mengandalkan keterampilan teknis dan sumber daya
manusia. Sedangkan administrasi mengandalkan keterampilan konseptual dan sumber
daya manusia.
 Dari segi level: Manajemen bekerja pada level bawah hingga level menengah.
Sedangkan administrasi bekerja pada level menengah hingga level atas. Maksudnya
adalah pada organisasi level bawah, manajemen bekerja lebih banyak sedangkan
administrasi berfungsi lebih sedikit.
 Pada organisasi level menengah, manajemen dan administrasi bekerja dalam porsi
yang kira-kira sama. Sedangkan pada organisasi level atas, administrasi bekerja lebih
banyak dibanding manajemen. Itu karena pada organisasi level atas fungsi manajemen

10
sudah berjalan dengan baik sehingga diperlukan fungsi administrasi yang lebih
banyak.
2. Perbedaan manajemen dan administrasi dari sudut pandang penerapan
 Penerapan secara umum: Manajemen lebih bekerja pada masalah bisnis dimana
organisasi harus menghasilkan laba. Sedangkan administrasi bisa bekerja pada
aktivitas organisasi apasaja selain organisasi bisnis seperti sekolah, rumah sakit,
kantor pelayanan publik, dan lainnya.
 Pengaruh: Keputusan manajemen dipengaruhi oleh nilai-nilai, pendapat, kepercayaan,
dan keputusan manajer. Sedangkan administrasi lebih dipengaruhi oleh opini publik,
kebijakan pemerintah, organisasi keagamaan, adat istiadat dan lainnya.
 Status: Manajemen merupakan anggota dari organisasi yang mendapatkan imbalan
berupa gaji atau upah. Sedangkan administrasi lebih merujuk kepada pemilik
perusahaan yang menerima pengembalian modal yang diinvestasikan serta laba
perusahaan dalam bentuk surat berharga atau deviden.

Praktik penggunaan istilah administrasi dan manajemen pada umumnya dibedakan, Istilah
administrasi banyak digunakan pada asosiasi dan pemerintahan/sector public, bidang jasa dan
organisasi non-profit, sedangkan manajemen lebih sering digunakan pada perusahaan bisnis
dan private. Sebagai contoh adalah penggunaan Administrasi Negara, Administrasi Rumah
Sakit, Administrasi Militer, Administrasi Niaga, Manajemen perusahaan, manajemen
perbankan, manajemen pasar. Namun demikian pembedaan penggunaan tersebut ternyata
tidak berlaku baku, sebab pada sector public/pemerintahan atau yang lainnya pun belakangan
banyak menggunakan istilah manajemen, seperti manajemen pemerintahan, manajemen
rumah sakit, manajemen pembangunan daerah dll. Dalam bidang pendidikan dahulu lebih
digunakan istilah administrasi, akan tetapi menjelang awal abad 21 mulai dipilih/ disenangi
menggunakan istilah manajemen, seperti Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Manajemen Perguruan Tinggi dan lain-lain. Buku-buku yang ditulis oleh para ahli pun lebih
banyak menggunakan istilah manajemen dibanding administrasi, seperti Manajemen
Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Paradigma Baru Manajemen Perguruan Tinggi (Daulat
P. Tampubolon: 2001), Manajemen Berbasis Sekolah, Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (Depdiknas) dan lain-lain. Disisi lain, istilah yang digunakan dalam dunia
pendidikan memang lebih memilih “manajemen”, akan tetapi terlihat paradok jika melihat
gelar akademik yang diberikan oleh sebuah lembaga pendidikan tinggi terkemuka seperti

11
gelar M.B.A (Magister Business and Administration). Gelar ini lebih “senang” menggunakan
istilah administrasi bukan manajemen.

D. Manajemen Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu


Sesuatu dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri mensyaratkan obyek
kajian yang jelas. Obyek kajian tersebut terdiri dari dua hal yaitu obyek Material dan obyek
formal. Obyek kajian inilah yang membedakan antara ilmu satu dengan yang lainnya. Obyek
material adalah sasaran material suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian ilmu, atau
dalam pengertian lain, obyek material adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan pengetahuan. Obyek material juga berarti hal yang diselidiki, dipandang atau
disorot oleh suatu disiplin ilmu. Obyek material kajian manajemen pendidikan adalah
sebagaimana obyek material ilmu lain yaitu manusia. Obyek formal “manusia” dalam kontek
ini adalah dalam sebuah kerjasama organisasi/lembaga dan sistem pendidikan. Obyek formal
adalah sesuatu yang membedakan bidang ilmu satu dengan bidang lain. Obyek formal adalah
sudut pandang yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan pengetahuan itu,
atau sudut pandang darimana obyek material itu disorot. Sebuah ilmu pengetahuan dengan
mudah diketahui dengan mengetahui obyek formalnya.
Obyek formal manajemen pendidikan adalah keteraturan, pengaturan atau keserasian
dalam pelaksanaan pendidikan. Keteraturan dalam hal ini adalah hubungan antara satu pihak
sebagai pengatur dengan pihak lain sebagai yang diatur, baik dalam internal kerjasama
maupun eksternal, individu maupun kelompok dalam bidang pendidikan.
Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa manajemen pendidikan mempunyai bahasan
yang jelas terkait dengan pengaturan, keserasian dalam organisasi. Manajemen pendidikan
merupakan disiplin ilmu terapan (applied science) dari kelompok ilmu-ilmu sosial
(humaniora), karena kemanfaatannya hanya ada apabila prinsip-prinsipnya diterapkan untuk
meningkatkan kebaikan hidup manusia. Jika distrukturkan maka posisi ilmu manajemen
pendidikan berapada pada posisi sebagaimana dalam gambar berikut:

12
Gambar 2. Posisi Ilmu Manajemen Pendidikan dalam Ilmu Pengetahuan (Diolah dari
Siagian, 1985:22)
E. Kedudukan Ilmu Manajemen Pendidikan Sebagai Ilmu Pengetahuan
Pada mulanya manajemen belum dapat dartikan sebagai teori, karena teori harus terdiri
dari konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang akan
terjadi dan membuktikan ramalan itu berdsarkan penelitian. Manajemen sebagai ilmu
pengetahuan (management as a science) adalah bersifat interdisipliner yang mana
mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat dan matematika. Menurut luther
Gulick (1965) manajemen memenuhi syarat sebagai ilmu pengetahuan karena memilki
serangkaian teori, mskipun teori-teori itu masih terlalu umum dan subyektif dan menurut
Gulick manajemen sebagai suatu ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer dengan
member kejelasan bahwa apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu dan memungkinkan
mereka meramalkan akibat-akibat dari tindakan-tindakannya.

Memahami hubungan Manajemen denga ilmu sosial lainnya dalam rangka untuk
mendudukkan dan sekaligus membedakan fokus dan lokus manajemen dibandingkan ilmu
sosial lainnya. Dalam buku ini akan dibahas hubugan manajemen dengan psikologi, ekonomi,
sosiologi dan administrasi. Keempat displin ini sangat erat hubungannya dengan manajemen

13
sebab, kelima disiplin ini saling ‘pinjam’ teori untuk menjelaskan fenomena yang menjadi
bahan kajian masing-masing.
Psikologi (psychology) menurut Muhibbin Syah (2001) adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah
tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk, berjalan dan
lain sebagainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan
dan lain sebagainya. Melalui definisi ini maka dapat dikatakan bahwa psikologi adalah ilmu
yang mempelajari motivasi dibalik tingkah laku manusia. Psikologi mempelajari sesuatu
yang nampak nyata dilakukan manusia dalam rangka untuk menyimpulkan apa yang tidak
dinampakkan secara nyata oleh manusia. bidang kajian psikologi yang sangat berguna dan
dapat diterapkan dalam manajemen adalah kajian mengenai motivasi, emosi dan nilai-nilai
yang dimiliki oleh manusia. sebagai contoh, teori-teori motivasi yang dikembangkan oleh
berbagai psikolog dapat dijadikan referensi untuk menentukan motivasi para karyawan atau
anggota organisasi. Teori-teori yang ada dalam psikologi sangat berguna dalam membantu
menjelaskan sikap dan perilaku para anggota organisasi atau anak buah. Teori-teori
manajemen yang sangat banyak menggunakan teori-teori psikologi terutama teori manajemen
yang menggunakan pendekatan perilaku manusia (human behaviour).
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari seluk belum dan tata cara manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang berhubungan produksi, distribusi dan konsumsi demi
mencapai kemakmuran. Kaitannya dengan manajemen adalah dalam memenuhi kebutuhan
ekonominya manusia tidak dapat mencapainya secara individu. Dalam kaitan inilah
manajemen dimanfaatkan oleh ilmu ekonomi untuk ‘membantu’ mencapai tujuan ilmu
ekonomi. Oleh sebab itu tidak mengherankan jika manajemen banyak dipelajari secara
intensif di fakultas-fakultas ekonomi dan bisnis, sebab tanpa ilmu manajemen maka ilmu
ekonomi tidak dapat mencapai tujuannya secara baik.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku sosial manusia dalam berinteraksi
dengan manusia lainnya dalam suatu kumpulan/ kelompok manusia yang disebut masyarakat.
Dalam masyarakat inilah manusia membentuk dan dibentuk nilai-nilai yang dianutnya.
Seseorang yang telah bergaul lama dalam suatu masyarakat, akan mengikuti nilai-nilai dalam
masyarakat itu dalam jangka waktu yang panjang, bahkan mungkin seumur hidupnya. Oleh
sebab itu dalam proses kerjasama yang diikutinya pun seseorang tetap akan mengingat dan
memegang teguh nilai-nilai yang diyakininya selama bergaul dengan masyarakat. Misalnya
masyarakat muslim yang tidak terbiasa makan daging babi karena haram, maka dia akan

14
mencari suatu organisasi yang tidak akan menyediakan makanan yang mengandung babi
dalam setiap hidangannya. Demikian juga halnya seorang yang mengangut agama Kristen
misalnya, tiap hari Minggu wajib ke Gereja dalam rangka beribadah mingguan, maka dia
tidak akan mencari organisasi yang jam kerjanya di hari Minggu. Setiap masyarakat memiliki
nilai dan kepercayaan tertentu. Oleh sebab itu manajer yang baik akan menerapkan
manajemen yang sesuai atau tidak bertentangan dengan nilai-nilai atau kepercayaan yang
dimiliki oleh bawahan atau anak buahnya. Setidaknya dengan mengetahui nilai-nilai yang
dianut oleh anak buah, seorang manajer dapat mengembangkan manajemen yang toleransif
sehingga terjadi keharmonisan dalam organisasi. Dengan demikian Sosiologi dapat
membantu para manajer untuk memperlakukan anak buahnya sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat dimana anak buahnya menjadi anggota.
Ilmu Administrasi sebagaimana telah disinggung diatas adalah ilmu yang
mempelajari segala seluk beluk manusia dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan yang
ditentukan. Jadi, apapun yang dilakukan oleh seseorang jika hal itu dalam konteks proses
kerjasama, maka dapat dikatakan sebagai kajian Ilmu Administrasi. Kaitannya dengan
manajemen juga telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tanpa manajemen yang baik maka
proses kerjasama yang dibangun oleh manusia tidak akan dapat mencapai tujuannya secara
efektif dan efisien. Dengan demikian manajemen memiliki peran yang sangat penting dalam
mensukseskan kerjasama antar manusia dalam mencapai tujuannya.
Dengan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa hubungan manajemen
dengan ilmu sosial lainnya bisa mempengaruhi dan dipengaruhi. Meski demikian, manajemen
sebagai ilmu praktis/ terapan (applied science) tidak dapat berdiri sendiri tanpa ditopang oleh
ilmu-ilmu lainnya.
Selain itu, Manajemen di anggap sebagai suatu ilmu pengetahuan karena telah di
pelajari sejak lama, dan telah di organisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan di
dalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini selanjutnya di teliti
dengan dengan menggunakan metode ilmiah yang di rumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip
yang diwujudkan dalam bentuk satu teori. Luter Gulick memandang manajemen sebagai
suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana
orang bekerja.

F. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan


Manajemen pendidikan pada dasarnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan
melalui pengelolaan bidang-bidang pendidikan. Bidang garapan manajemen pendidikan

15
meliputi semua kegiatan yang menjadi sarana penunjang proses belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Substansi yang menjadi garapan
manajemen pendidikan sebagai proses atau disebut juga sebagai fungsi manajemen
pendidikan adalah perencanaan; pengorganisasian; pengarahan (motivasi, kepemimpinan,
pengambilan keputusan, komunikasi, koordinasi dan negosiasi, serta pengembangan
organisasi); pengendalian meliputi pemantauan (monitoring), penilaian, dan pelaporan.
Monitoring dan evaluasi sering disingkat ME atau Monev. Gambaran menyeluruh tentang
ruang lingkup manajemen pendidikan sebagai proses dapat dijelaskan pada tabel berikut

Tabel 1

Ruang Lingkup Fungsi Manajemen

Garapan manajemen pendidikan dalam sebuah sistem manajemen terkait dengan bidang
apa saja yang dikelola oleh manajemen untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Manajemen mengelola sumberdaya-sumberdaya (resources) yang dimiliki oleh organisasi.
Sumberdaya tersebut adalah man (manusia), money (uang), materials (bahan/alat-alat),
methods (teknik/cara), machines (mesin), market (pasar), dan minuts (waktu) yang biasa di
sebut 7 M.

Pengelolaan ketujuh M (7 M) tersebut dalam sebuah sistem manajemen secara sederhana


dapat dilihat dalam gambar berikut:

16
Tabel 2. Fokus Garapan Manajemen

Sedangkan lingkup manajemen pendidikan sebagai tugas atau sebagai manajemen


sekolah dapat dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 3. Ruang Lingkup Tugas Manajemen Pendidikan (Manajemen sekolah)

Pendidikan sebagai suatu usaha sadar sesungguhnya mempunyai cakupan kegiatan


sangat luas, baik ditinjau dari segi struktural maupun fungsional, ke-sistem-an maupun
segi kategorisasi komponensialnya, serta rentangan bidang garapan pekerjaannya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa batasan dan ruang lingkup ranah telaahan bidang ilmu
pendidikan itu sangat luas dan kompleks. Namun demikian, bagi keperluan penelaahannya
kiranya dapat dilakukan pemilahan dan penggugusan dengan berbagai model cara
berdasarkan kepentingannya. Mochtar Buchori (1994) menggambarkan tabel ranah
telaahan bidang kependidikan.

Tabel 3.

Ranah Telaahan Bidang Kependidikan

17
Lingkungan Pendidikan
Keluarga Sekolah Masyarakat
Bidang Permasalahan

Fundasional 1 2 3

Struktural 4 5 6

Operasional 7 8 9

Tabel tersebut menunjukkan bahwa selama ini upaya telaahan, kajian, dan penelitian
bidang pendidikan sebagian terbesar baru terfokus pada bidang permasalahan operasional
pendidikan di lingkungan persekolahan (mulai TK/SD hingga PT) atau kotak nomor 8 itu.
Sedangkan kajian terhadap ranah (kotak-kotak) lainnya masih sangat langka dan terbatas.

G. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan

Tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk melaksanakan suatu pembentukan


kepribadian pelajar yang berdasarkan dengan tujuan dari pendidikan nasional dan tingkat
perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan.

1. Terwujudnya suasana belajar dan proses pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM)
2. Terciptanya peserta didik yang aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Terpenuhinya salah satu dari 4 kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
(tertunjangnya kompetensi professional sebagai pendidik dan tenaga kependidikan
sebagai manajer)
4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien
5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi
pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen
pendidikan)
6. Teratasinya masalah mutu pendidikan.

18
Inti dari tujuan dan manfaat manajemen dalam penyelenggaraan pendidikan adalah untuk
mencapai dan meningkatkan efektifitas, efisiensi dan produktifitas kerja dalam mencapai
tujuan pendidikan yang diinginkan. Efektifitas adalah suatu keadaan yang mengandung
pengertian mengenai terjadinya efek atau hasil yang dikehendaki. Jadi suatu pekerjaan
dikatakan efektif jika pekerjaan tersebut mencapai hasil atau tujuan yang telah ditentukan.
(do the right things-melakukan pekerjaan yang benar). Efektifitas umumnya merujuk kepada
pencapaian tujuan (gone achievement).

Efisien adalah suatu pengertian yang menggambarkan perbandingan terbaik antara usaha
dengan hasilnya (do things rightmelakukan pekerjaan dengan benar). Perbandingan ini dapat
dilihat dari dua hal, pertama dari segi hasil yaitu pekerjaan dikatakan efisien jika dengan
usaha tertentu memberikan hasil yang maksimal, baik mengenai mutu (kualitas) maupun
jumlah (kuantitas). Kedua dari segi usaha, pekerjaan dikatakan efisien jika suatu hasil tertentu
tercapai dengan suatu usaha yang minimal. Efisien umumnya merujuk kepada proses dengan
pendayagunaan sumberdaya (resources), biaya, dan lain-lain.

Efisiensi ini berkaitan dengan produktivitas. Produktif adalah hasil yang dicapai
dibandingkan dengan resources (sumberdaya). Dalam pengertian lain produktif adalah rasio
antara output dan input. Menggunakan sumberdaya atau modal sedikit mungkin untuk
menghasilkan sesuatu yang sebesar-besarnya.

Ada 4 unsur penting yang harus diwujudkan sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Berikut 4 unsur penting dalam fungsi manajemen pendidikan:

1. Sebagai Perencanaan (Planning)

Dalam hal ini manajemen pendidikan wajib memastikan semua sumber daya di berbagai
bidang bisa membuat peta kerja serta yang sesuai dengan visi perusahaan.

2. Melakukan Pengorganisasian (Organizing)

Manajemen pendidikan menghimpun sumber daya manusia di perusahaan, modal serta


peralatan yang diperlukan. Bidang ini juga harus mencari cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan utama perusahaan dengan melibatkan semua komponen yang ada dan
memastikan semua berjalan sesuai track.

3. Sebagai Pelaksana (Implementation)

19
Manajemen pendidikan penting untuk menggerakan sumber daya manusia perusahaan
dan mendorong melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan demi tercapainya
tujuan. Hal ini penting sebagai proses efisiensi agar kinerja semua karyawan efektif.

4. Sebagai Pengawas (Controlling)

Bidang ini memiliki kewajiban untuk mengontrol sumber daya agar berjalan sesuai track
yang sudah ditetapkan. Ketika ada hal yang tidak sesuai, mereka harus bekerja
meluruskannya seperti semula.

Berikut ini akan di kemukakan perbedaan-perbedaan fungsi manajemen yang disebutkan


oleh beberapa ahli manajemen. Menurut Henry Fayol fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian perintah
4. Pengkoordinasian
5. Pengendalian

Menurut L. Gulick fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penyusunan kerja
4. Pengarahan
5. Pengkoordinasian
6. Penyusunan laporan Pengendalian

G.R. Terry berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan/ Penggerakkan
4. Pengendalian
H. Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan

Ada 4 unsur penting yang harus diwujudkan sebagai salah satu alat untuk mencapai
tujuan. Berikut 4 unsur penting dalam fungsi manajemen pendidikan:

20
1. Sebagai Perencanaan (Planning)

Dalam hal ini manajemen pendidikan wajib memastikan semua sumber daya di berbagai
bidang bisa membuat peta kerja serta yang sesuai dengan visi perusahaan.

2. Melakukan Pengorganisasian (Organizing)

Manajemen pendidikan menghimpun sumber daya manusia di perusahaan, modal serta


peralatan yang diperlukan. Bidang ini juga harus mencari cara yang paling efektif untuk
mencapai tujuan utama perusahaan dengan melibatkan semua komponen yang ada dan
memastikan semua berjalan sesuai track.

3. Sebagai Pelaksana (Implementation)

Manajemen pendidikan penting untuk menggerakan sumber daya manusia perusahaan


dan mendorong melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah direncanakan demi tercapainya
tujuan. Hal ini penting sebagai proses efisiensi agar kinerja semua karyawan efektif.

4. Sebagai Pengawas (Controlling)

Bidang ini memiliki kewajiban untuk mengontrol sumber daya agar berjalan sesuai track
yang sudah ditetapkan. Ketika ada hal yang tidak sesuai, mereka harus bekerja
meluruskannya seperti semula.

Berikut ini akan di kemukakan perbedaan-perbedaan fungsi manajemen yang disebutkan


oleh beberapa ahli manajemen. Menurut Henry Fayol fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pemberian perintah
4. Pengkoordinasian
5. Pengendalian

Menurut L. Gulick fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Penyusunan kerja
4. Pengarahan

21
5. Pengkoordinasian
6. Penyusunan laporan Pengendalian

G.R. Terry berpendapat bahwa fungsi-fungsi manajemen meliputi:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pelaksanaan/ Penggerakkan
4. Pengendalian

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen dalam artian sempit sebagai penyusunan dan pencatatan data dan informasi
secara sistematis dengan tujuan supaya dapat menyediakan keterangan serta memudahkan
memperolehnya kembali secara keseluruhan dalam hubungan satu sama lainnya. Manajemen
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan
usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada dan menggunakan fungsi-fungi manajemen agar tercapainya tujuan
secara efektif dan efisien. Praktik penggunaan istilah administrasi dan manajemen pada
umumnya dibedakan, Istilah administrasi banyak digunakan pada asosiasi dan
pemerintahan/sector public, bidang jasa dan organisasi non-profit, sedangkan manajemen
lebih sering digunakan pada perusahaan bisnis dan private. Sebagai contoh adalah
penggunaan Administrasi Negara, Administrasi Rumah Sakit, Administrasi Militer,
Administrasi Niaga, Manajemen perusahaan, manajemen perbankan, manajemen pasar.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai disiplin ilmu yang berdiri sendiri mensyaratkan obyek kajian
yang jelas. Garapan manajemen pendidikan dalam sebuah sistem manajemen terkait dengan
bidang apa saja yang dikelola oleh manajemen untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan.
Manajemen mengelola sumberdaya-sumberdaya (resources) yang dimiliki oleh organisasi.
Sumberdaya tersebut adalah man (manusia), money (uang), materials (bahan/alat-alat),
methods (teknik/cara), machines (mesin), market (pasar), dan minuts (waktu) yang biasa di
sebut 7 M. Tujuan utama manajemen pendidikan adalah untuk melaksanakan suatu
pembentukan kepribadian pelajar yang berdasarkan dengan tujuan dari pendidikan nasional
dan tingkat perkembangan atau perbaikan untuk usia pendidikan. fungsi manajemen tersebut,
secara umum dapat dirumuskan fungsi manajemen sebagai berikut: 1. Perencanaan 2.
Pengorganisasian 3. Pelaksanaan 4. Pengkoordinasian 5. Pengendalian.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini akan
tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk
kedepannya. Semoga makalah ini menjadi sumber referensi yang baik bagi penulis sekalian.

23
DAFTAR PUSTAKA

Abdulmuid, Muhibbuddin. 2013. Manajemen Pendidikan. Kabupaten Batang: Pengging


Mangkunegaran.
Asmendri. 2012. Teori Dan Aplikasi Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan
Sekolah/Madrasah. Batusangkar: STAIN Batusangkar Press.
Hidayat, A., & Machali, I. (2012). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Kaukaba.
Kristiawan, Muhammad dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Depublish.
Leonade. (2019, February 14). Perbedaan Manajemen dan Administrasi. Retrieved April 5,
2020, from Studi Manajemen: https://www.studimanajemen.com/2019/02/perbedaan-
manajemen-dan-administrasi.html
Nawawi, Hadari. 1983. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung.
Purwanto, M Ngalim. 1970. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Mutiara.
Suharno. 2008. Manajemen Pendidikan. Lembaga Pengembangan pendidikan dan UPT
Terry, George R. 1986. Asas-Asas Manajemen. Terjemahan Winardi. Bandung: Alumni.
Usman, Husaini. 2004. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

24

Anda mungkin juga menyukai