Anda di halaman 1dari 3

1.

PENGERTIAN
Anemia berarti kurangnya hemoglobin didalam darah yang dapat disebabkan oleh
jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit atau jumlah hemoglobin dalam sel yang
terlalu sedikit. Beberapa tipe anemia dan penyebab fisiologisnya adalah sebagai berikut.
a. Anemia akibat kehilangan darah,
Setelah mengalami pendarahan yang cepat, tubuh akan mengganti cairan
plasma dalam waktu satu sampai tiga hari,namun hal ini akan menyebabkan
konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Bila tidak terjadi pendarahan
berikutnya, konsentrasi sel darah merah biasanya kembali normal dalam
waktu 3 sampai 6 minggu.
Pada kehilangan darah yang kronis, pasien sering kali tidak dapat
mengabsorsi cukup besidari usus untuk membentuk hemoglobin secepat darah
yang hilang. Sel darah merah yang dibentuk berukuran jauh lebih kecil
ketimbang ukuran normal dan mengandung sedikit sekali hemoglobin
didalamnya, sehingga menimbulkan keadaan anemia hipokronik mikrositik.
b. Anemia aplastic
Aplasia sumsum tulang berarti tidak berfungsinnya sumsum tulang.
Sebagai contoh seseorang yang terpapar oleh dosis radiasi tinggi atau
kemoterapi terapi untuk penyakit kanker dapat merusak sel-sel punca (stem
cell) sumsum tulang, yang dalam beberapa minggu berikutnya menjadi
anemia. Demikian juga, dosis tinggi bahan kimia beracun tertentu, seperti
insektisida atau benzena dalam bensin, dapat menyebabkan efek yang sama.
Pada gangguan autoimun misalnya lupus eritematosus, sistem imun mulai
menyerang sel-sel normal seperti sel punca sumsum tulang, yang dapat
menimbulkan anemia aplastic. Pada kira kira separuh kasus kasus anemia
aplastic disebut anemia aplasik ideopatik karena penyebabnya tidak diketahui.
Penderita anemia aplastic berat biasanya meninggal kecuali diterapi
dengan tranfusi darah, yang dapat meningkatkan jumlah sel darah merah
sementara, atau diterapi dengan transplantasi sumsum tulang.
c. Anemia megaloblastik
Berdasarkan pembicaraan terdahulu mengenai vitamin B12, asam folat,
dan faktor intrinsic yang berasal dari mukkosa lambung, kita dapat mengerti
dengan mudah bahwa hilangnya salah satu faktor ini dapat menghambat
produksi eritroblast dalam susmsum tulang. Akibatnya, sel darah merah
tumbuh terlalu besar dengan bentuk yang aneh dan disebut mealoblast. Jadi,
atrofi mukosa lambung seperti, yang terjadi pada anemia pernisiosa, atau
hilangnya lambung setelah oprasi gastrektomi total, dapat menyebabkan
terjadinya anemia megaloblastik. Selain itu, pasien seriawan usus (intestinal
spurue), yang ditandai dengan sedikitnya absorbi asam folat, B12, dan
senyawa vitamin B lainnya, sering kali mengalami anemia megaloblastik pada
keadaan ini, karena eritroblast tidak dapat berprolifelasi cukup cepat untuk
membentuk sel darah merah dalam jumlah normal, sel sel yang terbentuk
menjadi terlalu besar, berbentuk aneh, dan membrannya rapuh. Sel sel ini
mudah pecah,sehingga orang tersebut sangat membutuhkan sel darah merah
dalam jumlah yang memadai.
d. Anemia hemolitik
Berbagai kelainan sel darah merah, kebanyakan didapat secarake turunan.
Sel-sel tersebut bersifat rapuh sehingga mudah pecah saat melewati kapiler,
tertutama waktu melalui limpa. Walaupun sel darah merah yang terbentuk
jumlahnya dapat mencapai normal atau bahkan lebih besar dari normal pada
penyakit penyakit hemolitik, masa hidup sel darah merah sangat singkat
sehingga saat ini dihancurkan lebih cepat disbanding pembentukakannya dan
mengakibatkan anemia yang parah.
Pada sferositosis herediter sal darah merah berukuran sangat kecil dan
membentuk sferis, dan tidak berbentuk lempeng bikonkaf. Sel sel ini tidak
dapat bertahan terhadap tekanan karena tidak mempunyai struktuk membrane
sel cakram bikonkaf seperti kantong yang lentur. Ketika melewati pulpa limfa
dan pembuluh darah, sel sel ini mudah pecah walau dengan sedikit tekanan.
Pada anemia sel sabit, yang ditemukanpada 0,3 sampai 1,0 persen orang
orang hitam di Afrika barat, dan amerika, sel darah merah mengandung tipe
hemoglobin abnormal disebut hemoglobin S yang memiliki kelainan rantai
beta pada molekul hemoglobin, seperti yang telah yang telah dijelaskan
sebelumnya. Bila hemoglobin ini terpapar dengan oksigen kadar rendah, ia
akan mengendap menjadi Kristal Kristal panjang didalam sel darah merah.
Kristal-kristal ini akan memperpanjang sel dan lebih memberi gambaran
seperti bulan sabit, dan bukan menyerupai cakram bikonkraf. Hemoglobin
yang mengendap juga merusak membrane sel, sehingga sel menjadi sangat
rapuh, dan menyebabkan anemia yang parah. Pasien ini sering masuk dalam
suatu lingkaran setan yang disebut sebagai “krisis” penyakit sel sabit, yaitu
tekan oksigen yang rendah dalam jaringan akan menghasilkan bentuk sabit,
yang menyebabkan pecahnya sel darah merah. Hal ini menimbukan
penurunan tekanan oksigen lebih lanjut dan berbentuk sel yang makin
menyerupai sabit serta hancurnya sel darah merah. Begitu proses ini dimulai,
keadaan tersebut akan berkembang dengan cepat, yang berakhir dengan
pengurangan sel darah merah yang drastic dalam waktu beberapa jam dan
pada beberapa kasus berakhir dengan kematian.
Pada eritroblastotis fetalis, sel-sel darah merah dengan Rh- positif dan
janin diserang dnegan antibody dari darah ibu dengan Rh negative. Anti bodi
ini menyebabkan sel denga Rh positif menjadi rapuh, yang dengan cepat
menimbukan pecahnya sel dan menyebabkan anak dilahirkan dengan anemia.
Pembentukan sel darah merah sangat cepat untuk menggfantikan sel-sel darah
yang rusak pada eritroblastosis fetalis, menyebabkan dilepaskanya sel bals
dalam jumlah yang besar dari sumsum tulang kedalam darah.
e. Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi suatu faktor dalam makanan yang
dibutuhkan untuk eritropoitesis. Pembentukan SDM bergantung pada pasokan
adekuat bahan bahn dasar esensial, sebagian diantaranya tidak disintesis
ditubuh tetapi harus disediakan melalui makanan. Sebagai contoh anemia
defisiensi besi terjadi jika tidak cukup banyak besi tersedian untuk membentuk
hemoglobin.
f. Anemia pernisiosa
Disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh menyerap vitamin B12,
yang masuk melalui makanan, dari saluran cerna.vitamin B12 esensial
untuk pembentukan dan pematangan normal SDM. Vitamin ini banyak
terdapat diberbagai makanan sehingga jarang terjadi defisiensi dalam diet.
Maslahnya adalah defisiensi faktor intrinsic, suatu bahan khusus yang
disekresikan oleh lapisan lambung. Vitamin B12 dapat diserap dari saluran
usus hanya jika nutrient ini terikat kefaktor intrinsic
g. Anemia ginjal
Dapat terjadi akibat penyakit ginjal. Karena eritropoietin dari
ginjal adalah rangsangan utama ginjal adalah rangsangan utama yang
mendorong ertropiesis, kurang adekuatnya sekresi eritropoietin oleh ginjal
yang sakit menyebabkan berkurangnya produksi SDM.

Anda mungkin juga menyukai