Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

KUNJUNGAN USAHA PETERNAKAN KELINCI


DI DESA BAWANG KECAMATAN TEMPURAN

Oleh

Muhammad Fikri Syihab


NIRM. 03 03 18 024

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA MAGELANG


PRODI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN
2021
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

DAFTAR TABEL...................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................v

I. PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................1

B. Tujuan.......................................................................................................3

C. Manfaat.....................................................................................................3

II. METODE PELAKSANAAN...........................................................................4

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...................................................................4

B. Materi Kegiatan............................................................................................4

C. Prosedur Pelaksanaan...................................................................................4

III. PEMBAHASAN...........................................................................................7

A. Profil Singkat Pemilik Usaha Peternakan Kelinci....................................7

B. Analisa Data Usaha Peternakan Kelinci...................................................7

1. Biaya-Biaya Yang Diperlukan Untuk Mendirikan Dan Menjalankan

Kegiatan Usaha Peternakan Kelinci.....................................................................7

ii
2. Pemasaran Hasil Usaha Peternakan Kelinci.................................................9

3. Perhitungan Keuntungan Dari Usaha Peternakan Kelinci..........................10

IV. PENUTUP...................................................................................................12

A. Kesimpulan..............................................................................................12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel 1. Biaya Investasi (Tahun ke 0)*.....................................................8

Tabel 2. Biaya Tetap (Fixed Cost) / penyusutan, sewa, dll*...................................8

Tabel 3. Biaya Variabel (Variable Cost)*...............................................................9

Tabel 4. Total Penerimaan*...................................................................................10


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan......................................................................14


I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ternak ini semula hewan liar yang sulit dijinakkan. Kelinci dijinakkan sejak

2000 tahun silam dengan tujuan keindahan, bahan pangan dan sebagai hewan

percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci

mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di

hampir seluruh dunia. Kelinci dikembangkan di daerah dengan populasi penduduk

relatif tinggi, Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang

berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu

dan sebagainya.

Kelinci merupakan satu hewan ternak yang mempunyai banyak manfaat,

mulai dari binatang hias, penghasil kompos dari kotoran/fesesnya, tulangnya

digunakan sebagai bahan tepung tulang, penghasil daging yang mempunyai gizi

tinggi serta rambut dan kulitnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan.

Sejak maraknya daging gelonggongan pada sapi dan ayam tiren serta flu

burung dan antraks, daging kelinci menjadi sasaran konsumsi sebagai pengganti

daging tersebut. Dari berbagai jenis kelinci , kelinci Flamish Giant merupakan

alternatif, karena kelinci ini memiliki bobot badan yang besar, berat badannya

mampu mencapai sampai 10 kilogram bahkan ada yang mencapai 12 kilogram.

sehingga daging yang dihasilkan juga cukup banyak.

1
Kelinci merupakan golongan ternak herbivora yang mempunyai sifat

coprophage/cecotrophy Sifatini merupakan ciri khas dari kelinci, yaitu tingkah

laku kelinci memakan kembali kotoran (faeces) lunak langsung dari anusnya

(coprophage pellets) yang terjadi pada malam hari, sehingga disebut juga

Ruminansia semu (pseudo-ruminant). Walaupun memiliki caecum (bagian

pertama usus besar) yang besar, kemampuan kelinci dalam mencerna serat kasar

terbatas, tidak sebanyak ruminansia.

Dalam peternakan kelinci, kelangsungan hidupnya akan sangat tergantung

perhatian dan tatalaksana pemeliharaan dari peternaknya. Jenis, jumlah, dan mutu

pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, perkembangan,

kesehatan, dan produksi.


B. Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya laporan ini, adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengetahui kegiatan usaha peternakan komoditas kelinci

2. Mahasiwa dapat menganalisa usaha peternakan kelinci dan mengetahui

keuntungan yang diperoleh dari usaha peternakan tersebut

C. Manfaat

Adapun manfaat dari dibuatnya laporan ini adalah, sebagai berikut:

1. Mahasiswa mengetahui kegiatan usaha peternakan komoditas kelinci

2. Mahasiwa menganalisa usaha peternakan kelinci dan mengetahui keuntungan

yang diperoleh dari usaha peternakan tersebut


II. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan kunjungan dilakukan pada hari Kamis, 15 April 2021 yang

bertempat di Dusun Pujan, Desa Bawang, Kecamatan Tempuran, Kabupaten

Magelang yaitu pada usaha peternakan kelinci milik bapak Paidi.

B. Materi Kegiatan

Materi yang digunakan dalam kegiatan kunjungan ini adalah tentang

analisa usaha peternakan kelinci dan keuntungan yang diperoleh dalam usaha

peternakan tersebut, yang dilakukan melalui wawancara kepada pemilik dan

mengamati secara langsung kegiatan yang ada pada usaha peternakan kelinci

milik bapak Paidi.

C. Prosedur Pelaksanaan

1. Memilih Salah Satu Usaha yang akan Dikunjungi

Sebelumnya saya mencari informasi terkait komoditas peternakan dan

lokasi usaha peternakan yang dibutuhkan. Dari beberapa infomasi yang diperoleh,

saya memilih satu usaha peternakan yaitu usaha peternakan kelinci milik bapak

Paidi.
2. Melakukan Kunjungan Ke Usaha yang Dipilih

Selanjutnya, saya melakukan kunjungan ke usaha peternakan kelinci milik

bapak Paidi yang berlokasi di Dusun Pujan , Desa Bawang, Kecamatan

Tempuran, Kabupaten Magelang.

3. Mengamati Kegiatan Dalam Usaha Peternakan

Setelah sampai dilokasi usaha peternakan kelinci milik bapak Paidi, saya

mengamati keadaan usaha peternakan tersebut, seperti konstruksi kandang,

jumlah dan jenis kelinci, jenis pakan yang diberikan, serta manajemen

pemberian pakan dan minum yang dilakukan oleh bapak Paidi.

4. Melakukan Wawancara Terkait Kegiatan Usaha Peternakan

Setelah mengetahui bagaimana keadaan dalam usaha peternakan kelinci

ini, saya melakukan wawancara kepada pemilik, yang meliputi:

a. Profil singkat dari pemilik usaha peternakan kelinci

b. Biaya yang diperlukan untuk mendirikan dan menjalankan usaha peternakan

c. Pemasaran hasil usaha peternakan


5. Menganalisa Data Usaha Peternakan

Dari data-data yang diperoleh, selanjutnya dilakukan analisa usaha

peternakan agar diperoleh keuntungan yang didapat dari hasil usaha peternakan

kelinci milik bapak Paidi.

6. Menyusun Laporan

Setelah melakukan analisa data usaha peternakan dan mengetahui

keuntungan yang didapat dalam usaha peternakan tersebut, selanjutnya dilakukan

penyusunan laporan kegiatan kunjungan usaha peternakan kelinci.


III. PEMBAHASAN

A. Profil Singkat Pemilik Usaha Peternakan Kelinci

Bapak Paidi merupakan seorang peternak kelinci yang bertempat di Dusun

Pujan, Desa Bawang, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. Beliau

merupakan lulusan SD dan memutuskan untuk beternak kelinci sejak 3 tahun yang

lalu. Jenis usaha kelinci yang dijalankannya yaitu breeding/peranakan dengan

jenis kelinci meliputi Flemish Giant, New Zealand, dan Flam.

B. Analisa Data Usaha Peternakan Kelinci

1. Biaya-Biaya Yang Diperlukan Untuk Mendirikan Dan


Menjalankan Kegiatan Usaha Peternakan Kelinci

Biaya-biaya yang diperlukan dalam usaha peternakan kelinci yaitu meliputi

biaya investasi, biaya tetap dan biaya variabel. Biaya investasi adalah biaya yang

pada umumnya dikeluarkan pada awal kegiatan suatu usaha dalam jumlah yang

besar. Biaya tetap adalah pengeluaran konstan yang harus dikeluarkan, meskipun

tidak ada aktivitas produksi. Biaya variable adalah biaya yang hanya dikeluarkan

pemilik usaha ketika menjalankan produksi atau jasa.


Tabel 1. Tabel 1. Biaya Investasi (Tahun ke 0)*
Harga Satuan Biaya
No Uraian Jumlah
(Rp) (Rp)
1. Tempat pakan 70 3.000 210.000
2. Nipple Dot 70 6.000 420.000
3. Lampu 2 50.000 100.000
4. Kandang 70 80.000 5.600.000
Total biaya investasi 6.330.000

Berdasarkan Tabel 1. Total biaya investasi usaha peternakan kelinci milik Bapak

Paidi sebanyak 6.330.000 yang berasal dari tempat pakan dengan biaya total

210.000, Nipple dot dengan biaya total 420.000, Lampu dengan biaya total

100.000, dan Kandang dengan biaya total 5.600.000.

Tabel 2. Biaya Tetap (Fixed Cost) / penyusutan, sewa, dll*


Umur Harga Harga
Penyusutan
No Uraian Jumlah Ekonomis Awal Akhir
(Rp/Tahun)
(Tahun) (Rp) (Rp)
1. Tempat
70 4 210.000 70.000 2.450.000
pakan
2. Nipple Dot 70 5 420.000 140.000 3.920.000
3. Lampu 2 2 100.000 0 100.000
4. Kandang 70 3 5.600.000 4.900.000 16.333.333
Total biaya tetap 22.803.333

Berdasarkan Tabel 2. Untuk menghitung biaya penyusutan yaitu dengan cara

mengurangi harga awal dengan harga akhir kemudian hasilnya dikali jumlah per

itemnya baru dibagi umur ekonomis. Total biaya tetap usaha peternakan kelinci

milik Bapak Paidi sebanyak 22.803.333 yang berasal dari penyusutan tempat

pakan sebesar 2.450.000, penyusutan nipple dot sebesar 3.920.000, penyusutan

lampu sebesar 100.000 dan penyusutan kandang sebesar 16.333.333.


Tabel 3. Biaya Variabel (Variable Cost)*
Jumlah Harga Biaya
Jumlah
No Uraian Kebutuhan Satuan Variabel
Ternak
/Tahun (Rp) (Rp/Tahun)
1. Bibit Kelinci 77 200.000 15.400.000
2. Pakan 275 120.000 33.000.000
2. Wormectin 28 13.000 364.000
4. Vitamin 48 1.000 48.000
5. Listrik 12 7.500 90.000
Total biaya variabel 48.902.000

Berdasarkan tabel 3. Total biaya variabel usaha peternakan kelinci milik Bapak

Paidi sebanyak 48.902.000 yang berasal dari bibit kelinci dengan biaya variabel

total 15.400.000, pakan dengan biaya variabel total 33.000.000, Wormectin

dengan biaya variabel total 364.000, vitamin dengan biaya variabel total 48.000,

dan listrik dengan biaya variabel total 90.000.

2. Pemasaran Hasil Usaha Peternakan Kelinci

Pemasaran hasil usaha peternakan kelinci milik Bapak Paidi dipasarkan

secara langsung biasanya pembeli datang langsung ke tempat beliau. Bapak Paidi

sendiri tidak pernah memasarkan ternak kelincinya melalui media sosial.

Walaupun tidak dipasarkan dengan media sosial ternak kelincinya tetap laku. Hal

ini dikarenakan beliau sering mengikuti kontes-kontes kelinci dan juga bergabung

di komunitas ternak kelinci. Untuk setiap tahunnya kelinci dengan jenis Flamish

Giant dapat terjual dengan jumlah kurang lebih 36 ekor. Untuk jenis New

Zealand setiap tahunnya dapat terjual dengan jumlah kurang lebih 84 ekor.

Untuk jenis
Flam setiap tahunnya dapat terjual 60 ekor. Jadi total penjualan seluruh kelinci

untuk setiap tahunnya yaitu 180 ekor.

3. Perhitungan Keuntungan Dari Usaha Peternakan Kelinci

Untuk menghitung keuntungan dari usaha peternakan kelinci milik Bapak

Paidi yaitu dihitung terlebih dahulu total penerimaan untuk setiap tahunnya.

Setelah diketahui total penerimaan untuk setiap tahunnya, hitung total biaya

dengan cara menambahkan biaya tetap dan biaya variabel. Setelah itu baru akan

diketahui total pendapatan untuk setiap tahunnya dengan cara mengurangi

penerimaan dengan total biaya.

Tabel 4. Total Penerimaan*


Jumlah Terjual Harga Jual Satuan Penerimaan
No Produksi
(Ekor) (Rp/Ekor) (Rp/Tahun)
1. Bibit Kelinci
36 1.500.000 54.000.000
Flamish Giant
2. Bibit Kelinci
84 400.000 33.600.000
New Zealand
3. Bibit Kelinci
Flam 60 150.000 9.000.000
TotalPenerimaan 96.600.000

Berdasarkan tabel 4. Total penerimaan usaha peternakan kelinci milik Bapak Paidi

yaitu sebesar 96.600.000. Yang diperoleh dari penjualan jenis kelinci Flamish

Giant sebanyak 36 ekor dengan hasil 54.000.000. Jenis kelinci New Zealand

sebanyak 84 ekor dengan hasil 33.600.000. Jenis kelinci Flam sebanyak 60 ekor

dengan hasil 9.000.000.

 Total biaya = Biaya Tetap + Biaya Variable

= 22.803.333 + 48.902.000
= Rp. 71.705.333,-

 Pendapatan = Penerimaan - Total Biaya

= 96.600.000 - 71.705.333

= Rp.24.894.667 ,-

Jadi untuk total keuntungan yang diperoleh Bapak Paidi dari usaha peternakan

kelinci yang dimilikinya dalam satu tahun yaitu sebesar Rp.24.894.667 ,-


IV. PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha peternakan kelinci milik Bapak Paidi sebanyak 77 ekor. Yang terdapat

3 jenis kelinci yaitu Flemish Giant, New Zealand, dan Flam. Untuk setiap

tahunnya Bapak Paidi dapat menjual kelincinya sebanyak 180 ekor. 36 ekor

dengan jenis Flamish Giant. 84 ekor dengan jenis New Zealand. 60 ekor

dengan jenis Flam. Serta untuk total keuntungan yang diperoleh Bapak Paidi dari

usaha peternakan kelinci yang dimilikinya dalam satu tahun yaitu sebesar

Rp.24.894.667 ,-.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Kegiatan wawancara kepada pemilik usaha peternakan kelinci


Gambar 2. Kandang Kelinci
Gambar 3. Campuran Pakan Kelinci

Gambar 4. Ternak Kelinci


Gambar 5. Ternak Kelinci

Anda mungkin juga menyukai