OLEH:
LOLA ANGGELA
E10018188
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG
OLEH:
LOLA ANGGELA
E10018188
Ketua :
Anggota : 1.
2.
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan/Prodi Peternakan Pembimbing Lapangan
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapang
dengan judul “Manajemen Perkandangan Ternak Sapi Potong Di Usaha Ternak Pak
Indra Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi”. Penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu RTS. Sherly
Dwijayanti, S.Pt., M.Pt. selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapang yang telah
memberikan masukan berupa saran dan arahan kepada penulis sehingga laporan ini
dapat diselesaikan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Indra selaku pemilik peternakan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
dapat melaksanakan Praktek Kerja Lapang. Terima kasih saya ucapkan kepada
petugas kandang yang telah ikut membantu dalam melaksanakan kegiatan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini menjadi lebih baik
kedepannya dan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Lola Anggela
i
DAFTAR ISI
Halaman
PRAKATA....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan............................................................................................ 2
1.3. Manfaat.......................................................................................... 2
BAB II. PROSEDUR KERJA.......................................................................... 3
2.1. Tempat dan Waktu......................................................................... 3
2.2. Prosedur Kerja............................................................................... 3
2.3. Analisis Data.................................................................................. 3
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 5
3.1. Kondisi Umum Peternakan............................................................ 5
3.2. Sistem Pemeliharaan...................................................................... 7
3.3. Sistem Perkandangan..................................................................... 7
3.3.1. Fungsi Kandang................................................................... 7
3.3.2. Letak Kandang..................................................................... 8
3.3.3. Tipe Kandang....................................................................... 8
3.3.4. Ukuran Kandang.................................................................. 9
3.3.5. Perlengkapan Kandang........................................................ 10
3.3.6. Kontruksi Kandang.............................................................. 10
BAB IV. PENUTUP......................................................................................... 14
4.1. Kesimpulan.................................................................................... 14
4.2. Saran.............................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
umum kontruksi kandang harus kuat, mudah dibersihkan, bersikulasi udara baik.
Persyaratan kandang merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam
membangun suatu perkandangan sapi potong. Syarat perkandangan yang baik perlu
memperhatikan beberapa hal diantaranya; pemilihan lokasi kandang, tata letak
kandang, konstruksi kandang, bahan kandang, dan perlengkapan kandang, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas sapi potong.
Berdasarkan uraian diatas untuk mengetahui manajemen perkandangan di
Peternakan Pak Indra penulis melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapang dengan
judul “Manajemen Perkandangan Ternak Sapi Potong Di Usaha Ternak Pak Indra
Kelurahan Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi” selama satu
bulan.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
Manfaat dari Praktek Kerja Lapang ini adalah untuk menambah pengetahuan
serta menambah wawasan mahasiswa mengenai manajemen perkandangan ternak
potong yang baik.
2
BAB II
PROSEDUR KERJA
Materi yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang adalah 7 ekor
sapi Bali berumur ± 2 tahun, hijauan berupa rumput lapang dan rumput kumpai, serta
konsentrat yang terdiri dari dedak dan garam. Peralatan yang digunakan seperti sapu
lidi, sekop, angkong, baskom, ember, pita meter dan alat tulis.
Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapang yaitu dengan
terlibat langsung dalam pemeliharaan ternak. Penimbangan sisa pakan dilakukan
setelah membersihkan tempat pakan menggunakan sapu lidi dan serokan kemudian
sisa pakan ditimbang menggunakan timbangan gantung. Setelah ditimbang, sisa
pakan diangut ke tempat pembuangan menggunakan angkong. Kemudian, kotoran
ternak dibersihkan menggunakan sekop dan langsung dimasukkan kedalam karung.
Selanjutnya adalah memandikan ternak sapi menggunakan selang sambil di gosok
hingga bersih. Setelah ternak dimandikan, ternak diberi pakan berupa hijauan.
Hijauan tersebut diberikan kepada ternak pada pagi jam 07.00, sore jam 17.30 dan
malam jam 22.00. Sedangkan pemberian konsentrat dilakukan pada siang jam 13.00
dan sore jam 17.00. Berikut adalah jadwal kegiatan praktek kerja lapang:
No Waktu Kegiatan
07.00 Tiba di lokasi
07.00-09.00 Pembersihan Kandang
09.00-10.00 Pemberian Pakan (Hijauan)
11.30-12.00 Pemberian Kosentrat
3
12.00-16.00 Istirahat
16.00-17.00 Pembersihan Kandang
17.00-17.30 Pemberian Pakan
17.30 Pulang
Data yang diambil selama kegiatan Praktek Kerja Lapang ini berupa data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung
meliputi bangsa ternak yang dipelihara, jumlah ternak yang dipelihara, serta
pengambilan data perkandangan yaitu ukuran kandang. Sedangkan data sekunder
diperoleh dengan melakukan wawancara langsung kepada peternak yang meliputi
keadaan umum peternakan, luas lahan peternakan serta luas kandang, lokasi kandang,
asal bibit ternak, dan karyawan yang bekerja di peternakan tersebut.
4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Usaha ternak ini beralamat di jalan Semar Ishak Ahmad RT. 07 Kelurahan
Mayang Mangurai Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Peternakan ini merupakan
usaha milik Pak Indra yang dirintis sejak tahun 1995 dan terus berkembang hingga
saat ini. Awal mula berdirinya Usaha ternak ini adalah dengan menjadi pemasok
bibit-bibit ternak ke peternakan rakyat, sehingga beliau tertarik untuk mendirikan
peternakan sendiri dan diawali dengan memelihara sapi sebanyak 5 ekor. Seiring
berjalannya waktu, peternakan milik Pak Indra semakin berkembang dengan
bertambahnya jumlah ternak yang dipelihara. Jumlah ternak sapi yang dipelihara pada
saat Praktek Kerja Lapang dilaksanakan adalah sebanyak 7 ekor yang terdiri dari 7
sapi Bali pejantan. Jumlah ternak saat dilaksanakan Praktek Kerja Lapang tergolong
dalam jumlah yang sedikit dikarenakan masa pandemic Covid-19. Namun jumlah
ternak sapi akan ditambah menjelang hari-hari besar seperti hari raya idul fitri
maupun idul adha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kondisi umum usaha
peternakan Pak Indra bisa dilihat pada Gambar 1.
5
Usaha ternak ini memiliki luas lahan 0,5 Ha. Kandang sapi di Usaha ternak
Pak Indra terdiri atas 3 unit kandang. Namun, untuk saat ini hanya 1 kandang yang di
digunakan dengan ukuran ± 12 x 16 m2 . Sistem pemeliharaan di Usaha ternak ini
dilakukan secara intensif dimana ternak dikandangkan secara terus-menerus.
Bangunan kandang sapi pada Usaha ternak ini adalah kandang jenis permanen yang
mana tiang dan rangka kandang terbuat dari besi dan baja ringan serta beralaskan
semen sedangkan atap menggunakan atap seng. Selain itu, usaha ternak ini
menerapkan sistem jual beli ternak dan biasanya mendatangkan bibit ternak dari
daerah Lampung. Selain menjual ternak atau daging, usaha ternak ini juga bersedia
membeli ternak yang berasal dari peternakan rakyat sekitar Jambi. Sehingga, tidak
semua bibit ternak yang ada di Usaha ternak ini berasal dari Lampung.
Peternakan Pak Indra memiliki 2 orang karyawan yaitu bernama Supri dan
Badrun yang tinggalnya menetap pada mess yang telah disediakan oleh pemilik
peternakan. Setiap harinya karyawan melaksanakan tugas membersihkan kandang,
memandikan ternak, mencari dan mengambil rumput untuk ternak dan memberikan
pakan berupa hijauan dan konsenterat. Kedua karyawan di Usaha ternak ini memiliki
latar belakang yang berbeda terutama dalam pendidikan. Badrun memiliki tingkat
pendidikan hanya sampai SD sedangkan Supri memiliki tingkat pendidikan sampai
SMP. Menurut Bandani (2003) Pendidikan merupakan salah satu faktor pelancar
dalam suatu usaha peternakan, karena dengan pendidikan yang cukup, peternak akan
lebih mudah mempelajari suatu ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan bidang
peternakan terutama dalam teknik pemeliharaan. Didukung oleh Kusumawati (2004),
bahwa tingkat pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi.
Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah akan lebih baik mempertahankan
tradisi. tradisi yang berhubungan dengan daya pikirnya, sehingga sulit menerima
informasi baru. Oleh karena itu, kedua karyawan hanya diberikan pekerjaan kasar
seperti mencari rumput, memberi makan dan minum dan membersihkan kandang.
6
3.2. Sistem Pemeliharaan
Fungsi kandang di usaha ternak ini adalah sebagai tempat perlindungan yang
nyaman, menghindari ternak dari terik matahari, hujan, angin kencang secara
langsung, menghindari ternak membuang kotoran sembarangan, mempermudah
dalam pengelolaan dan pengawasan terhadap penggunaan pakan. Hal ini sejalan
dengan pendapat Cahyono (2008) bahwa kandang mempunyai fungsi yang sangat
vital antara lain melindungi ternak dari hewan pemangsa, melindungi ternak dari
panasnya sinar matahari dan hujan, mencegah ternak peliharaan tidak merusak
tanaman lain, membuat ternak peliharaan dapat kawin dan beranak dengan baik,
menampung kotoran sehingga mudah dibersihkan dan dikumpulkan untuk pupuk
pertanian serta memudahkan pemeliharaan setiap hari. Misalnya pemberian pakan,
minum, pengawasan terhadap penyakit dan seleksi. Sejalan dengan pendapat Deptan
7
(2007) bahwa fungsi kandang bagi ternak yaitu melindungi ternak dari perubahan
cuaca atau iklim yang ekstrem, mencegah dan melindungi ternak dari penyakit
menjaga keamanan ternak dari pencurian, memudahkan pengelolaan ternak dalam
proses produksi serta meningkatkan efisiensi tenaga kerja.
Ternak tipe kandang di usaha ternak ini yaitu koloni atau kelompok. Sapi
dewasa dan pedet digabung dalam satu kandang. Tujuan Pak Indra membuat tipe
kandang yang seperti ini agar lebih mudah dalam memelihara ternaknya, karena
sebagian aktivitas yang dilakukan ternak dapat diawasi langsung. Model kandang sapi
potong di usaha ternak ini adalah model kandang ganda dimana ternak bertolak
belakang (tail to tail) dan ditengah ada gang untuk jalan. Kandang model tail to tail
8
merupakan kandang berposisi ternak sapi yang sejajar atau satu baris dengan ekor
saling membelakangi, keuntungan dari kandang model ini akan memudahkan petugas
dalam membersihkan kotoran sapi.
Secara keseluruhan kandang sapi di usaha ternak ini memiliki ukuran panjang
kandang 13,2 meter dengan lebar 10,3 meter yang mana ketinggian 2,5 meter. Ukuran
kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang
9
digunakan. Menurut pendapat Kementrian pertanian tahun 2010 ukuran kandang
untuk seekor sapi 1,8 × 2 m.
Kontruksi kandang pada usaha ini terdiri dari lantai kandang, atap kandang,
tiang kandang, dan lorong/gang kandang. Bahan yang digunakan untuk pembuatan
kandang di usaha ternak ini sudah bagus dan memiliki ketahanan yang cukup kuat
dan tahan lama, hingga saat ini usia kandang milik pak indra sudah menginjak 9
tahun. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sukmawati dkk, 2010) dalam pemilihan bahan
kandang hendaknya dipilih bahan lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan
digunakan untuk jangka waktu yang panjang.
3.3.6.1 Lantai
Lantai kandang di usaha ternak ini terbuat dari bahan semen kasar agar tidak
cepat rusak dan mempermudah membersihkan kotoran kandang. Hal ini sesuai
10
dengan pendapat Sudarmono dan Sugeng (2008) sebaiknya lantai dibuat dengan
semen kasar, sehingga ternak yang menghuni bisa berdiri dengan tegak diatas
keempat kaki yang kokoh, bisa berbaring dan istirahat dengan baik, dan bisa
melakukan proses memamah biak dengan baik.
3.3.6.2 Atap
Atap kandang di usaha peternakan ini terbuat dari seng. Pak indra membuat
atap kandang dari seng karena lebih mudah di dapat dan biaya yang murah dan tahan
lama, atap kandang berfungsi mengurangi panas dalam kandang. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rianto dan Purbowati (2013) atap kandang sebaiknya terbuat dari
seng sehingga tidak terlalu panas dan memiliki segi ekonomis karena awet dan di
samping itu dengan atap seng udara dapat mengalir melalui celah celahnya sehingga
ruang lebih nyaman. Tinggi kandang dari lantai ke atapnya dibuat agak tinggi agar
udara bisa masuk sehingga tidak terlalu pengap dan sirkulasi udaranya baik.
a b
Gambar 4. Atap Kandang
3.3.6.3 Tiang
Tiang kadang di usaha ternak ini terbuat dari besi yang berbentuk bulat dan
semen kasar bertujuan agar lebih tahan lama. Menurut Rianto dan Purbowati (2013),
tiang harus kokoh untuk menghindari bahaya dari sapi dan melindungi sapi dari cuaca
ekstrim.
11
3.3.6.4 Lorong atau gang
Lorong atau gang di usaha ternak ini berkisar antara 1 meter yang berguna
untuk memudahkan dalam pengambilan kotoran. Menurut Rasyid (2007) lebar lorong
disesuaikan dengan kebutuhan dan model kandang, umumnya berkisar antara 1,2-1,5
meter. Di antara kedua baris atau jajaran kandang dibuat jalur untuk jalan yang
digunakan untuk mempermudah dalam pemberian pakan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rianto dan Purbowati (2013) yang menyatakan bahwa untuk kandang ganda
perlu dilengkapi dengan lorong untuk memudahkan lalu lintas kegiatan.
3.3.6.5 Drainase
12
3.3.6.6 Sanitasi
Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak untuk
kebersihan kandang serta lingkungan. Kegiatan ini penting karena dengan keadaan
kandang serta lingkungan yang bersih, maka kesehatan ternak maupun pemiliknya
menjadi terjamin. Kebersihan kandang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan sehingga
lingkungan menjadi sejuk, nyaman, tidak berbau maupun lembab. BPTP (2000)
menyatakan bahwa sanitasi kandang merupakan suatu kegiatan pencegahan yang
meliputi kebersihan bangunan tempat tinggal ternak atau kandang dan lingkungannya
dalam rangka untuk menjaga kesehatan ternak sekaligus pemiliknya.
Berdasarkan hasil yang penulis dapat dari praktek lapang di usaha ternak ini
terkait sanitasi kandang yang meliputi penilaian lokasi kandang, konstruksi bangunan
kandang, kebersihan kandang dan kepadatan kandang, dapat diketahui bahwa
kandang di usaha ternak ini sudah baik, karena lokasinya strategis, konstruksi
bangunan juga cukup baik, kebersihan kandang juga baik karena dibersihkan 2 kali
sehari. Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit, cara menghilangkan atau pengatur
faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan rantai perpindahan penyakit. Sanitasi
yang dilakukan di usaha ternak ini meliputi pembersihan dan pengangkatan sisa
pakan hijauan, membersihkan lantai agar bersih, kering dan tidak lembab karena
kandang yang bersih merupakan cara pencegahan penyakit pada ternak, selain itu
upaya sanitasi yang dilakukan yaitu penanganan pembuangan kotoran, kotoran
dikumpul di belakang kandang dan dijadikan pupuk kandang dan diperjual belikan.
Pembuangan urin secara langsung ke selokan. Menurut Suprijatna dan Kartasudjna
(2006) untuk memperoleh lingkungan yang bersih, higenis, dan sehat, tindakan
sanitasi harus dilaksanakan dengan teratur.
13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
14
DAFTAR PUSTAKA