OLEH
SALSABILA
E10018062
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Itik Kerinci ialah salah satu rumpun itik lokal Indonesia yang memiliki
sebaran asli dari Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi serta sudah dibudidayakan
secara turun-temurun. Itik Kerinci sebagai sumber daya genetik perlu dilestarikan
guna mempertahankan keberadaan itik ini. Kemajuan teknologi molekuler dapat
dimanfaatkan dalam mengkarakterisasi keragaman genetik dengan waktu yang
cepat dan memiliki tingkat kecermatan yang tinggi. Karakterisasi keragaman
genetik pada sifat produksi yang bernilai ekonomis seperti pertumbuhan dapat
dilakukan analisis pada gen strukturalnya. Salah satu gen struktural yang
mempunyai hubungan mengontrol sifat pertumbuhan adalah gen growth hormone
(GH). Adanya karakterisasi gen hormon pertumbuhan menarik untuk dikaji dan
dihubungkan dengan pertumbuhan pada Itik Kerinci.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan permasalahan yakni apakah
ada keragaman gen growth hormone (GH) pada Itik Kerinci?
1.3. Hipotesis
1.5. Manfaat
Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 50 sampel darah Itik
Kerinci. Peralatan yang digunakan adalah vaculab EDTA K3, tube holder,spuit
disposible ukuran 3 ml,cool box,alat tulis dan frezzer tempat penyimpanan darah,
pipet mikro 200 µl, 1000 µl , 20 µ gibson, rak microtube, blue tipe , yellow tipe,
white tipe microtube eppendorf ukuran 1,5 ml, microsentrifuge ukuran 2.0 ml,
sentrifuge, vortec, microtube PCR ukuran 200 µl, inkubator suhu 37oC (Hereues
Instruments-Germany), gelas ukur, magnetic strirrer, piranti Submarine
Electrophoresis (Hoeffer USA), power supply electrophoresis, alat foto Uvi
(gelombang 200-400 nm).
Bahan yang digunakan untuk dalam penelitian adalah, alkohol 70 %, sampel
darah, protocol Genomic DNA Purifikation Kit dari Promega, isopropanol, etanol
70%, primer forward dan reverse, Nuclease free water, Master Mix, hasil
amplifikasi PCR, agarose (no.cat. 50013R), loading dye, ladder 100 bp, TBE 1X
dan ethidium bromide, enzim retriksi Alu1.
Gambar 1.Sekuens gen GH pada ternak Itik yang diakses di GenBank No.
AB158760.2
Frekuensi alel gen hormon pertumbuhan (GH) yang dipeoleh dari analisis
penciri PCR-RFLP dianalisis menggunakan rumus Nei dan Kumar (2000) :
X i =¿ ¿
Keterangan :
xi = frekuensi alel ke-i,
nii = jumlah individu bergenotipe ii,
nij = jumlah individu bergenotipe ij,
N = jumlah total sampel.
(obs−exp)²
X ²=
exp
Keterangan :
χ2 = uji Chi-square,
Obs = jumlah pengamatan genotipe ke-i
Exp = jumlah harapan genotipe ke-i
3.4.3. Heterozigositas
Keterangan :
xi = frekuensi alel lokus ke –i
n = jumlah sampel
ĥ = heterozigositas lokus
Keterangan :
PIC = Polymorphic Information Content ,
Pi = frekuensi alel ke-I,
N = jumlah alel
3.4.5. Uji T
Keterangan :
t = nilai t hitung
X1 = rataan sampel pada kelompok pertama,
X2 = rataan sampel pada kelompok kedua,
XJ1 = nilai pengamatan ke-J pada kelompok pertama
XJ2 = nilai pengamatan ke-J pada kelompok kedua
n1 = Jumlah sampel pada kelompok pertama, dan
n2 = Jumlah sampel pada kelompok kedua.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, N., S.P. Utama, dan Reswita. 2015. Efisiensi usaha pembibitan itik
modern dan tradisional pada skala rumah tangga di Kabupaten Lebong.
Jurnal AGRISEP. 14(1): 26-38.
Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, 2017. Populasi unggas wilayah Provinsi
Jambi.
Botstein D., R. L. White, M. Skolnick, dan R. W. Davis. 1980. Construction of a
genetic linkage map in man using restriction fragment length
polymorphisms. Am. J. Hum. Genet. 32 (3) : 314–331.
Brown, T. A. 2016. Gene cloning and DNA analysis: an introduction. Hoboken:
John Wiley & Sons.
Budiarto, B. R. 2015. Polymerase chain reaction (pcr): perkembangan dan
perannya dalam diagnostik kesehatan. BioTrends. 6(2) : 29-38.
Constantin, Audia, 2018. Analisis komponen utama sifat morfometrik ternak itik
di kecamatan air hangat dan depati tujuh kabupaten kerinci provinsi
jambi. S1 thesis, Universitas Jambi.
Depison., A. Sarbani, Jamsari, Arnim, dan Yurnalis . 2017. Association of growth
hormone gene polymorphism with quantitative characteristic of thin-
tailed sheep using pcr-rflp in jambi province. African Journal of
Biotechnology.16(20): 1159-1167.
Edward, O., D. E. Berryman, E. A. Jensen, P. Kulkarni, S. McKenna, dan J. J.
Kopchick. 2019. New insights of growth hormone (GH) actions from
tissue-specific gh receptor knockouts in mice. Arch Endocrinol Metab.
63(6): 557-567.
Erni, E, dan S. Wathon. 2018. Pengembangan sistem deteksi hpv (Human
Papilloma Virus) berbasis marka molekuler pcr-rflp.Biotrends. 9(2): 48-
55.
Erwanto, Y., Sugiyono, S., Rohman, A., Abidin, M. Z., & Ariyani, D. 2012.
Identifikasi daging babi menggunakan metode pcr-rflp gen Cytochrome b
dan pcr primer spesifik gen amelogenin. Agritech, 32(4).
Ferbianto, F., Ismoyowati, M. Mufti, Prayitno, D. Purwantini, 2018.
Polymorphism gene GH and morphological characteristic of anas
plathyrhyncos and cairina moschata. Animal Production. 20(1):17-27.
Gaspersz, V. 1995. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan. Cetakan ketiga.
PT Tarsito : Bandung.
Hartatik, T., D. E. Putra, S. D. Volkandari, T. Kanazawa, dan Sumadi. 2018.
Genotype analysis of partial growth hormone gene (GH891|MspI) in
pesisir cattle and simmental-pesisir crossbred cattle. J. Indonesian Trop.
Anim. Agric. 43(l):l-8.
Hikmah, R., 2016. Keragaman durian berdasarkan fragmen internal transcribed
spacers (its) dna ribosomal melalui analisis pcr-rflp. Jurnal MIPA 39:11–
19.
Ismoyowati., E.Tugiyanti., M.Mufti., D.Purwantini. 2017. Sexual dimorphism and
identification of single nucleotide polymorphism of growth hormone
gene in muscovy duck. Journal of the Indonesian Tropical Animal
Agriculture. 42(3):167-174
Krisdianto, C., 2016. Identifikasi keragaman gen growth hormone (gh| ecor v)
pada ayam kampung di indonesia menggunakan metode pcr-rflp. Skripsi.
Manin, F., E. Hendalia, H. Lukman dan Farhan. 2014. Pelestarian dan budi daya
itik kerinci sebagai plasma nutfah provinsi jambi berbasis probio_fm di
kecamatan air hangat kabupaten kerinci provinsi jambi. Jurnal
Pengabdian pada Masyarakat. Volume 33, Nomor 1-4 Januari –Juni
2014.
Mazurowski, A., A. Frieske, D. Kokoszynski, S. Mroczkowski, Z. Bernacki, & A.
Wilkanowska. 2015. Examination of growth hormone (gh) gene
polymorphism and its association with body weight and selected body
dimension in ducks. Folia Biologica. 63(1).
Mendenhall, W. 1987. Inroduction to probability and statistics. Seventh Ed. PWS
Publishers. 20 Park Plaza. Boston, Massachusetts. USA.
Misrianti, R., C.A.Sumantri., A.Anggraeni., 2011. Keragaman gen hormon
pertumbuhan reseptor ( ghr ) pada sapi perah. Jurnal veteriner indonesia
16: 253–259.
Negara, P. M. S., I. P. Sampurna, T. S. Nindhia, 2017. Pola pertumbuhan bobot
badan itik bali betina. Indonesia Medicus Veterinus, 6(1), 30-39.
Nei, M, dan S. Kumar. 2000. Molecular evolution and phylogenetics. Oxford
University Press. New York.
Nei, M. 1987. Molecular evolutionary genetics. Columbia University Press. New
York.
Nova, T. D., Yurnalis, A. K. Sari., 2016. Keragaman genetik gen hormon
pertumbuhan ( GH | MBOII ) pada itik sikumbang janti menggunakan
penciri PCR-RFLP 18: 44–52.
Purwantini, D. 2018. Potensi genetik terkait dengan karakteristik produksi pada
itik. Prosiding seminar teknologi dan agribisnis peternakan vi:
pengembangan sumber daya genetik ternak lokal. Purwekerto: Fakultas
Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman.
Puteri, G. A., Utomo, B., & Darsono, R. 2019. Profil gen growth hormone (gh)
sapi hasil persilangan madura dan limousin dengan metode pcr-rflp.
Ovozoa Journal of Animal Reproduction, 8(1), 43-48.
Sarbaini, Yurnalis, Hendri, R. Dahnil, 2018. Analisis keragaman exon-1 gen
hormon pertumbuhan pada itik lokal (bayang) sumatera barat
menggunakan metoda PCR-RFLP. Jurnal Peternakan Indonesia. Vol. 20
(2): 124-129.
Seo, D., M. S. A. Bhuiyan, H. Sultana, J. M. Heo, J. H. Lee. 2016. Genetic
diversity analysis of South and East Asian duck populations using highly
polymorphic microsatellite markers. Asian-Australasian journal of
animal sciences, 29(4), 471.
Sihite, M., & Pakpahan, P. 2015. Pengaruh pemberian probiotik campuran
streptococcus thermophillus dan bacillus cereus dalam air minum
terhadap bobot badan dan pertambahan bobot badan mingguan itik
magelang jantan. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 18(1), 8-13.
Sitanggang, E.N, Hasnudi, dan Hamdan. 2016. Keragaman sifat kualitatif dan
morfometrik antara ayam kampung, ayam bangkok, ayam katai, ayam
birma, ayam bagon dan magon di medan. Jurnal Peternakan Integratif.
Vol. 3 No. 2. Hal. 167–189.
Subekti, K., D. D. Solihin, R. Afnan, A. Gunawan, & C. Sumantri. 2019.
Polymorphism of duck HSP70 gene and mRNA express under heat stress
conditions. Int. J. Poult. Sci.18(12): 591-597.
Susanti R, F. Fibriana, A. Yuniastuti. 2017. PCR-RLFP analysis of D-loop
mtDNA in Indonesian domestic waterfowl. Biosaintifika: Journal of
Biology and Biology Education 9: 537-544.
Syaifudin., Rukmiasih dan R. Afnan. 2015. Performa itik alabio jantan dan
betina berdasarkan pengelompokan bobot tetas. J. Ilmu Produksi Dan
Teknologi Hasil Peternakan. Vol. 03. No. 2. Hal. 83-88.
Tamzil, M. H. dan B. Indarsih. 2017. Measurement of phenotype characteristics
of Sasak ducks: Indian Runner ducks of Lombok island Indonesia.
Animal Production. 19: 13-19.
Triwani, T., & Saleh, I. 2015. Single Nucleotide Polymorphism Promoter-765g/C
Gen Cox-2 Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Karsinoma Kolorektal.
Biomedical Journal of Indonesia, 1(1), 2-10.
Yurnalis, Arnim, D. E. Putra, Z. Kamsa, T. Afriani, 2019. Identification of gh
gene polymorphisms and their association with body weight in bayang
duck, local duck from west sumatra, indonesia. IOP Conf. Series: Earth
and Environmental Science 347.