Anda di halaman 1dari 3

PENGERTIAN

ISPA adalah infeksi saluran pernafasan yang berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan
melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman yang
terhirup oleh orang sehat. (DepkesRI,2012).

Ispa adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan infeksi jasad
remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau disertai radang parenkim paru. (Vietha,
2009).

Jadi dapatdisimpulkan bahwa ispa adalah infeksi saluran pernafasan atas maupun bawah yang
berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, bersin, darah, maupun udara
pernafasan yang disebabkan infeksi jasad remik atau bakteri, virus maupun rikitsia tanpa atau
disertai radang parenkim paru.

ETIOLOGI

Penyebab ISPA menurut (widoyono, 2011) terdiri dari:

a. Bakteri : diplococcus pneumoniae, pneumococcus, streptococcus pyogenesis,


staphylococcus aureus, haemophilus influenza dan lain-lain.
b. Virus : influenza, adenovirus, sitomegalovirus.
c. Jamur : aspergilus sp, candidad albicans, histoplasma, dan lain-lain.
d. Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, bbm (bahan bakar minyak) biasanya
minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian,
mainan plastic kecil).

Faktor yang mempengaruhi ISPA adalah sebagai berikut:


a) faktor umur
Insiden tertinggi ispa biasanya mengenai usia dewasa muda. Di Indonesia diperkirakan
75% penderita ISPA adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun. (Suryo, 2010).
b) Faktor jenis kelamin
ISPA lebih banyak terjadi pada laki-lai dibandingkan perempuan karena sebagian besar
laki-laki merokok yang mengakibatkan mudahnya terjangkit ISPA.
c) Tingkat pendidikan
tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang
diantaranya mengenai eumah yang memnuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit
ISPA, sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk
mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat. Selain itu tungkat pendidikan seseorang
akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.
d) Pekerjaan
Jenis pekerjaan menentukan faktor resiko apa yang harus dihadapi setiap individu. Bila
pekerja bekerja dilingkungan yang berdebu, paparan partikel debu di daerah terpapar
akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan.
e) Perilaku merokok
Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan meingkatkan resiko untuk menderita
kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, bronchitis kronik dan kenker kandung
kemih. Kebiasaan merokok meningkatkan resiko terkena ISPA sebanyak 2,2 kali.
(Suryo,2010)
f) kepadatan hunian kamar tidur
luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas
lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya supaya
tidak menyebabkan overload. Hal ini tidak sehat, sebab disamping menyebabkan
kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu keluarga terkena penyakit infeksi akan
mudah menular kepada anggota keluarga yang lain. (Suryo, 2010)
g) Pencahayaan
Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan luas jendela kaca
minimum 20% luas lantai. Jika peletakan jendela kurang baik atau kurang leluasa maka
dapat dipasang genteng kaca. Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh
bakteri-bakteri pathogen di dalam rumah, misalnya basil TB, karena itu rumah yang
sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Penularan kuman ISPA
relative tidak tahan pada sinar matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah
serta sirkulasi udara diatur maka resiko penularan antara penghuni akan sangat
berkurang. (Suryo, 2010)
h) Ventilasi
Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara didalam rumah tetap segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban
udara didalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan
penyerapan. Kelembaban ini merupakan media baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri
pathogen (bakteri penyebab penyakit) losismisalnya TB. (Suryo, 2010)
i) Kondisi rumah
Kondisi rumah dapat manjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC . Atap,
dingin dan lantai dapat menjadi tempat perkembangan kuman. Lantai dan dinding yang
sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingg akan dijadikan sebagai
media yang baik bagi berkembang biaknya kuman Microbacterium tuberculosis
(Suryo,2010)
j) Kelembaban udara
kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan dimana kelembaban
yang optimum berkisar 60% dengan temperature kamar 22-230c. kuman ISPA akan
cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama
beberapa jam ditempat yang gelap dan lembab. (Suryo, 2010)
k) Status gizi
Hasil penelitian menunjukan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko
3,7 klai untuk menderita ISPA berat dibandingkan orang yang status gizinya cukup atau
lebih. Kekurangan gizi pada seseorang berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh
dan respon imunologik terhadap kekuatan penyakit. (Suryo, 2010)
l) Keadaan social ekonomi
Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan,
gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan. Penurunan pendapatan dapat
menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan
sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi. Apabila status gizi buruk maka akan
menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehinga memudahkan terkena ISPA.
(Suryo, 2010)
m) Perilaku
Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan sikap dan tindakan. Pengetahuan penderita ISPA
yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku sebagai orang sakit dan akhirnya berakibat menjadi sumber
penular bagi orang sekitarnya. (Suryo, 2010)

Anda mungkin juga menyukai