Anda di halaman 1dari 5

PENGERTIAN ANEMIA

Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel darah merah dan kadar hemoglobin
dan hematokrit dibawah normal.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit, atau
gangguan fungsi tubuh.
Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut
oksigen ke jaringan, ETIOLOGI Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak mencukupi, dan sebagian
lagi akibat sel darah prematur atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Faktor penyebab lain meliputi: kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, dan penyakit
kronis,PATOFISIOLOGI Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (mis: berkurangnya eritropoesis) dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inflasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi). Pada kasus
yang disebut terakhir, masalahnya dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama adalah sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang terbentukdalam fagosit,
akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma.
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada
berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglonin akan munculdalam plasma (hemogloninemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin
bebas) untuk mengikat semuanya (mis: apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dL) hemoglobin
akan terdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urine (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidak adanya
hemoglobinemia dan hemoglobinuria dapat memberikan inflamasi mengenai lokasi penghancuran sel
darah merah abnormal pada pasien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk mengetahui
sifat proses hemolitik tersebut.
v ANEMIA PADA PENYAKIT KRONIK
Anemia ini sebagai infeksi dapat dikemukakan: infeksi ginjal, paru (bronchiektasis, abses, empiema),
tuberculosis, pneumonia.
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Penyebab tersering pada pria dan wanita pasca menopause adalah perdarahan (mis: dari ulkus, gastritis
atau tumor saluran pencernaan) atau malabsorbsi, terutama setelah reseksi gaster. Penyebab teresering

anemia defisiensi besi pada wanita premenopause adalah menoragia (perdarahan menstruasi
berlebihan)
ANEMIA MEGALOBLASTIK
Penyebab adalah:
1. Defisiensi vit B12
2. Defisiensi asam folat
3. Gangguan metabolisme vit B12 dan asam folat
4. Gangguan sinteses DNA
ANEMIA HEMOLITIKA AUTOIMUN
Disebabkan oleh hemolisis eritrosit - eritrosit berdasarkan reaksi antigen antibodi.
ANEMIA SEL SABIT
Adalah anemia hemolitika berat akibat adanya defek pada molekul Hb dan disertai dengan serangan
nyeri.

ANEMIA SIDEROBLASTIK
Secara Etiologi dibagi dalam:
1. Kongenital : herediter
2. Didapat : a. Idiopatik
- Responsif terhadap piridoksin
- Tidak responsif terhadap piridoksin
- Preleukemia
b. Disebabkan obat obatan dan toksin
- Anti tuberculosis
- Kloramfenicol
- Etanol
Pada umunya anemia pada penyakit kronik berbentuk anemia normokrom normositer. Anemia akan
menjadi hipokrom apabila terdapat perdarahan kronik,akan tetapi anemianya jarang sampai berbentuk

mikrositer. defisiensi asam folat sering didapatkan pada sirosis hati, oleh karena hati yang sirotik tidak
dapat bersifat sebagai tempat depot asam folat.
MANIFESTASI KLINIK
Selain beratnya anemia, berbagai faktor mempengaruhi berat dan adanya gejala:
1. Kecepatan kejadian anemia
2. Durasinya ( mis: kronisitas )
3. Kebutuhan metabolisme pasien bersangkutan
4. Adanya kelainan lain kecacatan
5. Komplikasi tertentu atau keadaan penyerta kondisi yang mengakibatkan anemia.
Semakin cepat perkembangan anemia, semakin berat gejalanya. Pada orang yang normal penurunan
hemoglobin hitung darah merah atau hematokrit tanpa gejala yang tampak atau ketidakmampuan yang
jelas secara bertahap biasanya dapat ditoleransi sampai 50%, sedangkan kehilangan cepat sebanyak 30%
dapat menyebabkan kolaps vaskuler pada individu yang sama. Individu yang telah mengalami anemia,
selama waktu yang cukup lama, dengan kadar Hb antara 9 dan 11 mg/dL, hanya mengalami sedikit
gejala atau tidak ada gejala sama sekali selain takikardi ringan. Dispnue latihan biasanya terjadi hanya
dibawah 7,5 g/dL; kelemahan hanya terjadi dibawah 6g/dL; dispnue istirahat dibawah 3 g/dL; dan gagal
jantung, pada kadar sangat rendah 2 2,5 g/dL.
Pasien yang biasanya aktif lebih berat mengalami gejala, dibanding orang yang tenang. Pasien dengan
hipotiroidisme dengan kebutuhan O2 yang rendah bisa tidak bergejala sama sekali, tanpa takikardia atau
peningkatan curah jantung, pada kadar Hb dibawah 10 g/dL.
EVALUASI DIAGNOSTIK
Berbagai uji hematologis dilakukan untuk menentukan jenis dan penyebab anemia. Uji tersebut meliputi
kadar Hb dan PVC, indeks sel darah merah, penelitian leukosit. Kadar besi serum, pengukuran kapasitas
ikatan besi. Kadar folat, vit B12, hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial. Aspirasi dan biopsi sumsum tulang dapat dilakukan. Selain itu, perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta sumber kehilangan
darah kronis.
KLASIFIKASI ANEMIA
ANEMIA APLASTIK

Disebabkan oleh penurunan sel prekursor dalam sumsum tulang dan penggantian sumsum tulang
dengan lemak. Dapat juga idiopatik dan merupakan penyebab utama.
ANEMIA PADA PENYAKIT GINJAL
Anemia ini disebabkan oleh menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritropoetin. Beberapa eritripoetin terbukti diproduksi diluar ginjal, karena terdpat eritropoesis yang
masih terus berlangasung, bahkan pada pasien yang ginjalnya telah diangkat.
PENATALAKSANAAN ANEMIA
Ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang, memperbaiki status nutrisi.
Penatalaksanaan anemia berdasarkan klasifikasinya:
Anemia Aplastik : Transplantasi sumsum tulang dan pemberian terapi imunosupresi dengan globulin
antitirosit (ATG)
Anemia pada penyakit ginjal: Hemodialisis, pemberian zat besi dan asam folat.
Anemia pada penyakit kronis: Pemberian epoetin alfa
Anemia defisiensi besi: Pemilihan diet seimbang, makanan kaya besi bersama dengan sumber vitamin C.
Anemia megaloblastik: Definisiensi Vit B diberikan vitamin B, ataupun terapi Vit B12
Anemia hemolitika: Pengontrolan
Anemia sel sabit: Pemberian hydroxyurea, cetiedetil citrate, pantoxifyline, vanili
KOMPLIKASI:
Infeksi
Hipoksia dan Iskemia
Stroke
Gagal Ginjal
Priarpiosmus
Angina ataupun gagal jantung kongestif

Ada bebarapa yang dapat menyebabkan anemia:

Tubuh yang kekurangan zat besi dapat menyebabkan terjadinya anemia.Perempuan lebih mudah
terserang anemia diabandingkan dengan laki laki.Hal ini teerjadi karena perempuan selalu mengalami
menstruasi setiap bulan sehingga rentan mengalami kekurangan zat besi.
Kanker usus besar yang mengakibatkan kekurangan darah secara drastis.
Terjadi pendarahan,baik di usus atau di bagian tubuh yang lainnya.
Sering mengkonsumsi obat obatan yang dapat mengiritasi usus hingga terjadi pendarahan d usus.
Memiliki penyakit wasir.
Pecahnya pembuluh darah,akibat pembedahan,kecelakaan,atau persalinan.
Sering mengalami pendarahan di hidung atau mimisan.
Pada anak anak,anemia terjadi karena kurangnya asupan makanan yang mengandung zat besi
Factor genetika,misalnya thalasemia

Anda mungkin juga menyukai