Anda di halaman 1dari 23

KASUS HARGA DIRI RENDAH KRONIK

MATA KULIAH AJAR : KEPERAWATAN JIWA

DOSEN PENGAMPU : NS. ARIEF BUDIMAN, M.KEP

DISUSUN OLEH

1. ALFIANUR IQBAL GHIFARI


2. HERAWATI MAHRULIA
3. JANUARIUS JUBELIUM LUSI MUA PODHI
4. LIDIA PUSPITA SARI
5. MIFTAKHUL JANNAH
6. NANDA AMELIA
7. NUR AMALIA
8. SHERIKA EKA AGUSTIN
9. VINA NOVITA
10. VIOLA LARASATI SUKMA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

SAMARINDA / 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa karena berkat dan
petunjuknya kami dapat menyusun Makalah dengan judul ‘kasus harga diri kronik“ untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan jiwa.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk penyusun maupun yang membacanya.
Kami ucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang yamg telibat dalam penyusunan
makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih ada kekurangan dan
kelemahan, oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun, sangat saya harapkan untuk
memperbaiki penulisan berikutnya.

Samarinda , Maret 2020

Penyusun

Kelompok 1
BAB 1

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Konsep diri adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan
pengetahuan individu tentang dirinya dan memengaruho hubungannya dengan
orang lain. Konsep diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil
pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan
realitas dunia .
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
a. Citra tubuh ( body image )
Citra tubuh ( body image ) adalah kumpulan sikap individu yang disadari dan
tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi serta perasaan masa lalu
dan sekarang tentang ukuran , fungsi, penampilan dan potensi. Citra tubuh
dimodifikasi secara berkesinambungan dengan persepsi dan pengalaman baru.
Hal-hal penting yang terkait dengan gambaran diri seperti fokus individu
terhadap fisik lebih menonjol pada usia remaja, bentuk tubuh, tinggi badan, dan
berat badan serta tanda-tanda pertumbuhan kelamin sekunder, menjadi
gambaran diri, cara individu memandang diri berdampak penting terhadap
aspek psikologis, gambaran yang realistik terhadap menerima dan menyukai
bagian tubuh, akan memberi rasa aman dalam menghindari kecemasan dan
meningkatkan harga diri, serta individu yang stabil, realistik , dan konsisten
terhadap gambaran dirinya, dapat mendorong sukses dalam kehidupan.
b. Ideal diri ( self ideal )
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dia seharusnya
berperilaku berdasarkan standar, aspirasi, tujuan, atau nilai personal tertentu.
Sering juga disebut bahwa ideal diri sama dengan cita-cita, keinginan, harapan
tentang diri sendiri.
Hal-hal yang terkait dengan ideal dirimeliputi perkembangan awal terjadi pada
masa anak-anak, terbentuknya masa remaja melalui proses identifikasi terhadap
orang tua, guru, dan teman. Dipengaruhi oleh orang-orang yang dipandang
penting dalam memberi tuntunan dan harapan serta mewujudkan cita-cita dan
harapan pribadi berdasarkan norma keluarga dan sosial. Faktor- faktor yang
mempengaruhi ideal diri yaitu menetapkan ideal diri sebatas kemampuan,
faktor kultur dibandingkan dengan standar orang lain, hasrat melebihi orang
lain, hasrat memenuhi kebutuhan realistik, hasrat menghindari kegagalan, dan
adanya perasaan cemas dan ideal diri.
c. Identitas diri ( self identifity )
Identitas diri adalah prinsip pengorganisasian kepribadian yang bertanggung
jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi, dan keunikan individu.
Pembentukan identitas dimulai pada masa bayi dan terus berlangsung sepanjang
kehidupan tapi merupakan tugas utama pada masa remaja. Menurut Sunaryo ,
identitas diri merupakan kesadaran akan diri pribadi yang bersumber dari
pengamatan dan penilaian, sebagai sintesis semua aspek konsep diri dan
menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal-hal penting yang terkait dengan identitas
diri, yaitu :
1.) Berkembang sejak masa anak-anak, bersamaan dengan berkembangnya
konsep diri.
2.) Individu yang memiliki perasaan identitas diri kuat akan memandang
dirinya tidak sama dengan orang lain, unik, dan tidak ada duanya.
3.) Identitas jenis kelamin berkembang secara bertahap sejak bayi.
4.) Identitas jenis kelamin dimulai dengan konsep laki-laki dan perempuan
serta banyak dipengaruhi oleh pandangan maupun perlakuan masyarakat.
5.) Kemandirian timbul dari perasaan berharga, menghargai diri sendiri,
kemampuan dan penguasaan diri.
6.) Individu yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.
d. Peran diri (self role)
Peran diri merupakan serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh
lingkungan sosial berhubungan dengan fungsi individu di berbagai kelompok
sosial. Peran yang diterapkan adalah peran yang dijalani dan seseorang tidak
memiliki pilihan. Peran yang diambil adalah peran yang terplih atau dipilih oleh
oindividu. Peran diri adalah pola perilaku, sikap, nilai, dan aspirasi yang
diharapkan individu berdasarkan posisinya di masyarakat. Setiap individu di
sibukkan oleh berbagai macam peran yang terkait dengan posisinya.
Hal-hal peting terkait dengan peran diri, yaitu:
1) Peran dibutuh kan individu sebagai aktualisasi diri.
2) Peran yang memenuhi kebutuhan dan sesuai ideal diri, menghasilkan harga
diri yang tinggi atau sebaliknya.
3) Posisi individu di masyarakat dapat menjadi stresor terhadap peran.
4) Stess peran timbul karna struktursosialyang menimbulkan kesukaran atau
tuntutan posisi yang tidak mungkin di laksanakan.
5) Stres peran, terdiri dari konflik peran, peran yang tidak jelas, peran yang
tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak atau berlebih.
e. Harga diri (self esteem)
Harga diri merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh
dengan menganalisis seberapa sesuai perilaku dirinya dengan ideal diri. Harga
diri yang tinggi adalah perasaan yang berasal daripenerimaan diri sendiri tanpa
syrat, walupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa
sebagai seirang yang penting dan berharga.
Aspek utama harga diri adalah dicintai, disayangi, dikasihi orang lain dan
mendapat penghargaan dari oran lain.
B. RENTANG RESPON
Konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar dari perilaku individu. Individu
dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari
kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
maladaptif. Rentang respon individu terhadap konsep dirinya dapat dilihat pada
gambar di bawah ini

Respon adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Depersonalisasi


Konsep diri Harga diri Kerancuan identitas
positif rendah

Gambar Rentang Respon Konsep- Diri


Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat di terima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang apa yang
ada pada dirinya meliputi citra dirinya, ideal dirinya, harga dirinya, penampilan
peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini akan menunjukan bahwa
individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif pada dirinya sendiri,
termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, pesimis, tidak ada
harapan putus asa. Adapun perilaku yang berhubungan dengan harga diri yang
rendah yaitu mengkritik diri sendiri dan/orang lain, gangguan dalam berhubungan,
perasaan tidak mampu, perasaan bersalah, perasaan negatif mengenai tubuhnya
sendiri, keluhan fisik, menarik diri secara sosial, khawatir, serta menarik diri dari
realitas.
Kerancuan identitas merupakan suatau kegagalan iondividu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian
psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang berhubungan deengan
kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat kepribadian yang
bertentangan, hubungan interpersonal yang eksploitatif , perasaan hampa. Perasaan
mengambang tentang diri sendiri, tingkat ansietas yang tinggi, ketidak mampuan
untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis dimana klien
tidak dapat membedakan stimulus dari dalam atau uar dirinya. Individu mengalami
kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari orang lain, dan tubuhnya senndiri
merasa tidak nyata dan asing baginya.
LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH KRONIK

A. KASUS (MASALAH UTAMA)


Harga diri rendah kronik
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi tang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.
Gagguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situational, yaitu terjadi terutam yang tiba-tiba, misalnya harus operasi,
kecelakaan, harus dicerai suami/istri, putus sekolah, putus hubungan kerja,
perasaaan malu karena sesuatu (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara
tiba-tiba).
b. Kronik, yaitu perasaan negatif terhadap diri berlangsung lama, yaitu
sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang adaptif. Kondisi ini
dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronik atau pada klien
gangguan jiwa.
2. ETIOLOGI
Berbagai faktor menunjang terjadinnya perubahan dalam konsep-diri seseorang.
Dalam tinjauan lifespan history klien, penyebab terjadinya harga diri rendah
adalah pada masa kecil sering di salahkan , jarang di beri pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
diharagai, tidak diberi kesempatan dan tidak di terima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.
Faktor – faktor yang mengakibatkan harga diri rendah kronik meliputi faktor
predisposisi dan faktor presipitasi sebaga berikut :
a) Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
dan ideal diri yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja dan tuntutan peran budaya.
3. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak percayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
b) Faktor presipitasi
faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah kehilangan
bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun.

3. TANDA & GEJALA HARGA DIRI RENDAH KRONIK


Tanda dan gejala harga diri rendah kronik adalah sebagai berikut :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
4. BATASAN KARAKTERISTIK HARGA DIRI RENDAH KRONIK
Yaitu :
a. Bergantung pada pendapat orang lain
b. Evaluasi diri bahwa individu tidak mampu menghadapi peristiwa
c. Melebih lebihkan umpan balik negatif tentang diri sendiri
d. Secara berlebihan mencari penguatan
e. Seringkali kurang berhasil dalam peristiwa hidup
f. Enggan mencoba situasi baru
g. Enggan mencoba hal baru
h. Perilaku bimbang
i. Kontak mata kurang
j. Perilaku tidak asertif
k. Seringkali mencari penegasan
l. Pasif
m. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri
n. Ekspresi rasa bersalah
o. Ekspresi rasa malu
5. PROSES TERJADINYA
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan
yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart & Sunden, 1995). Konsep diri terdiri
atas komponen : citra diri, ideal diri, harga diri, penampilan peran dan identitas
personal. Respons individu terhadap konsep dirinya berfluktuasi sepanjang
rentang konsep diri yaitu dari adaptif sampai maladatif.
Salah satu komponen konsep diri yaitu harga diri dimana harga diri adalah
penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah
adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga dan tidak bertanggung
jawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka cenderung
harga diri rendah. Harga diri rendah jika kehilangan kasih sayang dan
penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain,
aspek utama adalah diterima dan menerima penghargaan dari orang lain.
Harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap diri
sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal mencapai
keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yang
diarahkan pada orang lain, perasaan tidak mampu, mudah tersinggung dan
menarik diri secara sosial.
Faktor yang mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang
tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal seperti :
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menaksirkan
kejadian yang mengancam.
b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dimana individu mengalami frustrasi. Ada tiga jenis transisi
peran, yaitu :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk peyesuaian diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat sakit sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat ke keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan
bagian tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan dan fungsi tubuh,
perubahan fisik, prosedur medis dan keperawatan.
Sedangkan menurut hasil riset Malhi (2008, dalam Yosep, 2009),
menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya
hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan
Life Span Teori (Yosep, 2009), penyebab terjadinya harga diri rendah adalah
pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas keberhasilannya.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
sekolah, pekerjaan dan pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
C. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Klien yang mengalami harga diri rendah kronik menyebabkan klien merasa sukar
berhubungan dengan orang lain dan tidak mempunyai kemandirian.untuk dapat
menerima itu, perawat harus mempunyai kesadaran diri yang tinggi agar dapt
menerima dan mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat memakai dirinya
sendiri secara teurapeutik dalam merawat klien dan meningkatkan harga diri klien
untuk memberikan motovasi klien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus jujur, empati, terbuka dan
penuh penghargaan, tidak larut dalam perasaan yang sedang dirasakan klien dan
tidak menyangkalnya.
1. PENGKAJIAN
Tahap pertama pengkajian meliputi faktor predisposisi seperti : psikologis,
tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme koping klien.
Pengkajian meliputi beberapa faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, dan
ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor prsipitasi

menurut Sunaryo (2004) Faktor presipitasi meliputi :

1) Konflik peran terjadi apabila peran yang diinginkan imdividu,


sedang diduduki individu lain.
2) Peran yang tidak jelas terjadi apabila individu di berikan peran yang
kabur,sesuai perilaku yang diharapkan.
3) Peran yang didak sesuai terjadi apabila individu dalam proses
peralihan mengubah nilai dan sikap.
4) Peran berlebihan terjadi jika seseorang individu memiliki banyak
peran dalam kehidupannya.

Menurut Stuart (2006) stressor pencetus juga dapat berasal dari sumber
internal atau eksternal seperti:

1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan


peristiwa Yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang di
harapkan dan individu mengalami sebagai frustasi. Ada 3 jenis transisi
peran:
a) Transisi peran perkembangan
b) Transisi peran situasi
c) Transisi peran sehat-sakit.
d) c. Perilaku

menurut stuart (2006) prilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah
dengan kronik sebagai berikut:
1) Mengkritik diri sendiri dan orang lain
2) Penurunan produktivitas
3) Destruktif yang di arahkan pada orang lain
4) Gangguan dalam hubungan
5) Rasa diri penting yang berlebihan
6) Rasa tidak mampu
7) Rasa bersalah
8) Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan
9) Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri
10) Ketegangan peran yang dirasakan
11) Pandangan hidup yang pesimis
12) Keluhan fisik
13) Pandangan hidup yang bertentangan
14) Penolakan terhadap kemampuan personal.
15) Destruktif terhadap diri sendiri
16) Pengurangan diri
17) Menarik diri secara social
18) Penyalahgunaan zat
19) Menarik diri dari realitas
20) Khawatir.

c. Sumber koping

Menurut Stuart (2006) semua orang, tanpa memperhatikan gangguan


perilakunya, mempunyai beberapa bidang Kelebihan personal yang
meliputi:

1) Aktivitas olahraga dan aktivitas di luar rumah


2) Hobi dan kerajinan tangan
3) Seni yang ekspesif
4) Kesehatan dan perawatan diri
5) Pendidikan dan pelatihan
6) Perkerjaan , vokasi, atau posisi
7) Bakat tertentu
8) Kecerdasan
9) Imajinasi dan kreativitas
10) Hubungan interpersonal.

d. Mekanisme Koping

Menurut Stuart (2006) mekanisme koping termasuk pertahanan koping


jangka pendek atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme
pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi
diri yang menyakitkan. Pertahanan tersebut mencakup berikut ini:
Jangka Pendek:

1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas


diri (misalnya, konser music, bekerja keras,menonton televise,
secara obsesif).
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
(misalnya,ikut serta dalam klub siosial, agama ,politik, kelompok,
gerakan atau geng).
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu (misalnya, olahraga yang konpetitif, prestasi
akademik, kontes uantuk mendapatkan popularitas)

Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini:

1) Penutup identitas: Adopsi identitas premature yang diinginkan,


Aspirasi atau potensi diri individu.
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.

Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,


proyeksi, pengalihan (displacement), berbalik marah terhadapdiri sendiri, dan amuk.

Format/data fokus pada pengkajian harga diri rendah kronik


(keliat dan akenat, 2009)

1. Keluhan utama :
2. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
3. Konsep diri :
a) Gambaran diri
b) Identitas diri
c) Harga diri
d) Identitas
e) Peran
Jelaskan :
Masalah keperatawan :
4. Alam perasaan
( ) sedih ( ) putu as
( ) ketakutan ( ) gembira berlebihan
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
5. Interaksi selama wawancara :
( ) bermusuhan ( ) tidak kooperatif
( ) mudah tersinggung ( ) kontak mata kurang
( ) defensif ( ) curiga
Jelaskan :
Masalah keperawatan :
6. Penampilan :
Jelaskan :
Masalah keperawatan :

Masalah keperawatan :
1) Isolasi sosial
2) Harga diri rendah kronik
3) Koping individu tidak efektif
Pohon masalah

Isolasi
sosial

effect

Harga diri
rendah kronik

Core problem

Koping individu
tidak efektif

Causa
2. Diagnosa keperawatan
Masalah konsep diri berkaitan dengan perasaan ansietas, bermusuhan dan rasa
bersalah. Masalah ini sering menimbulkan proses penyebaran diri dan sirkular bagi
individu yang dapat menyebabkan respon koping maladaptif. Respon ini dapat terlihat
pada berbagai macam individu yang mengalami ancaman integritas fisik atau sistem diri
(stuart, 2006).
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan pohon masalah adalah :
a. Harga diri rendah kronik
b. Koping individu tidak efektif
c. Isolasi social
3. INTERVENSI KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK
Nama klien :
Ruangan :
Diagnosa medik :
No. Cm :
tgl No Diagnosa Perencanaan intervensi Rasional
keperawatan
dm Tujuan Kriteria hasil

1 2 3 4 5 6 7
Harga diri 1. klien dapat 1.1 ekspresi 1.1.1 bina Hubungan saling
rendah kronik membina wajah bersahabat hubungan saling percaya
hubungan saling menunjukan rasa percaya dengan merupakan dasar
percaya senang,ada menciptakan bentuk
kontak mata,mau prinsip kepecayaan
berjabat komunikasi hubungan
tangan,mau terapeutik interaksi
menjawab salam semampunya
a. sapa klen
klien maududuk
dengan ramah
berdampingan
baik verbal
dengan perawat,
maupun non
mau
verbal
mengutarakan
masalahnya b. perkenalkan
dari. Dengan
sopan
c. tanyakan nama
lengkap klien dan
nama panggilan
yang di sukai
klien
d. jelaskan tujuan
pertemuan
2. klien dapat e. jujur dan
mengindentifikasi menepati janji
kemampuan dan 2.1 klien
aspek positif yang mengindentifikasi f. tunjukan sifat
dimiliki empati dari
kemampuandan menerima klien
aspek positif yang apa adanya Diskusikan
dimiliki : tingkat
g. beri perhatian
- kemampuan kepada klien dan kemampuan klien
yang dimiliki perhatikan seperti menilai
klien kebutuhan dasar realitas, kontrol
klien diri atau integritas
- aspek positif
ego sebagai dasar
keluarga h. diskusikan
asuhan
kemampuan dan
- aspek positif keperawatan
aspek yang
lingkungan yang
3. klien dapat dimiliki klien Renforcement
dimiliki klien
menilai positif akan
2.1.1. diskusikan
kemampuan yang 3.1 klien menilai meningkatkan
kemampuan dan
digunakan kemampuan yang harga diiri
aspek positif yang
dapat digunakan
dimiliki klien Pujian yang
realistis tidak
2.1.2. setiap
menyebabkan
bertemu klien
melakukan
hindarkan dari
kegiatan hanya
memberi nilai
karna ingin
negatif
4. klien dapat mendapatkan
(menetapkan) 2.1.3 utamakan pujian
kgiatan sesuai memberi pujian
4.1 klien yang realitik
dengan
membuat rencana
kemampuan yang
kegatan harian
dimiliki

Keterbukaan
pengertian
tentang
kemampuan yang
3.1.1. diskusikan dimiliki diri
dengan klien moivasi untuk
kemampuan yang setiap
masih dapat mempertahankan
digunakan selama pengunaannya
sakit
Pengertian
5. klien dapat 3.1.2. diskusikan tentang
melakukan kemampuan yang kemampuan yang
kegiatan sesuai dapat dianjutkan dimiliki diri
5.1 klien pengunaan
kondisi sakit motivasi untuk
melakukan
setiap
kegiatan sesuai
mempertahankan
kondisi sakit dan
penggunaannya
kemampuannya
Klien adalah
4.1.1. rencanakan individu yang
6. klien dapat bersama klien bertanggung
memanfaatkan aktifitas yang jawab terhadap
sistem pendukung dapat dilakukan dirinya sendiri
yang ada 6.1 klien setiap hari sesuai
Klien perlu
memanfaatkan kemampuan :
bertindak secara
sistem pendukung
- kegiatan mandiri realitas dalam
yang ada
kehidupannya
dikeluarga - kegiatan dengan
bantuan sebagian Contoh peran
yang dimiliki
- kegiatan yang
klien akan
membutuhkan
memotivasi klien
bantuan total
untuk
4.1.2 tingkatkan melaksanakn
kegiatan yang kegiatan
sesuai dengan
toleransi kondisi
klien
4.1.3. beri contoh
cara pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan
Memberikan
5.1.1 beri kesempatan
kesempatan kepada klien
kepada klien mendiri dirumah
untuk mencoba
kegiatan yang Reinforcement
telah positif akan
direncanakan meningkatkan
harga diri,
5.1.2. beri pujian memberikan
atas keberhasilan kesempatan klien
klien untuk tetap
melakukan
5.1.3. diskusikan
kegiatan yang
kmungkinan
biasa dilakukan
pelaksanaan
dirumah

6.1.1. beri Mendorong


pendidikan keluarga untuk
kesehatan pada mampe merawat
keluarga tentang klien mandiri
cara merawat dirumah
klien dengan
Suport system
harga dri rendah
keluarga akan
kronik
sangat
6.1.2. bantu mempengaruhi
keluarga dalam
memberikan mempercepat
dukungan selama prses penyebuhan
klieen dirawat
Meningkatkan
6.1.3. bantu peran serta
keluarga keluarga dalam
menyiapkan merawat klien
lingkungan dirumah
dirumah
RENCANA KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK DALAM BENTUK
STRATEGI PELAKSANAAN

N PASIEN KELUARGA
O SP1P SP1K

1 Mengidentifikasi kemampuan dan Mendiskusikan masalah yang di rasakan


aspek positif yang dimiliki klien.

2 Membantu klien menilai kemampuan Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala


klien yang masih dapat di gunakan harga diri rendah yang dialami klien
beserta proses terjadinya

3 Membantu klien memilih atau Menjelaskan cara cara merawat klien


menetapkan kegiatan yang akan dilatih dengan harga diri rendah
sesuai dengan kemampuan klien

4 Melatih klien sesuai dengan Mendemonstrasikan cara merawat klien


kemampuan yang dipilih dengan harga diri rendah

5 Memberikan pujian yang wajarterhadap Memberi kesempatan kepada keluarga


keberhasilan klien untuk mempraktikan cara merawat klien
dengan harga diri rendah

6 Menganjurkan klien memasukan dalam


jadwal kegiatan harian

SP2P SP2K

1 Mengevaluasi jadwal kegiatan harian Melatih keluarga mempraktikan cara


klien merawat langsung kepada klien harga diri
rendah

2 Melatih klien melakukan kegiatan lain


yang sesuai dengan kemampuan klien

3 Menganjurkan klien memasukan dalam


jadwal kegiatan harian

SP3K

Membuat perencanaan pulang bersama


keluarga dan membuat jadwal aktifitas
dirumah termasuk minum obat (discharge
planing)

Menjelaskan follow up klien setelah


pulang

Anda mungkin juga menyukai