PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu kelainan darah yang umum terjadi ketika kadar sel
darah merah dalam tubuh menjadi terlalu rendah (Akhirin, dkk, 2021). Anemia dalam
kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada
trimester I dan III atau <10,5 gr% pada trimester II. Anemia sering dijumpai dalam
Anemia merupahkan salah satu masalah kesehatan global yang umum dan
tersebar luas serta memengaruhi 56 juta wanita di seluruh dunia, dan dua pertiga di
serius karena dampaknya pada ibu maupun janin berkontribusi terhadap kematian
maternal (Putri, Yuanita, 2019). Menurut WHO 2020 prevalensi anemia pada ibu
hamil di seluruh dunia telah mengalami penurunan sebanyak 4,5% selama 19 tahun
terakhir, dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2019, sedangkan di Indonesia pada
tahun 2019 angka kejadian anemia pada ibu hamil meningkat 44,2% dari tahun 2015
sebesar 48,9% ibu hamil mengalami anemia (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, prevalensi
anemia di provinsi Maluku pada tahun 2019 yaitu 19,7%, sedangkan pada tahun 2020
prevalensi anemia mengalami peningkatan yaitu 21,8% dan pada tahun 2021
prevalensi anemia pada ibu hamil masih mengalami peningkatan yaitu 34.11%
1
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi anemia dalam kehamilan antaralain
umur ibu, paritas, jarak kehamilan, pendidikan, Frekuensi Antenatal Care, kepatuhan
ibu mengonsumsi tablet besi, infeksi dan penyakit, pengetahuan dan kurang energi
kronis (KEK) (Andita, 2018). Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan oleh
ibu hingga persalinan terakhir. Jumlah paritas yang paling aman adalah 2-3 anak,
apabila terlalu banyak melahirkan (>4 kali). Grande Multi Para ; Ibu pernah
melahirkan anak 4 kali atau lebih. Bila ibu terlalu sering melahirkan kandungan akan
semakin lemah sehingga resiko gangguan masa persalinan lebih tinggi antara lain
perdarahan (Komariah & Nugroho, 2019). Penelitian yang sejalan berdasarkan hasil
Palembang menunjukan bahwa dari hasil univariat diperoleh ibu hamil dengan paritas
tinggi yang mengalami anemia senbanyak 10 orang (62,5%), ibu yang dengan paritas
rendah yang mengalami anemia sebanyak 3 orang (13,6%) maka dapat disimpulkan
Usia ideal untuk mengandung dan melahirkan adalah 20-35 tahun, usia < 20
tahun dan >35 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk menderita anemia. Ibu
hamil pada umur muda atau < 20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak, karena
selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sendiri juga harus
berbagi dengan janin yang sedang dikandung. Sedangkan untuk umur yang tua > 35
tahun perlu energy yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan
diharuskan untuk bekerja maksimal, maka memerlukan tambahan energy yang cukup
guna mendukung kehamilan yang sedang berlangsung (Detty, 2020). Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akhirin, dkk 2021) di wilayah kerja
Puskesmas Biha Kabupaten Pesisir Barat bahwa berdasarkan hasil uji chi square di
dapatkan nilai p value 0,004 < 0,05 menunjukan bahwa ada hubungan antara usia
2
dengan kejadian anemia pada ibu hamil dimana usia yang beresiko mengalami anemia
adalah usia <20 tahun dan > 35 tahun beresiko 0,279 kali mengalami anemia
Adapun faktor lain yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
yaitu jarak kehamilan. Jarak kehamilan terlalu dekat yaitu kurang dari 2 tahun
menjadi resiko karena sistem reproduksi belum kembali seperti keadaan semula
sebelum hamil. Resiko jarak kehamilan terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya
anemia. Hal tersebut karena tubuh seorang ibu belum cukup untuk mengumpulkan
cadangan nutrisi setelah melalui hamil pertama (Alamsyah, 2020). Hasil penelitian
lain yang sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Miarti, dkk, 2020),
berdasarkan hasil uji statistic menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
jarak kehamilan dengan kejadian anemia pada ibu hamil dengan nilai p value = 0,003,
hal ini berarti ibu yang memiliki jarak kehamilan <2 tahun akan beresiko 3,833 kali
lebih besar mengalami anemia dibandingkan dengan ibu yang memiliki jarak
tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
A. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia
3
B. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusu
a. Untuk mengetahui hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu
hamil
b. Untuk mengetahui hubungan antara usia dengan kejadian anemia pada ibu
hamil
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
khususnya di bidang kesehatan dan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi
4
b. Bagi ibu hamil
meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi calon ibu hamil agar dapat
mengetahui faktor - faktor yang mempengarui kejadian anemia pada ibu hamil
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
wanita yang sudah bersuami, panggilan terlazim pada wanita yang sudah/belum
kawin. Hamil adalah mengandung janin dalam rahim karena sel telur dibuahi oleh
2. Proses Kehamilan
Suatu kehamilan akan terjadi bila terdapat lima aspek, antara lain (Lilipaly,
2018) :
a. Ovum
Ovum adalah suatu sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari
suatu nucleus yang terapung-apung dalam vitelus yang dilingkari oleh zona
b. Spermatozoa
lonjong agak gepeng berisi inti, leher yang menghubungkan kepala dengan
6
bagian tengah dan ekor yang dapat bergerak sehingga sperma dapat bergerak
cepat.
c. Konsepsi
di tuba fallopi.
d. Nidasi
endometrium.
e. Plasentasi
Plasentasi adalah alat yang sangat penting bagi janin yang berguna
3. Klasifikasi Kehamilan
(Lilipaly, 2018) :
4. Tanda-tanda Kehamilan
maka volikel ini akan berubah menjadi korpus luteum yang berperan
7
dalam siklus menstruasi dan mengalami degenerasi setelah terjadinya
tidak datang haid dapat juga terjadi pada wanita dengan penyakit kronik,
sering gangguan emosional terutama wanita yang tidak ingin hamil atau
malahan yang sangat ingin hamil (dikenal dengan pseudocyesis atau hamil
semu).
lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari yang
nafsu makan. Mual dan muntah tidak dapat dikatakan sebagai tanda pasti
3) Payudara tegang
pada payudara. Namun payudara yang tegang dan membesar juga dapat
8
terjadi pada wanita pengguna kontrasepsi hormonal, penderita tumor otak
4) Pigmentasi kulit
hidung, pipi dan leher) yang disebut dengan chloasma gravidarum. Pada
dinding perut dinamakan (striae lividae, striae nigra, linea alba makin
pada striae di mana area pigmentasi akan memudar tetapi guratan pada
5) Sering miksi
6) Konstipasi
1) Rahim membesar
pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus membesar dan makin lama
9
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar hormone
3) Tanda piscasecks
4) Goodell sign
goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa pantulan di sisi lain (tanda
5) Braton Hicks
10
d) Pada pemeriksaan dengan USG dapat terlihat gambar janin berupa
Ada perubahan yang terjadi pada saat kehamilan seorang ibu yaitu fisiologi
1) Sistem reproduksi
berubah, sebelum hamil seperti ujung hidung, awal hamil seperti ujung
daun telinga, pada keadaan term teraba seperti bibir. Terjadi pembesaran
uterus dengan berat 20 kali, kapasitas meningkat 500 kali yang disebabkan
sensitivitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada tingginya
kehamilan.
2) Sistem kardiovaskuler
jaringan, sel darah merah, hemoglobin dan fibrin juga meningkat sehingga
11
bisa terjadi pseudoanemia yang fisiologis pada kehamilan. Mungkin juga
bisa terjadi sindrom hepotensi supinasi akibat oleh tekanan uterus pada
vena kava, lebih buruk lagi terjadinya thrombosis vena sehubungan dengn
3) Sistem pernafasan
lebih cepat sekitar 60% wanita hamil sering mengeluh sesak nafas.
indra penciuman.
4) Sistem integument
kulit akibat serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus.
Terjadi pigmentasi kulit berupa linea nigra pada abdomen dan cloasma
yaitu bintik-bintik hitam pada wajah perspirasi dan sekresi kelenjar lemak
5) Sistem muskculoskeletal
janin, bahu tertarik kebelakang dan lumbal lebih lengkung, sendi tulang
12
kram otot tungkai dan kaki tidak diketahui penyebabnya, mungkin
6) Sistem endokrin
7) Sistem gastrointestinal
saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak. Saat berlanjut, penurunan
8) Sistem perkemihan
Terjadi gerakan urine ke kandung kemih yang lebih lambat dan dapat
9) Sistem persarafan
13
numbess, tingling dan kaku. Otak mungkin tidak mengalami perubahan
10) Ibu khawatir baynia akan lahir sewaktu-waktu dan dalam kondisi yang
tidak normal.
a. Nutrisi
Nutrisi dan gizi yang baik pada masa kehamilan akan sangat
membantu ibu hamil dan janinnya melewati masa tersebut. Pada dasarnya
14
menu makan yang lebih diperlukan adalah pola makan yang sehat. Hanya saja
nutrisi yang meningkat seperti kalsium, zat besi, asam folat dan sebagainya,
ibu hamilpun perlu dikontrol kenaikan berat badannya. Kenaikan yang ideal
berkisar antara 12-15 kilogram. Bila berat badan naik dari semestinya ibu
dan lemak.
b. Oksigen
oksigen bagi ibu selama kehamilan trimester I, II dan III. Oksigen merupakan
kunci segala kehidupan. Manusia bisa hidup beberapa hari tanpa makanan dan
minuman, tetapi tidak dapat hidup selama empat menit saja tanpa oksigen.
c. Personal hygiene
terbasahi oleh kolostrum. Perawatan gigi harus dilakukan karena gigi yang
1) Perawatan rambut
2) Perawatan gigi
4) Perawatan payudara
d. Seksualitas
alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara hubungan intim
15
antara laki-laki dengan perempuan. Salah satu kebutuhan biologis manusia
kehamilan boleh dilakukan dan tidak ada masalah tetapi pada kasus-kasus
tertentu ibu hamil dilarang atau dibatasi melakukan hubungan seksual selama
kehamilan.
e. Pakaian
Pakaian yang baik untuk dikenakan pada ibu hamil harus nyaman,
mudah menyerap keringat, mudah di cuci, tanpa sabuk atau pita yang menekan
dibagian perut atau pergelangan tangan tangan, pakaian juga tidak baik terlalu
ketat dileher, stoking tungkai yang sering digunakan oleh sebagian wanita
f. Senam hamil
Selama hamil, tubuh ibu butuh tidur selama 6-8 jam sehari. Ini sama
dengan tidur orang sehat pada umumnya. Hanya saja, berbagai perubahan
tubuh kerap membuat ibu hamil gampang lelah dan mengantuk. Itu sebabnya
ibu hamil biasanya perlu tambahan waktu istirahat dan tidur sekitar 30 menit
h. Mobilisasi
16
defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa mobilisasi dini adalah suatau upaya
i. Bodi mekanik
j. Eliminasi
ginjal, yang membantu prooduk sisa dari tubuh dengan cepat. Kebutuhan
eliminasi adalah suatu kebutuhan yang dialami oleh setiap ibu hamil yang
berhubungan dengan BAK dan BAB karena terjadinya perubahan kondisi fisik
k. Traveling
jika duduk terlalu lama. Sabuk pengaman yang dikenakan dikendaraan jangan
sampai menekan perut yang menonjol. Jika mungkin perjalanan yang jauh
17
menerima dengan catatan keterangan dokter yang menyatakan cukup sehat
untuk kepergian.
l. Imunisasi
dilakukan pada trimester I/II pada kehamilan 3-5 bulan dengan interval
khususnya bagi kaum pria. Pekerjaan rutin rumah tangga seperti mencuci,
tidak membutuhkan tenaga dan pikiran. Pendapat seperti ini jelas salah,
hamil selama 3 bulan yaitu 1,5 bulan sebelum bersalin dan 1,5 bulan
sesudahnya.
18
7. Komplikasi-komplikasi selama kehamilan
Komplikasi selama kehamilan yang dapat terjadi pada ibu hamil adalah
1) Abortus
kali, bahkan ada yang bisa lebih dari tiga kali keguguran. Semua
apalagi jika harus dikuret, sakit yang dialami bisa melebihi sakit karena
Banyak faktor yang menjadi pemicu keguguran antara lain : aktivitas yang
berat selama hamil, stres, virus, infeksi, rahim lemah dan lainnya.
yang sudah mengalami keguguran ketika akhirnya dia kembali hamil harus
2) Kehamilan ektopik
dengan baik jika berada dalam rahim dengan mendapatkan berbagai nutrisi
19
dalam rahim ibunya. Kehamilan ektopik ini bukan hanya membuat janin
3) Emesis gravidarum
hamil pada kehamilan muda. Mual dan muntah adalah gejala yang sering
buruk bahkan ibu hamil dapat mengalami dehidrasi dan hilangnya nafsu
makan.
bagian tubuh dan lainnya. Seiring dengan tingginya angka kejadian ibu
prematuritas, berat bayi lahir rendah (BBLR), bayi lahir asfiksia, serta
2) Plasenta previa
20
Kondisi ini merupakan kondisi yang terjadi pada kehamilan dimana
plasenta yang berada pada posisi menutup mulut rahim sehingga jika tidak
diatasi dengan baik maka akan menyebabkan perdarahan. Jika hal ini
3) Diabetes gestasional
sang ibu sehingga hal ini beresiko menyebabkan bayi lahir dengan berat
diminimalisir dengan pola makan yang sesuai dengan anjuran dokter agar
kehamilan, hal ini didasarkan bahwa pada ibu usia tua umumnya telah
21
B. Tinjauan Umum Anemia
1. Pengertian
sirkulasi darah atau massa hemoglobin (Hb) sehingga tidak mampu memenuhi
World Health Organization (WHO, 1992) anemia adalah suatu keadaan yang
ditunjukkan dengan kadar Hb lebih rendah dari batas normal untuk kelompok
penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen, hal tersebut terjadi akibat
rentang normal 13,5 g/dL (pria); 11,5 g/dL (wanita); 11,0 g/dL (anak-anak)
2. Kriteria anemia
Penentuan anemia pada seseorang tergantung pada usia, jenis kelamin dan
tempat tinggal. Kriteria anemia menurut WHO (1992) adalah (Astuti & Ertiana,
2018) :
laboratorium didapatkan :
a. Hb < 10 gr/dl
22
b. Hematokrit < 30%
3. Derajat anemia
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang
4. Klasifikasi
Klasifikasi anemia antara lain sebagai berikut (Astuti & Ertiana, 2018) :
sideroblastik
23
c) Kerusakan sum-sum tulang : Anemia aplastic, Anemia mieoloplastik,
c) Anemia heolitik
G6PD
yang kompleks.
24
1) Anemia hipokromik mikrositer MCV< 80 fl dan MCH< 27 pg
kubik, dengan batas normal 81-96 mm3, apabila kurang dari 81 mm3.
b) Thalassemia mayor
d) Anemia sideroblastik
e) Sindrom mielodiplastik
f) Keganasan hematologic
25
c. Anemia berdasarkan penyebab
karena perdarahan besar dan dalam waktu singkat ini jarang terjadi.
kehilangan darah secara alamiah setiap bulan. Jika darah yang keluar
selama menstruasi sangat banyak akan terjadi anemia defisienzi zat besi
(Arisman, 2009).
26
folat, vitamin B12, dan zat besi), gangguan sum-sum tulang misalnya
darah yang diproduksi dapat menurun ketika terjadi kerusakan pada daerah
Meningkatnya destruksi sel darah merah dan tidak adekuatnya produksi sel
darah.
c) Ada atau tidaknya hasil destruksi sel darah merah dalam sirkulasi
Sel-sel darah normal yang dihasilkan oleh sum-sum tulang akan beredar
melalui darah ke seluruh tubuh. Pada saat sintesis, sel darah yang belebihan
belum matur (muda) dapat juga diekskresi ke dalam darah. Sel darah yang
27
1) Anemia mikrositik : Sebab utamanya defisiensi dan talasemia (gangguan
Hb)
penyakit ginjal
Ertiana, 2018)
5. Etiologi
Penyebab umum dari anemia antara lain kekurangan zat besi, perdarahan
usus, perrdarahan, genetic, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat dan
imun,
kekurangan nutrisi,
28
6. Patofisiologi
Pembentukan Hb
Anemia PK Anemia
Gangguan
Gastro SSP perfusi jaringan
Hipoksi perifer
a
Penurunan kerja GI Reaksi antar
Mekanisme An saraf berkurang
Aerob
Kerja lambung
menurun
Pusing
Asam laktat
Asam lambung
meningkat ATP berkurang Nyeri
Anoreksia Kelelahan
Energy untuk membentuk antibody
berkurang
Ketidakseimbangan Intoleransi aktivitas
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh Resiko infeksi
29
(Sumber : Olang S. Octoviana, 2019)
7. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang muncul pada pasien anemia antaralain sebagai berikut
1) Pusing
2) Mudah berkunang-kunang
3) Aktivitas kurang
4) Rasa mengantuk
5) Susah konsentrasi
6) Cepat lelah
defisiensi besi.
c. Pemeriksaan fisik
perbesaran jantung.
30
2) Manifestasi khusus pada anemia
8. Penatalaksanaan
a. Anemia aplastik
10 hari. Prognosis buruk jika transplantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila
Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam
31
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan
sulfas ferosus 3x10 mg/hari. Transfuse darah diberikan bila kadar Hb kurang
dari 5 gr%.
e. Anemia megaloblastik
3) Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
IM.
diberikan cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
g. Anemia hemolitik
1. Pengertian
Anemia pada ibu hamil adalah keadaan dimana seorang ibu hamil
mengalami difisiensi zat besi dalam darahnya. Anemia atau sering disebut kurang
32
darah adalah keadaan dimana sel darah merah kurang dari normal, dan biasanya
yang digunakan sebagai dasar adalah kadar Hemoglobin (Hb). WHO menetapkan
kejadian anemia pada ibu hamil berkisar antara 20% sampai 89% dengan
Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat
kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan.
banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita
hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi
tidak hamil. (Mardlyanti, 2013). Anemia dapat terjadi bila keluarnya eritrosit dari
peningkatan kadar produksi, atau bila pelepasan eritrosit dalam sirkulasi menurun.
Demikian pula bila kedua proses tersebut terjadi bersamaan (Saidin, 2011).
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya
vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia
adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 gr/dl pada kehamilan
trimester II sampai 11,00 gr/dl pada umur kehamilan trimester I dan III (Joseph,
2017).
Klasifikasi anemia menurut WHO (2010) kadar hemoglobin pada ibu hamil
a. Hb ≥ 11 gr% : normal
33
c. Hb 7-8 gr % : anemia sedang
diklasifikasikan menjadi :
zat besi dalam darah. Pengobatannya adalah pemberian tablet besi yaitu
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang
lelah, sering puing, mata berkunang-kunang, dan keluhan mual muntah pada
b. Anemia megaloblastik
Hudono (2007) tablet asam folat diberikan dalam dosis 15-30 mg, apabila
sehari.
c. Anemia Hipoplastik
d. Anemia Hemolitik
34
Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
anemia paling banyak disebabkan oleh kekurangan zat besi (fe) serta asam
folat dan vitam B12. Pemberian makanan atau diet pada ibu hamil dengan
Salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan anemia adalah pucat.
oksigen ke organ-organ vital. Warna kulit bukan merupakan indeks yang dapat
dipercaya untuk pucat karena dipengaruhi oleh pigmentasi kulit, suhu, ke dalam
serta distribusi bantalan perifer. Bantalan kuku, telapak tangan dan membrane
mukosa mulut konjungtiva, merupakan indikator yang lebih baik untuk menilai
pucat. Jika lipatan tangan tidak lagi berwrna merah muda, hemoglobin biasanya
kurang dari 8 gr% (Varney Helen, 2010). Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
c. Sering pusing
d. Mata berkunang-kunang
35
f. Sulit konsentrasi dan mudah lupa
g. Sering sakit
Penyebab terjadinya anemia defisiensi Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua
faktor yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung. Secara langsung anemia
zat inhibitor seperti fitat, oksalat, tannin dan beberapa jenis serta makanan harus
dihindari karena zat ini bersama zat besi membentuk senyawa yang tidak dapat
larut didalam air sehingga tidak dapat diabsorbsi. Teh mengandung inhibitor
penyerapan zat besi sampai 50%. Bahan makanan lain mengandung penghambat
absorbs besi diantaranya kopi, fitat, dan fosfat yang banyak terdapat pada serealia
kalsium dan serat dalam bahan makanan (Almatsier, 2011) serta ada yang secara
36
a. Kekurangan zat gizi dalam makanan yang konsumsi, misalnya faktor
mendapatkan makanan yang cukup untuk memenuhi zat besi bagi tubuh.
besi. Zat besi adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk
kebutuhan.
5. Patofisiologi
plasma dan eritrosit yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak
Hemodelusi atau pengenceran juga dapat terjadi pada ibu hamil dengan
minggu. Jumlah peningkatan sel darah 18% sampai 3% dan hemoglobin sekitar
19% (Manuaba, 2012). Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr maka
37
dengan terjadinya hemodelusi sehingga terjadinya anemia dalam kehamilan
(Ramadhani, 2021).
masa antenatal : berat badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah
dini, anemia pada masa intranatal dapat terjadi tenaga untuk mengedan lemah,
Sedangkan komplikasi yang dapat terjadi pada neonates : premature, apgar scor
mengatasi penyebabnya. Pada anemia berat (kadar Hb < 8 gr/dl) biasanya ada
penyakit yang melatarbelakangi yaitu antara lain infeksi cacing atau malaria
penyakit-penyakit tersebut.
38
Mengkonsumsi pangan hewani seperti daging, hati, ikan, telur, dan zat
gizi yang cukup dapat mencegah anemia gizi besi. Sayur hijau dan buah-
mg, dan 250 mg, dapat memeperbesar penyerapan zat besi sebesar 2 kali, 3
Kebutuhan zat besi tubuh tergantung pada jumlah zat besi yang hilang
kebutuhan zat besi ibu hamil lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat besi
pertambahan sel-sel darah merah ini dapat mencapai 30%. Kebutuhan zat besi
untuk memenuhi pertambahan sel darah merah tersebut kira-kira sama dengan
Tablet besi yang umum digunakan dalam sumplemen zat besi adalah :
dosis yang digunakan beragam tergantung pada status besi seseorang yang
mengkonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan anemia diberi dosis yang
Pada wanita hamil biasanya tablet besi diberikan mulai dari trimester II
menunjukan bahwa wanita hamil yang mendapat tablet besi tambahan asam
39
folat dan vitamin B12, kadar Hbnya naik lebih tinggi dibandingkan wanita
hamil yang mendapat tablet besi saja dalam konsentrasi yang sama.
8. Penanganan Anemia
a. Anemia ringan
ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500
mg asam folat peroral sekali sehari. Jika tidak tertangani akan menjadi anemia
b. Anemia sedang
dimulai dengan preferat besi ferrous besi 600-1000/hari seperti sulfat ferrosus
atau glukonas ferrous. Jika tidak ditangani maka segera menjadi anemia lebih
c. Anemia berat
Pada anemia berat dengan kadar Hb >7 gr% pemberian preparat besi
60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama kehamilan, dilanjutkan sampai
40
1. Paritas
Paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu, baik melahirkan
yang lahir hidup ataupun lahir mati. Resiko ibu mengalami anemia dalam
kehamilan salah satu penyebabna adalah ibu sering melahirkan dan pada
kehamilan berikutnya ibu kurang memeperhatikan asupan nutrisi yang baik dalam
kehamilan. Hal ini disebabkan karena dalam masa kehamilan zat gizi akan terbagi
untuk ibu dan untuk janin yang dikandung. Kecenderungan bahwa semakin
banyak jumlah kelahiran (paritas), maka semakin tinggi angka kejadian anemia
Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama
Jumlah paritas adalah banyaknya bayi yang dilahirkan seorang ibu dalam keadaan
hidup maupun lahir mati. Hubungan kadar Hb dengan paritas dalam Survey
ringan dan berat akan lebih tinggi dengan bertambahnya paritas. Prevalensi
anemia 1-4 lebih tinggi dari paritas 0 yaitu 56,5% sedangkan paritas lebih dari 5
prevalensi anemia lebih tinggi dari pada paritas 1-4 yaitu 58,5% untuk anemia
ringan dan untuk anemia berat sebesar 7,6%. Pada paritas 1-4 anemia berat hanya
3,4% dan pada paritas 0 sebesar 2,9%. Semakin sering wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan maka semakin banyak kehilangan zat besi dan menjadi
semakin anemia. Parita > 4 merupakan paritas yang berisiko mengalami anemia
Menurut Albertus (2016), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami anemia dibanding dengan paritas rendah. Adanya
41
kencenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka akan
Anemia bisa terjadi pada ibu dengan paritas tinggi terkait dengan keadaan biologis
ibu dan asupan zat besi. Paritas lebih berisiko bila terkait dengan jarak kehamilan
kehamilan akan menguras persediaan besi dalam tubuh dan akan menimbulkan
2. Umur
adalah < 20 dan > 35 tahun. Hal ini terkait dengan keadaan biologis dan
psikologis dari ibu hamil (Alberthus, 2016). Wanita yang hamil pada usia muda
dari segi biologis, perkembangan alat biologisnya belum optimal. Secara sosial
ekonomi belum siap mandiri dan secara medis sering mendapatkan gangguan
premature, kematian janin dalam kandungan, mati saat lahir, dan risiko BBLR.
(Alberthus, 2016). Secara psikis mental yang belum matang sehingga mudah
mempunyai risiko tinggi terhadap anemia ibu hamil. Pada usi ibu lebih dari 35
tahun, dalam tubuh telah terjadi berbagai perubahan akibat penuaan organ dan
lebih rentan terhadap anemia. Dengan begitu kemungkinan untuk dapat penyakit
dalam masa kehamilan yang berhubungan dengan umur akan meningkat. Seperti
42
hipertensi, keracunan kehamilan (preeclampsia/eklampsia), diabetes, penyakit
jantung dan pembuluh darah. Disebut risiko tinggi karena kemungkinan terjadi
hasil kehamilan yang buruk, komplikasi pada usia ini akan meningkat.
Menurut Amiruddin (2010), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil yang
berumur 20-35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Sedangkan wanita yang
berumur 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil, Karen akondisi
(Anonim, 2013).
3. Jarak kehamilan
karena itu pada setiap akhir kahamilan diperlukan waktu 2 tahun untuk
mengembalikan cadangan zat besi ke tingkat normal dengan syarat bahwa selama
masa tenggang waktu tersebut kesehatan dan gizi dalam kondisi yang baik. Maka
makanan yang mengandung protein dan zat besi serta bergizi tinggi untuk
2010)
43
Berbagai penelitian menunjjukkan bahwa apabila keluarga dapat mengatur
jarak antara kelahiran anaknya lebih dari 2 tahun maka anak akan memiliki
probabilitas hidup lebih tinggi dan kondisi anaknya lebih sehat dibandingkan anak
jarak kelahiran dibawah 2 tahun. Jarak melahirkan yang terlalu dekat akan
menyebabkan kualitas janin atau anak yang rendah dan juga akan merugikan
kesehatan ibu.
Berbagai penelitian membuktikan bahwa status gizi ibu hamil belum pulih
sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya, oleh karena itu belum siap untuk
kehamilan berikutnya (Alberthus, 2016). Selain itu kesehatan fisik dan rahim yang
44
E. Kerangka Konsep
Paritas
Umur ANEMIA
Jarak Kehamilan
Keterangan :
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menggunakan metode systematic review yakni sebuah sintesis dari studi literature
pencarian yang eksplitis dan melibatkan proses telaah kritis dalam pemilihan studi.
Tujuan dari metode ini adalah untuk membantu peneliti lebih memahami latar
belakang dari penelitian yang menjadi subyek topic yang dicari serta memahami
bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat menjadi acuan bagi penelitian
baru.
46
Berdasarkan judul penelitian dapat menentukan PICO (population in
d. (O) Outcome : terdapat hubungan antara Paritas, Usia dan Jarak Kehamilan
2. Menyusun Protokol
mencakup beberapa hal seperti lingkup dari studi, prosedur, kriteria untuk menilai
kualitas (kriteria inklusi dan eksklusi), skala penelitian yang akan dilakukan.
a. Pencarian Data
Pencarian data mengacu pada sumber data base Google Scholar yang
b. Skrining Data
yang bertujuan untuk memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topic
c. Penilaian Kualitas
47
d. Hasil Pencarian Data
kualitatif yang memenuhi semua syarat dan kriteria untuk dilakukan analisis
lebih lanjut.
Keseluruhan Jurnal
n = 10.100
Screening :
Screening
a. Rentang waktu 5 tahun (2017-
n = 9.710 2022)
b. Tipe (research artikel)
c. Jurnal bahasa Indonesia Geoogle
Scolar : 9.710
Full text
Google scholar : 38
Kriteria inklusi :
n = 10
3. Ekastraksi Data
manual dengan membuat formulir yang berisi tentang; tipe artikel, nama jurnal
atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode penelitian dan lain-lain.
PENELITIAN
Sangkal Palembang
49
Tahun 2019
Cross
Sectional
Hamil pendekatan
Crossectional
50
sectional OKU
Palembang sectional
Ibu Hamil
51
Hamil Usia Jarak
Di Wilayah Kerja
Puskesmas
Bontomarannu
Kabupaten Gowa
Puskesmas
Watangpone
1. Populasi
Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan oleh
peneliti. Adapun populasi dalam jumlah penelitian ini berjumlah 10.100 jurnal
2. Sampel
Sampel terdiri dari atas bagian populasi yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui total sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
52
10 jurnal nasional yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu faktor-faktor yang
3. Teknik sampling
sampel, agar memperoleh sampel yang sesuai dari keseluruan subjek penelitian.
yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (Tujuan dari masalah dalam
maka dibuat kriteria inklusif dan ekslusif. Kriteria inklusif adalah semua aspek
yang harus ada dalam sebuah penelitian yang akan kita review dan kriteria ekslusif
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
D. Variabel Penelitian
53
2. Variabel dependen (Terikat) yaitu : Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
E. Analisis Data
Setelah melewati tahap protokol sampai pada ekstrasi data, maka analisis data
dilakukan dengan menggabungkan semua data yang telah memenuhi kriteria inklusif
DAFTAR PUSTAKA
Akhirin, dkk., 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Alamsyah., 2020. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Anemia Pada
Ibu Hamil Usia Kehamilan 1-3 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu
Alberthus., 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas Kayu Putih Kecamatan Sirimau Kota Ambon tahun 2015. Skripsi
Amin, Hardi., 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
Amirudin, Wahyudin., 2010. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian
54
Andita., 2018. Analisa Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Anemia Kehamilan di Puskesmas
Astuti, Ertiana., 2018. “Anemia Dalam Kehamilan”. Diterbitkan oleh : CV Pustaka Abadi,
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=6tisDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=kasus+anemia&ots=A-
d7ZLfS94&sig=D3mSECSR3rNsB720VB0a7r6g8D0&redir_esc=y#v=onepage&q=kas
us%20anemia&f=false
Detty Afriyanti S., 2020. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Emma., 2010. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Kebidanan. Vol 5, No 2.
Komariah, Nugroho., 2019. Hubungan Pengetahuan, Usia dan Paritas Dengan Kejadian
Komplikasi Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rumah Sakit Ibu dan Aanak
Lilipaly . O. Ice; 2018. “Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
55
Manuaba., 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Ibu Hamil. Jakarta: Erlangga
Mardiah., 2020. “Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Ibu hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Mandiang Kota Bukit Tinggi”. Jurnal Human care. Vol 5,
No 1.
Mardliyanti., 2013. Masalah Pemberian zat besi Terhadat Peningkatan Kadar Hemoglobin
Miarti, dkk., 2020. “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
HAmil Di Puskesmas Dana Dan Puskesmas Pasir Putih Kabupaten Muna”. Midwifery
Tahun 2014.
Neshy Sulung, dkk., 2022. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Olang S. Oktoviana. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Tn.A.H Yang Menderita Anemia Di
Ruang Komodo RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang. Karya Tulis Ilmiah.
Proverawati. 2011. Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Anemia Dalam Kehamilan. Jakarta :
Gramedia Pustaka
Putri, Yuanita., 2019. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamil Di Puskesmas Bukit Sangkal Palembang Tahun 2019”. Jurnal Kesehatan
56
Sjahriani, Faridah., 2019. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia
Saidin. 2011. Ketersediaan Hayati Zat Bezi, Kandungan Zat Pemacu dan Penghambat
Penyerapan Zat Besi Dalam Makanan Ibu Hamil. Jakarta : Gramedia Pustaka.
Wiwik, Andi. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Hematologi.
57
LAMPIRAN
58
Lampiran 1. SK Pembimbing Skripsi
59
Lampiran 2. Pencarian pada situs Google Scholar
60
61
62
63