Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

TERAPI INTRAVENA BOLUS PADA PASIEN DENGAN APDOMINAL PAIN, DM


TIPE 2, DYPEPSIA DI RS BAKTI RAHAYU

DI SUSUN OLEH :

NAMA : JOHAN P. BOROLLA

NIM : P.1911135

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON PROGRAM STUDI


ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan pendahuluan : Injeksi Intravena Bolus

Di susun oleh : Johan Paiter Borolla

Nim : P.1911135

Program : Strata satu (1)

Program Studi : S1 Keperawatan

Ambon, 03 Mei 2022

MENYETUJUI

Mengetahui Mengetahui

CI Lahan Praktek Kepala Ruangan Perawatan L2

(……………………..……………..)
(…………………………………………)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan “ LAPORAN PENDAHULUAN ”
tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini, saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada teman-
teman serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian pembuatan laporan ini.
saya menyadari bahwa, masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam pembuatan
laporan ini, baik dari segi penulisan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, saya
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi penyempurnaan
laporan ini.

Akhirnya, saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu. Harapan saya, laporan yang saya buat ini bisa berguna dan bermanfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.

Ambon, 03 mei 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN................................................................................................................................i

LEMBARAN PENGESAHAN...................................................................................................ii

KATA PENGANTAR................................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1


1.2Tujuan ................................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................................................3

2.1 Pengertian Terapi Intavena..............................................................................................3


2.2 Tujuan pemberian Obat Melalui Intravena........................................................................3
2.3 Indikasi Pemberian Obat Melalui Intravena.....................................................................3
2.4 Keuntungan dan Kerugian................................................................................................3
2.5 Macam-Macam Obat Yang Dimasukan Melalui Intravena...............................................4
2.6 Hal-Hal Yang Diperhatikan Dala Pemberian Obat Melalui Injekasi Intravena.................4

BAB III TINJAU KASUS

3.1 pengkajian..........................................................................................................................5
3.2 penatalaksaan....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Terapi Intravena (IV) merupakan cara yang digunakan untuk memberikan
cairan dan memasukan obat, vitamin dan tranfusi darah k tubuh pasien. Lebih dari
60% pasien yang masuk ke rumah sakit mendapat terapi melalui IV (Hindley, 2004).
Dalam terapi intravena dapat terjadi komplikasi, salah satunya plebitis. plebitis
merupakan peradangan vena yang disebabkan iritasi kimia, bakterial, dan mekanis.
Iritasi kimia merupakan iritasi kimiawi zat adiktif dan obat-obatan yang diberikan
secara intravena (Potter & Perry, 2005).
Data dari WHO menunjukan bahwa kejadian plebitis menempati urutan
keempat sebagai infeksi yang sering di temukan pada pasien selama menjalani masa
perawatan di rumah sakit (WHO, 2016). Laporan HAIs tahun 2009-2012
menyebutkan bahwa plebitis juga menjadi penyebab meningkatnya angka kesakitan
(morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit, sehingga dapat menjadi
masalah kesehatan baik di negara berkembang maupun di negara maju.
Menurut WHO angka kejadian plebitis per tahun yaitu 5%. Survei prevalensi
yang dilakukan dengan bantuan WHO pada 55 rumah sakit dari 14 negara yang
mewakili 4 wilayah (Eropa, Mediteranin Timur, Asia Tenggar dan Pasifik barat)
menunjukan rata-rat 8,7% pasien rumah sakit mengalami plebitis. Angka kejadian
plebitis pada empat region yaitu eropa (7,7%), Pasifik Barat (9,%), Mediterania Timur
(11,8%), dan asia tenggara (10%). Adapun angka kejadian plebitis di negara
berkembang seperti Iran (14,20%), Malaysia (12,70%), Filipina (10,10%),
Taiwan(13,8%), Nigeria (17,5%), dan Indonesia (9,80%) (WHO, 2016).
Data plebitis di Indonesia belum banyak di temukan dan baru terdapat data di
10 Rumah Sakit umum yaitu 16.435 kejadian plebitis dari 588.328 pasien (kurang
lebih 2,8%) dan sebanyak 293 kejadian plebitis dari 18.800 pasien yang beresiko di
rumah sakit khusus atau swasta tahun 2011 (kurang lebih 1,5%). Di pulau jawa,

1
presentasi plebitis provinsi jawa tengah menempati urutan kedua dari tiga povinsi di
jawa yaitu jawa barat sebesar 2,2%, jawa tengah sebesar 0,8%, dan jawa timur
sebesar 0,5% (Kementerian Kesehatan RI, 2013)

1.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Apa ItuTerapi Intravena?
2. Untuk Mengetahui Tujuan Terapi Intravena?
3. untuk mengetahui Faktor Yang Mempegaruhi Terapi Intravena?
4. untuk Mengetahui Metode Pratikum?

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Terapi Intravena


Terapi Intravena merupakan tindakan keperawatan yang di lakukan dengan cara
memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan infus set yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh (Tamsuri, 2008). Pemasangan infus
adalah pemasangan kateter intravena pada vena tertentu untuk memberikan terapi
intravena. Terapi Intravena digunakan untuk mengoreksi berbagai kondisi pasien,
terutama dalam hal pemasukan peroral tidak adekuat, ketidakseimbangan elektrolit,
kurangnya nutrient tubuh, untuk medikasi secara IV dan untuk memasukan produk darah
(Craven & Hirnle, 2000).
2.2 Tujuan Pemberian Obat Melalui Intravena Yaitu :
 Memperolah reaksi obat yang lebih cepat dibandingkan dengan metode
pemberian lainnya
 Menghidar kerusakan jaringan
 Memasukan obat dalam volume nesar
2.3 Indikasi Pemberian Obat Melalui Jalur Intravena antara lain :
Pada seseorang dengan penyakit berat,pemberian obat melalui intravena langsung
masuk kedalam jalur peredaran darah .misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam dalam
peredaran darah (sepsis).sehimgga memberikan keuntungan lebih dibandingkan
pemberian obat oral.namun sering terjadi,meskipun pemberian antibiotika intravena.
2.4 Keuntungan dan kerugian
 Keuntungan: tidak mengalami tahap absorbs,maka kadar obat dalam darah
diperoleh secara cepat,tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respon
penderita.larutan tertentu yang iriatif hanya dapat diberikan denga cara ini karena
dinding pembuluh darah relative tidak sensitife dan bila disuntikan perlahan-lahan
obat segera diencerkan oleh darah.

3
 Kerugian: efek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi segera
mencapai darah dan jaringan.disamping itu,obat yang disuntikan tidak dapat
ditarik kembali.obat dalam larutan minyak yang menyedapkan konstituen darah
dan menyebabkan hemolysis.inflamasi (bengkak,nyeri,demam) dan infeksi
dilokasi pemasangan infuse.
2.5 Macam-macam Obat Yang Dimasukan melalui Intravena yaitu:
Ranger Laktat (RL).Ranger Laktat adalah larutan isotonis yang paling mirip dengan
carian Ekstrasesuler (cairan diluar sel).larutan RL juga bisa digunakan untuk
menormalisasi terkanan darah pada pasien combustio ,18-24 jam setelah terjadi cedera
luka bakar larutan RL juga termasuk salah satu cairan kristaloit yang bisa digunakan untuk
terapi sindroma syok,combustion,serta hipohomia dengan asidosis metabolic.
2.6 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat melalui injeksi intravena antara
lain :
 Obat-obat suntik yang diberikan harus sesuai dengan program pengobatan.
 Sebelum menyiapkan obat suntikan bacalah dengan teliti petunjuk pengobatan
yang ada dalam catatan medic atau status pasien,yaitu nama obat,dosis,waktu
dan cara pemberiannya.

4
BAB III

TINJAUAN KHUSUS

3.1 Pengkajian
Tanggal kaji : 03 mei 2022
Jam : 20:00 wit
Ruangan : Keperawatan Lantai 2
Tanggal Masuk : 30 April 2022
Jam : 11: 00 wit
No.RM : 00-97-74
Diagnosa Medis : Apdominal Pain, Dm Tipe 2, Dypepsia

1. Data Subyektif
a. Identitas
Nama : Ny. A.S
Umur : 52 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Latuhalat
b. Keluhan Utama:
Nyeri uluhati
c. Riwayat Kesehatan Sekarang :
Ny.A.S mengatakan ia tidak merasa nyaman karana nyeri pada dada yang
sering muncul.

2. Data Obyektif
a. Pemeriksaan Umum
- Keadaan = Baik
- Kesadaran = Composmentis
- TTV

5
TD : 110/80 mmHg
S : 36,20C
N : 74x/menit
RR : 22x/menit

- BB = tidak terlampir

- TB = Tidak terlampir

b. Pemeriksaan Fisik
- tidak ada
3.2 Penatalaksanaan
1. Tahap Pra Interaksi :
a. Tahap Pra Interaksi :
 Baca catatan keperawatan/catatan medis
 Kaji kebutuhan pasien
 Cuci tangan
 Pasang sarung tangan
b. Persiapan Alat :
 Sarung tangan satu pasang
 Spuit steril 3 ml atau 5 ml
 Bak instrumen
 Perlak dan alasnya
 Bengkok
 Kapas alkohol
 Plester
 Gunting
 Obat injeksi dalam vial atau ampul

6
c. Tahap Orientasi
 Ucapkan salam
 Perkenalkan diri
 Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
 Menanyakan kesedian klien
 Memberikan kesempatan bertanya kepada klien
 Menjaga privasi klien

d. Tahap kerja
a) Memberikan salam dan menjelaskan pada pasien tindaka yang
akan dilakukan, prosedur dan tujuannya.
b) Menyiapkan alat dan bahan membawah ke dekat pasien
c) Pasang sampiran. (jika perlu)
d) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
e) Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih.
f) Memakai sarung tangan
g) Oplos obat menggunakan water steril for injeksi hingga
tercampur. Selanjjutnya Tarik menggunakan spuit.
h) Memastikan tidak ada gelembung udara pada spuit dengan cara
mencoba spuit terlebih dahulu, lalu simpan pada bak Instrumen.
i) Mencari tempat penyuntikan obat pada karet selang
j) Memasang pengalas dibawah daerah yang akan disuntik
k) Melakuknan sweb atau mendesinfeksi karet selang infus dengan
kapas alkohol
l) Mengklem cairan infus
m) Memasukan jarum ke dalam karet selang infus dengan tangan
yang dominan

7
n) Menarik sedikit penghisap untuk aspirasi apakah jarum sudah
masuk dekang infud atau belum.
o) Masukan obat perlahan-lahan ke dalam vena
p) Menarik jarum keluar setelah obat dimasukan
q) Periksa kecepatan tetesan cairan infus
r) Membereskan alat, buang alat suntik dan bekas tempat obat
dengan benar
s) Buang sampah pada tempat sampah medis
t) Buka sarunbg tangan dan buang pada tempat sampah medis
u) Mencuci tangan dengan sabun dan air uang mengalir
v) Mengeringkan dengan handuk atau tissue hingga kering dan
bersih
w) Melakukan evaluasi dan respon pasien setelah tindakan
dilakukan
x) Dokumentasi tindakan yang telah dilakukan.

e. Tahap Terminasi :
1) Tanyakan respon klien
2) Beri reinforcement positif
3) Kontrak tindakan selanjutnya
4) Akhiri kegitan dengan mengucapkan salam
f. Dokumentasi :
1) Respon klien (SOAP)
2) Tanggal ,jam
3) Tanda tangan perawat

8
DAFTAR PUSTAKA

WHO (2016). Report on the burden of Endemic Health Care-associated Infection Worldwide
Clean Care is Safer Care. Switzerland.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi


Nosokomial merupakan Unsur Patient Safety. Depkes RI, pp. 1-2.

Potter, P. A. 2009. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Edisi 4,
Alih Bahasa Renata Komalasari, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai