POST PARTUM
MAKALAH
Untuk Memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas
Yang dibimbing oleh Ibu Kasiati, S.Kep.Ns, M.Kep
Oleh kelompok 5:
1. Zahwa Putri Aulia (P17210204151)
2. Riza Nur Aini (P17210204164)
3. Iva Dea Fahila (P17210204169)
4. Machfida Desy Novianti (P17210204182)
5. Yuni Rahmawati Putri (P17210204182)
Puji syukur penulis panjatkan kepada ke hadirat Allah SWT karena atas
limpahan nikmat dan karunia-Nya. Penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini dengan tepat waktu. Tak lupa penulis panjatakan shalawat serta salam
kepada junjungan kita Rasulullah SAW. semoga syafatnya mengalir pada kita di
hari akhir kelak.
Selama proses penulisan makalah ini penulis mendapatkan bantuan dan semangat
dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis berterima kasih kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan
2. Ibu Kasiati S.Kep.Ns, M.Kep selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Maternitas
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu per satu
Penulisan makalah yang berjudul “Post Partum” ini bertujuan untuk memenuhi
tugas matakuliah Keperawatan Maternitas.
Akhirul kalam. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Besar harapan penulis agar pembaca memberikan umpan balik berupa
kritik dan saran. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi berbagai pihak. Aminn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB I.................................................................................................................................4
1.1 Latar belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................6
1.3 Tujuan................................................................................................................6
1.4 Manfaat..............................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................8
2.1 Konsep Teori......................................................................................................8
2.2 Konsep Askep..................................................................................................11
BAB III............................................................................................................................16
3.1 Kasus Semu......................................................................................................16
BAB IV............................................................................................................................28
4.1 Kesimpulan......................................................................................................28
4.2 Saran................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan paska persalinan biasanya terjadi pada masa postpartum yang lebih
dari 500 cc segera setelah bayi lahir. Menentukan jumlah 2 perdarahan pada saat
persalinan sulit karena bercampurnya darah dengan air ketuban serta rembesan di
kain pada alas tidur. Manifestasi klinis pada perdarahan adalah klien mengeluh
lemah, limbung, berkeringat dingin, dalam pemeriksaan fisik hiperpnea, sistolik <
90 mmHg, nadi > 100x/menit dan kadar HB < 8 gr (Purwoastuti & Walyani,
2015).
Tempat yang baik sebagai tempat tumbuhnya kuman adalah di daerah bekas
insersio (pelekatan) plasenta. Insersio plasenta merupakan sebuah luka dengan
diameter 4 cm, permukaan tidak rata, berbenjol karena banyaknya vena yang di
tutupi oleh trombus. Selain itu, kuman juga dapat masuk melalui serviks, vagina
dan perineum. Terjadinya infeksi dapat terjadi karena manipulasi penolong yang
tidak steril atau pemeriksaan dalam berulang-ulang, alat-alat tidak steril, infeksi
droplet, sarung tangan dan alat-alat yang terkontaminasi oleh kuman dan virus,
infeksi nosokomial rumah sakit, infeksi intrapartum dan hubungan seksual akhir
kehamilan yang menyebabkan ketuban pecah dini (Purwoastuti & Walyani,
2015).
Penyebaran infeksi nifas pada perineum bisa terjadi di vulva, vagina, serviks
dan endometrium. Adapun infeksi yang penyebarannya melalui pembuluh darah
yaitu: Septikemia, piemia dan tromboflebilitis (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
Di negara berkembang, perhatian utama bagi ibu dan bayi terlalu banyak tertuju
pada masa kehamilan dan persalinan, sementara keadaan yang sebenarnya justru
merupakan kebalikannya, oleh karena risiko kesakitan dan kematian ibu serta
bayi, lebih sering terjadi sering terjadi pada masa setelah persalinan. Keadaan ini
terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, di samping ketidak tersediaan
pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas kesehatan dalam menyediakan
pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas (Purwoastuti & Walyani, 2015).
Angka Kematian Ibu di Indonesia 125 per 100.000 kelahiran hidup. Angka
Kematian Ibu (AKI) disebabkan beberapa faktor yaitu perdarahan karena
eklamsia, infeksi, abortus dan partus lama (SKRI, 2012). Secara nasional angka
kejadian infeksi pada kala nifasberkembang kearah 4 infeksi akut. Asuhan pada
masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis baik ibu
maupun bayinya. Infeksi merupakan salah satu penyebab secara
langsungterjadinya kematian ibu di Indonesia (SKRI, 2012).
Sebagai bahan masukan bagi responden ibu postpartum untuk lebih peduli
dalam menjaga kebersihan area vagina pasca persalianan untuk mencegah
terjadinya infeksi pada masa nifas, dan berperan penting dalam menjaga
kesehatan fisik maupun psikologisnya dalam perawatan masa nifas.
1.4.2 Peneliti
1.4.3 Keluarga
Sebagai bahan masukan bagi keluarga untuk lebih peduli dalam menjaga
kebersihan area vagina pasca persalianan untuk mencegah terjadinya infeksi
pada masa nifas, dan berperan penting dalam menjaga kesehatan fisik
maupun psikologisnya dalam perawatan masa nifas.
E. Patofisiologis
Pendarahan Nyeri
HB,O2 turun
Hipoksia
1. Identitas dan biodata pasien. Meliputi nama, umur, agama, jenis kelamin,
alamat, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan, Pendidikan, tanggal masuk
rumah sakit. (Ani & Yohana, 2019)
a. Pola persepsi
Karena kurangnya pengetahuan klien tentang ketuban pecah dini, dan cara
pencegahan, penanganan, dan perawatan serta kurangnya menjaga kebersihan
tubuhnya akan menimbulkan masalah dalam perawatan dirinya.
b. Pola aktivitas
Pada pasien post partum klien dapat melakukan aktivitas seperti biasanya,
terbatas pada aktifitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat Lelah,
dan didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri.
c. Pola eliminasi
Pada klien dengan ketuban pecah dini terjadi perubahan pada pola istirahat tidur
karena cairan ketuban terus merembes.
5. Pemeriksaan fisik
i. Anus : kadang pada klien nifas ada luka pada anus karena rupture.
l. Tanda-tanda vital : apabila terjadi perdarahan post partum tekanan darah turun,
nadi cepat, pernafasan meningkat, suhu tubuh turun.
2. Diagnosa Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi
Psien mengatakan saat ini merasakan nyeri pada bekas luka jahitan
episiotomi dan perut terasa mules serta saat ini tidak sedang seperti
batuk, pilek dan demam.
D. Riwayat Keluarga
Pasien mengatakan baik dari pihak dirinya maupun dari pihak suami tidak ada yang
mempunyai riwayat penyakit menurun seperti diabetes, hipertensi, jantung dan riwayat
penyakit menular seperti asma / TBC dan HIV / AIDS dan pasien juga belum pernah
mempunyai riwayat operasi.
E. Riwayat Mestruasi
Menarche : Pasien mengatakan haid pertama kali pada umur 12 tahun.
Siklus : Pasien mengatakan siklus haidnya 28 – 30hari.
Lama : Pasien mengatakan lamanya haid 6 – 7 hari.
Banyaknya : Pasien mengatakan 2 – 3 x ganti pembalut perhari.
Teratur/tidak teratur : Pasien mengatakan haidnya teratur setiap bulan.
Sifat darah : Pasien mengatakan sifat darahnya encer berwarna merah kecoklatan.
Dismenorhoe : Pasien mengatakan tidak pernah mengeluh nyeri saat menstruasi.
G. Pola Eliminasi
BAB:
- Frekuensi/pola 1x sehari
BAK:
- Frekuensi/pola 7-9x sehari
H. Riwayat pernikahan
Status perkawinan : Sah. Kawin 1 kali pada umur 21 tahun, dengan
suami umur 25 tahun. Lamanya perkawinan 2 tahun, dan belum
mempunyai anak
Pasien mengatakan belum pernah memakai KB. Rencana setelah kelahiran anak pertama
ini pasien akan menggunakan KB, tetapi pasien belum mengetahui KB apa yang akan di
pakai setelah melahirkan anak pertamnya.
K. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama hamil: ( √ ) tidak ada , akan tetapi memasuki
bulan ke-8 kehamilan klien dan suami sepakat untuk mengurangi kegiatan seksual
mereka.
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( √ ) perhatian ( ) sentuhan
L. Pemeriksaan Fisik
1. Palpasi
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar gondok, tidak ada tumor, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
Dada :Tidak ada pembengkakan pada mamae, tidak ada tumor, simetris
kanan dan kiri, areola hiperpigmentasi, putting susu bersih dan menonjol,
kolostrum/ASI sudah keluar.
Abdomen :Kontraksi keras, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat
Ekstremitas :Tidak ada varices, tidak ada oedema
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak tidak bebas saat
bergerak
- Skala nyeri 4 yaitu sedang
- TD: 110/70 mmHg
- N: 92 x/i
s : 36,8 C
- Terdapat luka jahitan di
perineum: 5 jahitan
- Episiotomi mediolateralis
DO :
- Kesadaran : compos mentis
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/i
S :36,8OC
R : 22 x/i
- Tidak ada kemerahan
- Kerekatan jahitan kuat
- Terdapat darah warna terang
- Lochea rubra
- Ekimosis
- Bau : seperti darah biasa dan
tidak busuk.
- Leukosit : 7.800 mm3
3 DS: Kurangnya informasi tentang Kurang
- Klien mengatakan belum perawatan post partum.
pengetahuan
mengetahui tentang cara
perawatan post partum
- Klien mengatakan belum
mengetahui tentang cara
perawatan payudara
4.1 Kesimpulan
Masa post partum merupakan masa kritis dimana masa postpartum akan menimbulkan
berbagai komplikasi diantaranya pendarahan, infeksi, puerperalis, endometritis, mastitis,
tromboplebitis dan trombosis. Dimana perdarahan merupakan penyeba terbanyak kematian
wanita selama postpartum. Infeksi Post Partum adalah infeksi bakteri pada traktus
genitelia.terjadi sesudah melahirkan,ditandai kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama 2
hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam pertama.
4.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan saran agar kami bisa
membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua,
dan menjadi wawasan kita dalam memahami paragrap.
DAFTAR PUSTAKA
Saiffudin. (2006). Buku Pnaduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neontal .
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Saleha.S. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.