Dosen pembimbing:
Di susun oleh:
Hendrawati, S.Tr.Keb
220503221012
1
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Asuhan
Kebidanan Pemeriksaan Hb pada Ny. A 23 tahun G1P0A0 Hamil 8 minggu di
PMB Turasmiyati Kota Bekasi pada tanggal 20 Juni 2022 ”.
Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua
dan semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,
Hendrawati
2
DAFTAR ISI
COVER …………………………………………………………….. 1
BAB IV PEMBAHASAN..............................................................… 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kadar hemoglobin merupakan indikator biokimia untuk
mengetahui status gizi ibu hamil. Kehamilan normal terjadi penurunan
sedikit konsentrasi hemoglobin dikarenakan hipervolemia yang terjadi
sebagai suatu adaptasi fisiologis didalam kehamilan. Konsentrasi
hemoglobin < 11 gr% merupakan keadaan abnormal yang tidak
berhubungan dengan hipervolemia tersebut (Setiawan, A dkk,2013).
Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah
satu permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar
Hb kurang dari 11 gr% mengindikasikan ibu hamil menderita anemia.
Anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko mendapatkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), risiko pendarahan sebelum dan saat persalinan,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil
tersebut menderita anemia berat. Hal ini tentunya dapat memberikan
sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka
kematian bayi, Angka tersebut masih cukup tinggi yaitu kematian
ibu (AKI) 22/100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
bayi(AKB) 34/1000 kelahiran hidup (Setiawan, A dkk,2013).
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
25 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan Laboratorium untuk
ibu hamil, bersalin, dan nifas di fasilitas pelayanan kesehatan dan jaringan
pelayanannya. Untuk mendukung percepatan penurunan angka kematian
4
ibu hamil, bersalin dan nifas serta membantu meningkatkan kesehatan ibu
dan kualitas hidup anak, perlu diatur pemeriksaan laboratorium yang tepat
dan terarah untuk ibu hamil, bersalin,dan nifas yang diselenggarakan oleh
laboratorium pada berbagai jenjang fasilitas pelayanan kesehatan dan
jaringan pelayanannya dengan pemeriksaan laboratorium yang tepat dan
terarah.
Angka Kematian Ibu yang disingkat AKI adalah jumlah kematian
perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya per 100.000 kelahiran hidup. Untuk
mencegah terjadinya komplikasi yang lebih parah perlu dilakukan deteksi
dini dan monitoring penyebab kematian ibu dengan pemeriksaan
laboratorium yang tepat dan terarah pada setiap ibu hamil,bersalin dan
nifas agar dapat dilakukan intervensi lebih awal. Pada kehamilan
kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan Produksi
eritropoetin. Akibatnya ,volume darah (plasma dan eritrosit) meningkat.
Namun ,peningkatan volume plasma dalam proporsi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan peningkatan eritrosit sehingga terjadipenurunan
konsentrasi Hemoglobin akibat hemodilus . Selama hamil volume darah
meningkat 50% dari 4 ke 6 ml. Volume plasma meningkat sedikit
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin dan nilai hematokrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi .
Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari
uteroplasenta Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma
dan penambahan eritrosit kedalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada
trimester kedua. Penurunan ringan kadar hemoglobin selama kehamilan
dijumpai pada wanita normal yang tidak mengalami defisiensi zat besi
atau asam folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang
lebih besar daripada peningkatan massa hemoglobin dan volume sel darah
merah yang terjadi pada kehamilan normal.
5
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefenisikan
anemia sebagai kadar hemoglobin yang lebih rendah dari 11gr % pada
trimester pertama dan ketiga dan kurang dari 10,5 gr% pada trimester
kedua.nilai hemoglobin yang rendah berhubungan dengan masalah klinis
seperti anemia. Anemia adalah kondisi dengan kadar hemoglobin dalam
darah kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia fisiologis adalah istilah yang
sering digunakan untuk menjelaskan penurunan konsentrasi hemoglobin
yang terjadi pada kehamilan normal.Diketahui bahwa 10%-20% ibu hamil
di dunia menderita anemia pada kehamilannya. Di dunia 34% terjadi
anemia pada ibu hamil dimana 75% berada di negara sedang berkembang .
Data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012 menunjukkan angka kematian ibu semakin parah yaitu
359/100.000 kelahiran hidup,angka ini jauh melebihi target penurunan
angka kematian ibu menurut Millennium Development Goals (MDGs).
Masalah yang dihadapi pemerintah Indonesia adalah masih tingginya
prevalensi anemia pada ibu beresiko untuk hamil. Anemia pada ibu hamil
dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam kandungan, premature dan
BBLR. Dari sekian banyak faktor penyebab anemia dalam kehamilan
(intrinsik dan entrinsik) maka kekurangan gizi (malnutrisi) adalah faktor
ektrinsik yang paling umum terjadi ( Utami S, 2015). Oleh karena itu
penulis tertarik untuk membuat makalah mengenai pemeriksaan kadar
hemoglobin pada ibu hamil di Klinik Pratama Medi Medikal.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan haemoglobin ?
2) Apa tujuan dari pemeriksaan haemoglobin?
3) Bagaimana cara pemeriksaan haemoglobin ?
4) Bagaimana pemeriksaan haemoglobin pada “Ny. A”?
C. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan haemoglobin
2) Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan haemoglobin
3) Untuk mengetahui bagaimana cara pemeriksaan haemoglobin
6
4) Untuk mengetahui pemeriksaan haemoglobin pada ‘Ny. A”
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Prawiroharjo,
2010).
7
Kehamilan Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh sistem
genetalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormon
somatomamotropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan
perubahan pada bagian-bagian tubuh dibawah ini :
a. Sistem reproduksi
1) Uterus
Menurut Prawiroharjo (2014), Pembesaran uterus merupakan
perubahan anatomi yang paling nyata pada ibu hamil. Peningkatan
konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada awal kehamilan
akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan
akumulasi dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus
menjadi lebih kuat terhadap regangan dan distensi.
Hipertrofi miometrium juga disertai dengan peningkatan
vaskularisasi dan pembuluh limfatik. 7 Uterus bertambah besar, dari
yang beratnya 30 gr. Menjadi 1000 gr saat akhir kehamilan (40
minggu). Pembesaran ini di sebabkan oleh peningkatan vaskularisasi
dan dilatasi pembuluh darah, hipertofi dari otot-otot rahim, dan
perkembangan desidua dan pertumbuhan janin.
Pada Trimester III (> 28 minggu) dinding uterus mulai menipis dan
lebih lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badannya dapat
diraba untuk mengetahui posisi dan ukurannya, korpus berkembang
menjadi segmen bawah rahim. Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi
penurunan janin ke bagian bawah rahim, hal ini disebabkan
melunaknya jaringanjaringan dasar panggul bersamaan dengan gerakan
yang baik dari otot rahim dan kedudukan bagian bawah rahim.
2) Serviks
8
Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah
menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam
serviks bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan
hiperplasia serviks. Pada akhir kehamilan, serviks menjadi sangat
lunak dan portio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar)
dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari.
3) Vagina
4) Ovarium
Tidak terjadi pembentukan folikel baru dan hanya terlihat
perkembangan dari korpus luteum (Hani, 2011).
5) Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan
oleh plasenta menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan
membesar). Adanya chorionic somatotropin (Human Placental
Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan merangsang
pertumbuhan kelenjar susu di dalam 8 payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya (Asrinah dkk, 2015).
b. Sistem pencernaan
1) Mulut dan Gusi
Peningkatan estrogen dan progesteron meningkatnya aliran
darah ke rongga mulut, hipervaskularisasi pembuluh darah kapiler gusi
sehingga terjadi oedema.
2) Lambung
Estrogen dan HCG meningkat, dengan efek sampingg mual dan
muntah-muntah. Perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung,
9
konstipasi, lebih sering lapar/ perasaan ingin makan terus (mengidam),
juga akibat peningkatan asam lambung.
3) Usus Halus dan Usus Besar
c. Sistem perkemihan
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem integumen
10
linea nigra, chloasmagravidarum. Setelah persalinan hiperpigmentasi akan
menghilang.
f. Sistem pernapasan
g. Metabolisme
11
Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah
maupun susunan menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang
gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi
berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer
nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan janin
menjadi terganggu (Putri, 2012).
a. Energi
12
Energi merupakan sumber utama untuk tubuh. energi berfungsi
untuk mempertahankan berbagai fungsi tubuh seperti sirkulasi dan
sintesis protein, selain itu protein juga merupakan komponen utama dari
semua sel tubuh yang berfungsi sebagai enzim, operator membran dan
hormon. Aktivitas fisik dan metabolisme tubuh juga memerlukan energi
yang cukup (Syari dkk, 2015).
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil mengalami peningkatan
dibandingkan dengan ketika tidak hamil. Bila kebutuhan energi
perempuan sebelum hamil sekitar 2.650 kkal/hari untuk usia 19—29
tahun dan 2.550 kkal untuk usia 30—49 tahun, maka kebutuhan ini akan
bertambah sekitar 180 kkal/hari pada trimester I dan 300 kkal/hari pada
trimester II dan III.
Demikian juga dengan kebutuhan protein, lemak, vitamin dan
mineral, akan meningkat selama kehamilan (Kemenkes, 2019).
Meningkatnya usia kehamilan dapat mempengaruhi metabolisme tubuh
dan peningkatan kebutuhan kalori. Jika terjadi pembatasan kalori atau
energi pada ibu hamil trimester kedua dan ketiga maka akan dapat
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Syari et al., 2015).
b. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat gizi makro yang meliputi gula, pati, dan
serat. Gula dan pati merupakan sumber energi berupa glukosa untuk sel-
sel darah merah, otak, sistem saraf pusat, plasenta, dan janin.
Pemenuhan kebutuhan energi yang 9 berasal dari karbohidrat dianjurkan
sebesar 50—60% dari total energi yang dibutuhkan, terutama yang
berasal dari karbohidrat pati dan serat, seperti nasi, sereal, roti, dan
pasta, juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar (Damayanti et al,
2017).
c. Protein
Protein merupakan komponen yang penting untuk pembentukan
sel-sel tubuh, pengembangan jaringan, termasuk untuk pembentukan
plasenta. Kebutuhan protein untuk ibu hamil sekitar 17 g/hari. Jenis
13
protein yang dikonsumsi seperlimanya sebaiknya berasal dari protein
hewani, seperti daging, ikan, telur, susu, yogurt, dan selebihnya berasal
dari protein nabati, seperti tahu, tempe, kacang-kacangan, dan lain-lain
(Safrianti & Tuti, 2017).
Dampak kekurangan asupan protein adalah gangguan
pertumbuhan pada janin, seperti retardasi intrauterine, cacat bawaan,
BBLR, dan keguguran. Kebiasaan mengonsumsi lebih banyak protein
nabati dibandingkan dengan protein hewani menyebabkan absorbsi zat
besi kurang optimal. Hal ini dikarenakan protein hewani mengandung
heme yang diperlukan oleh tubuh (Azizah & Adriani, 2017).
d. Lemak
Lemak merupakan zat gizi penting yang berperan meyakinkan
pada perkembangan janin dan pertumbuhan awal pascalahir. Asam
lemak omega-3 DHA penting untuk perkembangan dan fungsi saraf
janin selama kehamilan. Konsumsi PUFA selama kehamilan
memengaruhi transfer PUFA ke plasenta dan ASI.
Kebutuhan energi yang berasal dari lemak saat hamil sebaiknya tidak lebih
dari 25% dari kebutuhan energi total per hari. Selain memperhatikan
proporsi energi yang berasal dari lemak, penting juga memerhatikan
proporsi asam lemaknya. Misalnya, proporsi asam lemak jenuh (lemak
hewani) adalah 8% dari kebutuhan energi total, sedangkan sisanya (12%)
berasal dari asam lemak tak jenuh (Nefy et al, 2017).
Perbandingan kandungan asam lemak omega 6 dan omega 3, EPA,
dan DHA sebaiknya lebih banyak. Asam linoleat banyak terdapat pada
minyak 10 kedelai, minyak jagung, minyak bunga matahari, minyak biji
kapas. DHA dan ALA banyak terdapat dalam minyak ikan (ikan laut
seperti lemuru, tuna, salmon), selain juga terdapat dalam sayuran berdaun
hijau tua seperti bayam dan brokoli, minyak kanola, biji labu kuning, dan
minyak flaxseed. Kebutuhan minyak dalam pedoman gizi seimbang
dinyatakan dalam 4 porsi, di mana satu porsi minyak adalah 5 gram
(Damayanti et al., 2017).
14
B. Pengertian Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Oksigen yang dihirup dan masuk
ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam darah
untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang, dan seluruh
organ tubuh (Bastiansyah, 2008).
15
dapat mengambil empat molekul oksigen dari alveolus di paru-paru. Selain
itu hemoglobin juga mengikat bagian ion hidrogen asam dari asam
karbonat terionosasi yang dihasilkan dari tingkat jaringan dari karbon
dioksida. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga PH darah tetap
normal (Sherwood, 2012)
16
untuk fungsi-fungsi fisiologis dan jumlahnya 5-25 mg/kg berat badan.
Ferritin dan hemosiderin adalah bentuk besi cadangan yang biasanya
terdapat dalam hati, limfa dan sumsum tulang. Metabolisme besi
dalam tubuh terdiri dari proses absorpsi, pengangkutan, pemanfaatan,
penyimpanan dan pengeluaran (Zarianis, 2006).
2. Fungsi Hemoglobin
Hb + O2 HbO2
17
hemoglobin mengikat satu molekul oksigen di lingkungan yang kaya
oksigen, yaitu di alveoli paru-paru. Hemoglobin memiliki afinitas yang
tinggi untuk oksigen dalam lingkungan paru, karena padajaringan
kapiler di paru-paru terjadi proses difusi oksigen yang cepat. Sebagai
molekul transit (deoksihemoglobin) di dalam sirkulasi, molekul ini
mampu mengangkut oksigen dan membongkar oksigen kejaringan di
daerah yang afinitas oksigennya rendah (KIswari R, 2014).
3. Struktur Hemoglobin
4. Pembentukan Hemoglobin
18
ke dalam sumber asam amino. Besi dibebaskan dari hem dan sebagian
besar diangkut oleh plasma transferin ke sumsum tulang untuk
pembentukan sel darah merah baru (Sadikin 2014).
19
Tiap sub unit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara
keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul
oksigen (Sherwood, 2012)
5. Kadar Hemoglobin
20
6. Kadar Normal Hemoglobin
21
dipakai ataujuga darah dari sinus sagittalis superior (Soebrata
G, 2001)
8. Tujuan pemeriksaan Hb
22
atau lemah, kulit pucat progresif, denyut jantung cepat, sesak nafas dan
konsentrasi terganggu (Sarwono Prawiharjo, 2009). Tanda - tanda
anemia pada ibu hamil seperti :
a. Wajah, terutama kelopak mata dan bibir tampak pucat
b. Kurang nafsu makan
c. Lesu dan lemah
d. Cepat lelah
e. Sering pusing dan mata berkunang-kunang
2. Dampak anemia
a. Abortus
Penelitian yang dilakukan oleh Aryanti (2016)
menyebutkan bawah terdapat hubungan antara anemia dengan
abortus. Hal ini disebabkan oleh metabolisme ibu yang terganggu
karena kekurangan kadar hemoglobin untuk mengikat oksigen.
Efek tidak langsung yang dapat diakibatkan oleh ibu dan janin
antara lain terjadinya abortus, selain itu ibu lebih rentan terhadap
infeksi dan kemungkinan bayi lahir prematur.
b. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini dapat disebabkan oleh anemia karena
karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen
sehingga kemampuan jasmani menjadi menurun. Anemia pada
wanita hamil dapat meningkatkan frekuensi komplikasi pada
kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian
perinatal dapat meningkat oleh hal tersebut (Usman, 2017).
c. Perdarahan postpartum
Penelitian Frass (2015) dalam Rizky, dkk. (2017) yang
melaporkan bahwa terdapat hubungan antara anemia dengan risiko
23
perdarahan postpartum. Anemia pada kehamilan menyebabkan
oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga jumlah oksigen
berkurang dalam uterus dan menyebabkan otot-otot uterus tidak
berkontraksi dengan adekuat sehingga menimbulkan perdarahan
postpartum, sehingga ibu hamil yang mengalami anemia memiliki
kemungkinan 12 terjadi perdarahan postpartum 15,62 kali lebih
besar dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami anemia.
d. Kala I lama
Ibu bersalin dengan anemia akan lebih mudah mengalami
keletihan otot uterus yang mengakibatkan his menjadi terganggu.
Apabila his yang ditimbulkan sifatnya lemah, pendek, dan jarang
maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks
atau yang disebut inkoordinasi kontraksi otot rahim, yang akhirnya
akan mengganggu proses persalinan. His yang ditimbulkannya
sifatnya lemah, pendek, dan jarang hal ini di sebabkan oleh proses
terganggunya pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP). Salah satu
senyawa terpenting dalam pembentukan ATP adalah oksigen.
Energi yang di hasilkan oleh ATP merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam terjadinya suatu kontraksi otot. Anemia dapat
menyebabkan jumlah sel darah merah berkurang sehingga oksigen
yang diikat dalam darah sedikit kemudian menghambat aliran
darah menuju otot yang sedang berkontraksi, sehingga
mengakibatkan kinerja otot uterus tidak maksimal (Ulfatul, dkk.,
2014).
e. Berat badan lahir rendah (BBLR)
Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Siti (2018)
menyebutkan bahwa terdapat hubungan antara anemia dan kejadian
berat badan lahir rendah (BBLR). Anemia pada kehamilan akan
menyebabkan terganggunya oksigenasi maupun suplai nutrisi dari
ibu terhadap janin, akibatnya janin akan mengalami gangguan
penambahan berat badan sehingga terjadi BBLR. Ibu hamil yang
24
mengalami anemia pada trimester pertama berisiko 10,29 kali
melahirkan BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia dan
ibu yang 13 mengalami anemia pada trimester kedua kehamilan
berisiko sebesar 16 kali lebih banyak melahirkan bayi berat badan
lahir rendah (BBLR) daripada ibu yang tidak anemia (Labir, dkk.,
2013).
3. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengatur pola makan yaitu
dengan mengkombinasikan menu makanan serta konsumsi buah dan
sayuran yang mengandung vitamin C (seperti tomat, jeruk, jambu) dan
mengandung zat besi (sayuran berwarna hijau tua seperti bayam). Kopi
dan teh adalah minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi
sehingga tidak dianjurkan untuk dikonsumsi (Arantika dan Fatimah,
2019).
Cara mencegah dan mengobati anemia adalah sebagai berikut
(Almatsier,2009) :
a. Meningkatkan konsumsi makanan bergizi
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi dapat dilakukan
antara lain dengan cara :
- Makan-makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani ( daging, ikan, ayam, hati, telur ), bahan makanan
nabati ( kacang-kacangan, tempe, tahu ) dan sayursayuran
berwarna hijau.
- Makan-makanan sayur dan buah yang banyak mengandung
vitamin C (daun katuk, daun singkong, bayam, jambu, tomat,
jeruk, nanas ) akan sangat membantu untuk meningkatkan
penyerapan zat besi.
b. Menambah asupan zat besi ke dalam tubuh
Menambah asupan zat besi ke dalam tubuh bisa dilakukan
dengan minum Tablet Tambah Darah ( TTD ). Tablet tambah darah
adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg ferro
25
sulfate atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg asam folat dan dapat
diabsorsi secara optimal sampai 20 % ( Wirakusumah, 1998 ).
Kendala dalam pemberian suplemen besi adalah efek
sampingnya pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, konstipasi
dan diare. Selain itu, karena kurangnya kesadaran akan pentingnya
masalah anemia sehingga sulit bagi mereka untuk mematuhi minum
suplemen besi. Suplemen besi yang diminum dalam keadaan perut
terisi dapat mengurangi efek samping akan tetapi dapat menurunkan
tingkat penyerapannya ( Wirakusumah, 1998 ).
Selain dengan suplemen tablet tambah darah, fortifikasi besi
juga dapat dilakukan untuk mencegah anemia. Fortifikasi besi adalah
penambahan suatu jenis zat besi ke dalam bahan pangan untuk
repository.unimus.ac.id 17 meningkatkan kualitas pangan dalam upaya
pencegahan defisiensi zat besi pada beberapa kelompok masyarakat.
Kesulitan dalam fortifikasi besi adalah sifat besi yang reaktif dan
cenderung merubah warna makanan. Misalnya garam ferro mengubah
bahan pangan yang berwarna merah dan hijau menjadi lebih cerah
warnanya. Selain itu besi reaktif dapat mengkatalisasi reaksi oksidasi
sehingga menimbulkan bau dan rasa yang tidak diinginkan ( Adriani,
2012 ).
Ferro sulfat telah digunakan secara luas untuk memfortifikasi
roti serta produk bakteri lain yang dijual untuk waktu yang singkat
karena jika disimpan selama beberapa bulan akan menjadikan
makanan tersebut menjadi tengik ( Adriani, 2012 ). Selain itu
pencegahan anemia dapat dilakukan dengan cara berikut
a. Minum tablet besi (Fe) setiap hari
b. Konsumsi makanan kaya protein, zat besi, folat, kalsium, vitamin
A dan vitamin B
c. Makan satu porsi lebih banyak saat hamil
d. Dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan
vitamin A, juga mengonsumsi garam beriodium
26
e. Hb pada saat awal kehamilan agar bila hb rendah dapat segera
diatasi sedini mungkin.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari : Senin
Tanggal : 20 Juni 2022
Jam : 10.00 WIB
Tempat : PMB Turasmiyati S,ST
A. Data Subjektif
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Istri Status : Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. F
Umur : 23 tahun Umur : 30 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Batu Jaya
27
1) Alasan kunjungan saat ini
Ibu mengatakan merasa pusing, lemas dan Ketika bangun dari duduk mata
kunang-kunang.
a. Riwayat menstruasi
b. HPHT : 23-05-2022
c. Menarche : 12 tahun
d. Lamanya : 7 hari
e. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut
f. Siklus : 30 hari
g. Teratur/tidak : Teratur
h. Dysmenorrhea : Tidak ada
i. Konsistensi : Cair
2) Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan ibu
b. Kesehatan keluarga
3) Riwayat menyusui
28
Ibu mengatakan belum pernah menyusui.
4) Riwayat K B
5) Kebiasaan sehari-hari
a. Diet/ Makan
Makan sehari 2-3x. Menu : nasi, sayur, lauk, buah terkadang. Ibu
terbiasa minum 1 gelas teh manis/kopi saat pagi hari. Minum air putih 7-8
gelas per hari. Terkadang ibu suka makan snack berat/ringan.
b. Eliminasi
Defekasi : 1x/hari
Miksi : 5-6x/hari
B. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 55 kg
29
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
b. Pemeriksaan fisik
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada kotoran/ ketombe, rambut
sehat
Muka : tidak ada edema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : mata tidak cekung, konjungtiva tidak pucat, sclera putih,
tidak ikterik
Telinga : bersih tidak ada serumen
Mulut : bibir terlihat sedikit kering dan pecah- pecah, lidah kotor
Leher : tidak ada pembengkakan kelenja tiroid
Dada : jantung regular, paru-paru tidak sesak, payudara tidak ada
benjolan, bentuk simetris, putting menonjol pigmentasi
pada aerola mamae
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, tidak ada striae dan linea,
pembesaran sesuai dengan masa kehamilan.
TFU : ballottement (+)
DJJ : belum terdengar
Ekstermitas :
- Atas : Simetris dan tidak oedema, turgor normal
- Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada varies, turgor
normal
- Refleks patella +2/+2
C. Analisa
Kebutuhan : Pemeriksaan Hb
D. Penatalaksanaan
1. Menyambut klien dengan sopan dan ramah,Klien sangat senang di sambut
oleh bidan
30
2. Mempersilahkan klien duduk, Klien sudah merasa nyaman
3. Menjelaskan maksud dan tujuan Tindakan, Klien sudah mengerti akan
tindakan yang dilakukan.
4. Menandatangani informed concent, Informed concent sudah ditandatangani.
5. Menyiapkan tempat yang nyaman, bersih, aman dan tenang, Tempat sudah
nyaman dan bersih sehingga klien merasa senang.
6. Menyiapkan alat : kapas alkohol, 1 set alat ukur Hb, tissue dalam kom, bak
instrumen, sepasang handscoon, safety box, tempat sampah dan bengkok,
Peralatan sudah siap digunakan.
7. Memberitahu klien tindakan yang akan dilakukan, klien sudah siap dilakukan
tindakan.
8. Mencuci tangan dan mengeringkan, Bidan sudah melakukan cuci tangan.
9. Menyalakan alat dengan menekan tombol, Alat sudah di nyalakan.
10. Memastikan kode pada strip dan alat sama, Kode pada strip dan alat sudah
sama
11. Menyiapkan test strip kemudian memasang alat ukur, Tes strip sudah dipasang
di alat ukur
12. Memakai sarung tangan, Bidan sudah memakai sarung tangan
13. Membersihkan ujung jari manis tangan kiri klien dengan kapas alkohol, lalu
biarkan kering, Sudah dilakukan disinfektan pada ujung jari klien.
14. Menusuk jari yang sudah dibersihkan dengan pen lanset pijat ujung jari hingga
darah keluar, darah pertama diusap dengan tissue kemudian jari dipijat
kembali hingga darah keluar, Sudah dilakukan penusukan dan darah pertama
sudah diusap dengan tissue.
15. Meresapkan darah sampel pada test strip, menunggu hasil sampai 10 detik
kemudian menilai hasilnya, Tinggal menunggu hasil cek Hb selama 10 detik.
16. Menekan jari klien yang bekas tusukan dengan menggunakan kapas alcohol,
Sudah ditekan dengan kapas ujung jari klien.
17. Membereskan alat, Alat sudah dibereskan.
31
18. Melepasakan handscoon dan merendam ke dalam larutan klorin 0,5% lalu
mencuci tangan dan mengeringkan, Handscoon sudah di sterilkan ke dalam
larutan klorin
19. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien dan menulis dokumentasi ke
dalam buku register, HPHT ibu yaitu 23-05-2022 dengan usia kehamilan 8
minggu,Sudah dilakukan pencatatan di register buku dan buku KIA bahwa
hasil pengecekan Hb nya yaitu 14 gr%, yaitu dalam keadaan normal. Keluhan
yang ibu alami bisa jadi dikarenakan karna kurang istirahat atau kelelahan.
20. Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari mengangkat
beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat di siang hari 1-2
jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.Posisi tidur yang dianjurkan untuk ibu
hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat mencegah
varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu memperlancar
sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan janin. Dan ketika
bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru bangun biar ibu tidak merasa
pusing, Ibu bersedia mengikuti saran yang di berikan”
21. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah
genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau basah
agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan, Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan.
22. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi yang mengandung
karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung protein
seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buahbuahan dan juga
susu ibu hamil untuk menambah keutuhan nutrisi ibu dan janin. “ Ibu bersedia
mengikuti anjuran yang diberikan “
23. Memberi informasi tentang tablet Fe, guna zat besi untuk penambah darah dan
mencegah timbulnya anemia bila terjadi akan membahayakan jiwa ibu dan
menghambat pertumbuhan janin, dosis untuk ibu hamil yaitu 60 mg/hari, jadi
dosis zat besi selama hamil yaitu 90 mg tablet selama hamil.
32
24. Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu diantaranya sakit kepala
hebat, bengkak pada tangan kaki, keluar darah pervaginam, nyeri perut yang
hebat, ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan.
25. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 bulan lagi atau jika ada keluham,
ibu bersedia untuk kunjungan ulah 1 bulan lagi.
BAB IV
PEMBAHASAN
33
Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Hemoglobin adalah parameter yang
digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Tujuan pemeriksaan
Hb pada saat hamil diantaranya untuk mengetahui kadar sel darah merah pada ibu
hamil. Kadar Hb normal pada saat hamil 11 gr % dan apabila Hb > 11 gr % maka
ibu hamil tersebut mengalami anemia. Cara pengambilan darah dilakukan dengan
cara :
1) Pengambilan darah kapiler, pada orang dewasa pakailah ujung jari atau
anak daun telinga untuk mengambil darah kapiler, pada bayi dan anak
kecil boleh juga tumit atau ibu jari kaki. Tempat yang dipilih itu tidak
boleh yang memperlihatkan gangguan peredaran darah seperti pucat.
2) Pengambilan darah vena, biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu
vena dalam fossa cubiti, pada bayi vena jagularis superficialis dapat
dipakai ataujuga darah dari sinus sagittalis superior.
Cara pemeriksaan Hb pada Ny. A yaitu menggunakan teknik
pengambilan darah kapiler dengan menggunakan alat cek Hb. Pada orang
dewasa menggunakan ujung jari atau anak daun telinga untuk mengambil
darah kapiler, pada bayi dan anak kecil boleh juga tumit atau ibu jari kaki.
Tempat yang dipilih itu tidak boleh yang memperlihatkan gangguan
peredaran darah seperti pucat. Setelah dilakukan pemeriksaan dengan
menggunakan darah kapiler, kadar Hb Ny. A adalah 14,5 g%. Kadar Hb
normal pada ibu hamil adalah 11,0 gr%. Dengan demikian dapat
disimpulkan kadar Hb Ny. A dalam keadaan normal dan tidak mengalami
anemia. Bisa jadi ibu merasa pusing dan lemas dikarenakan karena
hormone kehamilan dan kurangnya istirahat pada ibu.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
34
Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Hemoglobin adalah parameter
yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevalensi anemia.
35
ibu tentang usia yang baik untuk hamil dan jumlah paritas yang baik
karena berhubungan dengan kadar Hb pada masa kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Danico, H., Zuwanda, T., Andrea, A., 2015. Fisiologi dan Biokimia
Darah.Jakarta
36
DEPKES RI ( 1999 ) dan Wirawan ( 2015 ) Anemia pada Ibu hamil
Setiawan, A, Nur I.L., Amirah Z.I. 2013. “Hubungan Kadar Hemoglobin Ibu
Hamil Dengan Berat Bayi Lahir Jurnal Kesehatan Andalas, 2(1): 34-37
Sugiarto, M.F. 2014. KTI “Pemeriksaan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Ibu
Utami, S. 2015. Skripsi. ”Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Pada Trimester III Dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Surakarta
LAMPIRAN
37
38