Anda di halaman 1dari 10

Wabah virus corona baru SARS - CoV - 2 (penyakit coronavirus 2019; sebelumnya 2019 -

nCoV), yang berpusat di Provinsi Hubei, Republik Rakyat Cina, telah menyebar ke banyak
negara lain. Pada 30. Januari 2020, Komite Darurat WHO mengumumkan keadaan darurat
kesehatan global berdasarkan tingkat pemberitahuan kasus yang terus meningkat di Cina dan
lokasi internasional. Tingkat deteksi kasus berubah setiap hari dan dapat dilacak hampir
secara waktu nyata di situs web yang disediakan oleh Universitas Johns Hopkins 1 dan forum
lainnya. Hingga pertengahan Februari 2020, Cina menanggung beban morbiditas dan
mortalitas yang cukup besar, sedangkan di negara-negara Asia lainnya, di Eropa dan Amerika
Utara sejauh ini masih rendah.

Coronavirus adalah virus RNA besar beruntai tunggal positif yang menginfeksi manusia,
tetapi juga berbagai jenis hewan. Coronavirus pertama kali dideskripsikan pada tahun 1966
oleh Tyrell dan Bynoe, yang membudidayakan virus dari pasien dengan flu biasa 2.
Berdasarkan morfologi mereka sebagai virion bola dengan cangkang inti dan proyeksi
permukaan menyerupai korona matahari, mereka disebut coronavirus (bahasa Latin: corona =
mahkota). Empat subfamili, yaitu alpha‐, beta‐, gamma‐ and delta - coronaviruses ada.
Sedangkan alpha dan beta - coronavirus tampaknya berasal dari mamalia, khususnya dari
kelelawar, gamma- dan delta - virus yang berasal dari babi dan burung. Ukuran genom
bervariasi antara 26 kb dan 32 kb. Di antara tujuh subtipe coronavirus yang dapat
menginfeksi manusia, beta-coronavirus dapat menyebabkan penyakit dan kematian yang
parah, sedangkan alpha-coronavirus menyebabkan infeksi tanpa gejala atau gejala ringan.
SARS - CoV - 2 termasuk dalam garis keturunan B dari beta - coronavirus dan terkait erat
dengan virus SARS - CoV 3, 4. Empat gen struktural utama menyandikan protein
nukleokapsid (N), protein lonjakan (S), a protein membran kecil (SM) dan membran
glikoprotein (M) dengan membran tambahan glikoprotein (HE) yang terjadi di HCoV - OC43
dan HKU1 beta - virus korona 5. SARS - CoV - 2 96% identik secara keseluruhan - tingkat
genom virus korona kelelawar 4.

SARS - CoV - 2 rupanya berhasil melakukan transisi dari hewan ke manusia di pasar
seafood Huanan di Wuhan, China. Namun, upaya untuk mengidentifikasi inang
perantara potensial tampaknya telah diabaikan di Wuhan dan rute penularan yang tepat
sangat perlu diklarifikasi.
Gejala klinis awal penyakit terkait SARS - CoV - 2 terkait COVID - 19 yang
memungkinkan deteksi kasus adalah pneumonia. Laporan yang lebih baru juga
menggambarkan gejala gastrointestinal dan infeksi tanpa gejala, terutama pada anak kecil 6.
Pengamatan sejauh ini menunjukkan rata-rata masa inkubasi lima hari 7 dan masa inkubasi
rata-rata 3 hari (kisaran: 0-24 hari) 8. Proporsi orang yang terinfeksi SARS - CoV - 2 yang
tetap tidak menunjukkan gejala selama infeksi belum diperiksa secara pasti. Pada pasien yang
bergejala, gejala klinis penyakit biasanya dimulai setelah kurang dari seminggu, terdiri dari
demam, batuk, hidung tersumbat, kelelahan dan tanda-tanda lain dari infeksi saluran
pernapasan bagian atas. Infeksi dapat berkembang menjadi penyakit parah dengan dispnea
dan gejala dada yang parah sesuai dengan pneumonia pada sekitar 75% pasien, seperti yang
terlihat pada computed tomography pada saat masuk 8. Pneumonia sebagian besar terjadi
pada minggu kedua atau ketiga dari infeksi simptomatik. Tanda-tanda utama pneumonia virus
termasuk penurunan saturasi oksigen, deviasi gas darah, perubahan yang terlihat melalui
sinar-X dada dan teknik pencitraan lainnya, dengan kelainan ground glass, konsolidasi yang
tidak merata, eksudat alveolar dan keterlibatan interlobular, yang pada akhirnya menunjukkan
kerusakan. Limfopenia tampaknya umum, dan penanda inflamasi (protein C-reaktif dan
sitokin proinflamasi) meningkat.

Investigasi baru-baru ini terhadap 425 model kasus yang dikonfirmasi bahwa epidemi saat ini
dapat berlipat ganda dalam jumlah orang yang terkena dampak setiap tujuh hari dan bahwa
setiap pasien menyebarkan infeksi rata-rata ke 2,2 orang lain (R0) 6. Perkiraan dari wabah
SARS - CoV pada tahun 2003 melaporkan R0 dari 3 9. Analisis berdasarkan data terbaru dari
fase awal wabah memperkirakan kisaran R0 rata-rata dari 2,2 hingga 3,58 10.

Komunitas yang padat menghadapi risiko tertentu dan wilayah yang paling rentan pasti
adalah Afrika, karena lalu lintas padat antara Cina dan Afrika. Sangat sedikit negara Afrika
yang memiliki kapasitas diagnostik yang memadai dan tepat serta tantangan yang nyata untuk
menangani wabah tersebut. Memang, virus itu mungkin akan segera menyerang Afrika.
WHO telah mengidentifikasi 13 negara dengan prioritas utama (Aljazair, Angola, Pantai
Gading, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, Ghana, Kenya, Mauritius, Nigeria, Afrika
Selatan, Tanzania, Uganda, Zambia) yang memiliki hubungan langsung dengan China atau
volume perjalanan yang tinggi ke China.

Studi terbaru menunjukkan bahwa pasien berusia ≥60 tahun berisiko lebih tinggi daripada
anak-anak yang kemungkinannya kecil untuk terinfeksi

Cara Virus Corona Menyebar Karena COVID-19 adalah penyakit baru, banyak aspek
mengenai bagaimana penyebarannya sedang diteliti. Penyakit ini menyebar selama kontak
dekat, seringkali oleh tetesan kecil yang dihasilkan selama batuk, bersin, atau berbicara.
Tetesan ditularkan, dan menyebabkan infeksi baru, ketika dihirup oleh orang-orang dalam
kontak dekat (1 hingga 2 meter, 3 hingga 6 kaki). Mereka diproduksi selama bernafas, namun
karena mereka relatif berat, mereka biasanya jatuh ke tanah atau permukaan.

Berbicara dengan suara keras melepaskan lebih banyak tetesan dari pada pembicaraan
normal. Sebuah penelitian di Singapura menemukan bahwa batuk yang tidak tertutup dapat
menyebabkan tetesan mencapai 4,5 meter (15 kaki). Sebuah artikel yang diterbitkan pada
bulan Maret 2020 berpendapat bahwa saran tentang jarak tetesan mungkin didasarkan pada
penelitian tahun 1930-an yang mengabaikan efek dari udara yang dihembuskan lembab yang
hangat di sekitar tetesan dan bahwa batuk atau bersin yang tidak terbuka dapat berjalan
hingga 8,2 meter (27 kaki) .

Setelah tetesan jatuh ke lantai atau permukaan, mereka masih dapat menginfeksi orang lain,
jika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian mata, hidung atau
mulut mereka dengan tangan yang tidak dicuci. Pada permukaan, jumlah virus aktif
berkurang dari waktu ke waktu hingga tidak lagi menyebabkan infeksi. Namun, secara
eksperimental, virus dapat bertahan di berbagai permukaan selama beberapa waktu,
(misalnya tembaga atau kardus selama beberapa jam, dan plastik atau baja selama beberapa
hari). Permukaan mudah didekontaminasi dengan desinfektan rumah tangga yang membunuh
virus di luar tubuh manusia atau di tangan. Khususnya, bagaimanapun desinfektan atau
pemutih tidak boleh ditelan atau disuntikkan sebagai tindakan perawatan atau pencegahan,
karena ini berbahaya atau berpotensi fatal.

Dahak dan air liur membawa sejumlah besar virus. Beberapa prosedur medis dapat
menyebabkan virus ditransmisikan lebih mudah dari biasanya untuk tetesan kecil seperti itu,
yang dikenal sebagai transmisi udara . Virus ini paling menular selama tiga hari pertama
setelah timbulnya gejala, meskipun penyebaran diketahui terjadi hingga dua hari sebelum
gejala muncul (penularan secara asimptomatik) dan pada tahap selanjutnya dari penyakit.
Beberapa orang telah terinfeksi dan pulih tanpa menunjukkan gejala, tetapi ketidakpastian
tetap dalam hal penularan tanpa gejala. Meskipun COVID-19 bukan infeksi menular seksual ,
dicium, hubungan intim, dan rute oral feses diduga menularkan virus.

Trend selama pandemi Covid 19 dimasyarakat diindonesia

Seiring penerapan tatanan normal baru, masyarakat Indonesia kembali harus


menyesuaikan gaya hidup dan rutinitas sehari-hari dengan tetap menerapkan physical
distancing sebagaimana yang dianjurkan.

Berdasarkan dengan pantauan trend selama pandemic dimasyarakat, trend selama


masa self-quarantine, kami merangkum ada 5 hobi atau aktivitas yang banyak
dilakukan di rumah dan akan atau sudah menjadi trend di era new normal. New
normal, cara hidup baru, dan kebisaan baru

1. Berkebun
Di awal masa PSBB, salah satu yang menjadi kendala adalah akses bagi bahan makanan
segar. Jadi  banyak yang mulai menyiasati dengan membuat kebun lahan terbatas sendiri
(urban farming) di rumah dan akhirnya menjadi salah satu hobi yang paling diminati oleh
masyarakat. Tanaman bumbu, sayur mayur dan buah merupakan sebagian tanaman yang
banyak dicari untuk pemenuhan kebutuhan pangan sekaligus menghias rumah. Berbagai
metode berkebun seperti sistem hidroponik, vertical garden, menanam dalam pot
memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas berkebun di lahan apapun, seperti pekarangan
rumah, pagar, dinding rumah, bahkan dalam ruang rumah sekalipun. Walaupun ada himbauan
untuk tetap di rumah, Anda tetap bisa menikmati keindahan alam dengan berkebun.
2. Mendekorasi rumah
Selain berkebun, Anda juga bisa mempercantik rumah dengan mendekorasi ulang atau
menata ulang furnitur atau bahkan mengecat ulang dinding dengan warna-warna baru.
Menurut data dari Lazada, kategori ‘Outdoor & Garden’ meningkat sebesar 38 persen.
Dalam masa new normal, sebagian mungkin akan tetap berada di rumah. Banyak konsumen
yang mengambil kesempatan untuk mendapatkan suasana baru di rumah dengan harga yang
lebih terjangkau dan membuat rumah lebih nyaman, baik untuk belajar, bekerja maupun
untuk bercengkrama bersama keluarga.
3. Memasak
Salah satu perubahan perilaku yang terjadi adalah bagaimana masyarakat mulai kembali ke
masakan rumah. Segala tips, trik, resep memasak sudah siap sedia melalui akses di
smartphone. Ini dapat dilihat dari adanya peningkatan di beberapa kategori seperti ‘Large
Appliances’ meningkat 22 persen, ‘Small Appliances’ meningkat 46 persen, dan ‘Kitchen
and Dining’ meningkat 28 persen.
Data ini menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen yang memilih untuk memasak di
rumah. Untuk mendukung konsumen dalam meningkatkan kemampuan memasak, di Lazada
juga tersedia program memasak bertajuk Dapur Lazada yang bisa dinikmati konsumen
melalui program LazLive, dimana konsumen bisa mendapatkan tips dan resep-resep terkini
dari berbagai juru masak, atau bahkan sesama konsumen.
4. Olahraga di Rumah
Tinggal di rumah selama PSBB bukan berarti melupakan kebugaran tubuh. Menjaga
kesehatan badan merupakan salah satu prioritas tertinggi selama masa pandemi. Banyak
konsumen yang mulai membuat gym pribadi di rumah agar tetap dapat berolahraga dengan
maksimal. Peralatan olahraga seperti barbel, resistance bands, yoga mat adalah beberapa
peralatan populer dan banyak dicari dan dibeli dalam kategori alat-alat olahraga di Lazada.
5. Gaming
Absennya kegiatan nge-mall dan hangout di coffee shop membuat banyak konsumen beralih
ke gaming sebagai entertainment utama dalam menghalau kebosanan. Bahkan tidak sedikit
yang mungkin mulai melihat gaming sebagai salah satu hobi dan mungkin bisa menjadi
profesi di masa depan.
Lazada optimis, pembelian voucher, gaming gear dan apparel di official store EVOS terus
mengalami peningkatan di era new normal. Hal ini didukung oleh WHO dimana bermain
game sangat dianjurkan untuk menjaga kondisi mental dan mengusir kebosanan selama
melakukan aktivitas di masa pandemi.
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat salah satu bentuk hiburan
yang banyak dipilih masyarakat di masa pandemi Covid-19 adalah bermain game online
sebesar 16,5 persen. Sementera musik online 15,3 persen. berdasarkan survey (APJII) 16,5
Persen Masyarakat Habiskan Waktu Main Game Online selama Pandemi Covid-19. Bahkan,
berdasarkan data yang didapatkan dari Newzoo Global Games Market Report 2020 jumlah
pendapatan dari mobile gaming secara global pada 2020 bertambah sebesar 13 persen dan
untuk pemain game online sendiri melebihi 3 miliar pemain hingga 2023. Berdasarkan data
dari Statista ada 50,8 juta pengguna mobile game di 2020. Hal tersebut tidak lepas dari imbas
kebijakan work from home (WFH) dan belajar di rumah. Alhasil membuat penggunaan dan
unduhan aplikasi game online melonjak, bahkan diprediksi akan meningkat sebanyak 21,6
persen di 2025.
Gejala COVID-19

Gejala awal infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyerupai gejala flu, yaitu demam,
pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan
sembuh atau malah memberat. Penderita dengan gejala yang berat bisa mengalami demam
tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut
muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus Corona. Secara umum, ada 3 gejala umum yang
bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

 Demam (suhu tubuh di atas 38 derajat Celsius)

 Batuk

 Sesak napas

Gejala-gejala COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah
penderita terpapar virus Corona. Demam adalah gejala yang paling umum, meskipun
beberapa orang yang lebih tua dan mereka yang memiliki masalah kesehatan lainnya
mengalami demam di kemudian hari.

Dalam satu penelitian, 44% orang mengalami demam ketika mereka datang ke rumah sakit,
sementara 89% mengalami demam di beberapa titik selama dirawat di rumah sakit.

Gejala umum lainnya termasuk batuk , kehilangan nafsu makan , kelelahan , sesak napas ,
produksi dahak , dan nyeri otot dan sendi . Gejala seperti mual , muntah , dan diare telah
diamati dalam berbagai persentase. Gejala yang kurang umum termasuk bersin, pilek, atau
sakit tenggorokan. Beberapa kasus di China awalnya hanya disertai sesak dada dan jantung
berdebar . Penurunan indra penciuman atau gangguan dalam rasa dapat terjadi. Kehilangan
bau adalah gejala yang muncul pada 30% kasus yang dikonfirmasi di Korea Selatan.

Seperti yang umum dengan infeksi, ada penundaan antara saat seseorang pertama kali
terinfeksi dan saat ia mengalami gejala. Ini disebut masa inkubasi . Masa inkubasi COVID-19
biasanya lima sampai enam hari tetapi dapat berkisar dari dua hingga 14 hari, meskipun
97,5% orang yang mengalami gejala akan melakukannya dalam 11,5 hari infeksi. Sebagian
kecil kasus tidak mengembangkan gejala yang terlihat pada titik waktu tertentu. Pembawa
tanpa gejala ini cenderung tidak diuji, dan perannya dalam transmisi belum sepenuhnya
diketahui. Namun, bukti awal menunjukkan bahwa mereka dapat berkontribusi pada
penyebaran penyakit. Pada bulan Maret 2020, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Korea (KCDC) melaporkan bahwa 20% dari kasus yang dikonfirmasi tetap tanpa gejala
selama tinggal di rumah sakit
Factor resiko covid-19
Meski dunia sudah pernah dilanda penyakit akibat virus corona yaitu MERS dan SARS, ini
adalah kali pertama Bumi terkena pandemi Covid-19. Covid-19 adalah penyakit baru.
Banyak simpang siur mengenai penyakit ini, mulai dari gejala hingga faktor risikonya.

Namun, para pakar dari World Health Organization (WHO) dan The Centers for Disease
Control and Prevention (CDC) menyebutkan ada beberapa faktor risiko yang menjadikan
Covid-19 menginfeksi seseorang secara lebih parah. Mengutip situs CDC, Senin
(13/4/2020), berikut faktor risiko Covid-19 menginfeksi seseorang secara lebih parah:

1. Mereka yang berusia di atas 65 tahun


2. Mereka yang tinggal di panti jompo
3. Mereka dengan beberapa kondisi medis termasuk: - Penyakit paru kronis dan asma
akut - Penyakit jantung yang serius - Immunocompromised seperti penyakit kanker,
transplantasi organ, perokok, defisiensi imun, HIV/AIDS, dan beberapa penyakit
imun lainnya
4. Mereka yang mengalami obesitas (BMI 40 atau lebih tinggi)
5. Mereka yang diabetes
6. Mereka dengan penyakit ginjal kronis
7. Mereka dengan penyakit hati.

Lisa Maragakis, M.D., M.P.H selaku Senior Director of Infection Prevention di John Hopkins
Medicine University mengatakan bahwa 8 dari 10 kematian akibat Covid-19 di AS adalah
pada pasien berusia di atas 65 tahun. “Sekitar 6 hingga 29 persen pasien berusia di atas 85
tahun membutuhkan perawatan intensif,” tuturnya seperti dikutip dari situs resmi John
Hopkins Medicine University.
Patofisiologi Covid-19
Patofisiologi COVID-19 diawali dengan interaksi protein spike virus dengan sel manusia.
Setelah memasuki sel, encoding genome akan terjadi dan memfasilitasi ekspresi gen yang
membantu adaptasi severe acute respiratory syndrome virus corona 2 pada inang.
Rekombinasi, pertukaran gen, insersi gen, atau delesi, akan menyebabkan perubahan genom
yang menyebabkan outbreak di kemudian hari.[2,3]

Severe acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) menggunakan reseptor


angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang ditemukan pada traktus respiratorius bawah
manusia dan enterosit usus kecil sebagai reseptor masuk. Glikoprotein spike (S) virus
melekat pada reseptor ACE2 pada permukaan sel manusia. Subunit S1 memiliki fungsi
sebagai pengatur receptor binding domain (RBD). Sedangkan subunit S2 memiliki fungsi
dalam fusi membran antara sel virus dan sel inang.

Setelah terjadi fusi membran, RNA virus akan dikeluarkan dalam sitoplasma sel inang. RNA
virus akan mentranslasikan poliprotein pp1a dan pp1ab dan membentuk kompleks replikasi-
transkripsi (RTC). Selanjutnya, RTC akan mereplikasi dan menyintesis subgenomik RNA
yang mengodekan pembentukan protein struktural dan tambahan.

Gabungan retikulum endoplasma, badan golgi, genomik RNA, protein nukleokapsid, dan
glikoprotein envelope akan membentuk badan partikel virus. Virion kemudian akan berfusi
ke membran plasma dan dikeluarkan dari sel-sel yang terinfeksi melalui eksositosis. Virus-
virus yang dikeluarkan kemudian akan menginfeksi sel ginjal, hati, intestinal, dan limfosit T,
dan traktus respiratorius bawah, yang kemudian menyebabkan gejala pada pasien.

Cara Menjega Penyebaran Virus Corona

Pencegahan Virus Corona Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus
Corona atau COVID19. Oleh sebab itu, cara pencegahan yang terbaik adalah dengan
menghindari faktorfaktor yang bisa menyebabkan Anda terinfeksi virus ini, yaitu:

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari orang lain,
dan jangan dulu ke luar rumah kecuali ada keperluan mendesak.
 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian, termasuk saat
pergi berbelanja bahan makanan.
 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung
alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat
umum.
 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan.
 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat.
 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai positif terinfeksi
virus Corona, atau orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke
tempat sampah.
 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan, termasuk
kebersihan rumah.

Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam
pemantauan) maupun PDP (pasien dalam pengawasan), ada beberapa langkah yang bisa
dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:

 Lakukan isolasi mandiri dengan cara tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara
waktu. Bila tidak memungkinkan, gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang
berbeda dengan yang digunakan orang lain.
 Jangan keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan pengobatan.
 Bila ingin ke rumah sakit saat gejala bertambah berat, sebaiknya hubungi dulu pihak
rumah sakit untuk menjemput.
 Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda
benar-benar sembuh
 Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang
sakit.
 Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan
tidur dengan orang lain.
 Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang
bersama orang lain.
 Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera
buang tisu ke tempat sampah.

Kondisi-kondisi yang memerlukan penanganan langsung oleh dokter di rumah sakit, seperti
melahirkan, operasi, cuci darah, atau vaksinasi anak, perlu ditangani secara berbeda dengan
beberapa penyesuaian selama pandemi COVID-19. Tujuannya adalah untuk mencegah
penularan virus Corona selama Anda berada di rumah sakit. Konsultasikan dengan dokter
mengenai tindakan terbaik yang perlu dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai