Anda di halaman 1dari 23

MODUL KEPERAWATAN KOMUNITAS 1

(NSA 525)

MODUL SESI 14
SISTEM KEPERAWATAN KESEHATAN DI INDONESIA

DISUSUN OLEH
Ns. Abdurrasyid, M.Kep.,Sp.Kep.Kom.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 23
SUBTOPIK 1
SISTEM KEPERAWATAN KESEHATAN

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Modul 14 akan memberikan ulasan mengenai topik ke 14 (empat
belas) mengenai sistem keperawatan kesehatan di Indonesia dalam
Mata Kuliah Keperawatan Komunitas 1 (satu). Sistem keperawatan
kesehatan yang dimaksud adalah trend sistem kesehatan yang diatur
oleh pemerintah Indoneisa. Pemahaman tentang trend sistem
kesehatan yang ada saat ini diharapkan membuat mahasiswa memiliki
pemahaman terkait alur pelayanan kesehatan yang dapat diberikan
bagi populasi dan masyarakat dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas.

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa memahami


sistem keperawatan kesehatan berupa trend sistem kesehatan di
Indonesia., dengan kriteria mahasiswa mampu memahami:
1. Sistem jaminan kesehatan nasional.
2. Program kesehatan di Puskesmas

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 23
B. Uraian
1. SISTEM JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN)
Program JKN adalah bentuk reformasi dibidang kesehatan yang
bertujuan untuk mengatasi permasalahan fragmentasi dan
pembagian jaminan kesehatan. Permasalahan ini terjadi dalam
skema Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang mengakibatkan
biaya kesehatan dan mutu pelayanan yang tidak terkerdali.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan melalui
mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
(mandatory).

Program Jaminan Kesehatan Masyarakat merupakan jaminan


perlindungan untuk pelayanan kesehatan secara menyeluruh
(komprehensif) yang mencakup pelayanan promotif, preventif
serta kuratif dan rehabilitatif yang diberikan secara berjenjang
bagi masyarakat/peserta yang iurannya dibayar oleh
Pemerintah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyrakat
miskin dan tidak mampu agar dapat mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara efektif dan efisien.
Gambar 1. Prorgam Jaminan Kesehatan Nasional

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 23
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan
dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial
yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak
yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran
atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah suatu tata cara


penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan
penyelenggara jaminan sosial. Badan hukum yang dibentuk
untuk penyelenggaraan program jaminan Kesehatan adalah
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Jaminan sosial meliputi:
a. Jaminan Kesehatan
b. Jaminan Kecelakaan Kerja
c. Jaminan Hari Tua

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 23
d. Jaminan Pensiun
e. Jaminan Kematian
Setiap penduduk di Indonesia wajib menjadi anggota atau
peserta BPJS Kesehatan termasuk orang asing yang telah
bekerja paling singkat dalam 6 bulan. Kepesertaan BPJS
Kesehatan dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan Kesehatan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan
Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu
sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
Pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh
Pemerintah dan diatur melalui Peraturan Pemerintah.
b. Bukan Penerima Bantua Iuran (PBI) jaminan Kesehatan
Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri dari pekerja
penerima upah dan anggota keluarganya, pekerja bukan
penerima upah dan anggota keluarganya atau bukan pekerja
dan anggota keluarganya

2. PROGRAM KESEHATAN PUSKESMAS


1) Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan dalam
pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya
dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki
perilaku sehat (kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 23
sehat); mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu,
hidup dalam lingkungan sehat; dan memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,kelompok
dan masyarakat. Dalam melaksanakan fungsinya,
puskesmas berkewajiban melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya dan terwujudnya kecamatan sehat.
Secara structural atau administratif, Puskesmas berada
dibawah administrasi Pemerintah Daerah kabupaten / Kota,
dimana pembinaan secara teknis diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kapubaten/Kota dan Provinsi. Aturan
menyatakan bahwa Puskesmas berfungsi sebagai
penyelenggara layanan kesehatan baik berupa upaya
kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan
perorangan (UKP). Kedudukan Puskesmas sebagai
“penyelenggara” layanan kesehatan menegaskan bahwa
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis tingkat pertama
dari Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan aspek
pemerintahan dalam bidang kesehatan di kabupaten/kota.
Gambar 2. Logo PUSKESMAS

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 23
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan
terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan
kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan
daya saing manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang
dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama.

Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN


adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh
semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan
saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan
kesehatan dilaksanakan melalui SKN. Komponen
pengelolaan kesehatan yang disusun dalam SKN
dikelompokkan dalam subsistem: a. upaya kesehatan; b.
penelitian dan pengembangan kesehatan; c. pembiayaan
kesehatan; d. sumber daya manusia kesehatan; e. sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan makanan; f. manajemen,
informasi, dan regulasi kesehatan; dan g. pemberdayaan
masyarakat. Subsistem upaya kesehatan adalah
pengelolaan upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan
pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 23
tingginya. Tujuan dari penyelenggaraan subsistem upaya
kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang
adil, merata, terjangkau, dan bermutu untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya. Unsur-unsur subsistem upaya kesehatan terdiri
dari:

a. upaya Kesehatan
b. fasilitas pelayanan Kesehatan
c. sumber daya upaya kesehatan; dan
d. pembinaan dan pengawasan upaya Kesehatan

Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang


mempunyai daya ungkit tinggi dalam pencapaian sasaran
pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan,
antara lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan
masyarakat miskin. Terdapat tiga tingkatan upaya
kesehatan, yaitu upaya kesehatan tingkat pertama/primer,
upaya kesehatan tingkat kedua/sekunder, dan upaya
kesehatan tingkat ketiga/tersier. Upaya Kesehatan Primer
terdiri dari pelayanan kesehatan perorangan primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat primer. Pelayanan
kesehatan perorangan primer adalah pelayanan kesehatan
dimana terjadi kontak pertama secara perorangan sebagai
proses awal pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
perorangan primer memberikan penekanan pada pelayanan
pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya
peningkatan dan pencegahan, termasuk di dalamnya
pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life
style). Pelayanan kesehatan perorangan primer

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 23
diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang dibutuhkan
dan mempunyai kompetensi seperti yang ditetapkan sesuai
ketentuan berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah,
tempat kerja, maupun fasilitas pelayanan kesehatan
perorangan primer baik Puskesmas dan jejaringnya, serta
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya milik pemerintah,
masyarakat, maupun swasta. Dilaksanakan dengan
dukungan pelayanan kesehatan perorangan sekunder
dalam sistem rujukan yang timbal balik.

Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan


peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan
pengobatan dan pemulihan dengan sasaran keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan masyarakat primer menjadi tanggung jawab
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang pelaksanaan
operasionalnya dapat didelegasikan kepada Puskesmas,
dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
dan/atau masyarakat. Masyarakat termasuk swasta dapat
menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat primer
sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang
berlaku dan bekerja sama dengan Pemerintah/ Pemerintah
Daerah. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat
primer ditanggung oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah
bersama masyarakat, termasuk swasta.
Pemerintah/Pemerintah Daerah wajib melaksanakan dan
membiayai pelayanan kesehatan masyarakat primer yang
berhubungan dengan prioritas pembangunan kesehatan
melalui kegiatan perbaikan lingkungan, peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan kematian serta paliatif.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 23
didukung kegiatan lainnya, seperti surveilans, pencatatan,
dan pelaporan yang diselenggarakan oleh institusi
kesehatan yang berwenang.
Gambar 3. Ilustrasi layanan Puskesmas

2) Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas


Prinsip-prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah,
kemandirian masyarakat, pemerataan, teknologi tepat guna,
dan keterpaduan dan kesinambungan. Paradigma sehat
mengandung makna bahwa Puskesmas mendorong seluruh
pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya
mencegah dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Puskesmas
menerapkan prinsip pertanggungjawaban wilayah dimana
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Melalui prinsip kemandirian masyarakat puskesmas
mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 23
kelompok, dan masyarakat. Melalui prinsip pemerataan,
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas diharapkan dapat diakses dan terjangkau oleh
seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa
membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan serta memanfaatkan teknologi tepat guna yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan
dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Melalui prinsip
keterpaduan dan kesinambungan, puskesmas
mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta
melaksanakan sistem Rujukan yang didukung dengan
manajemen Puskesmas.

3) Persyaratan Perkesmas
Menurut permenkes nomor 75 tahun 2014, persyaratan
Puskesmas meliputi:
a. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
b. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat
didirikan lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
c. Pertimbangan pendirian puskesmas meliputi
pertimbangan akan kebutuhan pelayanan, jumlah
penduduk dan aksesibilitas.
d. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan
lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan,
ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
4) Kategori Puskesmas
Puskesmas dikategorikan berdasarkan karakteristik wilayah
kerja dan kemampuan penyelenggaran. Berdasarkan
karakteristik wilayah kerja, Puskesmas dibedakan menjadi
Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 23
pedesaan, Puskesmas kawasan terpencil dan sangat
terpencil.

Berdasarkan kemampuan penyelenggaraan , Puskesmas


dikategorikan menjadi Puskesmas non rawat inap dan
Puskesmas rawat inap. Puskesmas non rawat inap adalah
Puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat
inap, kecuali pertolongan persalinan normal. Puskesmas
rawat inap adalah Puskesmas yang diberi tambahan sumber
daya untuk meenyelenggarakan pelayanan rawat inap,
sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

5) Upaya Kesehatan Puskesmas


Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Puskesmas bertigas
menjalankan kebijakan kesehatan dalam rangka
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Terkait hal
tersebut, Puskesmas berperan dalam menyelenggarakan: 1.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan b.
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya. Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat
pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan
pengembangan. Yang dimaksud upaya kesehatan
masyarakat esensial meliputi:
a. pelayanan promosi kesehatan;
b. pelayanan kesehatan lingkungan;
c. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana;
d. pelayanan gizi; dan
e. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
f. surveilans dan sentinel SKDR

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 23
Gambar 4. Upaya esensial puskesmas

Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut wajib


diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung
standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang
kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya
memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan
dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah
kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. Sementara itu, upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama meliputi:
a. rawat jalan;
b. pelayanan gawat darurat;
c. pelayanan satu hari (one day care);

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 23
d. home care; dan/atau
e. rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan kesehatan.

Untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat dan


perorangan, Puskesmas juga menyelenggarakan upaya
penunjang meliputi:
a. manajemen Puskesmas;
b. pelayanan kefarmasian;
c. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan
d. pelayanan laboratorium.

Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pelayanan,


Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas
dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan. Jaringan
pelayanan Puskesmas terdiri atas Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling, dan bidan desa. Jejaring fasilitas
pelayanan kesehatanterdiri atas klinik, rumah sakit, apotek,
laboratorium, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
Adapun sumber pendanaan puskesmas meliputi:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN);
c. sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Sistem informasi Puskesmas paling sedikit mencakup:


a. pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan
jaringannya;
b. survei lapangan;
c. laporan lintas sektor terkait; dan
laporan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah
kerjanya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 23
3. TEORI SIMPUL I-IV
1) Teori Simpul I: Sumber Penyakit
Sumber Penyakit adalah titik mengeluarkan atau meng-
emisikan agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen
lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit
melalui kontak secara langsung atau melalui media
perantara (yang juga komponen lingkungan). Umumnya
melalui produk bahan beracun yang dihasilkannya ketika
berada dalam tubuh, atau secara langsung dapat
mencederai sebagian atau seluruh bagian tubuh manusia,
sehingga menimbulkan gangguan fungsi maupun morfologi
(bentuk organ tubuh). Agent penyakit di bagi menjadi 3
kelompok besar :
a. Mikroorganisme, seperti virus, amoeba, jamur, bakteri,
parasit dan lain-lain.
b. Kelompok Fisik, misalnya kekuatan radiasai,energi
kebisingan, kekuatan cahaya.
c. Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida,
merkuri, cadmium, CO, H2S
Secara ekosistem, penyakit dibagi 2 yaitu:
a. Penyakit menular, adalah penyakit yang umumnya
disebabkan oleh mikroba yang dapat dipindahkan
secara langsung maupun melalui perantara binatang.
b. Penyakit tidak menular, Penyakit tidak menular
disebabkan oleh berbagai bahan atau komponen
lingkungan berupa bahan kimia maupun zat dengan
kekuatan fisik
2) Teori simpul II: Media Transisi Penyakit
Mengacu pada gambar skema, komponen lingkungan yang
dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya hanya
ada lima komponen lingkungan yang lazim yang kita kenal
sebagai media transmisi penyakit, yakni :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 23
a. Udara
Udara bisa dikatakan sehat apabila tidak mengandung
satu atau lebih agent penyakit.
b. Air
Dikatakan memiliki potensi menimbulkan penyakit kalau
didalamnya terdapat bakteri atau bahan kimia beracun
seperti pestisida.
c. Tanah/pangan
Agent penyakit dapat berpindah-pindah dari satu media
ke media lain. Dapat pula mengendap di dalam tanah
dan berbagai bahan beracun tersebut dapat terserap
akar tanaman pangan.
d. Serangga/ Binatang
Misalnya penyebaran penyakit malaria dari keluarga
Anopheles
e. Manusia/ Langsung.
Dari kelima media transmisi di atas, ada agent penyakit
tidak menular seperti bahan kimia toksik juga berasal
dari sebuah sumber, misalnya knalpot mobil, cerobong
asap industri dan lain – lain.

3) Teori simpul III: Pemajanan (Behavioural Exposure)


a. Agent penyakit, dengan atau tanpa menumpang
komponen lingkungan, masuk kedalam tubuh melalui
proses yang kita kenal sebagai proses Hubungan
interaktif.
b. Hubungan interaktif antara komponen lingkungan
dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur
dalam konsep yang disebut sebagai perilaku
pemajanan atau behavioural exposure.
c. Perilaku Pemajanan adalah jumlah kontak antara
manusia dengan komponen lingkunganyang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 23
mengandung potensi bahaya penyakit (agen penyakit).
Misalnya jumlah pestisida yang mengenai kulit seorang
petani ketika sedang menyemprot tanaman di sawah.
d. Masing-masing agent penyakit yang masuk kedalam
tubuh dengan cara-cara yang khas ada tiga jalan atau
route of entry yakni :
a) Sistem Pernapasan
b) Sistem Pencernaan
c) Masuk melalui permukaan kulit
4) Teori simpul IV: Kejadian Penyakit
Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif
antara penduduk dengan lingkungan yang memilikki potensi
bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit
kalau salah satu maupun bersama mengalami kelainan
dibandingkan rata-rata penduduk lainnya.bisa kelainan
bentuk atau kelainan fungsi, sebagai hasil interaksi Dengan
lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial.
5) Simpul V
Kejadian penyakit itu sendiri masih dipengaruhi oleh
kelompok variabel simpul 5, yakni:
1) Iklim variabel yang membentuk cuaca dan iklim adalah
suhu, kelembaban, angin serta kondisi spasia.
Misalnya pegunungan, pantai, daerah tropis.
2) Topografi
3) Temporal. Pola penyakit pada sebuah komunitas dan
sekaligus masalah kesehatan, berubah dari waktu
kewaktu, dari musim ke musim serta berbeda satu
tempat ke tempat yang lain. Perubahan ini sejalan
dengan perubahan berbagai faktor resiko kesehatan
seperti kependudukan, sosial ekonomi dan geografi
atau ekosistem. Pemberantasan penyakit menular
disamping memiliki universalitas global, mengandung

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 23
makna pendekatan manajemen berdasar kondisi
spesifik lokal temporal pula.
4) Suprasystem lainnya. Yakni keputusan politik berupa
kebijakan mikro yang bisa mempengaruhi semua
simpul. Kebijakan makro yang merupakan keputusan
pengambil kebijakan yang dapat atau memang
ditujukan untuk mempengaruhi kondisi lingkungan
strategis lainnya juga harus diperhitungkan. Kebijakan
makro yang sifatnya dapat mempengaruhi simpul 1
hingga 4 sekaligus, misalnya kebijakan pembangunan
berwawasan kesehatan yang dapat mempengaruhi
simpul 1 hingga 4. paradigma atau model kesehatan
lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh topografi, suhu
lingkungan, kelembaban dan lain sebagainya.

4. PRINSIP MANAJEMEN PENYAKIT MENULAR


1) Manajemen penyakit berbasis wilayah adalah salah satu
pendekatan ilmu kesehatan masyarakat yang senantiasa
berbasis komunitas.
2) Komunitas adalah sekelompok orang yang memiliki satu
atau lebih kesamaan variabel.
3) Kesamaan variabel tidak harus berupa kesamaan wilayah
namun juga bisa hobi. Setiap pendekatan kesehatan
masyarakat harus memiliki beberapa ciri atau prinsip-prinsip,
antara lain :
a) Kesehatan masyarakat senantiasa berbasis komunitas
dalam satu wilayah atau juga kesamaan risiko
kesehatan yang sama. Komunitas juga sering disebut
dengan istilah masyarakat.
b) Kesehatan masyarakat senantiasa berorientasi
pencegahan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
17 / 23
c) Community involvement atatu community participation.
Keterlibatan masyarakat dalam mencapai berbagai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
d) Ilmu dan metode kesehatan masyarakat, juga
mengutamakan kerja sama lintas ilmu, lintas sektor dan
kemitraan
e) Terorganisir. Semua keempat hal diatas hendaknya
diorganisasi dengan baik.
Kegiatan manajemen penyakit menular dapat dilakukan
dengan melakukan orientasi penycegahan dan
pengendalian pada sumber penyakit. Langkah yang dapat
ditempuh untuk melakukan hal tersebut yaitu:
a) Advokasi, kerjasama, bimbingan dan manajemen PTM
b) Promosi, pencegahan, dan pengurangan faktor risiko
PTM melalui pemberdayaan masyarakat
c) Penguatan kapasitas dan kompetensi layanan
kesehatan, serta kolaborasi sektor swasta dan
profesional
d) Penguatan surveilans, pengawasan dan riset PTM
Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan yaitu Kerjasama
lintas sekotr-lintas batas wilayah kemitraan. Penyakit
menular tidak mengenal batas wilayah administrasi. Dua
wilayah berbatasan antarkabupaten yang memiliki problem
penyakit sejenis harus melakukan sinkronisasi program-
program pemberantasan penyakit yang sama dengan
sumber daya masing masing kabupaten/kota. Kerjasama
tidak hanya antar wilayah namun bisa pula dengan negara
lain sekitar.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
18 / 23
5. LANGKAH-LANGKAH MANAJEMEN PENYAKIT
Untuk melaksanakan Manajemen Penyakit Menular atau
Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah pada sebuah wilayah
administratif tertentu, maka secara umum perlu dilakukan hal-hal
sebagai berikut :
1) Tentukan wilayah administratif, apakah wilayah puskesmas
atau wilayah kabupaten
2) Tentukan prioritas penyakit atau faktor risiko berkenaan
yang hendak dikendalikan
3) Pengumpulan evidences, data atau fakta dengan tujuan
penggambaran proses kejadian penyakit atau patogenesis
penyakit atau dalam kejadian penyakit menular
Pengumpulan Informasi
1) Pertemuan Awal
Pertemuan awal bertujuan mengikat para mitra atau
stakeholders, medapatkan kesamaan platform atau
pemahaman yang sama terhadap suatu permasalahan
penyakit dan faktor risikonya serta menyepakati terhadap
sebuah Rencana Kegiatan Surveilans yang akan
dilaksanakan.
2) Pertemuan periodik
Pertemuan ini bisa dilakukan setiap 6 bulan sekali, atau
sekurangkurangnya setahun sekali. Tujuannya adalah untuk
menilai kinerja kegiatan surveilans itu sendiri serta menilai
kemajuan pengendalian penyakit beserta faktor risiko
berkenaan.
3) Pelaksanaan
a. Pengumpulan data
Data yang dikumpul kan adalah data epidemiologi yang
jelas, tepat, dan ada hubungannya dengan penyakit
yang bersangkutan, kejadian penyakit secara
keseluruhan serta faktor risikopenyakit berkenaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
19 / 23
Untuk menjalankan surveilans yang baik, pengumpulan
data harus dilaksanakan secara terus menerus.
b. Pengolahan, Analisis dan Interpretasi 13 analisis data
harus dilakukan secara baik, tergantung tujuannya.
Variabel-variabel diolah harus dapat menggambarkan
suatu permasalahan dan faktor risiko yang
mempengaruhi serta bagaimana data yang ada dapat
menjelaskan tujuan dari suatu kegiatan surveilans.
Dalam melakukan analisis dan interpretasi data, yang
harus dilakuakan adalah:
a) Memahami kualitas data dan mencari metode terbaik
untuk menarik kesimpulan.
b) Menarik kesimpulan dari suatu rangkaian data
deskriptif.
Penyajian hasil analisis data surveilans epidemiologi dapat
digunakan :
a. Teks, yaitu gambaran dari variabel-variabel yang ada
dituangkan dalam bentuk tulisan atau uraian dalam
bentuk kalimat-kalimat
b. tabel, yang menggambarkan satu variabel atau lebih.
Bisa mengunakan tabulasi silang apabila
menggambarkan dua variabel atau lebih.
c. Grafik, dibuat untuk membantu membaca mengerti
dengan cepat perbedaan yang ada pada data. Analisis
data surveilans epidemiologi diawali dengan membuat
pola penyakit menurut orang, tempat/wilayah, dan
waktu.
4) Pertemuan Periodik Lintas Sektor Pertemuan ini bisa dilakukan
setiap 6 bulan sekali, atau sekurangkurangnya setahun sekali.
Tujuannya adalah untuk menilai kinerja kegiatan surveilans itu
sendiri serta menilai kemajuan pengendalian penyakit beserta
faktor risiko berkenaan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
20 / 23
C. Latihan
1. Apakah yang dimaksud program JKN?
2. Apa yang dimaksud dengan Puskesmas?
3. Layanan esensial masyarakt pada puskesmas terdiri dari?

D. Kunci Jawaban
1. Program JKN adalah bentuk reformasi dibidang kesehatan yang
bertujuan untuk mengatasi permasalahan fragmentasi dan
pembagian jaminan Kesehatan, Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat merupakan jaminan perlindungan untuk pelayanan
kesehatan secara menyeluruh (komprehensif) yang mencakup
pelayanan promotif, preventif serta kuratif dan rehabilitatif yang
diberikan secara berjenjang bagi masyarakat/peserta yang
iurannya dibayar oleh Pemerintah
2. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya
3. Pelayanan promosi Kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pencegahan dan
pengendalian penyakit, dan surveilans dan sentinel SKDR

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
21 / 23
E. Daftar Pustaka
1. Allender, Rector, & Warner. (2014). Community and Public
Heatlh Nursing. Promoting the Public’s Health. 8th Edition.
Philadelphia: Lipincot
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
128/Menkes/Sk/Ii/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012
Tentang Sistem Kesehatan Nasional.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75
Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Petunjuk
teknis pos pebindaan penyakit tidak menular (POSBINDU PTM).
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
6. https://www.online-
journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/3593
7. https://www.researchgate.net/profile/Rully_Roesli3/publication/3
22155463_Kesiapan_Masyarakat_dalam_Melaksanakan_dan_
Memanfaatkan_Posyandu_Penyakit_Tidak_Menular_di_Desa_
Cilayung_dan_Cipacing_Kecamatan_Jatinangor/links/5a51fc86
0f7e9bbc10549043/Kesiapan-Masyarakat-dalam-
Melaksanakan-dan-Memanfaatkan-Posyandu-Penyakit-Tidak-
Menular-di-Desa-Cilayung-dan-Cipacing-Kecamatan-
Jatinangor.pdf

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
22 / 23

Anda mungkin juga menyukai