PERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT
A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan mewujudkan wilayah kerja Puskesmas
yang sehat dengan masyarakat yang Memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat, Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu,
Hidup dalam Lingkungan sehat, dan Memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah Meningkatkan
kesadaran. Kemauan dan Kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk
meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu
mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi
yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. Dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub system
Upaya Kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu
UKP dan UKM. UKM terutama diselenggarakan oleh
Pemerintah dengan Peran serta aktif masyarakat dan swasta,
sedangUKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta
dan pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus
harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, professional dan
bermutu.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama dengan lebih
mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif di Wilayah
Kerjanya.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) di strata pertama pelayanan
kesehatan dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
di Kabupaten/ Kota.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Kinerja Puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sangat
menentukan kinerja Kabupaten/ Kota untuk mewujudkan
masyarakat sehat diwilayahnya. Prinsip penyelenggaraan
upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu, terjangkau dan
bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan dan
bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan di
Puskesmas, sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal.
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan diwujudkan
melalui penyelengaraan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun
sakit.
Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam
upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan,
diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat
lebih bermutu karena diberikan secara holistik, komprehensif
pada semua tingkat pencegahan. Upaya keperawatan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang
dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai
tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam
bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Untuk mencapai kemandirian masyarakat
baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas (Kepmenpan No. 94 tahun 2001).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksana Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
dengan Pemberian Asuhan Keperawatan yang bermutu
di UPTD Puskesmas Dangung-Dangung
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan Petugas Kesehatan dalam
melaksanakan pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat dengan Pemberian Asuhan
Keperawatan di UPTD Puskesmas Dangung-
Dangung;
b. Tersedianya Perawatan Kesehatan Masyarakat
dengan Pemberian Asuhan Keperawatan yang tepat
dan bermanfaat bagi pasien;
c. Diperolehnya persepsi yang sama dalam
penyelenggaraan keperawatan kesehatan
masyarakat di Puskesmas Dangung-Dangung ;
d. Meningkatnya keterpaduan dalam
penyelenggaraan Pelayanan kesehatan di
Puskesmas Dangung-Dangung;
e. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan
kesehatan pada masyarakat, terutama kelompok
rentan dan risiko tinggi;
f. Diperolehnya dukungan sumber daya yang
memadai dalam penyelenggaraan upaya
keperawatan kesehatan masyarakat.
C. Sasaran Pedoman
Sasaran Pedoman Pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat dengan Pemberian Asuhan Keperawatan adalah
Petugas yang memberikan Asuhan Keperawatan.
E. Batasan Operasional
1. Perawat
Adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pelayanan keperawatan
Adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang komprehensif
yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
3. Puskesmas
Adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
4. Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu
kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
5. Pelayanan Asuhan Keperawatan
Adalah Suatu Proses atau rangkaian kegiatan
Pelayanan keperawatan yang langsung diberikan
kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan (Individu, Keluarga, Kelompok/ Komunitas)
dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM) dengan menggunakan proses keperawatan dan
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawab keperawatan.
6. Sasaran Asuhan Keperawatan Individu
Adalah Setiap Individu yang memiliki masalah
kesehatan yang membutuhkan Pelayanan Asuhan
Keperawatan tentang masalah kesehatannya.
7. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
Adalah Keluarga dengan anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan yang membutuhkan
Pelayanan Asuhan Keperawatan tentang masalah
kesehatan pada keluarganya.
8. Sasaran Asuhan Keperawatan Komunitas (Kelompok/
Masyarakat)
Adalah Komunitas yang memiliki masalah kesehatan
pada Komunitasnya yang membutuhkan Pelayanan
Asuhan Keperawatan Komunitas.
9. Form Asuhan Keperawatan
Adalah Kartu/ Buku/ Catatan yang berisi tentang
Asuhan Keperawatan yang diberikan oleh Perawat
Pelaksana, baik Asuhan Keperawatan dengan Sasaran
Individu, Keluarga maupun Kelompok/ Masyarakat
10. Kohort Asuhan Keperawatan
Kohort Asuhan Keperawatan adalah instrumen
pencatatan yang digunakan oleh Perawat Penanggung
Jawab Daerah Binaan (Perawat PJ Darbin) untuk
memantau perkembangan hasil kegiatan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan oleh Perawat
Pelaksana baik kepada Keluarga maupun Kelompok/
Masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan Perkesmas
yang dikelolanya.
11. Register Asuhan Keperawatan
Adalah Rekapan Catatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan yang diberikan oleh Perawat Pelaksana
maupun Perawat Penanggung Jawab Daerah Binaan
(Perawat PJ Darbin) yang memberikan Asuhan
Keperawatan dengan Sasaran Individu, Keluarga
maupun Kelompok/ Masyarakat melalui Kartu maupun
Kohort Asuhan Keperawatan.
12. Proses Keperawatan
Adalah Metode Keperawatan yang sistemastis, berpusat
pada klien dan berorientasi pada tujuan yang
menyediakan kerangka kerja dalam praktik
keperawatan.
13. Tahap Proses Keperawatan
Adalah Terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi
Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
14. Pengkajian Keperawatan
Adalah Tahapan Dasar dari seluruh Proses Keperawatan
dengan Tujuan mengumpulkan informasi dan data-data
pasien.
15. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah formulasi diagnosis
keperawatan baik individu, keluarga maupun
kelompok/ masyarakat yang menggunakan ketentuan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16. Intervensi Keperawatan
Adalah Panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien dan atau/ atau tindakan yang
harus dilakukan oleh Perawat untuk memberikan
Pelayanan Asuhan Keperawatan kepada Klien.
17. Implementasi Keperawatan
Adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
18. Evaluasi Keperawatan
Adalah Merupakan Kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan dan
mengetahui apakah tujuan tercapai.
19. SOP (Standar Operasional Prosedur)
Adalah suatu instruksi atau perintah kerja atau tata
cara yang terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi
mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu
pekerjaan.
20. Koordinator Perkesmas
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Profesi
Ners atau jika tidak tersedia boleh D3 Keperawatan
dengan syarat sudah mengabdi sebagai Perawat
Pelaksana Selama minimal 7 Tahun yang diberikan
tanggung jawab oleh kepala puskesmas melalui SK
Kepala Puskesmas untuk mengkoordinir jalannya
kegiatan Perkesmas di Puskesmas
21. PJ Darbin ( Penanggung Jawab Daerah Binaan)
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Minimal
D3 Keperawatan dan diberikan Tanggung Jawab
wilayah binaan yang memiliki Tugas Membantu
koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan
Perkesmas di daerah yang menjadi Tanggung Jawabnya
22. Pelaksana Perkesmas
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Minimal
D3 Keperawatan yang melaksanakan kegiatan
Perkesmas dalam wilayah tertentu dan dalam
pengawasan PJ Darbin dan Koordinator Perkesmas
F. Landasan Hukum
1. Undang – undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 26 Tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
3. Revisi Kepmenkes No. 279 Tahun 2006 Pedoman
Penyelenggaraan Perkesmas
4. Permenkes No. 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat
5. Permenkes No. 43 Tahun 2019 Tentang Kebijakan
Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tabel 2.1
Kualifikasi Sumber Daya Manusia
2. Distribusi Ketenagaan
Petugas yang menjadi ketenagaan Pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah Perawat yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan Profesi Ners dan atau D3
Keperawatan, dengan pembagian :
a. Koordinator Perkesmas
Koordinator Perkesmas adalah Perawat yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan Profesi Ners atau jika tidak
ada, Perawat yang memiliki kualifikasi Pendidikan D3
Keperawatan yang telah menjadi Perawat Pelaksana
minimal selama 7 Tahun
b. Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ Darbin)
Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ Darbin)
adalah yang memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal
D3 Keperawatan, yang membawahi satu atau lebih
wilayah binaan baik berupa Nagari ataupun berupa
Jorong
c. Pelaksana Perkesmas
Perawat Pelaksana Perkesmas adalah yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan minimal D3 Keperawatan,
yang melaksanakan Perawatan Kesehatan
Masyarakat pada satu atau lebih wilayah baik berupa
Nagari ataupun berupa Jorong
3. Jadwal Pelayanan
Pelayanan Asuhan Keperawatan di UPTD Puskesmas
Dangung-Dangung adalah :
Individu : 08.30 – 12.00 WIB
Keluarga : 08.30 – Selesai
Komunitas (Kelompok/ Masyarakat)
: 08.30 – Selesai
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja
atau dapat menyesuaikan dengan jadwal yang ada.
BAB III
STANDAR FASILITAS
DENAH RUANGAN
PELAYANAN PERKESMAS
Gambar 3.2
Peta Wilayah Pelayanan Perkesmas
Gambar 4.1
Lingkaran Dinamis Proses Keperawatan.
Keterangan
Peran Perawat
Peran Klien
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP)
maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Upaya
preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary
prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
Berdasarkan uraian diatas, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyarakat;
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity
of care);
3. Fokus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) baik pada
pencegahan tingkat pertama, kedua maupun ketiga;
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan
masyarakat kepada klien (individu, keluarga, kelompok,
masyarakat) sehingga terjadi kemandirian;
5. Ada kemitraan perawat kesehatan masyarakat dengan
masyarakat dalam upaya kemandirian klien;
6. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain
serta masyarakat.
Pelayanan Asuhan Keperawatan Adalah Suatu Proses
atau rangkaian kegiatan Pelayanan keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Sasaran Pelayanan Perkesmas adalah
Seluruh masyarakat baik sehat maupun sakit di wilayah
kerja Puskesmas dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM) dengan menggunakan proses keperawatan
dan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.
Pelayanan Perkesmas di UPTD Puskesmas Dangung-
DAngung meliputi berbagai kegiatan dan Sasaran. Sasaran
keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan akibat factor ketidak tahuan, ketidak mauan
maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama :
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.
Upaya Kes
Upaya
Pengem
Kes Keperawatan Kesehatan Masyarakat bangan
Pengem
bangan
Tabel 4.4
Register Pelayanan Perkesmas
Tabel 4.5
Register Pelayanan Perkesmas Terintegrasi dengan PIS-PK
No KEGIATAN JUMLAH
1 SASARAN INDIVIDU
2 SASARAN KELUARGA
3 SASARAN KELOMPOK
Nama…………………. Nama……………………….
NIP. ………………………………….. NIP. …………..…………………..
Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal
ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus
disampaikan oleh penanggung jawab kepada pihak
yang memberi tugas sebagai bentuk
pertanggungjawaban
Pentingnya menyusun laporan kegiatan ini
dikarenakan:
1) Sebagai dasar penentuan kebijakan dan
pengarahan pimpinan
2) Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan
berikutnya
3) Dapat diketahui perkembangan dan proses
peningkatan kegiatan
4) Menjadi data sejarah perkembangan satuan yang
bersangkutan
Gambar 4.3
ALUR PENCATATAN &
PELAPORAN PELAYANAN PERKESMAS
K. PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN PERKESMAS
1. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Perkesmas
a. Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara
individu yang belum berpengalaman dengan yang
sudah berpengalaman dalam kurun waktu tertentu.
1) Karakter Preseptor :
• Pengetahuan, keterampilan & pengalaman yang
mencukupi
• Inovasi keterampilan klinis
• Kemampuan mengaitkan antara teori ke
praktik
• Percaya diri
• Sifat terbuka
• Sifat peduli, menghargai & toleransi
• Bertanggung jawab
2) Peran Preseptor :
Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan
kebijakan/ peraturan/ pedoman/ panduan/
standar prosedur operasional kepada perawat
pelaksana
Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang
informal, kolaboratif, dan positif
Menjadi role model yang positif dan efektif
Memberikan pengalaman pembelajaran dalam
memberikan asuhan keperawatan di
Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
Mengevaluasi penampilan kinerja perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas.
Memberikan umpan balik selama proses
bimbingan teknis
Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada
perawat pelaksana
3) Tanggung Jawab Preseptor :
Terselenggaranya proses bimbingan teknis
keperawatan di Puskesmas
Menumbuhkan dan mengembangkan rasa
percaya diri perawat pelaksana yang
dibimbingnya
Selalu siap saat dibutuhkan, contoh pada
kasus wabah/pandemi
Berperan sebagai pembela apabila ada kasus yg
melibatkan perawat
4) Metode dan Tahap Preseptorship :
Direct Instruction
Case-Based Teaching
Case Presentation
Bed-side teaching/ Home-side Teaching
b. Mentorsip
Kegiatan mentorsip disebut Mentoring.
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja
melalui transfer pengetahuan dan keterampilan dari
orang yang lebih berpengalaman di bidang yang sama.
1) Manfaat Mentoring
2) Tipe Mentoring
3) Tahap Kegiatan Mentoring
4) Implementasi Mentoring
5) Syarat Menjadi Mentoring
6) Tugas Mentor
7) Hal yang Ditawarkan Mentor untuk Mentee
8) Hal yang diperhatikan oleh Mentee dalam
mengikuti Mentoring
2. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas
Pengawasan adalah rangkaian upaya pengamatan
pelaksanaan kegiatan operasional untuk menjamin
pelaksanaan perkesmas sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan di awal tahun. Hal ini sebagai bagian
tanggung jawab Koordinator Perkesmas untuk
menemukan pelaksanaan kegiatan perkesmas konsisten
atau selaras dengan perencanaan dan tujuan dari
Puskesmas setempat. Dalam pedoman manajemen
Puskesmas disampaikan bahwa kegiatan pengawasan
harus mencakup administrasi, sumber daya, pencapaian
kinerja dan teknis pelayanan.
Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Controlling harus senantiasa dilaksanakan oleh
Koordinator Perkesmas demi mencapai tujuan dan
menjaga mutu layanan perkesmas. Merujuk dari ilmu
manajemen pengendalian memiliki fungsi sebagai alat
kendali dalam memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan
dalam organisasi dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan. Bila diselaraskan dengan pelayanan
perkesmas, pengendalian merupakan langkah untuk
melihat dan memastikan pelaksanaan pelayanan
perkesmas disesuaikan dengan perencanaan kegiatan
perkesmas. Dengan adanya fungsi pengendali ini maka
sumber daya yang digunakan untuk pelayananan
perkesmas dapat dipastikan diguna dayakan secara efektif
dan efisien sesuai tujuan pencapaian Indeks Keluarga
Sehat setempat. Proses yang dilaksanakan saat
pengawasan dan pengendalian yakni membandingkan
secara aktual kegiatan perkesmas dengan standar yang
telah disusun dalam hal ini indikator-indikator yang ada.
Indikator masukan, proses luaran/dampak sebaiknya
dapat menjadi tilikan dan pertimbangan bagi koordinator
perkesmas.
Pengawasan dan Pengendalian yang aktif senantiasa
mengikuti siklus manajemen yakni dimulai dari masukan,
proses dan luaran/dampak. Apabila dijumpai hal yang
tidak sesuai, disegerakan untuk melakukan tindakan
perbaikan berkelanjutan.
Langkah awal dari pengawasan dan pengendalian
yakni penetapan target sesuai capaian dari setiap
indicator yang digunakan. Dalam pemilhan indikator
perlu di ingat prinsip Tangible dan Intangible.
a) Tangible (terukur atau nyata)
Tangible adalah standar yang dapat diukur dan
nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang
terukur (Measurable Standards). Standar Terukur
yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar
biaya (Cost), standar penjualan (Sales), standar
pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas
(Productivity) hingga laba yang harus dicapai
(Profit).
b) Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud)
Intangible adalah standar yang tidak dapat diukur
secara moneter ataupun angka. Standar Intangible
ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan
standar tangible. Contohnya Standar Intangible
seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan,
kreativitas karyawan ataupun kesetiaan pelanggan.
4) Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang
mendapatkan asuhan keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan
binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas, dikali 100%.
d) Indikator Outcome (Indikator Dampak)
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan
Perkesmas yaitu peningkatan Indeks Keluarga Sehat
(IKS) tingkat Puskesmas. Pemahaman dari jenis
indikator pengawasan dan pengendalian dari
masukan, proses dan luaran/dampak menjadi
acuan saat melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan perkesmas. Pelaksanaan
penyelenggaraan perkesmas akan tercatat dalam
sebuah laporan kegiatan. Laporan tersebut menjadi
bahan kegiatan pengawasan, pengendalian dan
penilaian untuk melihat dengan perencanaan
sebelumnya.
Data Rancangan Usulan Kegiatan (RUK)
maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Perkesmas pada
tahun berjalan berserta notulensi atau dokumen
terkait laporan kegiatan menjadi bahan untuk
pengawasan bagi Koordinator Perkesmas.
Pengawasan internal diselaraskan dengan
penanggung jawab kegiatan UKM esensial atau
pengembangan. Peranan Koordinator Perkesmas
dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan
UKP antara lain pelayanan perkesmas pada
sasaran individu untuk pemenuhan kebutuhan
dasar dan kemandirian individu dalam perawatan
diri yang yang telah dilayani dalam waktu berjalan
disesuaikan data perencanaan kegiatan (RUK, RKA
dan atau RPK)
e) Indikator Kinerja Fungsional :
Yaitu indikator kinerja perawat puskesmas untuk
mengukur pencapaian angka kredit jabatan
fungsionalnya.
Cara Pengukuran : Jumlah kegiatan perawat dalam
mencapai indikator kinerja kliniknya dibagi dengan
Indikator Output, dikali 100%
Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan
pengendalian pelayanan perkesmas berupa tindakan
perbaikan. Koordinator perkesmas harus senantiasa aktif,
peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian
pelayanan perkesmas. Dengan kolaborasi yang selaras
bersama PJ UKM Esensial, Koordinator harus segera
melakukan tindakan perbaikan bila dijumpai adanya
penyimpangan pelayanan perkesmas. Saat mengambil
upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator
Perkesmas harus senantiasa menjalin komunikasi efektif
dalam hal ini melaporkan kepada atasan langsung yakni
Kepala Puskesmas.
Untuk jenis penyimpangan kecil maka tindakan
perbaikan bisa langsung segera diambil oleh koordinator
Perkesmas, dengan tetap lapor kepada Kepala Puskesmas.
Adapun untuk penyimpangan yang besar kiranya
melaporkan segera kepada Kepala Puskesmas.
Tindakan perbaikan dapat melibatkan pihak
eksternal bila memang penyimpangan dari pelayanan
perkesmas cukup besar dan melibatkan lintas sektor.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian perkesmas
senantiasa diselaraskan dalam siklus manajemen
puskesmas. Puskesmas akan senantiasa melaksanakan
siklus P1, P2 dan P3 berkelanjutan melalui rangkaian
lokakarya mini bulanan dan tribulanan.
4. Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Penilaian merupakan proses lanjutan sebagai salah satu
instrument untuk melihat performa secara menyeluruh
sebuah kegiatan/program perkesmas. Koordinator
perkesmas dalam kegiatan P3 sesuai siklus manajemen
Puskesmas, senantiasa aktif untuk dapat menilai capaian
pelayanan perkesmas baik pelayanan dalam maupun luar
Gedung. Dengan merunut siklus manajemen Puskesmas,
maka Kordinator Perkesmas dapat melakukan penilaian
secara mandiri terkait kegiatan perkesmas.
a. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas
Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan
pengendalian pelayanan perkesmas, maka koodinator
perkesmas harus dapat mengukur kinerja hasil
pelayanan perkesmas. Kejelasan kriteria kinerja atau
capaian indicator perkesmas disesuaikan dengan
target, SPM Pelayanan Kesehatan Kab/Kota maupun
IKS Puskesmas setempat. Kejelasan satuan dari
indikator harus setara misalnya % ataukah rupiah,
satuan orang. Kejelasan ini akan mempermudah
dalam pengukuran kinerja. Pengukuran akan dapat
dicapai atau dilalui bila pelaksanaan perkesmas
tercatat dan terdokumentasikan sehingga proses
pengukuran kinerja akan berlanjut. Pengukuran
kinerja pelayanan perkesmas dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan informasi-informasi yang didapat
dari berbagai sumber misalnya saja laporan lisan,
laporan statistik, pengamatan dan laporan tertulis.
Perlu diketahui bahwa pengukuran kinerja nyata
harus dibuat berdasarkan fakta dan temuan yang
ada.
b. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang
ditentukan.
Penilaian hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas
dan wilayah kerjanya pada akhir tahun merupakan
lanjutan yang tidak terpisahkan dari pengawasan dan
pengendalian. Untuk dapat melakukan penilaian
Koordinator perkesmas melakukan pengukuran
dilanjutkan dengan perbandingan kinerja aktual
dengan standar pelayanan minimal Daerah terkait
kegiatan Perkesmas. Langkah ini sangat penting
sebagai sarana penilaian secara kuantitas maupun
kualitas mutu layanan perkesmas.
Penilaian pelayanan perkesmas bagian dari penilaian
kinerja Puskesmas dalam ruang lingkup cakupan
pelayanan kesehatan. Penilaian sebagai proses yang
obyektif dan sistematis untuk melihat kegiatan
/program perkesmas apakah telah berjalan efektif dan
efisien, sesuai sasaran dan standar/peraturan yang
berlaku. Penilaian perkesmas oleh kordinator
perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan
perkesmas. Penilaian kegiatan perkesmas menjadi
bagian penilaian kinerja Puskesmas yang selanjutnya
akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Hasil pencapaian indikator pelayanan Perkesmas
digunakan oleh Puskesmas untuk mengukur
keberhasilan pelayanan Perkesmas sekaligus sebagai
bahan penyusunan perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas berikutnya. Selain itu hasil pencapaian
indikator pelayanan Perkesmas juga digunakan
sebagai bahan rekomendasi penyusunan kebijakan
pelayanan Perkesmas.
Merujuk pedoman Manajemen Puskesmas penilaian
kegiatan perkesmas dapat diselaraskan dengan tujuan
dari penilaian kinerja puskesmas. Tujuan dari
penilaian kegiatan perkesmas adalah :
1) Mendapatkan gambaran hasil kegiatan
perkesmas yang meliputi capaian sasaran dan
mutu layanan.
2) Mendapatkan masukan dalam penyusunan
kegiatan perkesmas di tahun berikutnya.
3) Bahan perbaikan berkelanjutan untuk
penanganan tantangan/ hambatan/ kendala
terkait kegiatan /program perkesmas.
4) Bahan kelengkapan untuk manajemen
Puskesmas sebagai penilaian kinerja
Puskesmas.
5) Bahan evaluasi untuk pemilihan prioritas
kegiatan program perkesmas.
Tabel 4.7
Tabel Penilaian Perkesmas
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh
kegiatan yang dilakukan Puskesmas. Kegiatan selanjutnya
sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kebijakan daerah, dengan tidak mengurangi variabel kolom
yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP,
pelayanan kefarmasian, keperawatan kesehatan masyarakat,
dan pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di
Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk
Perkesmas bisa lebih di detilkan kegiatannya.
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari
masing-masing upaya yang harus dilaksanakan dalam
rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti
orang, ibu hamil, bayi, balita, dan lainya sesuai dengan
NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area
yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung
berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber
daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target
sasaran yang telah ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung
pencapaian hasil kegiatan (kolom 6) dibagi dengan target
sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari hasil
masing-masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung
dari rerata sub variabel. Penetapan kelompok variabel dan
sub variabel dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu pada
NSPK program
Untuk mempermudah tampilan dari penilaian
perkesmas sajian data yang dihasilkan dapat disajikan
dalam bentuk grafik sarang laba-laba atau diagram
radar. Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram
radar diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat
kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara
hasil cakupan kegiatan pada setiap desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas. Penyajian grafik tersebut
sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau
triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin. Berikut contoh penggunaan grafik sarang
laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja
Puskesmas.
Gambar 4.4
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2020
TAHUN 2020
Promosi Kesehatan
100
Program Lansia 80 Pelayanan Kesling
60
40
Upaya Kesehatan Jiwa
20 Pelayanan KIA
0
TARGET CAPAIAN
Gambar 4.4
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2021
TAHUN 2021
Promosi Kesehatan
100
upaya Kesehatan
Program Lansia 80 Lingkungan
60
Kesehatan Jiwa 40
20 Upaya KIA dan KB
0
TARGET CAPAIAN