Anda di halaman 1dari 66

PEDOMAN PELAYANAN

PERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT

UPTD PUSKESMAS DANGUNG-


DANGUNG
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmas bertujuan mewujudkan wilayah kerja Puskesmas
yang sehat dengan masyarakat yang Memiliki perilaku sehat
yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat, Mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu,
Hidup dalam Lingkungan sehat, dan Memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah Meningkatkan
kesadaran. Kemauan dan Kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari
seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk
meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu
mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dalam
menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi
yang mengutamakan upaya promotif dan preventif. Dalam
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) ditetapkan sub system
Upaya Kesehatan yang terdiri dari dua unsur utama yaitu
UKP dan UKM. UKM terutama diselenggarakan oleh
Pemerintah dengan Peran serta aktif masyarakat dan swasta,
sedangUKP dapat diselenggarakan oleh masyarakat, swasta
dan pemerintah. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus
harus bersifat menyeluruh, terarah, terencana, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, professional dan
bermutu.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya
Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama dengan lebih
mengutamakan Upaya Promotif dan Preventif di Wilayah
Kerjanya.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) maupun Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) di strata pertama pelayanan
kesehatan dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan kesehatan
di Kabupaten/ Kota.
Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
meliputi upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan. Kinerja Puskesmas sebagai sarana pelayanan
kesehatan dasar yang paling dekat dengan masyarakat sangat
menentukan kinerja Kabupaten/ Kota untuk mewujudkan
masyarakat sehat diwilayahnya. Prinsip penyelenggaraan
upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu, terjangkau dan
bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan dan
bermutu merupakan prinsip yang seharusnya diterapkan di
Puskesmas, sehingga kinerja Puskesmas lebih optimal.
Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan diwujudkan
melalui penyelengaraan pelayanan kesehatan, termasuk
pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun
sakit.
Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam
upaya kesehatan wajib maupun upaya pengembangan,
diharapkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat
lebih bermutu karena diberikan secara holistik, komprehensif
pada semua tingkat pencegahan. Upaya keperawatan
kesehatan masyarakat adalah pelayanan profesional yang
terintegrasi dengan pelayanan kesehatan di puskesmas yang
dilaksanakan oleh perawat. Perawat Puskesmas mempunyai
tugas pokok memberikan pelayanan keperawatan dalam
bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Untuk mencapai kemandirian masyarakat
baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas (Kepmenpan No. 94 tahun 2001).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksana Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
dengan Pemberian Asuhan Keperawatan yang bermutu
di UPTD Puskesmas Dangung-Dangung

2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan Petugas Kesehatan dalam
melaksanakan pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat dengan Pemberian Asuhan
Keperawatan di UPTD Puskesmas Dangung-
Dangung;
b. Tersedianya Perawatan Kesehatan Masyarakat
dengan Pemberian Asuhan Keperawatan yang tepat
dan bermanfaat bagi pasien;
c. Diperolehnya persepsi yang sama dalam
penyelenggaraan keperawatan kesehatan
masyarakat di Puskesmas Dangung-Dangung ;
d. Meningkatnya keterpaduan dalam
penyelenggaraan Pelayanan kesehatan di
Puskesmas Dangung-Dangung;
e. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas pelayanan
kesehatan pada masyarakat, terutama kelompok
rentan dan risiko tinggi;
f. Diperolehnya dukungan sumber daya yang
memadai dalam penyelenggaraan upaya
keperawatan kesehatan masyarakat.

C. Sasaran Pedoman
Sasaran Pedoman Pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat dengan Pemberian Asuhan Keperawatan adalah
Petugas yang memberikan Asuhan Keperawatan.

D. Ruang Lingkup Pedoman


Ruang lingkup Pedoman ini adalah pelayanan pendaftaran
sebagai bagian dari pelayanan klinis yang ada di Puskesmas
Dangung-Dangung, meliputi :
1. Asuhan Keperawatan Individu
2. Asuhan Keperawatan Keluarga
3. Asuhan Keperawatan Kelompok
4. Asuhan Keperawatan Masyarakat

E. Batasan Operasional
1. Perawat
Adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat
baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pelayanan keperawatan
Adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio- spiritual yang komprehensif
yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
3. Puskesmas
Adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
4. Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Adalah suatu bidang dalam keperawatan kesehatan
yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
aktif masyarakat, serta mengutamakan pelayanan
promotif, preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat sebagai suatu
kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara
optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.
5. Pelayanan Asuhan Keperawatan
Adalah Suatu Proses atau rangkaian kegiatan
Pelayanan keperawatan yang langsung diberikan
kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan (Individu, Keluarga, Kelompok/ Komunitas)
dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
(KDM) dengan menggunakan proses keperawatan dan
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang
serta tanggung jawab keperawatan.
6. Sasaran Asuhan Keperawatan Individu
Adalah Setiap Individu yang memiliki masalah
kesehatan yang membutuhkan Pelayanan Asuhan
Keperawatan tentang masalah kesehatannya.
7. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
Adalah Keluarga dengan anggota keluarga yang
memiliki masalah kesehatan yang membutuhkan
Pelayanan Asuhan Keperawatan tentang masalah
kesehatan pada keluarganya.
8. Sasaran Asuhan Keperawatan Komunitas (Kelompok/
Masyarakat)
Adalah Komunitas yang memiliki masalah kesehatan
pada Komunitasnya yang membutuhkan Pelayanan
Asuhan Keperawatan Komunitas.
9. Form Asuhan Keperawatan
Adalah Kartu/ Buku/ Catatan yang berisi tentang
Asuhan Keperawatan yang diberikan oleh Perawat
Pelaksana, baik Asuhan Keperawatan dengan Sasaran
Individu, Keluarga maupun Kelompok/ Masyarakat
10. Kohort Asuhan Keperawatan
Kohort Asuhan Keperawatan adalah instrumen
pencatatan yang digunakan oleh Perawat Penanggung
Jawab Daerah Binaan (Perawat PJ Darbin) untuk
memantau perkembangan hasil kegiatan asuhan
keperawatan yang telah dilakukan oleh Perawat
Pelaksana baik kepada Keluarga maupun Kelompok/
Masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan Perkesmas
yang dikelolanya.
11. Register Asuhan Keperawatan
Adalah Rekapan Catatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan yang diberikan oleh Perawat Pelaksana
maupun Perawat Penanggung Jawab Daerah Binaan
(Perawat PJ Darbin) yang memberikan Asuhan
Keperawatan dengan Sasaran Individu, Keluarga
maupun Kelompok/ Masyarakat melalui Kartu maupun
Kohort Asuhan Keperawatan.
12. Proses Keperawatan
Adalah Metode Keperawatan yang sistemastis, berpusat
pada klien dan berorientasi pada tujuan yang
menyediakan kerangka kerja dalam praktik
keperawatan.
13. Tahap Proses Keperawatan
Adalah Terdiri dari Pengkajian Keperawatan, Diagnosa
Keperawatan, Intervensi Keperawatan, Implementasi
Keperawatan dan Evaluasi Keperawatan
14. Pengkajian Keperawatan
Adalah Tahapan Dasar dari seluruh Proses Keperawatan
dengan Tujuan mengumpulkan informasi dan data-data
pasien.
15. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah formulasi diagnosis
keperawatan baik individu, keluarga maupun
kelompok/ masyarakat yang menggunakan ketentuan
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok, dan Komunitas (disusun oleh Ikatan Perawat
Kesehatan Komunitas Indonesia) dan sumber lain yang
terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
16. Intervensi Keperawatan
Adalah Panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari klien dan atau/ atau tindakan yang
harus dilakukan oleh Perawat untuk memberikan
Pelayanan Asuhan Keperawatan kepada Klien.
17. Implementasi Keperawatan
Adalah Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
18. Evaluasi Keperawatan
Adalah Merupakan Kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui
pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan
mengukur hasil dari proses keperawatan dan
mengetahui apakah tujuan tercapai.
19. SOP (Standar Operasional Prosedur)
Adalah suatu instruksi atau perintah kerja atau tata
cara yang terperinci dan tertulis yang harus diikuti demi
mencapai keseragaman dalam menjalankan suatu
pekerjaan.
20. Koordinator Perkesmas
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Profesi
Ners atau jika tidak tersedia boleh D3 Keperawatan
dengan syarat sudah mengabdi sebagai Perawat
Pelaksana Selama minimal 7 Tahun yang diberikan
tanggung jawab oleh kepala puskesmas melalui SK
Kepala Puskesmas untuk mengkoordinir jalannya
kegiatan Perkesmas di Puskesmas
21. PJ Darbin ( Penanggung Jawab Daerah Binaan)
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Minimal
D3 Keperawatan dan diberikan Tanggung Jawab
wilayah binaan yang memiliki Tugas Membantu
koordinator Perkesmas dalam pengelolaan pelayanan
Perkesmas di daerah yang menjadi Tanggung Jawabnya
22. Pelaksana Perkesmas
Adalah Perawat dengan Spesifikasi Pendidikan Minimal
D3 Keperawatan yang melaksanakan kegiatan
Perkesmas dalam wilayah tertentu dan dalam
pengawasan PJ Darbin dan Koordinator Perkesmas

F. Landasan Hukum
1. Undang – undang No. 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 26 Tahun 2019 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan
3. Revisi Kepmenkes No. 279 Tahun 2006 Pedoman
Penyelenggaraan Perkesmas
4. Permenkes No. 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat
5. Permenkes No. 43 Tahun 2019 Tentang Kebijakan
Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Untuk dapat melaksanakan fungsinya dalam
menyelenggarakan pelayanan pendaftaran di Puskesmas,
dibutuhkan sumber daya manusia yang mencukupi baik
jumlah maupun mutunya. Pola ketenagaan minimal harus
dimiliki oleh puskesmas. Ada pun tenaga Pelayanan Asuhan
Keperawatan Puskesmas sebagai berikut :

Tabel 2.1
Kualifikasi Sumber Daya Manusia

No Jenis Tenaga Kualifikasi Dan Jumlah


Kompetensi
1 Penanggung jawab Pendidikan : S1 1
Asuhan Keperawatan Ners
Keperawatan Keterampilan : Menguasai
(Koordinator Asuhan Keperawatan
Perkesmas) Kepribadian : Ramah dan
Sopan
2 Penanggung Pendidikan : Minimal D3 1 Per
Jawab Daerah Keperawatan Nagari/
Binaan (PJ Keterampilan : Menguasai 1 Per
Darbin) Asuhan Keperawatan Jorong
Kepribadian : Ramah dan
Sopan
3 Pelaksana Pendidikan : Minimal D3 Minimal
Pelayanan Asuhan Keperawatan 1 Per
Keperawatan Keterampilan : Menguasai Nagari/
Asuhan Keperawatan 1 Per
Kepribadian : Ramah dan Jorong
Sopan
1. Tugas Dan Tanggung Jawab
a. Penanggung Jawab Asuhan Keperawatan
(Koordinator Perkesmas) mempunyai tugas :
1. Menyusun pedoman, panduan, SOP kegiatan
dan modul pelaporan kegiatan perkesmas;
2. Menyusun Perencanaan, Pencatatan kegiatan
dan Pelaporan Puskesmas;
3. Mengkoordinator pelaksanaan kegiatan
Asuhan Keperawatan baik Pelayanan untuk
sasaran individu, keluarga, Komunitas
(Kelompok/ Masyarakat);
4. Melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan Perkesmas;
5. Melaksanakan follow up kegiatan perkesmas
dan supervisi dilapangan;
6. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan baik Pelayanan untuk sasaran
individu, keluarga, Komunitas (Kelompok/
Masyarakat);
7. Melakukan koordinasi dan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral.
b. Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ Darbin)
mempunyai tugas :
1. Membantu koordinator Perkesmas dalam
pengelolaan pelayanan Perkesmas di wilayah
binaan yang dikelolanya;
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
asuhan keperawatan di wilayah binaan yang
dikelolanya;
3. Mengikuti tahapan kegiatan pelaksanaan
Perkesmas di wilayah binaan yang
dikelolanya;
4. Melaksanakan kegiatan perkesmas di wilayah
binaan yang dikelolanya bekerjasama lintas
program dan lintas sektor terkait;
5. Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain/
penanggung jawab program kesehatan terkait
penanganan masalah kesehatan yang dialami
sasaran klien di wilayah binaan yang
dikelolanya;
6. Menyusun dan menyampaikan rekap hasil
asuhan keperawatan sebagai data dukung
pengisian register pelayanan Perkesmas
maupun laporan lainnya di wilayah binaan
yang dikelolanya kepada koordinator
Perkesmas;
7. Menyusun Perencanaan, Pencatatan kegiatan
berdasarkan wilayah binaan yang dikelolanya;
8. Melaksanakan follow up kegiatan perkesmas
berdasarkan wilayah binaan yang dikelolanya;
9. Membuat laporan kegiatan perkesmas sesuai
wilayah binaan yang dikelolanya.
c. Pelaksana Pelayanan Asuhan Keperawatan
Puskesmas mempunyai tugas:
1. Melaksanakan kegiatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan Individu, Keluarga, Komunitas
(Kelompok/ Masyarakat);
2. Melakukan Pendokumentasian hasil kegiatan
Pelayanan Asuhan Keperawatan Individu,
Keluarga, Komunitas (Kelompok/
Masyarakat);
3. Melaporkan hasil kegiatan kepada
Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ
Darbin).

2. Distribusi Ketenagaan
Petugas yang menjadi ketenagaan Pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat adalah Perawat yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan Profesi Ners dan atau D3
Keperawatan, dengan pembagian :
a. Koordinator Perkesmas
Koordinator Perkesmas adalah Perawat yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan Profesi Ners atau jika tidak
ada, Perawat yang memiliki kualifikasi Pendidikan D3
Keperawatan yang telah menjadi Perawat Pelaksana
minimal selama 7 Tahun
b. Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ Darbin)
Penanggung Jawab Daerah Binaan (PJ Darbin)
adalah yang memiliki Kualifikasi Pendidikan minimal
D3 Keperawatan, yang membawahi satu atau lebih
wilayah binaan baik berupa Nagari ataupun berupa
Jorong
c. Pelaksana Perkesmas
Perawat Pelaksana Perkesmas adalah yang memiliki
Kualifikasi Pendidikan minimal D3 Keperawatan,
yang melaksanakan Perawatan Kesehatan
Masyarakat pada satu atau lebih wilayah baik berupa
Nagari ataupun berupa Jorong
3. Jadwal Pelayanan
Pelayanan Asuhan Keperawatan di UPTD Puskesmas
Dangung-Dangung adalah :
 Individu : 08.30 – 12.00 WIB
 Keluarga : 08.30 – Selesai
 Komunitas (Kelompok/ Masyarakat)
: 08.30 – Selesai
Pelaksanaan Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja
atau dapat menyesuaikan dengan jadwal yang ada.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan dan Peta Wilayah Pelayanan Perkesmas


1. Denah Ruangan Pelayanan Dalam Gedung (Asuhan
Keperawatan Individu)
Gambar 3.1
Denah Ruangan Pelayanan Perkesmas

DENAH RUANGAN
PELAYANAN PERKESMAS

2. Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Dangung-Dangung


untuk Pelayanan Luar Gedung (Asuhan Keperawatan
Keluarga, Kelompok, Masyarakat)

Gambar 3.2
Peta Wilayah Pelayanan Perkesmas

PETA WILAYAH KERJA


PUSKESMAS
B. Standar Fasilitas
Dalam melaksanakan pekerjaannya, petugas Pelayanan
Asuhan Keperawatan bekerja sama sangat erat dengan
Petugas Paramedis & Medis lainnya di dalam pelayanan UKP
maupun Pelayanan UKM. Sarana Prasarana lainnya sangat
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan Asuhan
Keperawatan baik saat memberikan asuhan, maupun saat
memberikan edukasi. Untuk bisa bekerja dengan optimal,
diperlukan berbagai perlengkapan dan peralatan.
1. Perlengkapan
a. Meja pelayanan Asuhan Keperawatan,
b. Kursi Petugas/ Perawat,
c. Kursi Tunggu Pasien,
d. Kursi Pelayanan Pasien,
e. Lembar Balik berisi informasi tentang masalah
yang dimiliki oleh Klien
f. Leaflet berisi informasi tentang masalah yang
dimiliki oleh Klien,
g. Komputer,
h. Printer,
i. Tempat sampah,
j. Kipas angin,
k. Rak penyimpanan Form rekam medis baru.
2. Peralatan
a. PHN KIT, yang terdiri dari :
b. Alat tulis kantor,
c. Form Asuhan Keperawatan,
d. Buku Register Asuhan Keperawatan,
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN PERKESMAS


Keperawatan kesehatan masyarakat berorientasi pada
proses pemecahan masalah yang dikenal dengan “proses
Keperawatan” (nursing proses) yaitu metoda ilmiah dalam
keperawatan yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai
cara terbaik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
sesuai respon manusia dalam menghadapi masalah
kesehatan. Langkah langkah proses keperawatan kesehatan
masyarakat adalah pengakajian, perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi
proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien
(sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai
kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya.
Proses alih peran tersebut digambarkan sebagai
lingkaran dinamis proses keperawatan, berikut :

Gambar 4.1
Lingkaran Dinamis Proses Keperawatan.

Keterangan

Peran Perawat

Peran Klien
Lingkup pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat meliputi upaya kesehatan perorangan (UKP)
maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM). Pelayanan
kesehatan yang diberikan lebih difokuskan pada promotif dan
preventif tanpa mengabaikan kuratif dan rehabilitatif. Upaya
preventif meliputi pencegahan tingkat pertama (primary
prevention), pencegahan tingkat kedua (secondary prevention)
maupun pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention)
Berdasarkan uraian diatas, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat mempunyai ciri sebagai berikut :
1. Merupakan perpaduan pelayanan keperawatan dan
kesehatan masyarakat;
2. Adanya kesinambungan pelayanan kesehatan (continuity
of care);
3. Fokus pelayanan pada upaya peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) baik pada
pencegahan tingkat pertama, kedua maupun ketiga;
4. Terjadi proses alih peran dari perawat kesehatan
masyarakat kepada klien (individu, keluarga, kelompok,
masyarakat) sehingga terjadi kemandirian;
5. Ada kemitraan perawat kesehatan masyarakat dengan
masyarakat dalam upaya kemandirian klien;
6. Memerlukan kerjasama dengan tenaga kesehatan lain
serta masyarakat.
Pelayanan Asuhan Keperawatan Adalah Suatu Proses
atau rangkaian kegiatan Pelayanan keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan
pelayanan kesehatan. Sasaran Pelayanan Perkesmas adalah
Seluruh masyarakat baik sehat maupun sakit di wilayah
kerja Puskesmas dalam upaya pemenuhan Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM) dengan menggunakan proses keperawatan
dan berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi kode
etik dan etika keperawatan dalam lingkup wewenang serta
tanggung jawab keperawatan.
Pelayanan Perkesmas di UPTD Puskesmas Dangung-
DAngung meliputi berbagai kegiatan dan Sasaran. Sasaran
keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok, masyarakat yang mempunyai masalah
kesehatan akibat factor ketidak tahuan, ketidak mauan
maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah
kesehatannya. Prioritas sasaran adalah yang mempunyai
masalah kesehatan terkait dengan masalah kesehatan
prioritas daerah, terutama :
1. Belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas serta jaringannya)
2. Sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
tetapi memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah.

Sasaran terdiri dari :


1. Sasaran individu
Sasaran priotitas individu adalah balita gizi buruk, ibu
hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit
menular (a.l TB Paru, Kusta, Malaria, Demam Berdarah,
Diare, ISPA/Pneumonia), penderita penyakit degeneratif.
2. Sasaran keluarga
Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk
rentan terhadap masalah kesehatan (vulnerable group)
atau risiko tinggi (high risk group), dengan prioritas :

a. Keluarga miskin belum kontak dengan sarana


pelayanan kesehatan (Puskesmas dan jaringannya)
dan belum mempunyai kartu sehat.

b. Keluarga miskin sudah memanfaatkan sarana


pelayanan kesehatan mempunyai masalah
kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangan balita, kesehatan reproduksi,
penyakit menular.

c. Keluarga tidak termasuk miskin yang mempunyai


masalah kesehatan prioritas serta belum
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan
3. Sasaran kelompok
Sasaran kelompok adalah kelompok masyarakat khusus
yang rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan baik
yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi.
a. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam
suatu institusi antara lain Posyandu, Kelompok
Balita, Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut,
Kelompok penderita penyakit tertentu, kelompok
pekerja informal.
b. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu
institusi, antara lain sekolah, pesantren, panti
asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan),
lembaga pemasyarakatan (lapas).
4. Sasaran masyarakat
Sasaran masyarakat adalah masyarakat yang rentan
atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya
masalah kesehatan, diprioritaskan pada :
a. Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW,
Kelurahan/Desa) yang mempunyai :
1) Jumlah bayi meninggal lebih tinggi di
bandingkan daerah lain
2) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi
dibandingkan daerah lain
3) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari
daerah lain
b. Masyarakat di daerah endemis penyakit menular
(malaria, diare, demam berdarah, dll)
c. Masyarakat di lokasi/barak pengungsian, akibat
bencana atau akibat lainnya
d. Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit
antara lain daerah terpencil, daerah perbatasan
e. Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan
transportasi sulit seperti daerah transmigrasi.
B. KARAKTERISTIK PRAKTIK PERKESMAS

1. Praktik keperawatan kesehatan komunitas meningkatkan


dan memelihara kesehatan populasi dengan
mengintegrasikan skill dan pengetahuan yang relevan
dengan keperawatan dan kesehatan masyarakat;
2. Praktik keperawatan komunitas adalah general dan
komprehensif, tidak terbatas terhadap usia atau diagnosa
tertentu; Mengambil tempat di berbagai tatanan/ setting;
Memanfaatkan berbagai peran keperawatan professional;
3. Pelayanan diberikan berkelanjutan ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok di komunitas dengan
mengaplikasikan promosi kesehatan, pendidikan
kesehatan, pemeliharaan kesehatan, koordinasi,
pelayanan berkelanjutan;
4. Fokus intervensi keperawatan pada pelayanan primary
prevention, secondary prevention, tertiary prevention;
5. Penekanan penanganan masalah kesehatan populasi dari
pada individu;
6. Penekanan pelayanan komprehensif dan berkelanjutan
dari pada. Short term dan episodic;
7. Interaksi antara perawat dan klien equal; lebih besar
kerjasama dengan segmen kemasyarakatan lain;
8. Memandang sehat mencakup semua tingkatan sejahtera
mencakup pencapaian jati diri, kemampuan beradaptasi,
dapat berperan secara efektif dan terhindar dari gejala
abnormal;
9. Adanya Autoritas, Akontabilitas, Pengambilan keputusan
mandiri, Kolaborasi multidisiplin dalam membantu
penyelesaian masalah klien;
10. Mengadakan advokasi dalam mengatasi masalah klien
dan memfasilitasi pemberdayaan potensi organisasi dan
system klien;
11. Kegiatan Praktik keperawatan komunitas antara lain :
a. Menyediakan pelayanan pada Masyarakat;
b. Melayani klien pada semua umur dan lebih berfokus
pada penanganan masalah populasi daripada individu;
c. Kolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu;
d. Menunjang klien berpartisipasi aktif dalam aktifitas
promkes dan memandang sehat dalam rentang sehat-
sakit;
e. Fokus utama intervensi melaksanakan upaya tingkat
pencegahan primer, sekunder, dan tersier;

C. STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN KESEHATAN


MASYARAKAT
1. Perawat mengaplikasikan konsep teori sebagai dasar
keputusan praktik;
2. Perawat secara sistematis mengumpulkan data yang
komprehensif dan akurat;
3. Perawat menganalisa data tentang masyarakat, kelompok,
keluarga, dan individu untuk menetapkan diagnosa
Keperawatan;
4. Pada setiap tingkat pencegahan perawat mengembangkan
rencana tindakan keperawatan yang spesifik sesuai
kebutuhan klien;
5. Perawat melakukan tindakan sesuai rencana untuk
meningkatkan, mempertahankan dan memelihara
kesehatan; penanganan masalah keperawatan aktual,
mencegah penyakit, dan rehabilitasi;
6. Perawat mengevaluasi respon masyarakat / komunitas,
keluarga dan individu terhadap hasil intervensi,
menetapkan kemajuan terhadap pencapaian tujuan serta
perbaikan data dasar, diagnosa dan rencana;
7. Perawat berpartisipasi dalam peer review dan evaluasi lain
untuk menjamin kualitas praktik keperawatan. Perawat
memikul tanggung jawab untuk perkembangan
profesional dan berkontribusi terhadap pertumbuhan
profesi lain;
8. Perawat berkolaborasi dengan provider kesehatan lain,
tenaga profesional, dan perwakilan komunitas dalam
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, serta program
evaluasi terhadap kesehatan komunitas;
9. Perawat berkontribusi terhadap riset teori dan praktik
CHN

D. KATEGORI PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KESEHATAN


KOMUNITAS
1. Peran Berorientasi Pada Klien
Melibatkan kegiatan pelayanan langsung kepada klien :
Care provider, role model, konselor, pendidik, pembela,
pemberi pelayanan primer (Primary Care), manager kasus
2. Peran Berorientasi Pada Penyediaan Pelayanan Kesehatan
Peran yang dirancang untuk meningkatkan pelaksanaan
sistem penyediaan pelayanan kesehatan yang berdampak
pada pelayanan klien lebih baik : Koordinator, Kolaborator,
Penghubung (Liaison)
3. Peran Berorientasi Pada Populasi
Biasanya berkaitan dengan perawatan klien yang spesifik,
pada kelompok komunitas : Case finder, leader, peneliti,
pembaharu.

E. TUGAS DAN PERAN PERAWAT DI INDONESIA

Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan,


dinyatakan bahwa Peran atau tugas Perawat adalah :
1. Pemberi Asuhan Keperawatan (Pelaksana);
2. Penyuluh dan konselor bagi Klien (Pendidik);
3. Pengelola Pelayanan Keperawatan (Pengelola);
4. Peneliti Keperawatan (Peneliti);
5. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;
dan/atau
6. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan

Pemberi Asuhan Keperawatan (Pelaksana)


a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien
yang diberikan kepada klien individu, keluarga,
kelompok di masyarakat sepanjang rentang sehat-sakit
b. Lingkup pelayanan keperawatan komunitas Pencegahan
primer
 Pencegahan sekunder
 Pencegahan tersier
Fungsi Perawat terkait Peran Pelaksana
a. Memberikan perawatan langsung kepada klien :
ROM, Pengobatan, Pemeliharaan kebersihan, Adaptasi
lingkungan, ambulasi, treatment
b. Memberikan perawatan tidak langsung : Koordinasi
pelayanan keperawatan, penjelasan pelayanan yang
tersedia, rujukan ke sumber di komunitas
c. Membina aktifitas pemeliharaan Kesehatan
 Mengkaji & menunjang praktik perilaku sehat
 Mendukung potensi keluarga

Penyuluh dan konselor bagi Klien (Pendidik)


a. Peran pendidik penting bagi perawat komunitas
karena tujuan utama CHN adalah kemandirian klien
b. Tujuan Pendidikan kesehatan :
 Mampu mengambil keputusan yang baik tentang
pelayanan kesehatan
 Mampu memulai perilaku yang bermanfaat bagi
kesehatan
 Mampu merubah perilaku yang membahayakan
kesehatan.
Fungsi Perawat terkait Peran Pendidik
a. Mengkaji kebutuhan klien : apa yang diketahui, perlu
diketahui, dan ingin diketahui
b. Menyediakan pelayanan pendidikan kesehatan
c. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan dengan
topik nutrisi, eksercise, managemen stress,
penanggulangan penyakit
d. Mengajarkan informasi yang relevan untuk kesehatan
klien dan gaya hidup sehat
e. Membantu memilih sumber informasi : buku
bacaan, televisi, majalah, kerabat

Pengelola Pelayanan Keperawatan (Pengelola)


a. Keterampilan mengelola : Mengkoordinir aktifitas
orang lain untuk mencapai tujuan spesifik
b. Perawat mempunyai posisi ideal sebagai koordinator
karena memahami kebutuhan klien
c. Koordinasi adalah proses mengorganisasikan dan
memadukan pelayanan seghingga efisien
Fungsi Perawat terkait peran Pengelola
a. Melakukan supervisi pelayanan klien
b. Melakukan supervisi anggota tim kesehatan
dibawahnya
c. Mengelola sistem ketenagaan dan sistem pelayanan
klien
d. Mengkoordinir aktifitas perencanaan komunitas

Peneliti Keperawatan (Peneliti)


a. Peneliti mengekplorasi fenomena
b. Penelitian yang berfokus pada kegiatan investigasi
menjadi tanggung jawab semua perawat
c. Riset yang efektif didasarkan semangat inquiry,
keterbukaan pemikiran, kemampuan observasi dan
analisa informasi dan situasi

Fungsi Perawat terkait peran Peneliti


a. Melakukan penilaian hasil riset
b. Mengevaluasi penyelidikan menggunakan kriteria
c. Membaca dan mengkritik hasil riset
d. Menyebarluaskan temuan riset
e. Berpartisipasi melaksanakan riset orang lain
f. Merancang dan menyelenggarakan riset jika
memenuhi kriteria.
F. WEWENANG PERAWAT
Berdasarkan UU nomor 38 tahun 2014 tentang keperawatan,
dinyatakan bahwa Kewenangan Perawat di pelayanan
kesehatan mencakup kewenangan Perawat terkait Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan.
1. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat
a. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat
keluarga dan masyarakat
b. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
c. Membantu penemuan kasus penyakit
d. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
e. Melakukan rujukan kasus
f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
g. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi
dalam perawatan kesmas
h. Mengelola kasus / Case Management
i. Melakukan penatalaksanaan keperawatan
komplementer dan alternative
2. Wewenang Perawat dalam Upaya Kesehatan
Perorangan
a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi tindakan keperawatan
f. Melakukan rujukan
g. Memberi tindakan gawat darurat sesuai dg kompetensi
h. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg
dokter
i. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
j. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada
klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas
dan bebas terbatas
G. METODE PELAKSANAAN PELAYANAN PERKESMAS
1. Identifikasi Sasaran
Identifikasi Sasaran dilakukan melalui kegiatan
Penentuan Sasaran, baik sasaran Individu, Keluarga,
Kelompok maupun masyarakat.
a. Sasaran Individu
Sasaran Individu berdasarkan siklus hidup manusia,
mulai dari ibu hamil dan bersalin, bayi dan ibu
menyusui, balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa
sampai pada lanjut usia, dengan Sasaran Utama
Individu dengan masalah kesehatan prioritas
diantaranya :
- Bayi Resiko Tinggi
- Balita Gizi Buruk
- Ibu Hamil Resti
- Pasien dengan Penyakit Menular
- Pasien dengan Penyakit Tidak Menular
b. Sasaran Keluarga
Sasaran Keluarga diutamakan pada keluarga rentan
masalah kesehatan yang menjadi prioritas saat ini
untuk pembangunan kesehatan atau keluarga
berisiko tinggi akibat perilaku hidup tidak sehat
seperti :
- Keluarga yang mempunyai masalah kesehatan
- Keluarga yang belum pernah kontak dengan
fasilitas pelayanan kesehatan
- Keluarga yang belum memiliki akses air bersih
dan jamban sehat
- Keluarga yang belum mempunyai Jaminan
Kesehatan Nasional
c. Sasaran Kelompok/ Masyarakat
Sasaran Kelompok merupakan Pelayanan Perkesmas
yang diutamakan pada kelompok masyarakat yang
rentan terhadap timbulnya masalah kesehatan, baik
kelompok yang terikat maupun tidak terikat dalam
suatu institusi
- Kelompok masyarakat yang terikat dalam suatu
institusi diantaranya : sekolah, pesantren, panti
asuhan, panti usia lanjut, rumah
tahanan/lembaga pemasyarakatan, industri,
pusat rehabilitasi jiwa, pusat pelayanan
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif (NAPZA)
- Kelompok khusus tidak terikat dalam suatu
institusi diantaranya : Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu), Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular (Posbindu PTM), kelompok balita,
kelompok remaja, kelompok ibu hamil, kelompok
ibu menyusui, kelompok penderita penyakit
tertentu (jantung, diabetes mellitus, kanker, dan
lain-lain)
 Pelayanan Asuhan Keperawatan
Pelayanan Perkesmas merupakan kegiatan
pemberian Asuhan Keperawatan baik dengan sasaran
individu, keluarga, kelompok/ Masyarakat. Sebelum
memberikan asuhan keperawatan terhadap sasaran,
petugas harus terlebih dahulu mengetahui siapa yang
akan menjadi sasaran dari pemberian asuhan
keperawatan, yaitu :
a. Sasaran Individu
Sasaran individu adalah seluruh pasien yang datang
untuk mendapatkan pelayanan sakit maupun
pelayanan sehat dan dapat menyesuaikan lagi
dengan sasaran individu Prioritas Utama.
b. Sasaran Keluarga
Petugas mendapatkan data keluarga yang menjadi
sasaran kunjungan rumah Asuhan Keperawatan
Keluarga yang didapatkan dari :
1) Data Klien Asuhan Keperawatan Individu yang
butuh Tindak Lanjut Perawatan (TLP) dari
Meja Asuhan Keperawatan
2) Data keluarga yang membutuhkan Asuhan
Keperawatan Keluarga berdasarkan data PJ
Program
3) Sasaran dapat dilakukan pemilahan sesuai
dengan Sasaran Keluarga Prioritas Utama
c. Sasaran Kelompok
Petugas memiliki data seluruh kelompok-kelompok
yang ada di masing-masing Nagari baik dari PJ
Darbin maupun dari PJ Program, Sasaran terutama
pada kelompok masyarakat yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan
d. Sasaran Masyarakat
Petugas memiliki data masalah yang terjadi di
masing-masing Nagari baik dari PJ Darbin maupun
dari PJ Program dan diutamakan pada masyarakat
di suatu Nagari/ Jorong yang rentan terhadap
timbulnya masalah kesehatan
 Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Kegiatan dilakukan dengan metode Penyuluhan sesuai
dengan sasaran dan masalah yang terdapat pada sasaran
tersebut, baik sasaran individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

H. LANGKAH KEGIATAN PERKESMAS


Asuhan keperawatan adalah merupakan rangkaian
kegiatan praktik keperawatan yang diberikan kepada klien
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat. Kegiatan
ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan yang mencakup pengkajian, perumusan
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses keperawatan adalah Suatu rangkaian pemecahan
masalah yang sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan dan membantu
klien mengatasi masalah keperawatan atau meningkatkan
kemandiriannya dalam mencapai status fungsi yang optimal.
Pelayanan Keperawatan kesehatan masyarakat diberikan
secara berkelanjutan yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan mengaplikasikan
promosi kesehatan, pendidikan kesehatan, pemeliharaan
kesehatan, koordinasi, pelayanan berkelanjutan.
1. Pengkajian
Tahap ini mencakup tiga kegiatan yaitu :
 Pengumpulan data
Pengumpulan data meliputi observasi, anamnesa,
konsultasi dan pemeriksaan
 Analisa data
 Penentuan masalah keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
Langkah dalam menentukan diagnosa keperawatan yang
terdiri dari :
 Klasifikasi dan analisa data
Klasifikasi data adalah mengelompokkan data-data
klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami
permasalahan kesehatan atau keperawatan
berdasarkan kriteria permasalahannya.
 Interpretasi data
Setelah dikelompokan atau di klasifikasikan, maka
selanjutnya adalah membaca atau menginterpretasi
data-data tersebut.
Langkah-langkah dalam tahap ini meliputi :
- Menentukan kelebihan klien
- Menentukan masalah klien
- Menentukan masalah yang pernah dialami oleh
klien
- Menentukan keputusan
 Tidak ada masalah
 Masalah kemungkinan (possible problem)
 Masalah aktual, resiko, atau sindrom
 Masalah kolaboratif
 Validasi data
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan
tanda-tanda yang kemudian merujuk kepada
kelengkapan dan ketepatan data. Untuk kelengkapan
dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat
penting untuk saling percaya, sehingga mendapatkan
data yang tepat.
 Merumuskan diagnosa keperawatan
Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi,
dan memvalidasi data-data yang signifikan, maka
tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan
suatu diagnosis keperawatan. Menyusun diagnosa
keperawatan hendaknya diurutkan menurut
kebutuhan yang berlandaskan hierarki maslow,
kecuali untuk kasus kegawat-daruratan
menggunakan prioritas berdasarkan kondisi yang
mengancam jiwa.
Diagnosa keperawatan dapat bersifat aktual, resiko,
kemungkinan, wellness dan sindrom.
- Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai
dengan data klinik yang ditemukan
- Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata
akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi
- Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya
data tambahan untuk memastikan masalah
keperawatan kemungkinan.
- Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan
individu, keluarga natau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat
sejahtera yang lebih tinggi
- Syndrome : Diagnosa yang terdiri dari kelompok
diagnose keperawatan actual dan resiko tinggi yang
diperkirakan muncul/ timbul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
3. Intervensi Keperawatan
 Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini
ke status kesehatan yang diuraikan dalam hasil yang
diharapkan
 Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien.
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap
perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan
perawatan yang diberikan.
 Rencana asuhan keperawatan yang dirumuskan
dengan tepat memfasilitasi kontuinitas asuhan
perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.
 Sebagai hasil semua perawat mempunyai kesempatan
untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi
dan konsisten
 Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur
pertukaran
 informasi oleh perawatan dalam laporan pertukaran
dinas.
 Rencana perawatan tertulis juga mencakup
kebutuhan klien jangka panjang.
4. Implementasi Keperawatan
 Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk
mencapai tujuan yang spesifik.
 Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukanpada nursing orders
untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifkasi faktor-
faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien
 Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan
adalah sebagai berikut :
- Tahap 1 :
Persiapan tahap awal tindakan keperawatan ini
menuntut perawat untuk mengevaluasi
yangdiindentifkasi pada tahap perencanaan
- Tahap 2 :
Intervensi focus tahap pelaksanaan tindakan
perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaantindakan dari perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fsik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi
tindakan : independen, dependen dan
interdependen
- Tahap 3 :
Dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan
harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan
akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
 Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan
proses dan keberhasilan tindakan keperawatan
 Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan
membandingkan antara proses dengan pedoman/
rencana proses tersebut.
 Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
pasien dalam kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah
di rumuskan sebelumnya
 Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut : Proses
asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria/ rencana
yang telah disusun
 Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan kriteria
keberhasilan yang telah dirumuskan dalam rencana
evaluasi
 Hasil Evaluasi terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi
yaitu :
- Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan
perbaikan/ kemajuan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan
- Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak
tercapai secara maksimal,sehingga perlu di cari
penyebab dan cara mengatasinya
- Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak
menunjukan perubahan/kemajuan samasekali
bahkan timbul masalah baru.
- Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara
lebih mendalam apakah terdapat data, analisis,
diagnosa, tindakan, dan faktor-faktor lain yang
tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan
- Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan SOAP, sebagai pola pikir :

S = respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah


dilaksanakan.
O = respons objektif terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A = analisa ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap atau muncul masalah baru atau ada data
yang kontradiksi dengan masalah yang ada.
P = perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada
respons pasien

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan


dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh
tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam
dokumentasi keperawatan.
I. KETERPADUAN KEPERAWATAN KESEHATAN
MASYARAKAT DALAM UPAYA KESEHATAN PUSKESMAS
Upaya Perkesmas dilaksanakan secara terpadu baik
dalam upaya kesehatan perorangan maupun kesehatan
masyarakat dalam 6 (enam) upaya kesehatan wajib
Puskesmas maupun upaya pengembangan yang wajib
dilaksanakan di daerah tertentu. Keterpaduan tersebut dalam
sasaran, kegiatan, tenaga, biaya atau sumber daya lainnya.
Dengan terintegrasinya upaya Perkesmas ke dalam upaya
kesehatan wajib maupun pengembangan, diharapkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih bermutu
karena diberikan secara utuh (holistik), komprehensif,
terpadu, dan berkesinambungan.
Fokus utama pada keluarga rawan kesehatan yaitu
keluarga miskin/rentan (vulnerable group) dan keluarga yang
termasuk risiko tinggi (high risk group). Keterpaduan
Perkesmas dengan upaya kesehatan Puskesmas sekaligus
bertujuan mendukung pencapaian target pembangunan
kesehatan Kabupaten yang diukur berdasarkan indikator
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Keterpaduan Perkesmas
dengan upaya kesehatan Puskesmas, digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 4.2
Keterpaduan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Dalam Upaya Kesehatan Puskesmas

Promkes KIA&KB Gizi P2M Kesling Pengobatan

Upaya Kes
Upaya
Pengem
Kes Keperawatan Kesehatan Masyarakat bangan
Pengem
bangan

Indikator Pelayanan Kesehatan


(Standar Pelayanan Minimal)
J. PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Pengertian Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan
Perkesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya


disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Perkesmas sebagai bagian dari pelayanan
yang harus diberikan oleh Puskesmas juga mewajibkan
setiap Perawat Puskesmas sebagai pelaksana Perkesmas
untuk melakukan pencatatan dan pelaporan. Hal ini
juga terkait kewajiban Puskesmas dalam
menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas (SIP),
yaitu suatu tatanan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses pengambilan keputusan dalam
melaksanakan manajemen Puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya.
Pencatatan dan Pelaporan Perkesmas merupakan
bagian dari Sistem Informasi Puskesmas yang tertuang
dalam PMK No. 31 Tahun 2019 Tentang Sistem
Informasi Puskesmas (SIP). Menurut Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 31 Tahun 2019 tentang Sistem
Informasi Puskesmas terurai 2 (dua) pengertian
mengenai pencatatan dan pelaporan.
Pengertian Pencatatan dalam SIP adalah
serangkaian kegiatan untuk mendokumentasikan hasil
pengamatan, pengukuran, dan/atau penghitungan pada
setiap langkah upaya kesehatan yang dilaksanakan
Puskesmas. Lingkup pencatatan dalam SIP meliputi data
dasar dan data program. Data dasar meliputi identitas
Puskesmas, wilayah kerja Puskesmas, sumber daya
Puskesmas dan sasaran program, sedangkan data
program meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial,
upaya kesehatan masyarakat pengembangan, upaya
kesehatan perseorangan dan program lainnya. Pelayanan
Perkesmas termasuk dalam katagori data program lainnya
bersama dengan data manajemen Puskesmas, pelayanan
kefarmasian, pelayanan laboratorium dan kunjungan
keluarga.
Instrumen pencatatan dapat berbentuk kartu,
formulir dan/atau register. Instrumen pencatatan
Perkesmas berbentuk kartu Asuhan Keperawatan dan
register Asuhan Keperawatan.
a. Kartu Asuhan Keperawatan
Kartu status adalah instrumen yang digunakan
secara berulang dalam pencatatan kegiatan
terhadap sasaran kegiatan yang sama
Kartu status paling sedikit memuat:
1) Identitas Puskesmas
2) Identitas sasaran
3) Kegiatan & hasil kegiatan terhadap sasaran
4) Identitas pelaksana kegiatan
Kartu Asuhan Keperawatan merupakan bagian
dari kartu status di Puskesmas. Kartu Asuhan
Keperawatan adalah instrumen pencatatan yang
digunakan untuk mendokumentasikan setiap
kegiatan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
oleh Perawat Puskesmas kepada sasaran pelayanan
Perkesmas yang dikelolanya.

Kartu Asuhan Keperawatan terdiri dari : Kartu


Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Komunitas
(Kelompok/ Masyarakat)
1) Kartu Asuhan Keperawatan Individu
Tabel 4.1
Kartu Asuhan Keperawatan Individu

2) Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga


Tabel 4.2
Kartu Asuhan Keperawatan Keluarga
3) Kartu Asuhan Keperawatan Komunitas (Kelompok/
Masyarakat)
Tabel 4.3
Kartu Asuhan Keperawatan Komunitas (Kelompok/
Masyarakat)

 Pencatatan Asuhan Keperawatan pada Kolom Diagnosa


Keperawatan dan Rencana Intervensi didalam Kartu Asuhan
Keperawatan dapat menggunakan pengkodean sesuai dengan
pengkodean yang telah teregistrasi yang tertuang dalam
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar
Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI).
 Apabila Kartu Asuhan Keperawatan tidak mencukupi untuk
merekap keseluruhan hasil asuhan keperawatan, maka
Perawat Puskesmas dapat mengembangkan dan
menggunakan bentuk pencatatan lainnya.
 Sepanjang sesuai kebutuhan di lapangan dan bertujuan
sebagai alat bantu untuk melengkapi pencatatan hasil
kegiatan asuhan keperawatan yang lebih komprehensif.
b. Register Asuhan Keperawatan
Register adalah instrumen pencatatan yang berisi
rekapitulasi daftar identitas dan hasil kegiatan
terhadap sejumlah sasaran, baik yang bersumber dari
kartu maupun formulir.
Register ini paling sedikit memuat :
1. Identitas Puskesmas
2. Identitas Sasaran
3. Kegiatan dan hasil kegiatan terhadap sasaran, dan
4. Identitas pelaksana kegiatan
Register Pelayanan Perkesmas merupakan instrumen
pencatatan yang digunakan untuk merekapitulasi
identitas Puskesmas, daftar identitas sasaran klien
dan hasil kegiatan asuhan keperawatan terhadap
sejumlah sasaran pelayanan Perkesmas yang
bersumber dari kartu asuhan keperawatan

Tabel 4.4
Register Pelayanan Perkesmas
Tabel 4.5
Register Pelayanan Perkesmas Terintegrasi dengan PIS-PK

Sedangkan Pelaporan dalam SIP adalah


penyampaian data terpilah dari hasil pencatatan kepada
pihak terkait sesuai dengan tujuan dan kebutuhan yang
telah ditentukan.

Setiap Kepala Puskesmas harus menyampaikan


laporan kegiatan Puskesmas secara berkala kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten. Laporan
sebagaimana dimaksud disusun berdasarkan
pencatatan kegiatan dan hasil kegiatan di Puskesmas
dan jaringan Puskesmas, terdiri dari laporan data dasar
dan laporan data program. Laporan data dasar
dilakukan secara rutin setiap tahun sedangkan laporan
data program dapat dilakukan secara rutin atau tidak
rutin. Khususnya dalam pelayanan Perkesmas,
laporannya termasuk laporan data program dan
dilaporkan setiap bulan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten.
Tabel 4.6
Laporan Bulanan Perkesmas

LAPORAN BULANAN KEPERAWATAN KESEHATAN


MASYARAKAT
Kode Bulan JUNI
Puskesmas Tahun 2022

No KEGIATAN JUMLAH

1 SASARAN INDIVIDU

Jumlah individu yang mendapatkan asuhan


a
keperawatan di puskesmas

Jumlah individu dengan hasil asuhan keperawatan


b
membutuhkan tindak lanjut perawatan

2 SASARAN KELUARGA

Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan asuhan


a
keperawatan
b Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-I

c Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-II

d Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-III

e Jumlah keluarga binaan dengan hasil asuhan KM-IV


Jumlah keluarga binaan dengan hasil Asuhan Lepas
f
Bina

3 SASARAN KELOMPOK

Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan asuhan


a
keperawatan

b Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-I

c Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-II

d Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-III

e Jumlah kelompok binaan dengan hasil asuhan KM-IV

4 SASARAN DESA/KELURAHAN BINAAN

Jumlah desa/ kelurahan binaan yang mendapatkan


a
asuhan keperawatan

Jumlah desa/ kelurahan binaan yang sudah total


b
coverage dalam melaksanakan kegiatan PIS/PK

Mengetahui, Alamat, ……………………… 2022


Kepala Puskesmas …………………………….. Koordinator Perkesmas

Nama…………………. Nama……………………….
NIP. ………………………………….. NIP. …………..…………………..
 Laporan kegiatan adalah suatu ikhtisar tentang hal
ikhwal pelaksana suatu kegiatan, yang harus
disampaikan oleh penanggung jawab kepada pihak
yang memberi tugas sebagai bentuk
pertanggungjawaban
 Pentingnya menyusun laporan kegiatan ini
dikarenakan:
1) Sebagai dasar penentuan kebijakan dan
pengarahan pimpinan
2) Sebagai bahan penyusunan rencana kegiatan
berikutnya
3) Dapat diketahui perkembangan dan proses
peningkatan kegiatan
4) Menjadi data sejarah perkembangan satuan yang
bersangkutan

2. Alur Pencatatan dan Pelaporan Pelayanan Perkesmas


Dalam rangka mengetahui bagaimana proses pencatatan
dan pelaporan dalam pelayanan Perkesmas yang sehari-
hari diselenggarakan, berikut gambar alur dan
penjelasannya disampaikan sesuai gambar.

Gambar 4.3
ALUR PENCATATAN &
PELAPORAN PELAYANAN PERKESMAS
K. PENGAWASAN, PENGENDALIAN, PENILAIAN HASIL
KEGIATAN PELAYANAN PERKESMAS
1. Pengawasan dan Pengendalian Kegiatan Perkesmas
a. Preseptorsip
Preseptorsip adalah proses belajar mengajar antara
individu yang belum berpengalaman dengan yang
sudah berpengalaman dalam kurun waktu tertentu.
1) Karakter Preseptor :
• Pengetahuan, keterampilan & pengalaman yang
mencukupi
• Inovasi keterampilan klinis
• Kemampuan mengaitkan antara teori ke
praktik
• Percaya diri
• Sifat terbuka
• Sifat peduli, menghargai & toleransi
• Bertanggung jawab
2) Peran Preseptor :
 Mengorientasikan ruang lingkup pekerjaan dan
kebijakan/ peraturan/ pedoman/ panduan/
standar prosedur operasional kepada perawat
pelaksana
 Memfasilitasi lingkungan pembelajaran yang
informal, kolaboratif, dan positif
 Menjadi role model yang positif dan efektif
 Memberikan pengalaman pembelajaran dalam
memberikan asuhan keperawatan di
Puskesmas sesuai dengan acuan yang berlaku
 Mengevaluasi penampilan kinerja perawat
pelaksana dalam memberikan asuhan
keperawatan di Puskesmas.
 Memberikan umpan balik selama proses
bimbingan teknis
 Menyampaikan hasil bimbingan teknis kepada
perawat pelaksana
3) Tanggung Jawab Preseptor :
 Terselenggaranya proses bimbingan teknis
keperawatan di Puskesmas
 Menumbuhkan dan mengembangkan rasa
percaya diri perawat pelaksana yang
dibimbingnya
 Selalu siap saat dibutuhkan, contoh pada
kasus wabah/pandemi
 Berperan sebagai pembela apabila ada kasus yg
melibatkan perawat
4) Metode dan Tahap Preseptorship :
 Direct Instruction
 Case-Based Teaching
 Case Presentation
 Bed-side teaching/ Home-side Teaching

b. Mentorsip
Kegiatan mentorsip disebut Mentoring.
Mentoring adalah pembimbingan peningkatan kinerja
melalui transfer pengetahuan dan keterampilan dari
orang yang lebih berpengalaman di bidang yang sama.
1) Manfaat Mentoring
2) Tipe Mentoring
3) Tahap Kegiatan Mentoring
4) Implementasi Mentoring
5) Syarat Menjadi Mentoring
6) Tugas Mentor
7) Hal yang Ditawarkan Mentor untuk Mentee
8) Hal yang diperhatikan oleh Mentee dalam
mengikuti Mentoring
2. Penetapan Target Capaian Pelayanan Perkesmas
Pengawasan adalah rangkaian upaya pengamatan
pelaksanaan kegiatan operasional untuk menjamin
pelaksanaan perkesmas sesuai dengan perencanaan yang
telah ditetapkan di awal tahun. Hal ini sebagai bagian
tanggung jawab Koordinator Perkesmas untuk
menemukan pelaksanaan kegiatan perkesmas konsisten
atau selaras dengan perencanaan dan tujuan dari
Puskesmas setempat. Dalam pedoman manajemen
Puskesmas disampaikan bahwa kegiatan pengawasan
harus mencakup administrasi, sumber daya, pencapaian
kinerja dan teknis pelayanan.
Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Controlling harus senantiasa dilaksanakan oleh
Koordinator Perkesmas demi mencapai tujuan dan
menjaga mutu layanan perkesmas. Merujuk dari ilmu
manajemen pengendalian memiliki fungsi sebagai alat
kendali dalam memastikan bahwa pelaksanaan kegiatan
dalam organisasi dilakukan sesuai dengan yang
direncanakan. Bila diselaraskan dengan pelayanan
perkesmas, pengendalian merupakan langkah untuk
melihat dan memastikan pelaksanaan pelayanan
perkesmas disesuaikan dengan perencanaan kegiatan
perkesmas. Dengan adanya fungsi pengendali ini maka
sumber daya yang digunakan untuk pelayananan
perkesmas dapat dipastikan diguna dayakan secara efektif
dan efisien sesuai tujuan pencapaian Indeks Keluarga
Sehat setempat. Proses yang dilaksanakan saat
pengawasan dan pengendalian yakni membandingkan
secara aktual kegiatan perkesmas dengan standar yang
telah disusun dalam hal ini indikator-indikator yang ada.
Indikator masukan, proses luaran/dampak sebaiknya
dapat menjadi tilikan dan pertimbangan bagi koordinator
perkesmas.
Pengawasan dan Pengendalian yang aktif senantiasa
mengikuti siklus manajemen yakni dimulai dari masukan,
proses dan luaran/dampak. Apabila dijumpai hal yang
tidak sesuai, disegerakan untuk melakukan tindakan
perbaikan berkelanjutan.
Langkah awal dari pengawasan dan pengendalian
yakni penetapan target sesuai capaian dari setiap
indicator yang digunakan. Dalam pemilhan indikator
perlu di ingat prinsip Tangible dan Intangible.
a) Tangible (terukur atau nyata)
Tangible adalah standar yang dapat diukur dan
nyata. Biasanya disebut juga dengan Standar yang
terukur (Measurable Standards). Standar Terukur
yang ditentukan oleh Manajemen dapat berupa
Standar waktu yang harus dicapai (Time), standar
biaya (Cost), standar penjualan (Sales), standar
pangsa pasar (Market Share), standar produktivitas
(Productivity) hingga laba yang harus dicapai
(Profit).
b) Intangible (Tidak Terukur atau tidak berwujud)
Intangible adalah standar yang tidak dapat diukur
secara moneter ataupun angka. Standar Intangible
ini lebih sulit diukur jika dibandingkan dengan
standar tangible. Contohnya Standar Intangible
seperti sikap dan tingkah laku seorang karyawan,
penyimpangan pekerjaan seorang karyawan,
kreativitas karyawan ataupun kesetiaan pelanggan.

Kegiatan pengawasan dan pengendalian kordinator


Perkesmas akan lebih mudah dalam mengendalikan
kegiatan pelayanan bila telah menetapkan dari awal
target dari pengawasan pengendalian yang masuk
dalam RUK/RPK Kegiatan Perkesmas. Sehingga
keselerasan program perkesmas dapat melekat dalam
siklus manajemen Puskesmas. Merujuk dalam pedoman
manajemen Puskesmas pengendalian merupakan
kegiatan untuk mengawal kesesuaian kegiatan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian berupa
membandingkan atau memadankan capaian dengan
target yang telah ditetapkan. Upaya pengendalian
adalah bila dijumpai hal yang tidak sesuai maka
tindakan perbaikan (corrective action). Untuk menjamin
dan menjaga mutu layanan perkesmas, kegiatan
pengawasan dan pengendalian senantiasa dilaksanakan
selaras dengan perencanaan, pelaksanaannya. Kegiatan
pengendalian secara berjenjang dimulai dari koordinator
perkesmas, PJ UKM, Kepala Puskesmas sampai Dinas
Kesehatan Kabupaten.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian adalah
saling melekat dan berkelindan sebagai rangkaian
siklus manajemen dalam hal ini kegiatan Perkesmas.
Secara singkat tujuan dari Pengawasan dan
pengendalian adalah:
a) Melihat pelayanan kesehatan perkesmas dengan
rujukan standar, RUK/RPK yang telah ditetapkan
dengan melihat perihal administrasi, sumber daya
yang digunakan secara efektif dan efisien.
b) Melihat hambatan, kendala maupun tantangan
pelayanan perkesmas, sehingga tindakan
perbaikan segera dapat diambil.
c) Melihat penyimpangan yang ada terkait pelayanan
perkesmas apakah sesuai sasaran, indicator
masukan proses dan luaran/proses.
d) Mendapatkan informasi yang objektif terkait
penyimpangan dan penyebabnya sebagai bahan
umpan balik perbaikan berikutnya

3. Jenis Indikator Pengawasan dan Pengendalian


Dalam pengawasan dan pengendalian kegiatan
perkesmas penting untuk memahami indikator dari
masukan, proses dan luaran atau dampak. Berikut
penjelasan detilnya. Peran koordinator secara aktif
melakukan pengawasan dan pengendalian internal secara
aktif periodik sesuai jenis indikator yang telah ditetapkan.
Berikut jenis -jenis Indikator pelayanan perkesmas.
a) Indikator Masukan
Indikator masukan dalam pelayanan Perkesmas
meliputi :
1) Jumlah Perawat Puskesmas yang sudah
mendapat pelatihan teknis terkait Perkesmas
serta peningkatan kompetensi lainnya.
2) Jumlah kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(PHN Kit).
3) Tersedia sarana transportasiuntuk
kunjungan ke
keluarga/kelompok/masyarakat.
4) Tersedia Standar/Pedoman/Standar
Prosedur Operasional (SPO)/Instruksi Kerja
terkait pelayanan Perkesmas.
5) Tersedia Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Perkesmas.
6) Tersedia Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Perkesmas.
7) Tersedia rencana kegiatan pembinaan teknis
Perkesmas.
8) Tersedia dukungan administrasi terkait
pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
Perkesmas.
b) Indikator Proses
Indikator proses dalam pelayanan Perkesmas
meliputi:
1) Jumlah individu yang mendapatkan asuhan
keperawatan di Puskesmas sesuai target RPK;
2) Jumlah keluarga binaan yang mendapatkan
asuhan keperawatan sesuai target RPK;
3) Jumlah kelompok binaan yang mendapatkan
asuhan keperawatan sesuai target RPK;
4) Jumlah desa/kelurahan binaan yang
mendapatkan asuhan keperawatan sesuai
target RPK; dan
5) Jumlah Perawat yang mendapat pembinaan
teknis Perkesmas oleh Koordinator Perkesmas
sesuai rencana.
c) Indikator Output (Indikator Luaran)
Indikator luaran/output dalam pelayanan
Perkesmas meliputi:
1) Individu
Persentase individu dengan hasil asuhan
keperawatan teratasi.
Cara Pengukuran : Jumlah individu dengan
hasil asuhan keperawatan teratasi dibagi dengan
jumlah individu yang mendapat asuhan
keperawatan di Puskesmas, dikali 100%.
2) Keluarga
Persentase keluarga binaan dengan hasil asuhan
lepas bina.
Cara Pengukuran : Jumlah keluarga binaan
dengan hasil asuhan lepas bina, dibagi dengan
jumlah keluarga binaan yang mendapat asuhan
keperawatan, dikali 100%.
3) Kelompok
Persentase kelompok binaan yang meningkat
kemandiriannya.
Cara Pengukuran : Jumlah kelompok binaan
dengan hasil asuhan KM-II, KM-III dan KM-IV,
dibagi jumlah kelompok binaan yang mendapat
asuhan keperawatan, dikali 100%.

4) Masyarakat
Persentase desa/kelurahan binaan yang
mendapatkan asuhan keperawatan.
Cara Pengukuran: Jumlah desa/kelurahan
binaan yang mendapatkan asuhan
keperawatan dibagi jumlah desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas, dikali 100%.
d) Indikator Outcome (Indikator Dampak)
Indikator outcome/dampak dalam pelayanan
Perkesmas yaitu peningkatan Indeks Keluarga Sehat
(IKS) tingkat Puskesmas. Pemahaman dari jenis
indikator pengawasan dan pengendalian dari
masukan, proses dan luaran/dampak menjadi
acuan saat melakukan pengawasan dan
pengendalian kegiatan perkesmas. Pelaksanaan
penyelenggaraan perkesmas akan tercatat dalam
sebuah laporan kegiatan. Laporan tersebut menjadi
bahan kegiatan pengawasan, pengendalian dan
penilaian untuk melihat dengan perencanaan
sebelumnya.
Data Rancangan Usulan Kegiatan (RUK)
maupun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dan
Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) Perkesmas pada
tahun berjalan berserta notulensi atau dokumen
terkait laporan kegiatan menjadi bahan untuk
pengawasan bagi Koordinator Perkesmas.
Pengawasan internal diselaraskan dengan
penanggung jawab kegiatan UKM esensial atau
pengembangan. Peranan Koordinator Perkesmas
dalam pengawasan dan pengendalian pelayanan
UKP antara lain pelayanan perkesmas pada
sasaran individu untuk pemenuhan kebutuhan
dasar dan kemandirian individu dalam perawatan
diri yang yang telah dilayani dalam waktu berjalan
disesuaikan data perencanaan kegiatan (RUK, RKA
dan atau RPK)
e) Indikator Kinerja Fungsional :
Yaitu indikator kinerja perawat puskesmas untuk
mengukur pencapaian angka kredit jabatan
fungsionalnya.
Cara Pengukuran : Jumlah kegiatan perawat dalam
mencapai indikator kinerja kliniknya dibagi dengan
Indikator Output, dikali 100%

Koordinator perkesmas bersama dengan


penanggung jawab UKM esensial dalam pelayanan
perkesmas senantiasa dipantau dan diawasi secara
langsung oleh Kepala Puskesmas. Adapun pengawasan
eksternal dilaksanakan oleh Pemerintah daerah dan
pusat dalam rangka pembinaan dan pengawasan untuk
jaga mutu pelayanan perkesmas. Koordinator Perkesmas
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap
pencapaian output program Perkesmas melalui kegiatan
berikut;

a) Melakukan pengawasan dan pengendalian


terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan baik di
dalam gedung maupun luar gedung Puskesmas
sesuai dengan perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas. Apabila terdapat ketidaksesuaian maka
koordinator Perkesmas bersama dengan Perawat
lainnya melakukan modifikasi terhadap
perencanaan kegiatan pelayanan Perkesmas untuk
diterapkan selanjutnya;

b) Memastikan pencatatan keperawatan dilaksanakan


sebagai bentuk bukti fisik pekerjaan Perawat;

c) Melakukan evaluasi dengan menilai efektivitas dan


efisiensi penyelenggaraan kegiatan pelayanan
Perkesmas sebagai bagian dari penilaian kinerja
Perkesmas, dilihat dari perencanaan program di
awal, hasil asuhan keperawatan yang diperoleh
dan dukungan terhadap target pencapaian SPM
kabupaten/kota;
d) Menyusun register pelayanan Perkesmas, laporan
bulanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
(mengacu kepada Sistem Informasi Puskesmas),
laporan evaluasi hasil kegiatan pelayanan
Perkesmas di Puskesmas dan laporan lainnya
sesuai perencanaan program atau kebutuhan; dan

e) Menyusun rencana tindak lanjut untuk program


kegiatan pelayanan Perkesmas selanjutnya.

Tindakan Koreksi/Perbaikan
Kegiatan berikutnya dalam rangka pengawasan dan
pengendalian pelayanan perkesmas berupa tindakan
perbaikan. Koordinator perkesmas harus senantiasa aktif,
peduli dan dinamis dalam pengawasan dan pengendalian
pelayanan perkesmas. Dengan kolaborasi yang selaras
bersama PJ UKM Esensial, Koordinator harus segera
melakukan tindakan perbaikan bila dijumpai adanya
penyimpangan pelayanan perkesmas. Saat mengambil
upaya perbaikan atau tindakan koreksi Koordinator
Perkesmas harus senantiasa menjalin komunikasi efektif
dalam hal ini melaporkan kepada atasan langsung yakni
Kepala Puskesmas.
Untuk jenis penyimpangan kecil maka tindakan
perbaikan bisa langsung segera diambil oleh koordinator
Perkesmas, dengan tetap lapor kepada Kepala Puskesmas.
Adapun untuk penyimpangan yang besar kiranya
melaporkan segera kepada Kepala Puskesmas.
Tindakan perbaikan dapat melibatkan pihak
eksternal bila memang penyimpangan dari pelayanan
perkesmas cukup besar dan melibatkan lintas sektor.
Kegiatan pengawasan dan pengendalian perkesmas
senantiasa diselaraskan dalam siklus manajemen
puskesmas. Puskesmas akan senantiasa melaksanakan
siklus P1, P2 dan P3 berkelanjutan melalui rangkaian
lokakarya mini bulanan dan tribulanan.
4. Penilaian Kegiatan Pelayanan Perkesmas
Penilaian merupakan proses lanjutan sebagai salah satu
instrument untuk melihat performa secara menyeluruh
sebuah kegiatan/program perkesmas. Koordinator
perkesmas dalam kegiatan P3 sesuai siklus manajemen
Puskesmas, senantiasa aktif untuk dapat menilai capaian
pelayanan perkesmas baik pelayanan dalam maupun luar
Gedung. Dengan merunut siklus manajemen Puskesmas,
maka Kordinator Perkesmas dapat melakukan penilaian
secara mandiri terkait kegiatan perkesmas.
a. Pengukuran Kinerja Pelayanan Perkesmas
Kegiatan lanjutan setelah pengawasan dan
pengendalian pelayanan perkesmas, maka koodinator
perkesmas harus dapat mengukur kinerja hasil
pelayanan perkesmas. Kejelasan kriteria kinerja atau
capaian indicator perkesmas disesuaikan dengan
target, SPM Pelayanan Kesehatan Kab/Kota maupun
IKS Puskesmas setempat. Kejelasan satuan dari
indikator harus setara misalnya % ataukah rupiah,
satuan orang. Kejelasan ini akan mempermudah
dalam pengukuran kinerja. Pengukuran akan dapat
dicapai atau dilalui bila pelaksanaan perkesmas
tercatat dan terdokumentasikan sehingga proses
pengukuran kinerja akan berlanjut. Pengukuran
kinerja pelayanan perkesmas dapat dilakukan dengan
cara mengumpulkan informasi-informasi yang didapat
dari berbagai sumber misalnya saja laporan lisan,
laporan statistik, pengamatan dan laporan tertulis.
Perlu diketahui bahwa pengukuran kinerja nyata
harus dibuat berdasarkan fakta dan temuan yang
ada.
b. Perbandingan Kinerja Aktual dengan standar yang
ditentukan.
Penilaian hasil pelayanan perkesmas di Puskesmas
dan wilayah kerjanya pada akhir tahun merupakan
lanjutan yang tidak terpisahkan dari pengawasan dan
pengendalian. Untuk dapat melakukan penilaian
Koordinator perkesmas melakukan pengukuran
dilanjutkan dengan perbandingan kinerja aktual
dengan standar pelayanan minimal Daerah terkait
kegiatan Perkesmas. Langkah ini sangat penting
sebagai sarana penilaian secara kuantitas maupun
kualitas mutu layanan perkesmas.
Penilaian pelayanan perkesmas bagian dari penilaian
kinerja Puskesmas dalam ruang lingkup cakupan
pelayanan kesehatan. Penilaian sebagai proses yang
obyektif dan sistematis untuk melihat kegiatan
/program perkesmas apakah telah berjalan efektif dan
efisien, sesuai sasaran dan standar/peraturan yang
berlaku. Penilaian perkesmas oleh kordinator
perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan
perkesmas. Penilaian kegiatan perkesmas menjadi
bagian penilaian kinerja Puskesmas yang selanjutnya
akan diverifikasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten.
Hasil pencapaian indikator pelayanan Perkesmas
digunakan oleh Puskesmas untuk mengukur
keberhasilan pelayanan Perkesmas sekaligus sebagai
bahan penyusunan perencanaan kegiatan pelayanan
Perkesmas berikutnya. Selain itu hasil pencapaian
indikator pelayanan Perkesmas juga digunakan
sebagai bahan rekomendasi penyusunan kebijakan
pelayanan Perkesmas.
Merujuk pedoman Manajemen Puskesmas penilaian
kegiatan perkesmas dapat diselaraskan dengan tujuan
dari penilaian kinerja puskesmas. Tujuan dari
penilaian kegiatan perkesmas adalah :
1) Mendapatkan gambaran hasil kegiatan
perkesmas yang meliputi capaian sasaran dan
mutu layanan.
2) Mendapatkan masukan dalam penyusunan
kegiatan perkesmas di tahun berikutnya.
3) Bahan perbaikan berkelanjutan untuk
penanganan tantangan/ hambatan/ kendala
terkait kegiatan /program perkesmas.
4) Bahan kelengkapan untuk manajemen
Puskesmas sebagai penilaian kinerja
Puskesmas.
5) Bahan evaluasi untuk pemilihan prioritas
kegiatan program perkesmas.

Pelaksanaan penilaian berupa pengukuran dan


perbandingan terhadapa kegiatan perkesmas dapat
menggunakan table bantu sesuai dengan pedoman
manajemen Puskesmas seperti gambar di bawah ini.

Tabel 4.7
Tabel Penilaian Perkesmas
Keterangan:
1. Matriks tersebut diatas merupakan beberapa contoh
kegiatan yang dilakukan Puskesmas. Kegiatan selanjutnya
sesuai RPK Puskesmas
2. Matriks tersebut dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kebijakan daerah, dengan tidak mengurangi variabel kolom
yang ada.
3. Kolom (2). Upaya Kesehatan diisi dengan UKM, UKP,
pelayanan kefarmasian, keperawatan kesehatan masyarakat,
dan pelayanan laboratorium yang dilaksanakan di
Puskesmas. Diisi sesuai dengan RPK Puskesmas. Dan untuk
Perkesmas bisa lebih di detilkan kegiatannya.
4. Kolom (3). Kegiatan diisi dengan penjabaran kegiatan dari
masing-masing upaya yang harus dilaksanakan dalam
rangka mencapai target yang telah ditetapkan
5. Kolom (4). Satuan diisi dengan satuan kegiatan, seperti
orang, ibu hamil, bayi, balita, dan lainya sesuai dengan
NSPK masing-masing program.
6. Kolom (5). Target sasaran adalah jumlah dari sasaran/area
yang akan diberikan pelayanan oleh Puskesmas, dihitung
berdasarkan faktor koreksi kondisi geografis, jumlah sumber
daya, target indikator kinerja, dan pencapaian terdahulu.
7. Kolom (6). Pencapaian diisi pencapaian kegiatan dari target
sasaran yang telah ditentukan.
8. Kolom (7). Cakupan, diperoleh dengan menghitung
pencapaian hasil kegiatan (kolom 6) dibagi dengan target
sasaran (kolom 5). Cakupan dihitung reratanya dari hasil
masing-masing variabel, sedangkan tiap variabel dihitung
dari rerata sub variabel. Penetapan kelompok variabel dan
sub variabel dilaksanakan oleh Puskesmas bersama dengan
dinas kesehatan kabupaten/kota, dengan mengacu pada
NSPK program
Untuk mempermudah tampilan dari penilaian
perkesmas sajian data yang dihasilkan dapat disajikan
dalam bentuk grafik sarang laba-laba atau diagram
radar. Dengan grafik sarang laba-laba atau diagram
radar diharapkan dapat lebih mudah diketahui tingkat
kesenjangan pencapaian dan ketidakserasian antara
hasil cakupan kegiatan pada setiap desa/kelurahan di
wilayah kerja Puskesmas. Penyajian grafik tersebut
sebaiknya dibuat secara periodik bulanan atau
triwulan, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pemantauan dan identifikasi masalah sedini
mungkin. Berikut contoh penggunaan grafik sarang
laba-laba atau diagram radar untuk tampilan kinerja
Puskesmas.
Gambar 4.4
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2020

TAHUN 2020

Promosi Kesehatan
100
Program Lansia 80 Pelayanan Kesling
60
40
Upaya Kesehatan Jiwa
20 Pelayanan KIA
0

Upaya Kesehatan Gigi danPelayanan Gizi


Mulut

Upaya Perawatan Kesehatan


Upaya P2P
Masyarakat

Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN
Gambar 4.4
Contoh Grafik Kinerja Puskesmas Tahun 2021

TAHUN 2021

Promosi Kesehatan
100
upaya Kesehatan
Program Lansia 80 Lingkungan
60

Kesehatan Jiwa 40
20 Upaya KIA dan KB
0

Kesehatan gigi dan Pelayanan Gizi


mulut

Upaya Perawatan KesehatanUpaya P2P


Masyarakat
Usaha Kesehatan Sekolah

TARGET CAPAIAN

Pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan penilaian


pelayanan perkesmas sebagai bagian dari menjaga mutu layanan
perkesmas sebagai bagian dari mutu layanan puskesmas. Mutu
layanan puskesmas meliputi pelayanan yang sesuai standar mutu
layanan diantaranya pelayanan perkesmas bagi masyarakat di
wilayah Puskesmas setempat. Hal ini menjadi pertimbangan bagi
kordinator perkesmas dalam melakukan penilaian kegiatan
perkesmas dengan memperhatikan indicator masukan, proses
luaran/dampak. Data yang mendukung penilaian perkesmas
dapat diperoleh dari Sistem Informasi Puskesmas yang mencakup
pencatatan dan pelaporan kegiatan Puskesmas dan jaringannya,
survey lapangan, laporan lintas sektor terkait dan laporan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.
BAB V
LOGISTIK

Penyediaan Logistik terdiri dari Proses Perencanaan,


Pelaksanaan, dan Pengendalian aliran yang efisien dan efektif dari
barang atau jasa dan Informasi terkait mulai dari titik asal sampai
titik penggunaan untuk memenuhi keperluan pelanggan. Melihat
hal tersebut, untuk menunjang system Pelayanan Perkesmas yang
Prima, perlu manajemen logistic yang memadai di UPTD
Puskesmas Dangung-Dangung, manajemen logistic atau
pengadaan kebutuhan Pelayanan Perkesmas melalui beberapa
tahap diantaranya :
1. Perencanaan
a. Tujuan Perencanaan
1) Menghindari kekosongan kebutuhan Kartu Askep
(Individu, Keluarga, Kelompok dan Masyarakat)
2) Menghindari Penumpukan Kartu Askep (Individu,
Keluarga, Kelompok dan Masyarakat)
3) Menentukan Anggaran
4) Tersedianya Kebutuhan Kartu Askep sesuai
kebutuhan
5) Penggunaan Kartu Askep secara rasional
6) Memberikan Pelayanan yang tepat mutu dan tepat
waktu kepada pasien
b. Kegiatan-Kegiatan Perencanaan
1) Pemilihan Jenis Kartu askep yang dibutuhkan
2) Perhitungan adalah Perkiraan Kebutuhan dan rencana
Pengadaan, Kegiatan Perhitungan dapat dilakukan
dengan mengetahui data tentang :
a) Stok Awal dan sisa stok
b) Penerimaan dan Pengelompokkan
c) Pemakaian, Rata-rata per bulan
d) Stok Kosong
e) Stok Pengaman
3) Pengadaan atau Permintaan
Tujuan pengadaan logistik di Pelayanan Perkesmas
agar kartu askep yang dibutuhkan dapat terjamin
ketersediaannya. Kegiatan pengadaan meliputi :
a) Pengadaan Rutin, dilakukan sesuai dengan
kebutuhan
b) Pengadaan Khusus, dilakukan diluar jadwal rutin
yang disebabkan karena kebutuhan yang
meningkat dan atau kekosongan
2. Penerimaan
Tujuan Penerimaan adalah agar kartu askep yang diterima
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang
diajukan oleh bagian Pelayanan Perkesmas. Petugas penerima
melakukan fungsi pengecekan yaitu memeriksa apakah
jumlah dan jenis laporan sesuai dengan Laporan Pemakaian
dan Lembar Penerimaan.
3. Penyimpanan
Tujuan Penyimpanan adalah agar kartu askep yang diterima
aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan, mutu terjamin
dan mempermudah pengaturan atau administrasi.
4. Distribusi
Tujuan Distribusi adalah agar memudahkan petugas baik
Koordinator Perkesmas, PJ Darbin maupun Pelaksana
Perkesmas untuk memperoleh Kartu Askep sesuai dengan
kebutuhan yang ada.
5. Pencatatan dan Pelaporan
Tujuan Pencatatan dan Pelaporan adalah agar Pengadaan
logistik, baik dimulai dari Perencanaan hingga Distribusi,
tercatat dan terlaporkan dengan baik sesuai dengan hasil
pelaksanaan dilapangan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Untuk menjamin agar mutu pelayanan Perkesmas di UPTD


Puskesmas Dangung-Dangung terjaga dengan baik, perlu dibuat
Indikator mutu. Indikator Mutu adalah hal-hal yang harus dicapai
agar Mutu Pelayanan terjaga. Indikator Mutu Pelayanan
Perkesmas terdiri dari 5 Varibel Mutu. Setiap Variabel mempunyai
beberapa indikator mutu. 5 Variabel tersebut adalah :
1. Ketepatan Identifikasi Pasien 100 %
2. Ketepatan Pemberian Obat Kepada Pasien 100 %
3. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan ≥ 80 %
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas ≥ 90 %
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100 %

Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
Identifikasi pasien yang tepat dan mendetail meliputi : Nama,
Umur, Alamat, Nomor Rekam Medis pasien. Pengukuran
indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien
yang teridentifikasi tepat dibagi dengan jumlah seluruh
pasien yang dilayani.
2. Ketepatan Pemberian Obat/ Anjuran Pemberian Obat/
Pemberian Informasi Obat (Obat Medis maupun Herbal)
Kepada Pasien
a) Ketepatan Pemberian Obat/ Anjuran Pemberian Obat/
Pemberian Informasi Obat (Obat Medis maupun Herbal)
Kepada Pasiendimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat/ menganjurkan
pemberian obat/ memberikan informasi obat kepada
pasien.
b) Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung
jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan Obat yang
tepat dibagi dengan jumlah seluruh pasien yang dilayani.
3. Ketepatan Prosedur Tindakan Medis dan Keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan,
petugas harus selalu melaksanakan sesuai prosedur yang
telah ditetapkan.
4. Pengurangan Terjadinya Risiko Infeksi di Puskesmas
5. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja merupakan bagian penting dalam


pemberian Pelayanan Keselamatan Kerja meliputi keamanan
petugas dalam melakukan tindakan maupun kemanan dalam
menerima pengaduan dari klien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan Petugas dalam memberikan
Pelayanan Perkesmas diantaranya :
1. Petugas melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan pelayanan
2. Petugas memastikan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) sesuai dengan kebutuhan pelayanan
3. Petugas selalu menggunakan Desinfeksi
4. Petugas melakukan penandatanganan Inform Consent
disetiap akan melakukan tindakan pada klien sesuai
dengan kebutuhan Pelayanan
5. Petugas selalu memberikan Pelayanan Perkesmas sesuai
dengan SOP yang ada
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU PELAYANAN

Pengendalian Mutu Pelayanan Merupakan Upaya untuk


mengetahui Perkembangan dan Keberhasilan Pelayanan
Perkesmas. Kegiatan ini meliputi :
1. Evaluasi/ Penilaiam Diri Provider Pelayanan (Internal)
2. Merupakan suatu Proses untuk mengukur diri sendiri sejauh
mana pelayanan yang telah diberikan oleh Provider yang
bersangkutan sesuai dengan standar/ pedoman yang
tersedia. Untuk melakukan penilaian tersebut, digunakan
Check List yang memuat Prosedur Operasional pelayanan
yang sudah diberikannya. Dengan penilaian diri tersebut
secara tersebut, secara bertahap Provider akan terus dapat
meningkatkan mutu pelayanan yang diberikannya.
3. Pemantauan Oleh TIM Mutu Klinis (Eksternal)
Merupakan kegiatan untuk memantau kualitas mutu
pelayanan yang diberikan di Puskesmas Dangung-Dangung.
Terutama Pelayanan Perkesmas. Pemantauan yang dimaksud
antara lain mencakup mutu interaksi Petugas dengan klien
melalui :
a. Pengumpulan data
b. Menilai hasil pemantauan dengan membandingkan
Pedoman Pelayanan yang sudah ditetapkan
c. Evaluasi Pencapaian Indikator Mutu Pelayanan
d. Identifikasi berbagai permasalahan yang muncul
berdasarkan hasil penilaian, urutan prioritas penyelesaian
masalah dan mencari jalan keluar serta dapat menilai
keberhasilannya.
BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan Pelayanan Perkesmas dengan


pelaksanaan Asuhan Keperawatan UPTD Puskesmas Dangung-
Dangung ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pelayanan di
Ruang Pelayanan Perkesmas. Untuk keberhasilan pelaksanaan
panduan pelayanan di Ruang Pelayanan Perkesmas diperlukan
komitmen dan kerja sama semua pihak.
Semoga Pedoman ini bisa dijadikan sebagai langkah awal
untuk peningkatan mutu dan keselamatan pasien di Puskesmas
Dangung-Dangung, terutama Pelayanan Perkesmas sebagai ujung
tombak di UPTD Puskesmas Dangung-Dangung.
REFERENSI

1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan.


2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016 tentang Manajemen Puskesmas
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga
6. Pedoman Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat di
Puskesmas
7. Bahan Ajar Pelatihan Perkesmas Bagi Koordinator Perkesmas
Angkatan II, Kementerian Kesehatan Tahun 2022

Anda mungkin juga menyukai