Anda di halaman 1dari 79

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SUMBER

INFORMASI TENTANG VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI

PADA SISWI KELAS IX DI SMPN 1 COMPRENG

RISET TERAPAN

WULANDARI

NIM 4501.0320.A.013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN

Nama : WULANDARI

NIM : 45010320A013

Judul :Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dengan Sumber Informasi

Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas IX Di SMPN 1

Compreng

Telah dilakukan Pembimbingan Riset Terapan dan dinyatakan layak untuk

memenuhi salah satu tugas mata kuliah Riset Terapan pada Program Studi DIII

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon.

Cirebon, Agustus 2022

Menyetujui

Pembimbing Akademik

Heny Puspasari SST.,M.Kes

Mengetahui,

Ketua Program Studi D III Kebidanan

Iis, SST.,M.Kes
NIDN. 0427079201
PERNYATAAN ORISINILITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Wulandari

NIM : 4501.0320.A.013

Tempat & Tanggal Lahir : Subang, 23 juli 2002

Alamat : Dusun lamaran, Desa jatireja, Kec Compreng

Kab..Subang

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Riset Terapan ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,

tanpa bantuan orang lain, kecuali tim pembimbing dan para responden.

2. Dalam Riset Terapan ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang

dan judul buku aslinya seta dicantumkan dalam Daftar Pustaka.

3. Pertanyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini maka

saya bersedian menerima sanksi akademik, dan sanki lain dengan norma yang

berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon.

Cirebon,2023

Wulandari

NIN: 45010320A013
RIWAYAT HIDUP

Nama : Wulandari

NIM : 4501.0320.A.013

Tempat, tanggal lahir : Subang, 23 juli 2002

Alamat : Dusun lamaran , Desa Jatireja, Kec.Compreng

Kab.Subang, Jawa Barat

Email : wd2659436@gmail.com

Riwayat Pendidikan : MI Darussalam

SMPN 1 Compreng

MAS PP DARUSSALAM KUNIR

STIKes Cirebon
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN CIREBON
2023
ABSTRAK
WULANDARI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SUMBER
INFORMASI TENTANG VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA
SISWI KELAS IX DI SMPN 1 COMPRENG
Berdasarkan data survey yang dilakukan World Healt Organization
(WHO) dibeberapa negara, remaja puteri mempunyai permasalahan terhadap
kesehatan reproduksinya salah satunya kebersihan genetalia (vulva hygiene) .
Hasil riset menunjukan bahwa 5,2 juta remaja puteri di 17 Provinsi di Indonesia
mengalami keluhan yang sering terjadi saat menstruasi akibat tidak menjaga
kebersihan genetalia. Dampak yang dapat terjadi akibat hygiene yang buruk saat
menstruasi salah satunya iritasi atau gatal di sekitar vulva dan lubang vagina
(pruritus vulvae). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan sumber informasi tentang kebersihan saat
menstruasi di SMPN 1 Compreng. Desain penelitian yang digunakan adalah
analitik observasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Cross Sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 135 orang dengan
pengambilan sampel secara total sampling. Metode pengumpulan data yang
dilakukan yaitu menggunakan kuesioner yang berisikan pertanyaan pengetahuan
dan sumber informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
remaja di SMPN 1 Compreng melakukan tingkat pengetahuan sebanyak 15
responden (50,0%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, sedangkan 8
responden (26,7) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, dan 7 responden
mempunyai tingkat pengetahuan baik. Hasil uji analisis Chi-square diperoleh
nilai p=0,001. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sumber infromasi tentang kebersihan saat Menstrusi di
SMPN 1 Compreng. Dengan mengetahui adanya hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan sumber informasi tentang kebersihan saat menstruasi
diharapkan remaja agar mendapatkan pengetahuan tentang vulva hygiene lebih
luas sehingga tidak terjadi infeksi pada genetalia dan penyakit pada sistem
reproduksi.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sumber Informasi
Daftar Pustaka : Buku, Jurnal
INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE (STIKes)
DIPLOMA III PROGRAM OF MIDWIFE CIREBON
2023
ABSTRACT
WULANDARI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SUMPBER


INFORMASI TENTANG VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI SISWI
KELAS IX DI SMPN 1 COMPRENG
Based on survey data conducted by the World Health Organization
(WHO) in several countries, adolescent girls have problems with their
reproductive health, one of which is genital hygiene (vulva hygiene).
menstruation due to not maintaining genital hygiene. One of the impacts that can
occur due to poor hygiene during menstruation is the initiation or itching around
the vulva and vaginal opening (pruritus vulvae). This study aims to determine the
relationship between the level of knowledge and sources of information about
hygiene during menstruation at SMPN 1 Compreng. The research design used
was an analytic observational approach. The approach used in this study was
Cross Sectional. The sample in this study was 135 people with total sampling.
The data collection method used was a questionnaire containing questions about
knowledge and sources of information. The results showed that most of the
adolescents at SMPN 1 Compreng had a level of knowledge as many as 15
respondents (50.0%) had sufficient knowledge level, while 8 respondents (26.7)
had a low level of knowledge, and 7 respondents had a good level of knowledge.
Chi-square analysis test results obtained p value = 0.001. This shows that there is
a relationship between the level of knowledge and sources of information about
hygiene during menstruation at SMPN 1 Compreng. and diseases of the
reproductive system.
Keywords : Knowlage, Information Source
Bibliography : Books, Journal


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kita semua, sehingga dengan izinnya kami dapat
menyelesaikan laporan Riset Terapan dengan judul “HUBUNGAN ANTARA
TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SUMBER INFORMASI
TENTANG VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI KELAS IX DI SMPN
1 COMPRENG”. Riset Terapan ini kami susun sebagai salah satu persayaratan
untuk memperoleh gelar ahli madya kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
(STIKes) Cirebon. Kami mendapat banyak pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihak pada saat penyusunan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat bapal/ibu:
1 Dr. Awis Hamid Dhani, M.Pd., selaku ketua sekolah tinggi ilmu kesehatan
(STIKes) Cirebon.
2 Iis, S.ST.M.Kes, selaku ketua program studi DIII Kebidanan STIKes Cirebon.
3 Heny Puspasari, S.ST.M.Kes selaku Pembimbing Akademik Karya Tulis
Ilmiah
4 Rif’atun Nisa, M.Tr.Keb, selaku dosen mata kuliah Riset Terapan yang telah
memberikan petunjuk, saran serta dukungan moral selama penyusunan
laporan kebidanan komunitas ini.
5 Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material
kepada kami sehingga laporan riset terapan ini dapat kami selesaikan
Semoga Allah SWT memberi balasan pahala atas semua amal kebaikan
yang diberikan. Kami menyadari laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Kami
berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi semua
pembaca pada umumnya.
Cirebon, 2023
Penyusun
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................

PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................................

RIWAYAT HIDUP..................................................................................................

ABSTRAK................................................................................................................

ABSTRACT...............................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

DAFTAR TABEL.....................................................................................................

DAFTAR BAGAN....................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah........................................................................................
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................................
F. Keaslian Penelitian.......................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................
A. Tinjauan Teori..............................................................................................
1. Pengetahuan............................................................................................
a. Definisi Pengetahuan.............................................................................
b. Fase-Fase Siklus Menstruasi..............................................................
c. Tanda dan Gejala.................................................................................
2. Sumber Informasi....................................................................................
a. Definisi Vulva Hygiene......................................................................
b. Tujuan Vulva Hygiene........................................................................
c. Cara Perawatan Vulva Hygiene..........................................................
d. Dampak Kurang Menjaga Vulva Hygiene..........................................
3.Kesehatan Reproduksi..............................................................................
a. Definisi Pengetahuan..........................................................................
b. Tingkatan Pengetahuan.......................................................................
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan..............................
d. Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene Saat Menstruasi......................
4. Vulva Hygiene…....................................................................................
5. Menstruasi...............................................................................................
B. Kerangka Teori
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................
A. Kerangka Konsep........................................................................................
B. Hipotesis.....................................................................................................
C. Desain Penelitian........................................................................................
D. Populasi dan Sampel Penelitian..................................................................
1. Populasi..................................................................................................
2. Sampel.....................................................................................................
3. Teknik Sampling.....................................................................................
E. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................
F. Definisi Operasional.....................................................................................
G. Alat dan Teknik Pengumpulan Data............................................................
1. Alat..........................................................................................................
2. Teknik Pengumpulan Data......................................................................
H. Uji Validitas dan Reabilitas........................................................................
I. Analisis Data.................................................................................................
J. Jadwal Penelitian...........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................
A. Hasil............................................................................................................
1. Analisis Univariat.................................................................................
2. Analisis Bivariat...................................................................................
B. Pembahasan................................................................................................
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan...........................................................
2. Gambaran Sumber Informasi................................................................
3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sumber Informasi.................
BAB V PENUTUP....................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
1. Bagi Institusi pendidikan......................................................................
2. Bagi Remaja.........................................................................................
3. Bagi Peneliti.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .................................................................................. 7

Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................. 28

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan ....................... 33

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi ............................. 33

Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sumber Informasi .................. 34


DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ......................................................................................24

Bagan 3.1 Kerangka Konsep. ................................................................................. 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut WHO (2019) adalah keadaan sehat

yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan social dan bukan sekedar

tidak adanya penyakit atau gangguan di segala hal yang berkaitan dengan

sistem reproduksi, fungsinya maupun proses reproduksi itu sendiri.

Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan pria maupun

wanita, namun lebih di titik beratkan pada wanita. Wanita memiliki sistem

reproduksi yang lebih sensitif terhadap suatu penyakit, bahkan keadaan

penyakit lebih banyak di hubungkan dengan fungsi dan kemampuan

reproduksinya.(1)

Remaja berada pada tahap transisisi dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa yang mengalami banyak perubahan secara fisiologis, psikologis,

maupun intelektual. Salah satu perubahan fisiologis pada remaja putri yaitu

terjadinya menstruasi.(2)

Menstruasi adalah keluarnya darah dari kemaluan setiap bulan akibat

meluruhnya dinding Rahim (endrometrium) yang mengandung pembuluh

darah karena sel telur (ovum) tidak dibuahi. Pembuluh darah dalam Rahim

sangat mudah terinfeksi ketika menstruasi karena kuman mudah masuk dan

menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Infeksi saluran reproduksi

di Indonesia akibat kurangnya hygiene organ genetalia masih cukup tinggi,

jumlah penderita infeksi saluran reproduksi adalah 90-100 kasus per 100.000
penduduksetiap tahun.(3)

Penyebab utama terjadinya infeksi saluran reproduksi yaitu: imunitas

yang lemah, hygiene saat menstruasi yang kurang, dan penggunaan pembalut

yang tidak sehat saat menstruasi. Infeksi saluran reproduksi lebih banyak

terjadi padaseseorang yang tidak menjaga hygiene saat menstruasi.(4)

Berdasarkan data survey yang dilakukan World Healt Organization

(WHO) dibeberapa negara, remaja puteri mempunyai permasalahan terhadap

reproduksinya salah satunya kebersihan genetalia (vulva hygiene) sedangkan

data statistik di Indonesia dari 43,3 juta jiwa remaja puteri berperilaku

hygiene sangat buruk (Riskesdas, 2016) Hasil riset menunjukan bahwa 5,2

juta remajaputeri di 17 Provinsi di Indonesia mengalami keluhan yang sering

terjadi saat menstruasi akibat tidak menjaga kebersihan genetalia dengan

disertai adanya rasa gatal pada alat kelamin wanita.(5)

Dampak lain yang dapat terjadi akibat hygiene yang buruk saat

menstruasi salah satunya iritasi atau gatal di sekitar vulva dan lubang vagina

(pruritus vulvae). Sebagai upaya dalam menjaga kesehatan dan kebersihan

organ reproduksi, personal hygiene sangatlah perlu dilakukan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahtraan fisik

dan psikis saat menstruasi. Beberapa aktivitas dalam menjaga hygiene saat

menstruasi meliputi beberpa hal seperti mandi dan keramas saat menstruasi,

menjaga kebersihan kuku, mengganti pembalut 4 Jam sekali, menggunakan

celana dalam yang dapat menyerap keringat serta perawatan rambut

genetalia.(5)
Kementerian Kesehatan RI (2018) mengupayakan kebersihan

menstruasi dengan memberlakukan tiga Usaha Kesehatan Sekolah (Trias

UKS) meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan

pembinaan lingkungan sekolah yang sehat. Upaya tersebut dilakukan agar

remaja yang mengalami menstruasi dapat memahami pentingnya menjaga

kebersihan saat menstruasi.(6)

Vulva hygient saat menstruasi kemungkinan besar dipengaruhi oleh

tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Rendahnya pengetahuan

tentang kesehatan reproduki akan memungkinkan perempuan tidak

berperilaku hygiene pada saat menstruasi yang dapat membahayakan

kesehatan reproduksinya sendiri. Perawat sebagai Educator atau pendidik

adalah membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan,

gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi

perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

Pada penelitian ini peran perawat adalah mendidik remaja agar

mendapatkan pengetahuan tentang vulva hygiene lebih luas sehingga tidak

terjadi infeksi pada genetalia dan penyakit pada sistem reproduksi.(7)

Pengetahuan dan pemahaman mengenai fungsi dan struktur

reproduksi akan mempengaruhi bagaimana cara merawat dan menjaga alat

genetalianya dengan benar serta mempengaruhi remaja dalam merawat organ

reproduksinya, Bila pengetahuan remaja puteri tentang perawatan daerah

reproduksi rendah hal ini berakibat pada rendahnya kesadaran tentang

pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi dan berdampak serta akan


berpengaruh pada perilaku remaja tentang menjaga organ reproduksi

terutama saat menstruasi yang akibatanya akan terjadi masalah di organ

reproduksinya.(8)

Melihat dari berbagai dampak negatif ketika personal hygiene buruk

saat menstruasi, maka remaja putri sangat perlu diberikan informasi yang

baik dan positif melalui orang tua, teman sebaya dan guru sekolah tentang

bagaimana menjaga kerbersihan saat mensturasi. Namun masyarakat

menganggap kesehatan reproduksi masih tabu untuk dibicarakan oleh

remaja. Hal tersebut dapat membatasi komunikasi antara orangtua dan

remaja tentang menstrual hygiene. Akibatnya, remaja kurang mengerti,

kurang memahami dan kadang- kadang mengambil keputusan yang salah

mengenai kesehatan reproduksi.(8)

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 29 Agustus 2023

yang telah dilakukan di SMPN 1 Compmreng pada 30 responden,

didapatkan sebanyak 15 responden mempunyai tingkat pengetahuan cukup,

8 responden mempunyai tingkat pengetahuan kurang, dan 7 responden

mempunyai tingkat pengetahuan baik.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan

dengan Sumber Informasi Tentang Vulva Hygiene Saat Menstruasi

Pada Siswi Kelas IX di SMPN 1 COMPRENG”


B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas makan rumusan masalah penelitian

ini “ Adakah Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sumber

Informasi Tentang Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Siswi Kelas IX

di SMPN 1 Compreng?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan

Sumber Informasi Tentang Kebersihan Saat Menstruasi Pada Siswi

Kelas IX di SMPN 1 Compreng

2. Tujuan khusus

a) Untuk mengetahui Pengetahuan di SMPN 1 Compreng

b) Untuk mengetahui Sumber Informasi di SMPN 1 Compreng

Untuk mengetahui Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan

Sumber Informasi Tentang Vulva Hygien Saat Menstruasi di

SMPN 1 Compreng

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dijadikan

sebagai bahan kajian mahasiswa mengenai hubungan pengetahuan, sikap

dan sumber informasi dengan personal hygiene remaja saat menstruasi

dan sebagai sumber bacaan yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi.
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswi SMPN 1 Compreng

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

mengenai pentingnya personal hygiene dan memberikan motivasi

kepada siswi kelas IX SMPN 1 Compreng untuk melaksanakan

perilaku Vulva Hygien saat menstruasi dalm kehidupan sehari-hari.

b. Bagi SMPN 1 Compreng

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menggambaran kepada

penyelenggara pendidikan untuk mengetahui pengetahuan siswi

mengenai kesehatan reproduksi sehingga penyelenggara pendidikan

bisa memberikan kebijakan untuk menyusun program tentang

pendidikan kesehatan reproduksi.

c. Bagi Peneliti

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan

penelitian selanjutnya mengenai personal hygiene saat menstruasi di

SMPN 1 Compreng

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Materi

Ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah Pengetahuan

SumberInformasi, kesehatan reproduksi dan vulva hygiene

2. Ruang Lingkup Responden

Responden penelitian ini adalah siswi Kelas IX SMPN 1 Compreng


3. Ruang lingkup Waktu

Penelitian dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2023

4. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian dilakukan di SMPN 1 Compreng


F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Judul Penelitian Penelitian Metode Hasil Perbedaan


Dan
Tahun
1 Hubungan sikap & Nia Menggunakan pendekatan Pengetahuan dalam kategori baik - Populasi dan sempel
informasi dengan Delzaria cross sectional dengan yaitu sebesar 7,4%, sikap dalam penelitian
perilaku Personal 2021 jumplah populasi sebanyak kategori negative yaitu 7,4%. - Lokasi dan waktu
98 siswi, jumlah sampel Ada hubungan pengetahuan penelitian
Hygiene saat menstruasi
menggunakan hygiene remaja putri saat
Remaja Putri di MTS proportionatestratifed random menstruasi
Pondok Pesantren Nurul sampling. Data dikumpulkan
Iman menggunakan lembar
kuesioner dan dianalisis
secara univariat dan bivariate
menggunakan analiasis chi
square
2 Hubungan Pengetahuan Anggita Desain penelitian ini Pengetahuan remaja putri - Populasi dan sempel
dengan Perilaku nandia menggunakan desain korelasi tentang personal hygiene organ penelitian
Personal Hygiene saat Ardianti, pendekatan cross sectional. reproduksi dalam kriteria baik - Lokasi dan waktu
dkk, Populasi dalam penelitian ini sebanyak 18 siswa (8%) Cukup penelitian
Menstruasi pada Remaja
Tahun sebanyak 43 siswi, dengan sebanyak 170 siswa (80%), dan
Putri di SMPN 2 2019 menggunakan teknik kurang sebanyak 25 siswa
Ponogoro sampling. Pengumpulan data (12%). Untuk variable prilaku
dalam penelitian ini remaja putri tentang personal
menggunakan kuesioner. hygiene organ reproduksi dalam
Analisa data menggunakan kriteria baik sebanyak 19 siswa
uji Contingency Coefficient (9%) cukup sebanyak 48 Siswa
(22%). Berdasarkan hasil uju
Contingency Coefficiennilai p
value sebesar 0,000 karena p <
0,05 artinya ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan
dengan perilaku personal
hygiene pada saat menstruasi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap suatu objek dari indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan presepsi terhadap objek.

Pemahaman seseorang terhadap kesehatan reproduksinya sangatlah

penting, seseorang yang tidak memiliki pengetahuan tentang respon

yang cukup akan cenderung mengabaikan kesehatan reproduksinya

dan resiko melakukan tindakan yang membahayakan bagi dirinya

dengan tidak berprilaku hygiene dalam menjaga organ reproduksinya

sendiri.(9)

Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena

pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan Individu yang

mempunyai pengetahuan tentang personal hygiene maka akan selalu

menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah adanya penyakit

Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi akan

mengakibatkan wanita tidak berperilaku hygiene pada saat menstruasi

dan personal hygiene yang kurang pada remaja dapat menimbulkan


masalah kesehatan reproduksi(10)

b. Tingkat Pengetahuan(11)

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan,yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja orang tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, masyarakat dan

sebagainya.

2. Memahami (comprehrension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real


(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih

didalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang ada.


c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah:

1. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola fikir seseorang,

semakin bertambahnya usia maka semakin berkembang puladaya

tangkap dan pola fikir seseorang. Setelah melewati usia madya (40-

60 tahun), daya tangkap dan pola fikir sesorang akan menurun.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku seseorang

atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin cepat menerima dan

memahami suatu informasi sehingga pengetahuan yang dimiliki

semakin tinggi.

3. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun

diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang

tentang suatu permasalahan akan membuat orang tersebut

mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari

pengalaman sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman

yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan apabila

mendapatkan masalah yang sama.


4. Informasi

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan. Menyiapkan,

menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis dan

menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi

mempengaruhi pengetahuan seseorang, jika sering mendapatkan

informasi tentang suatu pembelajaran maka akan menambah

pengetahuan dan wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak

sering menerima informasi tidak akan menambah pengetahuan

dan wawasannya.

5. Sosial budaya dan ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga

akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk

kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial budaya

yang baik maka pengetahuannya akan baik tapi jika sosial

budayanya kurang baik maka pengetahuannya akan kurang baik.

Status ekonomi seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuan

karena seseorang yang memiliki status ekonomi dibawah rata-rata

maka seseorang tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang

diperlukan.
6. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan dalam

individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan

yang baik maka pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika

lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapatkan juga

kurang baik.

d. Pengetahuan Tentang Vulva Hygiene Saat Menstruasi

Dengan pengetahuan yang baik tentang menstruasi, remaja akan

merasa tenang dan siap menghadapi dan mengatasi masalah yang

terjadi saat menstruasi berlangsung. Jika ada peristiwa menstruasi

yang tidak disertai dengan pengetahuan dan informasi yang benar,

maka bisa timbul macam-macam problem psikis. Hal ini sesuai

dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin remaja putri terbuka

dalam menggali informasi mengenai organ reproduksinya, maka

akan semakin luas wawasan dan pemahaman yang mengenai

kesehatan reproduksi. Jika menstruasi disertai dengan pengetahuan

yang benar. Remaja putri akan merespon menstruasi dengan hal-hal

atau perilaku yang positif. Kurangnya pengetahuan tentang personal

hygiene saat menstruasi pada sebagian remaja putri mengindikasikan

bahwa selayaknya para remaja putri memperoleh informasi tentang

menstruasi. Pendekatan yang bisa dilakukan diantaranya melalui

keluarga, kelompok sebaya, institusi sekolah.


2. Sumber Informasi (12)

a. Konsep Sumber Informasi

Sumber informasi yaitu media yang memiliki peran penting untuk

seseorang pada penentuan sikap dan ketentuan dalam berperilaku.

Sumber informasi itu bisa didapat dengan bebas mulai dari video,

film, buku-buku, teman sebaya, juga dengan mudah membuka situs-

situs melalui internet. Sumber informasi yaitu semua yang menjadi

perantara pada penyampaian informasi, media informasi sebagai

komunikasi massa. Sumber informasi bisa didapat melewati media

elektronik (televisi, radio, internet), media cetak (surat kabar,

majalah), dan melewati aktivitas tenaga kesehatan seperti pelatihan

yang diadakan.

Informasi yang di dapat dari bermacam sumber bisa memberi

pengaruh taraf pengetahuan seseorang. Seseorang banyak mendapat

informasi membuat dia condong memiliki pengetahuan yang luas.

Makin sering orang membaca, pengetahuan bisa lebih baik dibanding

sekedar melihat atau mendengar saja. Pemaparan informasi kesehatan

kepada individu bisa mendorong terjadi tindakan kesehatan

Bermacam media informasi diantaranya

a) media cetak merupakan sarana penyampaian pesan kesehatan

sangat bermacam-macam, antara lain poster, selebaran, pamflet;


b) media elektronik untuk fasilitas dalam memberikan informasi atau

pesan kesehatan bermacam-macam jenisnya antara lain: TV, radio,

internet, vidio, petugas kesehatan orang tua.(12)

b. Sumber Informasi Saat Menstruasi

1. Sumber informasi orang tua

Peran keluarga terutama ibu dalam kesehatan yaitu

memberikan pengetahuan kepada putrinya tentang masalah

kesehatan terutama pada kesehatan reproduksi. Pengetahuan

tersebut salah satunya adalah mengenai datangnya haid pertama

agar remaja dapat mempersiapkan dirinya. Dukungan orang tua

sebagai sumber informasi pertama remaja memiliki pengaruh dan

berperan penting dalam pembentukan perilaku kesehatan remaja.

2. Sumber informasi guru

Remaja putri penting untuk mendapatkan informasi melalui guru

di sekolah. Guru merupakan pemberi informasi pertama di sekolah

setelah orang tua, sehingga guru dapat memberikan informasi

tentang praktik personal hygiene saat menstruasi kepada siswinya.

Sehingga siswi yang sudah terpapar informasi tersebut akan

berdampak positif terhadap perilakunya.

3. Sumber informasi media masa

Informasi yang didapat dari media massa saat ini lebih terbuka

dan luas untuk mengangkat masalah kesehatan reproduksi

perempuan termasuk menstruasi. Iklan-iklan yang berkaitan dengan


menstruasi, baik iklan tentang pembalut, obat-obatan yang

berkaitan dengan masalah gangguan menstruasi sudah banyak di

tayangkan, baik itu dari media cetak, elektronik maupun sosial

media.

4. Sumber Informasi Teman sebaya

Teman sebaya memiliki pengaruh terhadap perkembangan

kehidupan sosial remaja, hal itu dikarenakan remaja banyak

menghabiskan waktunya untuk berinteraksi sosial dengan temannya

lebih banyak.

3. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai suatu kesejahteraan fisik,

mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi,

fungsi dan prosesnya. Kesehatan reproduksi menurut WHO (2019)

adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, dan

social dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan di segala

hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun proses

reproduksi itu sendiri.Kesehatan reproduksi merupakan komponen

penting kesehatan pria maupun wanita, namun lebih di titik beratkan

pada wanita. Wanita memiliki sistem reproduksi yang lebih sensitif

terhadap suatu penyakit, bahkan keadaan penyakit lebih banyak di

hubungkan dengan fungsi dan kemampuan reproduksinya.


1. Kesehatan reproduksi pada WUS

Wanita usia subur (WUS) adalah adalah wanita yang memasuki

usia 15-49 tahun tanpa memperhitungkan status perkawinan nya.

WUS mempunyai organ reproduksi yang masih berfungsi dengan baik

antara umur 20-45 tahun.

Masalah kesehatan reproduksi yang sering di alami oleh wanita

usia subur (WUS) adalah masalah KB, PMS, dan masalah yang

dialami saat kehamilan dan menyusui. Menjaga kesehatan wanita usia

subur (WUS) sangat penting sekali jika tidak maka akan menjadi

masalah yang cukup serius, seperti masalah infeksi organ kelamin,

infertilitas, da masih banyak lagi. (13)

2. Kesehatan Reproduksi pada Lansia

Lanjut usia merupakan tahap akhir dalam kehidupan manusia.

Manusia yang memasuki tahap ini ditandai dengan menurunnya

kemampuan kerja tubuh akibat perubahan atau penurunan fungsi

organ-organ tubuh. Berdasarkan WHO, lansia dibagi menjadi tiga

golongan:

a. Umur lanjut (elderly): usia 60-75 tahun.

b. Umur tua (old): 76-90 tahun

c. Umur sangat tua (very old): usia 90 tahun

Proses menjadi tua merupakan siklus alamiah yang terjadi pada

siapapun dan tidak bisa dihindari. Proses menua selalu ditandai


dengan menurunnya fungsi organ-organ tubuh yang dapat

menyebabkan gangguan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap

menurunya kualitas aktivitas sehari-hari, misalnya lambat bergerak,

berkurangnya tenaga, menurunnya daya ingat, dan lain

sebagainya.(14)

3. Kesehatan Reproduksi pada Remaja

Secara etimologi remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”

Definisi Remaja (adolescence) menurut WHO yaitu periode usia 10-

19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut

kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara

itu, menurut The Health Resources dan services Administrations

Guidelines Amerikat Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun

dan terbagi menjadi tiga tahap, yakni remaja awal (11-14 tahun),

remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun).

Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan setiap

kehidupan manusia. Golongan umur ini penting karena menjadi

jembatan antara masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa

yang menuju tanggung jawab.(12) Berdasarkan umur kronologis dan

berbagai kepentingan, terdapat berbagai definisi tentang remaja,

sebagai beikut:

1. Menurut World Health Organization (WHO) remaja adalah jika

anak berusia 12 sampai 24 tahun.

2. Usia remaja menurut UU perlindungan anak no. 23 tahun 2002


adalah 10–18 tahun.

3. Pada buku-buku pediatri, pada umumnya mendefinisikan remaja

adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10–18 tahun (untuk

anak perempuan) dan 12–20 tahun (untuk anak laki-laki).

4. Menurut UU no. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak,

remaja adalah individu yang belum mencapai 21 tahun dan belum

menikah.

5. Menurut UU Perburuhan, anak dianggap remaja apabila telah

mencapai umur 16–18 tahun atau sudah menikah dan mempunyai

tempat untuk tinggal.

6. Menurut UU Perkawinan no. 1 tahun 1974, anak dianggap sudah

remaja apabila cukup matang untuk menikah, yaitu umur 16 tahun

(untuk anak perempuan) dan 19 tahun (untuk anak laki-laki).

7. Menurut Diknas, anak dianggap remaja bila anak sudah berumur

18 tahun, yang sesuai dengan saat lulus Sekolah Menengah.

Pengetahuan dasar yang perlu diberikan kepada remaja agar mereka

mempunyai kesehatan reproduksi yang baik antara lain:

a) Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi

(aspek tumbuh kembang remaja),

b) Alasan remaja perlu mendewasakan usia perkawinan serta cara

merencanakan kehamilan agar sesuai dengan keinginannya dan

pasangannya,
c) Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap

kondisi kesehatan reproduksi,

d) Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi,

e) Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual,

Struktur Anatomi Dan Fisiologi Organ Genitalia Wanita Organ

genitalia wanita terdiri dari organ genitalia luar dan dalam. Organ

genitalia luar terdiri dari

1) Mons veneris: daerah yang menggunung di atas tulang kemaluan

dan akan ditumbuhi rambut kemaluan.

2) Bibir besar kemaluan: terdapat di kanan dan kiri, berbentuk

lonjong, lanjutan mons veneris.

3) Bibir kecil kemaluan: bagian dalam dari bibir besar.

4) Klitoris: identik dengan penis pada pria, sangat sensitif karena

banyak mengandung jaringan saraf.

5) Vulva: daerah yang dibatasi klitoris, bibir kecil kemaluan, dan

perineum.

6) Introitus vagina: pintu masuk ke dalam vagina.

7) Selaput dara: selaput yang menutupi introitus vagina, dapat

berbentuk semilunar, tapisan atau fimbria.

8) Lubah kemih: tempat keluarnya air kemih, terletak di bawah

klitoris.

9) Perineum: terletak di antara vulva dan anus.

Organ genitalia wanita bagian dalam terdiri dari (Mochtar,


1998):

a) Vagina. Saluran yang menghubungkan antara vulva dan

rahim. Bentuk dinding berlipat-lipat (rugae), panjangnya

8-10 cm. Fungsinya untuk mengalirkan darah haid dan

secret dari rahim, alat bersenggama, dan jalan lahir.

b) Rahim. Terletak antara kandung kemih dan dubur. Bagian

rahim terdiri dari fundus (bagian atas), korpus atau badan

rahim dan leher rahim. Letak rahim dalam posisi normal

adalah menghadap depan (anterofleksi).

c) Saluran telur. Terdiri dari pars intersisialis yang

menempel ke rahim, pars ismika (bagian yang sempit),

pars ampularis (bagian yang lebar, tempat terjadi

pembuahan), dan infundibulum atau fimbrae untuk

menangkap sel telur. Fungsi saluran telur adalah untuk

menangkap dan membawa telur yang dilepaskan indung

telur, dan tempat terjadi pembuahan.

d) Indung telur. Terdiri dari kiri dan kanan. Bagian-bagian

indung telur adalah bagian kulit sebagai tempat folikel dan

bagian inti sebagai tempat pembuluh darah dan serabut

saraf.

1 Pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan

Cara pemeliharaan organ reproduksi remaja perempuan

adalah sebagai berikut


a) Tidak memasukan benda asing kedalam vagina

b) Menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat

c) Memakai celanadalem yang menyerap keringat

d) Pemakaian pembilas vagina secukupnya, tidak

berlebihan

Perawatan pada saat menstruasi juga perlu dilakukan karena

pada saat menstruasi pembuluh darah rahim sangat mudah

terkena infeksi, kebersihan harus dijaga karena kuman mudah

sekali masuk juga bisa menimbulkanpenyakit pada saluran

reproduksi. Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam jam

atau harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh

darah yang disebabkan oleh menstruasi. Selain menstruasi

remaja putri wajib menjaga kebersihan area genetalia salah

satunya keputihan pada remaja putri.

2 Keputihan

Keputihan atau flour albus merupakan sekresi

vagina abnormal pada wanita. Keputihan adalah keluarnya

cairan selain darah dari liang vagina diluar kebiasaan, baik

berbau ataupun tidak, serta disertai rasa gatal setempat

penyebab. Penyebab keputihan dapat secara normal

(fisiologis) yang dipengaruhi oleh hormone trtentu,

variannya berwarna putih, tidak berbau, dan dan jika

dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak menunjukan ada


kelainan. Hal ini dapat tampak pada perempuan. Yang

terangsang pada waktu senggama atau saat masa subur

(ovulasi).

Keputihan yang abnormal bisa disebabkan adanya

infeksi/ peradangan yang terjadi karena mencuci vagina

dengan air kotor, pemeriksaat dalam yang tidak benar,

pemakaian pembilas vagina yang berlebihan, pemeriksaat

yang tidak higienis, dan juga bisa jadi adanya benda asing

dalam vagina.

4. Vulva Hygiene

Masa remaja 10-19 tahun adalah masa yang khusus dan penting,

karena merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia. Hal-

hal yang harus diperhatikan saat menstruasi yaitu: perawatan kulit dan

wajah, kebersihan rambut, kebersihan pakaian sehari-hari, dan perawatan

personal hygiene. Organ genetalia sangat mudah terkena infeksi ketika

menstruasi, karena kuman mudah masuk dan menyebabkan penyakit

reproduksi, penyebab utama penyakit infeksi saluran reproduksi yaitu

imunitas lemah, perilaku kurang hygiene saat menstruasi, lingkungan

tidak bersih, dan penggunaan pembalut yang kurang sehat saat

menstruasi. Vulva Hygiene adalah perawatan khusus alat kelamin luar

yang dilakukan perempuan untuk mempertahankan kesehatannya

menjaga terutama saat remaja putri dalam masa menstruasi.(15)


a. Definisi Vulva Hygiene

Vulva hygiene adalah perilaku memelihara alat kelamin bagian

luar (vulva) guna mempertahankan kebersihan dan kesehatan alat

kelamin, serta untuk mencegah terjadinya infeksi. Perilaku tersebut

seperti melakukan cebok dari arah vagina ke arah anus menggunakan

air bersih, tanpa memakai antiseptik, mengeringkannya dengan

handuk kering atau tisu kering, mencuci tangan sebelum

membersihkan daerah kewanitaan(15)

Personal hygienesaat menstruasi adalah tindakan untuk

memelihara kesehatan dan kebersihan pada daerah kewanitaan

pada saat menstruasi (16)

Vulva hygiene adalah perawatan khususnya alat kelamin luar

yang dilakukan perempuan untuk mempertahankan kesehatannya

terutama saat remaja putri dalam masa menstruasi (17)

b. Tujuan Vulva Hygiene(15)

Organ reproduksi adalah satu bagian terpenting dalam tubuh manusia

yang memiliki peran besar dan tidak dapat digantikan oleh organ

lainnya. Organ reproduksi yang sehat dan dapat berfungsi

sebagaimana mestinya menjadi sebuah hal yang dituju yaitu untuk:

1. Kebersihan organ reproduksi dapat terjaga.

2. Dapat terlindung dari berbagai jenis infeksi organ reproduksi

bagian luar.

3. Dapat menciptakan rasa nyaman dan rasa percaya diri.


4. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang

5. Menjaga kesehatan dan kebersihan vagina.

6. Membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di sekitar

vulva di luarvagina.

7. Mempertahankan Ph derajat keasaman vagina normal yaitu 3.5

Sampai 4,5.

8. Mencegah rangsangan tumbuhnya jamur, bakteri dan protozoa.

9. Mencegah timbulnya keputihan dan virus.

c. Cara Perawatan Vulva Hygiene

Menjaga kesehatan berawal dari menjaga kebersihan. Hal

ini juga berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual. Cara

memelihara organ intim tanpa kuman dilakukan sehari-hari dimulai

bangun tidur dan mandi pagi. Alat reproduksi dapat terkena sejenis

jamur atau kutu yang dapat menyebabkan rasa gatal atau tidak

nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya.

Mencuci vagina dengan air kotor. Pemeriksaan dalam yang

tidak benar, penggunaan pembilas vagina yang berlebihan,

pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing dalam

vagina dapat menyebabkan keputihan yang abnormal. Keputihan

juga bisa timbul karena pengobatan abnormal, celana yang tidak

menyerap keringat, dan penyakit menular seksual. Perawatan pada

saat menstruasi juga perlu dilakukan karena pada saat menstruasi

pembuluh dalam rahim sangat mudah terkena infeksi. Kebersihan


harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat

menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Pembalut tidak

boleh dipakai lebih dari enamjam atau harus ganti sesering mungkin

bila sudah penuh oleh darah menstruasi.

Cara perawatan vagina adalah sebagai berikut:

1. Bersihkan alat kelamin dan sekitarnya paling sedikit setiap setelah

buang air besar, buang air kecil, dan pada saat mandi

2. Sebelum membersihkan alat kelamin, bersihkan dahulu anus dan

sekitannya dengan sabun, kemudian bilas bersih dengan air.

Lakukan membersihkan anus dengan gerakan arah kebelakang

agar kotoran dari anus tidak terbawake depan ke arah alat kelamin

3. Kemudian cuci tangan dengan sabun sampai bersih, telapak dan

punggung tangan sela-sela jari dan kuku, lalu bilas bersih dengan

air.

4. Setelah itu barulah bersihkan alat kelamin dengan air bersih

Bersihkan semua bagian alat kelamin sampai keseluruhan

lipatan/lekukan sehingga tidak ada kotoran yang tertinggal.

5. Menjaga daerah kemaluan dan selangkangan agar tetap kering.

Suasana yang lembab akan menarik datangnya jamur yang dapat

menimbulkan ganguan pada sistem reproduksi.

6. Mencuci vagina jaga agar vagina tetap bersih lakukan pencucian

dengan air bersih secukupnya. Lakukan pencucian terutama

setelah buang air kecil maupun besar dengan air mengalir yang
bersih. Siram bagian kewanitaan dari arah depan ke belakang.

Bukan sebaliknya ini dilakukan untuk mencegah masuknya kuman

dari dubur ke vagina. Pencucian dengan larutan khusus hanya

diperlukan jika ada infeksi di daerah kemaluan. Vagina sendiri

sudah mempunyai mekanisme alami untuk mempertahankan

keasamannya. Terlalu sering menggunakan sabun khusus ini

justru akan mematikan bakteri baik dan memicu

berkembangbiaknya bakteri jahat yang dapat menyebabkan

infeksi.

7. Menjaga kebersihan pakaian dalam sebaiknya mengganti pakaian

dalam minimal 2 kali dalam sehari atau jika terasa lembab, selain

itu pilih pakaian dalam dari bahan yang dapat dengan mudah

menyerap keringat (katun). Hal tersebut dapat mencegah

menempelnya jamur pada alat kelamin, hindari tukar menukar

pakaian dalam dengan orang lain meskipun dengan anggota

keluarga sendiri.

8. Melakukan perawatan terhadap rambut yang tumbuh pada alat

kelamin, hindari membersihkan rambut yang tumbuh di daerah

kemaluan dengan cara mencabut kerena akan menimbulkan

lubang bekas bulu kemaluan tersebut. Lubang tersebut dapat

menjadi jalan masuk bakteri, kuman, dan jamur yang selanjutnya

dapat menyebabkan iritasi dan penyakit kulit.

9. Rajin mengganti pembalut saat menstruasi. Pada saat menstruasi


kuman lebih mudah masuk ke dalam organ reproduksi. Pembalut

yang mengandung banyak gumpalan darah merupakan tempat

yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan jamur dan

bakteri, oleh karena itu sebaiknya pada saat menstruasi sebaiknya

mengganti pembalut 4 jam sekali atau 3-4 kali sehari atau setiap

saat sudah merasa tidak nyaman, jangan lupa bersihkan vagina

terlebih dahulu.

10. Konsultasi ke Dokter jika terjadi keluhan-keluhan yang tidak

wajar denganorgan reproduksi.

d. Dampak Kurang Menjaga Vulva Hygiene saat Menstruasi

Ada beberapa hal dampak buruk apabila tidak

melakukan perawatan organreproduksi wanita (vagina) dengan

baik antara lain:

1. Iritasi

Iritasi merupakan kulit meradang, merah, terasa gatal,

panas, perih dan bengkak. Hal ini dapat terjadi karena banyak

keringat, terlambat mandi, gesekan baju yang ketat, dan garukan

kuku. Masalah iritasi juga dapat terjadi karena orang terobsesi

ingin selalu bersih, sehingga terlalu banyak menggunakan

pembersih organ intim, seperti mencuci dengan air panas,

membilas dengan sabun terlalu banyak, dan menggunakan

kompres larutan obat yang terlalu pekat. Sebaiknya tidak

demikian. Sebab kulit organ intim lebih lembut dan tipis dari pada
daerah lain, sehingga membersihkannya pun harus lebih hati-hati

dan tidak boleh kasar. Rambut organ intim yang terlalu lebat

dapat menjadi sumber iritasi saat menggunakan sabun

2. Infeksi

Penyebab infeksi ada 5 yaitu jamur, bakteri, chlamydia,

protozoa, dan virus.

a) Infeksi jamur

Yang menyerang kulit organ intim ada dua golongan,

yaitu jamur dermofita dun jamur candida albicans.

b) Infeksi Bakteri

Bakteri adalah tumbuhan berukuran mikro yang

mempunyai berbagai macam bentuk, yakni basil berbentuk

batang, kokus berbentuk bulat, dan spirochacia berbentuk

spiral. Ketiganya dapat ditemukan pada kelainan organ intim

yang bermasalah. Namun, gejala penyakit dan tempat yang

terserang berbeda. Contohnya bakteri Gardencreli bakteri

jenis ini dapat berubah bentuk sehingga disebut

kokobasil. Ditemukan dalam jumlah kecil dalam keadaan

normal di dalam vagina.

c) Infeksi virus

Virus merupakan mikroorganisme penyebab infeksi yang

dapat melalui ultrafilter, bersifat intraseluler obligat pazasite,

dan berkembang biak didalam sel hidup. Virus yang terdapat


disaluran reproduksi wanita adalah HPV (Humnman

Papiloma Virus) yang mana virus ini ditemukan pada pasien

dengan kanker serviks yang kurang bersih dalam menjaga

kebersihan organ genitalia eksterna.

d) Keputihan

Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari liang

vagina di luar kebiasaan, baik berbau ataupun tidak, serta

disertai rasa gatal setempat. Cairannya berwarna putih, tidak

berbau, dan jika dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak

menunjukkan ada kelainan. Penyebab keputihan dapat secara

normal yang dipengaruhi oleh homon tertentu.

e) IMS

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah sekelompok Infeksi

yang ditularkan melalui hubungan seksual. Kebanyakan IMS

dapat ditularkan melalui hubungan seksual antara penis,

vagina, anus dan mulut. Akibat yang sering terjadi karena

kurangnya kebersihan pada saat menstruasi: Demam, Radang

pada permukaan vagina, Gatal-gatal pada kulit vagina,

Keputihan, Rasa panas atau sakit pada bagian bawahperut.

5. Menstruasi
a. Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah proses alamiah yang terjadi pada setiap

perempuan. Menstruasi atau Haid adalah pendarahan secara

periodic dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi)

endometrium. Proses terjadinya menstruasi ini terjadi melalui

empat tahap yaitu fase menstruasi, fase ploriferasi, fase

luteal/sekresi, dan fase iskemik.(18)

Menstruasi adalah terlepasnya lapisan rahim setiap bulannya

pada seorang wanita Menstruasi juga dikenal dengan istilah mens,

periode menstruasi, atau siklus menstruasi, Darah menstruasi berisi

sebagian darah dan jaringan yang keluar dari dalam rahim seorang

wanita dan mengalir melalui mulut rahim dan keluar dari tubuh

melalui vagina(19)

b. Fisiologi Menstruasi(20)

1 Stadium Menstruasi

Stadium ini berlangsung selama 3-7 hari. Pada saat itu

endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul

perdarahan. Hormone-hormon ovarium berada pada kadar paling

rendah

2 Stadium Poliferasi

Stadium ini berlangsung pada 7-9 hari. Dimulai sejak

berhentinya darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah

menstruasi berakhir, dimulailah fase poliferasi di mana terjadi


pertumbuhan dari desidua fungsionalis yang mepersiapkan rahim

untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh

kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel

telur dari indung telur (disebut ovulasi).

3 Stadium Sekresi

Stadium sekresi berlangsung 11 hari. Masa sekresi adalah

masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormone progesterone

dikeluarkan dan memengaruhi pertumbuhan endometrium untuk

membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan jani ke

rahim).

4 Stadium Premenstruasi

Stadium yang berlangsung selama 3 hari. Ada infiltrasi sel-sel

darah putih, bisa sel bulat. Stroma mengalami disintegrasi dengan

hilangnya cairan dan skret sehingga akan terjadi kolaps dan

kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian

pembuluh darah itu berelaksasi dan akhirnya pecah.

c. Tanda dan Gejala

Data medis terakhir menyebutkan bahwa ditemukan lebih

dari 100 gejala tetapi yang paling sering dialami perempuan, antara

lain:

1) Pembengkakan dan rasa nyeri pada payudara.

2) Timbul jerawat.
3) Nafsu makan meningkat, terutama terhadap cemilan yang

masalahkesehatan seputar menstruasi manis dan asin.

4) Berat badan bertambah

5) Perut terasa mulas dan kembung, bahkan kadang-kadang keram.

6) Konstipasi (sembelit).

7) Sakit kepala-Pegal linu, keram

8) Kadang-kadang terjadi pembengkakan di ujung-ujung jari,

tangan, ataukaki.

9) Nyeri punggung

10) Lemas dan lesu.

11) Mudah lelah.

d. Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi

1. Faktor hormone

Hormon-hormon yang akan mempengaruhi terjadinya haid pada

seorang wanita yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang

dikeluarkan oleh hipofisis, esterogen yang akan dihasilkan oleh

ovarium, Luteinizing Hormone (LH) yang dihasilkan oleh

hipofisis, serta progesterone yang dihasilkan oleh ovarium.

2. Faktor enzim

Enzim hidrolik yang ada pada endometrium akan merusak sel

yang berperan dalam sintesis protein, yang mengganggu

metabolism sehingga mengakibatkan regresi endometrium dan

perdarahan.
3. Faktor vascular

Saat fase proliferasi, terjadi pembentukan system vaskularisasi

dalam lapisan fungsional endometrium. Dalam pertumbuhan

endometrium akan ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena, dan

hubungan di antara keduanya. Dengan regresi endometrium,

akan timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang

menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis

dan perdarahan dengan pembentukan hematoma, baik dari arteri

maupun vena.

4. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung prostaglandin E2 dan F2. Dengan

adanya desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan

menyebabkan kontraksi miometrium sebagai suatu factor untuk

membatasi perdarahan pada haid.(21)


B. Kerangka Teori

Pengetahuan Sumber Informasi

Faktor yang mempengaruhi


Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Sumber Informasi 1. Orang Tua
3. Sosial budaya dan ekonomi 2. Guru
4. Lingkungan 3. Media Masa
5. Pengalaman 4. Teman Sebaya
6. Usia

2.1 Kerangka Teori

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti.

Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan seperti bagan dibawah,

sebagai berikut;

Variabel Bebas (Independen) Variabel Terikat (Dependen)

Pengetahuan Sumber Informasi

Bagan 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Arikunto (2013) menyebutkan bahwa hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap masalah yang dirumuskan sebelumnya berdasarkan kajian

teori. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesis Alternatif (Ha) : Ada hubungan tingkat pengetahuan dengan

sumber informasi tentang kebersihan saat menstruasi pada remaja di SMPN

1 Compreng

2. Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan

sumber informasi tentang kebersihan saat menstruasi pada remaja di SMPN

1 Compreng
C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Lusiana

(2015) kuantitatif yaitu data yang berhubungan dengan angka-angka baik yang

diperoleh dari hasil pengukuran maupun dari nilai suatu data yang diperoleh

dengan jalan mengubah kualitatif ke dalam data kuantitatif misalnya skor hasil

test atau hasil perhitungan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah nalitik observasional. Analitik

observasional adalah mengukur hasil dan paparan dalam sebuah populasi dan

mempelajari hubungan antar variabel tanpa intervensi. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu Cross Sectional. Penelitian ini

mempelajari dinamika kolerasi antara faktor resiko dengan efek,

menggunakan pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat atau point time approach.

D. Populasi Dan Sempel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah kelompok orang dalam karakteristik tertentu yang

meiliki peluang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian yang

diuraikan secara rinci. Populasi dari penelitian ini diambil dari siswi kelas 9

yang berjumlah 135 siswi.


2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

olehpopulasi tersebut.

a. Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1) Remaja di SMPN 1 Compreng

2) Remaja yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu;

1) Remaja yang tidak bersedia menjadi responden

2) Remaja yang tidak hadir pada saat dilakukan penelitian

3. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini yaitu menggunakan total

sampling. Peneliti menggunakan teknik sampling ini dikarenakan populasi

dari seluruh remaja dapat menjadi sampel dalam penelitian.

E. Tempat Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di SMPN 1 Compreng. Mulai penelitian hingga

selesai antara bulan Agustus 2023 mulai dari perizinan sampai pengambilan

data langsung.
F. Definisi Operasional

Alat Skala
No Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil ukur
ukur ukur
Total skor tiap
Cara ukur mengisi responden
kuesioner. dikategorikan
Menggunakan sebagai:
skala Guttman a. pengetahuan
Pemahaman siswi SMPN 1
Pengetahuan dengan pertanyaan baik (skor 90-
Compreng mengenai tindakan
1. tentang vulva Kuesioner berbentuk positif 100%) Ordinal
untuk menjaga kesehatan dan
hygiene dan negatif dengan b. pengetahuan
kebersihan daerah genetalia
dua alternatif sedang ( skor 60-
jawaban: 79%)
a. Benar c. pengetahuan
b. Salah kurang (skor
<60%)
0. tidak pernah, jika
responden
menyatakan tidak
Pengakuan responden bahwa Menggunakan
pernah mendapat
pernah atau tidak pernah angket yang diisi
informasi terkait
Sumber mendapat informasi terkait sendiri oleh
2. Kuesioner menstruasi Ordinal
informasi menstruasi dari berbagai responden dan
1. pernah, jika
sumber (ibu, kakak, media, dipandu oleh
responden
teman, guru, dll) peneliti
menyatakan pernah
mendapat informasi
terkait menstruasi
G. Alat dan Teknik Pengumpulan Data

1. Alat

Alat atau Instrumen penelitian adalah alat pengumpulan data yang

disusun dengan hajat untuk memperoleh data yang sesuai baik data

kualitatif maupun data kuantitatif.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan terkait dengan praktik

kebersihan menstruasi. Sebelum digunakan dalam pengumpulan data,

terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan realibilitas. Validitas yaitu

suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa

yang diukur, sedangkan realibilitas yaitu indeks yang menunjukkan

sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan,

sehingga menunjukan hasil yang sama pada beberapa kali pengukuran

(Notoadmodjo, 2010). Suatu pertanyaan dinyatakan valid ketika semua

item pertanyaan memiliki korelasi (r) yang bermakna (contruct validity).

Kemudian dilanjutkan dengan uji realibilitas.

Terdapat 19 item pertanyaan pada kuesioner praktik (F01-F19)

dan 9 item pertanyaan pada variabel pengetahuan (E01-E09) yang telah

diuji validitasnya. Uji validitas kuesioner ini dilakukan pada 26 orang

sehingga nilai df (degree of freedom) adalah 24 (df = n -2). Nilai r dengan

df 24 untuk tingkat kemaknaan 5% adalah 0,3297 (nilai r tabel). Satu item

pertanyaan dinyatakan valid apabila nilai corrected item total correlation

lebih besar daripada nilai r tabel. Setelah semua pertanyaan dinyatakan


valid maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Pertanyaan dikatakan

reliabel jika cronbach’s alpha if item deleted lebih kecil dibandingkan

dengan nilai cronbach’s alpha tabel adapun nilai cronbach’s alpha tabel

pada variabel praktik yaitu 0,614, dan pada variabel pengetahuan sebesar

0,649. Setelah dilakukan analisis diketahui bahwanilai cronbach’s alpha

baik pada variabel praktik maupun pada variabel pengetahuan lebih besar

daripada cronbach’s Alpha if item deleted sehingga dapat disimpulkan

bahwa pertanyaan dapat dikatakan reliabel. Adapun hasil uji validitas dan

realibilitas dapat dilihat pada lampiran 1.

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan di SMPN 1 Compreng dengan proses

sebagai berikut:

1. Memperoleh persetujuan dari pembimbing untuk melakukan tindak

lanjutpenelitian.

2. Meminta surat izin untuk pengambilan data.

3. Memilih data responden yang memenuhi kriteria inklusi untuk

dipilihmenjadi responden.

4. Menghubungi responden melalui pesan online (Whatsapp).

5. Memberikan penjelasan tentang penelitian dan apabila bersedia

menjadiresponden dipersilahkan untuk langsung mengisi form

kuesioner.

6. Responden pada saat dilakukan penelitian harus melihat etika

penelitian.
7. Mengolah data.

8. Mengumpulkan data hasil penelitian

9. Menganalisis hasil dari data yang telah diolah

10. Membuat laporan penelitian.


H. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat digunakan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Dalam analisis

menghasilakan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel.

Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk

mendeskripsikan variabel bebas (Pengetahuan) dan variabel terikat

(Sumber Informasi) pada remaja di SMPN 1 Compreng yang disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan jika sudah diketahui karakteristik setiap

variabel yang telah dihasilkan dalam analisis univariat. Analisis bivariat

dapat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkolerasi.

Pada penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk

mendeskripsikan hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur.

Dalam penelitian ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkolerasi. Untuk mencari hubungan dan membuktikan

hipotesis dua variabel bila data kedua variabel berbentuk ordinal dan

nominal sehingga menggunakan uji statistik Chi-Square dengan bantuan

software pada komputer tingkat kepercayaan 95% dan α 0,005.


I. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Juni Juli Agustus September


2023 2023 2023 2023
1. Pengumpulan Materi
2. Penyusunan Proposal
3. Konsultasi dan Revisi Proposal
4. Perijinan Penelitian
5. Persiapan Penelitian
6. Pelaksanaan Penelitian
7. Penyusunan Hasil Penelitian
8. Laporan Hasil Penelitian
9. Revisi Hasil Laporan Penelitian
10. Pengumpulan Laporan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-23

Agustus 2022 di SMPN 1 Compreng Jumlah responden pada penelitian ini

adalah Remaja sebanyak 30 responden.

1. Analisis Univariat

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

Frekuensi (f) Persentase (%)


Valid Tingkat Pengetahuan Baik 7 23,3
Tingkat Pengetahuan Cukup 15 50,0
Tingkat Pengetahuan Kurang 8 26,7
Total 30 100.0

Setelah dikategorikan diperoleh data bahwa sebagian besar remaja di

SMPN 1 Compreng melakukan tingkat pengetahuan sebanyak 15

responden (50,0%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup, sedangkan

8 responden (26,7) mempunyai tingkat pengetahuan kurang, dan 7

responden mempunyai tingkat pengetahuan baik.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Informasi

Frekuensi (f) Persentase (%)


Valid Pernah 11 36,7
Tidak Pernah 19 63,3
Total 30 100.0
Berdasarkan tabel 4.2 dari 30 responden didapatkan hasil sebanyak
19 responden (63,6%) tidak pernah mendapatkan sumber informasi, dan
11 responden (36,7) pernah mendapatkan sumber informasi.

2. Analisis Bivariat

Tabel 4.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan


dengan Sumber Informasi
Sumber Informasi
Pernah Tidak Pernah Total p=velue
Tingkat Pengetahuan N % N % N %
Baik 7 63,6 0 0 7 23,3 0,001
Cukup 4 36,4 11 57,6 15 50,0
Kurang 0 0 8 42,4 8 26,7
Total 11 100 19 100 30 100

Berdasarkan hasil distribusi tingkat pengetahuan dengan diperoleh

bahwa sebesar 11 remaja (42,9%) dengan tingkat pengetahuan cukup

tidak pernah mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat

menstruasi, 8 remaja dengan tingkat pengetahuan kurang tidak pernah

mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi, 7

remaja (63,6%) dengan tingkat pengetahuan baik semuanya pernah

mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi, 4

remaja (36,4%) dengan tingkat pengetahuan cukup pernah mendapatkan

sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi.

Hal ini menjelaskan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan

dengan sumber infromasi. Berdasarkan Tabel 4.3, menjelaskan bahwa

hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square, didapatkan


(p=0,001) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara tingkat pengetahuan dengan sumber infromasi.

B. Pembahasan

1. Gambaran Tingkat Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil terbanyak 15 responden

(50,0%) mempunyai tingkat pengetahuan cukup. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Susanti (2020) yang menyatakan bahwa

tingkat pengetahuan dipengaruhi oleh pengalaman remaja tentang

menstruasi. Hal tersebut didukung dengan karakteristik responden

dimana sebagian besar responden mengalami menarche sejak usia 10-

13 tahun. Dalam penelitian inipun mayoritas responden berumur 14-15

tahun.

Menurut Mubarak (2007) dalam Ardiati (2019) menjelaskan bahwa

usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin

bertambah usia semakin berkembang pula daya tangkap dan pola

pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Menurut Devita dan Kardiana (2017) menyebutkan bahwa

sebagian remaja belum mengetahui cara kebersihan saat menstruasi

yang baik dan benar, kapan harus mengganti pembalut dan cara

mencuci pembalut. Hal tersebut dikarenakan kurangnya informasi yang

remaja dapatkan. Fenomena praktik hygiene menstruasi pada remaja

masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat

mengganggap bahwa menstruasi adalah hal yang sangat pribadi dan


jarang dibahas didepan publik atau diajarkan secara terbuka. Informasi

tentang mestruasi dan praktik hygiene menstruasi sangat penting bagi

seorang remaja putri

2. Gambaran Sumber Informasi

Hasil terbesar di penelitian ini yaitu 19 responden (63,3%) tidak

pernah mendapatkan sumber informasi tentang kebersihan saat

menstruasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Devita dan Kardiana (2017) menyebutkan bahwa sebagian remaja

belum mengetahui cara kebersihan saat menstruasi yang baik dan benar,

kapan harus mengganti pembalut dan cara mencuci pembalut. Hal

tersebut dikarenakan kurangnya informasi yang remaja dapatkan.

Fenomena praktik hygiene menstruasi pada remaja masih tergolong

rendah. Hal tersebut dapat terjadi karena masyarakat mengganggap

bahwa menstruasi adalah hal yang sangat pribadi dan jarang dibahas

didepan publik atau diajarkan secara terbuka. Informasi tentang

menstruasi yang sangat penting bagi seorang remaja putri.

Menurut Aini (2020) menyebutkan bahwa pendidikan kesehatan

reproduksi yang paling utama adalah dari orang tua itu sendiri tetapi

apabila pengetahuan orang tua kurang memadahi atau awam akan

menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap anak dan orang tua akan

cederung tidak memberikan informasi yang seharusnya diberikan

kepada anak.
Menurut Laswini 2022 menyebutkan bahwa responden yang

mendapat sumber informasi kurang baik berpeluang 1,4 kali tidak

melakukan kebersihan dengan baik saat menstruasi di bandingkan

dengan responden yang mendapatkan sumber informasi baik.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sumber Informasi

Hasil penelitian ini menunjukan ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan sumber informasi tentang kebersihan saat

menstruasi pada remaja dengan nilai p=valeu 0,001

Menurut Laswini (2022) meyatakan bahwa penyebabnya karena

kurangnya pengetahuan dan informasi tentang personal hygiene pada

saat menstruasi. Banyak mitos yang berkembang di lingkungan

masyarakat terkait menstruasi, seperti larangan keramas, larangan

menggunting kuku, dan memakai pembalut saat menstruasi bisa

menyebabkan kemandulan. Hal ini disebabkan karena lingkungan

rumah dan orang tua seringkali merasa tidak nyaman membicarakan

masalah seksual dengan anaknya, sehingga pendidikan mengenai organ

seksual jarang didapatkan remaja dari orang tua, termasuk tentang

kebersihan genitalia saat menstruasi, sehingga menyebabkan remaja

putri kurang tahu tentang menjaga kebersihan genitalianya dengan

benar terutama saat menstruasi.

Menurut Irianti (2021) menyatakan bahwa pengetahuan yang baik

akan dipengaruhi oleh banyaknya informasi yang didapat. Semakin baik

pengetahuan seseorang tentang menstruasi, maka semakin siap


seseorang menghadapi menstruasi tersebut. Pengetahuan tentang

menstruasi yang diberikan sejak usia dini dapat meningkatkan

penerapan kebiasaan dan pengaruh yang baik dalam memelihara

kebersihan organ reproduksi saat menstruasi.

Menurut Laswini (2022) menjelaskan bahwa kebersihan daerah

genitalia harus lebih dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan

dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi dengan adanya

keluhan yang dirasakan seperti rasa gatal yang disebabkan oleh jamur

candida yang akan tumbuh subur pada saat menstruasi. Pengetahuan

seseorang tentang personal hygiene memiliki pengaruh bagi perilaku

seseorang dalam menjaga dan merawat kesehatan reproduksinya

apalagi pada saat menstruasi.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

SMPN 1 Compreng pada Tahun 2023, diperoleh kesimpulan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

dengan sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi pada

remaja. Hal ini teruji secara statistik dengan nilai p = 0,001. Berdasarkan

penelitian ini 11 remaja (42,9%) dengan tingkat pengetahuan cukup tidak

pernah mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat

menstruasi, 8 remaja dengan tingkat pengetahuan kurang tidak pernah

mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi, 7

remaja (63,6%) dengan tingkat pengetahuan baik semuanya pernah

mendapatkan sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi, 4

remaja (36,4%) dengan tingkat pengetahuan cukup pernah mendapatkan

sumber infromasi tentang kebersihan saat menstruasi.

Berdasarkan penelitian di lapangan hasil yang diperoleh

menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan memiliki hubungan dengan

sumber infromasi tentang kebersihan saat mestruasi pada remaja di

SMPN 1 Compreng

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat hasil penelitian ini sebagai referensi terkait tingkat

pengetahuan dengan sumber informasi bagi mahasiswa dalam


perkuliahan di bidang kebidanan

2. Bagi Remaja

Diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada remaja di

SMPN 1 Compreng tentang pentingnya meningkatkan pengetahuan

dengansumber informasi tentang kebersihan saat menstruasi.

3. Bagi Peneliti

Sumber Informasi tidak dipengaruhi tingkat pengetahuan. Oleh karena

itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain

yang mempengaruhi sumber informasi pada remaja


DAFTAR PUSTAKA

1. Rosha Noviana, dkk. 2020. Profil pengetahuan Siswa SMP dan Orang Tua

tentang Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 3 Pariaman. Jurnal

Pendidikan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang Vol 5, Nomor 1, April

2020

2. Annisa Tri Utami, 2020. Fenomena Remaja Dalam Masa Transisi. Jurnal FBS

Universitas Negeri Padang

3. Cheppy Fadella, 2019. Pengalaman dan Pengetahuan Siswa SD Negeri

Prawoto 01. Jurnal Of Biology Education Vol 2 No 2 2020

4. Indah Puspita Sari, dkk. 2019. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentnag

Menstruasi Terhadap Perubahan Perilaku Menstrual Hygiene Remaja Putri

Untuk Pencegahan Infeksi Saluran reproduksi. Jurnal BIMIKI I Vol 2 No. 1

Juli 2018

5. Lingkan, dkk. 2020. Hubungan Personal Hygiene Saat Menstrual Dengan

Kejadian Pruitus Valvae pada Remaja di SMA Negeri 7 Manado. Jurnal

Keperawatan Vol 8 No 1, Februari 2020

6. Kemenkes RI, 2018. Pusat Analisis Determinan Kesehatan. 2018

7. Maidartati, dkk. 2018. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Vulva

Hygiene pada Saat Menstruasi Remaja Putri. Jurnal Ilmu Keperawatan, Vol.

IV No. 1 April 2018

8. Nuryaningsih, dkk. 2021. Personal Hygiene Education Saat Menstruasi Solusi

Peningkatan Kualitas Hidup Remaja di Masa Depan. Jurnal Pengabdian

Masyarakat Berkemajuan Vol 5, No. 1 Desember 2021


9. Yuliana, Dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Dalam

Melakukan Perawatan Alat Kelamin (Vulva Hygiene) Saat Menstruasi Pada

Remaja Puteri Kelas XI di SMA Negeri 09 Pontianak Tahun 2019. Jurnal

Kebidanan Vol.10 No.01 Tahun 2020.

10. Pratamawati R. 2020. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Personal

Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri. [Naskah Publikasi]. Yogyakarta:

Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

11. Wahyuningsih A. 2018. Gambaran Gejala Menstruasi pada Remaja Putri.

Jurnal STIKes Vol.11 No. 1Juli 2011

12. Sabatini Gabriellya. 2021. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Tentang Vulva

Hygiene pada Mahasiswa Semester 1 di STIKes RSPAD Gatot Soebroto

Periode Januari-Februari 2021. [KTI]. Jakarta : STIKes RSPAD Gatot

Soebroto

13. Purwanti, Sri. 2017. Praktik Kebersihan saat Menstruasi Pada Remaja Di

Kabupaten Pati. FKI UIN Syarif Hidayatullah.

14. Maesaroh, dkk. 2019. Pengetahuan Kesehatan reproduksi Remaja dalam

mencegah penyimpangan seksual. Jurnal pendidikan kepada masyarakat Vol

16 No. 1: FKIP Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka.Rohaeni, Ela

dkk. 2023. Penyuluhan penting nya mengenal infeksi menular seksual (IMS)

pada wanita usia subur (WUS) di Posyandu Dahlia Desa Kertawinangun

Kabupaten Cirebon. Vol.2 No. 1 Journal Locus Penelitian dan Pengabdian.

Cirebon: STIKes Cirebon

15. Matahari, Ratu dkk. 2020. Bahan Ajar Kesehatan Reproduksi Lanjut Usia.
FKM Universitas Ahmad Dahlan.

16. Muthoharoh S, dkk. 2018. Pengaruh Health Education Terhadap Perilaku

Vulva Hygiene saat Menstruasi Anak SD umur 11-13 Tahun di SDN Mojosari

Kabupaten Mojokerto. Jurnal Nurse and Health Vol.7 No.1 Juli 2018

17. Permata Desvi D. 2019. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku

Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Puteri Di SMP N 0 Pulau

Beringin Sumatera Selatan Tahun 2019. [KTI]. Jakarta: Universitas Nasional

Fakultas Ilmu Kesehatan.

18. Yuliana, Dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Dalam

Melakukan Perawatan Alat Kelamin (Vulva Hygiene) Saat Menstruasi Pada

Remaja Puteri Kelas XI di SMA Negeri 09 Pontianak Tahun 2019. Jurnal

Kebidanan Vol.10 No.01 Tahun 2020.

19. Pratamawati R. 2020. Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Personal

Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Putri. [Naskah Publikasi]. Yogyakarta:

Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

20. Sri Purwanti. 2017. Praktik Kebersihan Saat Menstruasi pada Remaja di

Kabupaten Pati Tahun 2017. ]KTI]. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

21. Notoatmodjo. 2018. Metodeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.

22. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta

23. Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :

Alfabeta
24. Lusiana, N. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian

Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish

25. Durisah. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

dengan Perilaku Remaja Putri Tentang Kebersihan Organ

Reproduksi pada Saat Menstruasi di SMP Pesantren Pancasila

Kota Bengkulu Tahun 2016. [skripsi] Bengkulu: STIKes

Dehasen

Beringin Sumatera Selatan Tahun 2019. [KTI]. Jakarta:

Universitas Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan.

26. Yuliana, Dkk. 2020. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan

Sikap Dalam Melakukan Perawatan Alat Kelamin (Vulva

Hygiene) Saat Menstruasi Pada Remaja Puteri Kelas XI di

SMA Negeri 09 Pontianak Tahun 2019. Jurnal Kebidanan

Vol.10 No.01 Tahun 2020.

27. Pratamawati R. 2020. Hubungan Pengetahuan Dengan

Perilaku Personal Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja

Putri. [Naskah Publikasi]. Yogyakarta: Universitas Aisyiyah

Yogyakarta.

28. Sri Purwanti. 2017. Praktik Kebersihan Saat Menstruasi pada

Remaja di Kabupaten Pati Tahun 2017. ]KTI]. Jakarta :

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

29. Notoatmodjo. 2018. Metodeologi Penelitian Kesehatan. Jakarta.

30. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktik. Jakarta : Rineka Cipta

31. Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta : Alfabeta

32. Lusiana, N. 2015. Buku Ajar Metodologi Penelitian

Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish

33. Durisah. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap

dengan Perilaku Remaja Putri Tentang Kebersihan Organ

Reproduksi pada Saat Menstruasi di SMP Pesantren Pancasila

Kota Bengkulu Tahun 2016. [skripsi] Bengkulu: STIKes

Dehasen

34. Fatimah R. 2017. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Kebersihan Alat Kelamin pada Saat Menstruasi di

SMU Negeri 2 Kendari. [KTI]. Kendari: Politeknik Kesehatan

Kendari

35. Prayuni E, dkk. 2018. Terapi Menstruasi Tidak Teratur dengan

Akupuntur dan Herbal Pegagan (Centella Asiatic L). Journal

Of Vocation Health Studies Vol.02 No. 86-91 2018


LAMPIRAN
Lampiran 1

KUESIONER
Lampiran 2

MASTER DATA

Tingkat Pengetahuan Sumber Informasi


No Pernah Tidak Pernah P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 Nilai
1 √ 1 1 1 1 1 1 1 7
2 √ 1 1 1 1 4
3 √ 1 1 2
4 √ 1 1 2
5 √ 1 1 1 1 4
6 √ 1 1
7 √ 1 1 1 1 4
8 √ 1 1 2
9 √ 1 1 1 1 2
10 √ 1 1 1 1 4
11 √ 1 1 1 1 1 5
12 √ 1 1 2
13 √ 1 1 1 1 4
14 √ 1 1 1 1 1 1 6
15 √ 1 1 2
16 √ 1 1 1 1 1 1 6
17 √ 1 1 1 1 1 5
18 √ 1 1 1 1 1 5
19 √ 1 1 1 1 4
20 √ 1 1 1 1 4
21 √ 1 1 1 1 1 5
22 √ 1 1 1 1 4
23 √ 1 1 1 1 1 1 6
24 √ 1 1 1 1 1 1 1 7
25 √ 1 1 1 1 4
26 √ 1 1 1 3
27 √ 1 1 1 1 4
28 √ 1 1 1 1 1 1 1 7
29 √ 1 1 1 1 1 1 1 7
30 √ 1 1
Lampiran 3

HASIL PENELITIAN

Frequencies

Statistics
Tingkat Sumber
Pengetahuan Informasi
N Valid 30 30
Missing 0 0

Frequency Table

Sumber Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pernah 11 36,7 36,7 36.7
Tidak 19 63.3 63.3 100.0
Pernah
Total 30 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 7 23,3 23,3 23,3
Cukup 15 50,0 50,0 73.3
Kurang 8 26,7 26.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pengetahuan * 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Sumber Informasi

Tingkat Pengetahuan * Sumber Informasi Crosstabulation


Count
Sumber Informasi
Pernah Tidak Pernah Total
Tingkat Pengetahuan Baik 7 0 7
Cukup 4 11 15
Kurang 0 8 8
Total 11 19 30

Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 22.856 6 .001
Likelihood Ratio 28.229 6 .000
Linear-by-Linear 17.350 1 .000
Association
N of Valid Cases 30
a. 13 cells (92.9%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .37.
Lampran 4
Lembar Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai