Anda di halaman 1dari 22

A.

Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi merupakan salah satu

penyakit tidak menular (PTM). Pengertian dari hipertensi merupakan suatu

kondisi dimana pada tekanan darah berada diatas normal dengan tekanan sistolik

140 mmHg dan tekanan distolik 90 mmHg yang dilakukan dalam pengukuran

secara berulang.(11) Hipertensi atau gangguan pada pembuluh darah ini dapat

menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat

sampai ke jaringan tubuh.(12) World Health Organization (WHO), mendefmisikan

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik di atas 160 mmHg atau

tekanan darah diastolik di atas 95 mmHg. Di sisi lain, hipertensi oleh Brunner dan

Suddarth didefinisikan sebagai tekanan darah, peningkatan tekanan darah di atas

140/90 mmHg. Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi

merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan oleh peningkatan darah.

Tekanan di atas 140/90 mmHg dengan gejala kompleks dan sangat berbahaya

lainnya.(12)

Hipertensi disebut juga dengan penyakit kronis yang sering disebut silent

killer dikarenakan kebanyakan pasien tidak mengetahui bahwasanya mereka

mengalami penyakit hipertensi sebelum memeriksa tekanan darahnya. Disamping

itu penderita hipertensi pada umumnya tidak mengalami suatu tanda atau gejala

sebelum terjadi komplikasi. Jika muncul gejala, seringkali dianggap sebagai

gangguan yang biasa, karena itu penderita terlambat menyadari penyakit

hipertensi tersebut. (4)


2. Epidemiologi Gambaran Umum Kejadian Hipertensi

Prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar antara 8,6% - 10%. Jumlah

penderita hipertensi di Indonesia saat ini diperkirakan 15 juta orang. Pada daerah

urban dan rural prevalensi berkisar antara 17 - 21% dan hanya 4% yang

merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi pada dewasa sebesar 6 - 15%, 50% di

antara orang dewasa yang menderita hipertensi tidak menyadari sebagai penderita

hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak

menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya sedangkan 90% merupakan

hipertensi esensial.(15) Tekanan darah tinggi merupakan penyakit degeneratif

yang umumnya tekanan darah bertambah secara perlahan dengan

bertambahnya umur.

Risiko penderita hipertensi yang tadinya tekanan darahnya normal pada

populasi > 55 tahun adalah 90%. Kebanyakan orang mempunyai tekanan darah

pre-hipertensi sebelum mereka didiagnosis menderita, dan kebanyakan terjadi

pada umur diantara dekade ketiga dan dekade kelima. Sampai dengan umur 55

tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi dibanding perempuan. Dari

umur 55 s/d 74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan dibanding laki-laki yang

menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur 60 tahun), prevalensi untuk

hipertensi sebesar 65.4 % . (6)

Berdasarkan Laparon Kinerja Instansi Pemerintah (LkjIP) Dinas Kesehatan

Kabupaten Solok Tahun 2019 disebutkan bahwa prevalensi hipertensi di

Kabupaten Solok tahun 2019 sudah melebihi target yang ditentukan yaitu 9,75%

dengan realisasi 11,37%. Kurangnya dukungan dari pemangku kebijakan dalam

sosialisasi PTM dalam program pencegahan dan penanggulangan PTM di nagari


menjadi salah satu penyebab terbesar belum terpecahkannya masalah ini.(6)

Puskesmas Simpang Empat merupakan salah satu Puskesmas yang berada di

KabupatenPasaman Barat tepatnya di Kecamatan Bukit Sundi dengan luas

wilayah kerja 109 km2. Wilayah kerja Puskesmas Simpang Empat mencakup lima

nagari dan terdapat 18 jorong. Berdasarkan data profıl Puskesmas Simpang

Empat tahun 2021 terdapat 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Simpang Empat.

Hipertensi menjadi peringkat pertama dengan 2165 kasus, di urutan kedua infeksi

akut lain pada saluran pernafasan atas (bukan pneumonia) ISPA dengan 1345

kasus, dan di urutan ke tiga gastritis/dyspepsia dengan 1102 kasus.(7)

3. Etiologi Hipertensi

Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua yaitu hipertensi

primer (esensial) dan hipertensi sekunder.

a) Hipertensi primer

Sekitar 95% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi

esensial (primer). Penyebab hipertensi esensial ini masih belum

diketahui, tetapi faktor genetik dan lingkungan diyakini memegang

peranan dalam menyebabkan hipertensi esensial.(16) Faktor genetik dapat

menyebabkan kenaikan aktivitas dari sistem renin-angiotensin-

aldosteron dan sistem saraf simpatik serta sensitivitas garam terhadap

tekanan darah. Selain faktor genetik, faktor lingkungan yang

mempengaruhi antara lain yaitu konsumsi garam, obesitas dan gaya

hidup yang tidak sehat serta konsumsi alkohol dan merokok. (17)

Penurunan ekskresi natrium pada keadaan tekanan arteri normal

merupakan peristiwa awal dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi


natrium dapat menyebabkan meningkatnya volume cairan, curah

jantung, dan vasokonstriksi perifer sehingga tekanan darah meningkat.

Faktor lingkungan dapat memodifikasi ekspresi gen pada peningkatan

tekanan. Stres, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang kurang, dan

konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen

dalam hipertensi.(8)

b) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder diderita sekitar 5% pasien hipertensi. (17)

Penyebab dari hipertensi sekunder adalah adanya penyakit komorbid

atau penggunaan obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan

darah. Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat

menyebabkan hipertensi atau memperberat hipertensi. Penghentian

penggunaan obat tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang

menyertainya merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi

sekunder.(18)

4. Faktor risiko hipertensi

Terdapat beberapa faktor penyebab hipertensi yang pada umumnya belum

dapat diketahui dapat memperbesar risiko seseorang menderita hipertensi

diantaranya umur, jenis kelamin, suku, faktor genetik dan faktor lingkungan. (11)

Adapun faktor risiko penyebab hipertensi sebagai berikut.(13)

a. Genetik

Faktor genetik adalah salah satu faktor umum yang merupakan

penyebab timbulnya suatu penyakit. Faktor genetik pada keluarga

tertentu dapat mengakibatkan keluarga memiliki risiko menderita


hipertensi. Seorang dengan orang tua menderita hipertensi memiliki

risiko dua kali lebih besar menderita hipertensi disbanding seorang

dengan orang tua tidak menderita hipertensi. Paparan ini dikuatkan

dengan didapatkan 70-80% kasus hipertensi dengan riwayat hipertensi

dalam keluarga.

b. Jenis Kelamin

Jika diamati tidak ada perbedaan prevalensi terjadinya hipertensi

pada wanita dan pria. Akan tetapi wanita memiliki masa perlindungan

dari penyakit kardiovaskuler. Yang dimana wanita yang belum

mengalami menopause dilindungi oleh hormon esterogen yang berguna

untuk meningkatkan kadar High Density Lopoprotein (HDL).

Perlindungan dari esterogen ini memberikan efek kepada imunitas

wanita pada usia premonopause. Pada fase premonopause, wanita

kehilangan sedikit demi sedikit hormon esterogen yang melindungi

pembuluh darah dari kerusakan. Fase ini terjadi pasa usia 45-55 tahun.

c. Obesitas

Faktor determinan pada tekanan darah padakebanyakan kelompok

etnik di semua umur merupakan berat badan atau obesitas. National

Institutes for Health USA (NIH,l998) memaparkan bahwasannya

prevalensi tekanan darah tinggi pada orang dengan 50Indeks Massa

Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah 38% untuk pria dan 32% untuk

wanita, dibandingkan dengan prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk

wanita bagi yang memiliki IMT <25 (status gizi normal menurut standar

internasional). Menurut Hall (1994) perubahan fisiologis dapat


menjelaskan hubungan antara kelebihan berat badan dengan tekanan

darah, yaitu terjadinya resistensi insulin dan hiperinsulinemia, aktivasi

saraf simpatis dan sistem reninangiotensin, dan perubahan fisik pada

ginjal.

d. Stress

Stres merupakan salah satu faktor yang dapatmeningkatkan darah

pada kondisi tubuh tertentu. Hormon adrenalin akan meningkat ketika

sedang stres, dan itu bisa mengakibatkan jantung memompa darah lebih

cepat sehingga tekanan darah pun meningkat. Hal tersebut dapat

mengakibatkan hipertensi.

e. Kurang Olahraga

Tubuh sangat membutuhkan gerakan atau olahraga yang membuat

lancarnya peredaran darah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang bisa

membantu menurunkantahanan perifer yang dapat menurunkan tekanan

darah (untuk hipertensi) dan melatih otot jantung agar terbiasa saat

melakukan pekerjaan yang berat. Apabila seseorang kekurangan aktivitas

fisik, maka akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dengan

bertambahnya risiko untuk obesitas.

f. Pola Asupan Garam Dalam Diet

World Health Organization (WHO) merekomendasikan pola

konsumsi garam yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi.

Kadar sodium yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol

(sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium

yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan


ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler

ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan

meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi.

g. Kebiasaan Merokok

Merokok merupakan kebiasaan aktifitas yang sangat buruk bagi

kesehatan. Merokok dapat menyebabkan peninggian tekanan darah,

perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi

maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami

ateriosklerosis.

5. Gejala Hipertensi

Gejala-gejala hipertensi beragam tergantung pada masing-masing individu

dan hampir sanna dengan gejala penyakit lainnya. Karena hipertensi seringkali

disebut sebagai pembunuh gelap (silent killer), karena termasuk penyakit yang

mematikan tanpa disertai gejala-gejalanya sebagai peringatan. Adapun gejala

hipertensi dianggap sebagai gangguan yang biasa dikarenakan sipenderita

terkesan tidak merasakan apapun atau berpransangka mereka dalam keadaan yang

sehat, sehingga menyebabkan keterlambatan dan tidak mengetahui bahwasa

dirinya mengidap hipertensi. Berikut gejala-gejala hipertensi adalah (19)

1. Sakit kepala

2. Mimisan (hidung berdarah)

3. Nyeri dada

4. Mudah lelah
5. Palpitasi (jantung berdebar)

6. Sering buang air kecil (terutama malam hari)

7. Tinnitus (telinga berdenging)

8. Dunia terasa berputar (vertigo)

9. Gejala-gejala tersebut berbahaya jika diabaikan, tetapi bukan merupakan

tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi.

6. Pencegahan Hipertensi

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pencegahan hipertensi dimulai dengan

aktivitas hidup yang baik:

a. Garam umumnya terbuat dari bahan natrium, dan kandungan natrium

yang tinggi dalam makanan bisa menyebabkan hipertensi. Tanaman

herbal, rempah atau jus lennon dapat digunakan untuk menggantikan

garam atau MSG (senyawa untuk meningkatkan citarasa makanan)

dalam memasak.

b. Konsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.

c. Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

d. Pengendalian berat badan.

e. Olahraga secara teratur: kurangnya olahraga akan memengaruhi

fleksibilitas pembuluh darah, yang bisa menyebabkan kekakuan

pembuluh darah dan memicu hipertensi.

f. Mengontrol emosional dengan menjaga pikiran anda tetap rileks atau

santai.
7. Akibat Komplikasi Hipertensi

Hipertensi dapat mengakibatkan komplikasi seperti stroke, kelemahan

jantung, penyakit jantung koroner (PJK), gangguan ginjal dan lain-lain yang

berakibat pada kelemahan fungsi dari organ vital seperti otak, ginjal dan jantung

yang dapat berakibat kecacatan bahkan kematian. Hipertensi atau yang disebut

the silent killer yang merupakan salah satu faktor risiko paling berpengaruh

penyebab penyakit jantung (cardiovascular).

a. Stroke. Dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terkena tekanan darah.

Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang

memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal, sehingga aliran darah

ke daerah-daerah yang dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang

mengalami arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan

kemungkinan terbentuknya aneurisma (suatu dilatasi dinding arteri, akibat

kongenital atau perkembangan yang lemah pada dinding pembuluh).

b. Arteriosklerosis (pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi lainnya

ke organ tubuh mengeras dan menjadi lebih sempit). Arteriosklerosis bisa

menyebabkan penyakit serius, misalnya penyakit jantung dan stroke.

c. Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak). Hipertensi yang tidak terkendali

bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis dan mengembang, dan

mengakibatkan aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal jika aneurisma pecah.
d. Gagal jantung. Peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi

pembuluh darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan

menyebabkan kegagalan jantung.

e. Dapat terjadi gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi

pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus. Dengan rusaknya glomelurus, darah

akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan

dapatberlanjut menjadi hipoksik dan kematian. Dengan rusaknya membran

glomelurus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan osmotik koloid

plasma berkurang, menyebabkan edema.

f. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna.

Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini menyebabkan peningkatan

tekanan kapiler dan mendorong cairan ke dalam ruang interstisium di seluruh

susunan saraf pusat.(14)

8. Pola Makan untuk Mencegah Hipertensi

Faktor penyebab utama terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis yang

didasari dengan konsumsi lemak berlebih, oleh karena untuk mencegah timbulnya

hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang berlebih disamping

pemberian obat-obatan bilamana diperlukan. Pembatasan konsumsi lemak

sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul, terutama pada orang-

orang yang mempunyai riwayat keturunan hipertensi dan pada orang menjelang

usia lanjut. Sebaiknya mulai umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati

dalam mengonsumsi lemak pada usia mendekati menopause. Prinsip utama dalam

melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang, dimana mengonsumsi

beragam makanan yang seimbang dari kuantitas dan kualitas yang terdiri dari ,
(2)
sumber karbohidrat (biji-bijian), sumber protein hewani (ikan, unggas, daging

putih, putih telur, susu rendah lemak), sumber protein nabati (kacang-kacangan

dan polong-polongan serta hasil olahannya), dan sumber vitamin dan mineral

(sayur dan buah-buahan segar).

Pola makan yang baik untuk mencegah terjadinya hipertensi, yaitu:

1) Capai dan pertahankan berat badan ideal

Adapun tujuan dari pola makan sehat untuk menurunkan dan

mempertahankan berat badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangkan

asupan kalori dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi

makanan yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula

dan lemaknya tinggi. Disamping itu, agar melakukan aktifitas fısik yang cukup

untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik dengan menyeimbangkan

pengeluaran dan pemasukan energi/kalori. Untuk menurunkan berat badan,

penggunaan energi harus melebihi asupannya.

2) Capai dan pertahankan kadar kolesterol

Pengertian dari lemak jenuh adalah penentuan utama peningkatan kadar

kolesterol, yang mana disarankan agar menurunkan asupan lemak jenuh < 10%

asupan total energi dengan membatasi asupan makanan kaya asam lemak jenuh

(susu tinggi lemak dan produknya, daging berlemak serta minyak kelapa). Pada

orang dengan kadar kolesterol LDL tinggi atau dengan penyakit kardiovaskuler,

lemak jenuhnya harus lebih rendah (< 7% total energi). Minyak, santan, lemak,

jeroan, margarine, susu dan produk susu Daging merah, kuning telur Daging

putih (ikan, unggas), putih telur Kacang-kacangan Buah Sayuran Serelia dan

umbi-umbian serta hasil olahannya.


Asam lemak trans diet menyebabkan meningkatnya kolesterol LDL dan

menurunan kolesterol HDL. Asam lemak ini ditemui pada produk makanan jadi

yang mengandung minyak tumbuhan yang terhidrogenasi sebagian seperti kue

kering, kraker, makanan yang dipanggang dan digoreng. Minyak yang digunakan

pada makanan yang digoreng di kebanyakan restoran kemungkinan mengandung

asam lemak trans yang tinggi. Untuk menjaga agar tidak terjadi peningkatan

kadar kolesterol, dianjurkan untuk mengonsumsi total sumber asam lemak (<

10% kebutuhan energi). Selain itu juga harus menurunkan konsumsi bahan

makanan tinggi kolesterol, walaupun bahan makanan tersebut rendah sumber

asam lemak jenuh. Kolesterol dalam makanan dapat juga meningkatkan kadar

kolesterol LDL, walaupun tidak sebanyak lemak jenuh.

3) Pertahankan tekanan darah normal

Asupan garam (Natrium Chlorida) menyebabkan meningkatkan tekanan

darah. Dapat dilihat dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa rata-rata

penurunan asupan natrium + 1,8 gram/hari dapat menurunkan tekanan darah

sistolik 4 mmHg dan diastolik 2 mmHg pada penderita hipertensi dan enurunan

lebih sedikit pada individu dengan tekanan darah normal. Respons perubahan

asupan garam terhadap tekanan darah bervariasi diantara individu yang

dipengaruhi oleh faktor genetik dan juga faktor usia. Disarankan asupan garam <6

gram sehari atau kurang dari 1 sendok teh penuh. Dari berbagai penelitian,

terbukti bahwa kenaikan berat badan dapat meningkatkan tekanan darah dan

terjadinya hipertensi, walaupun pada program penurunan berat badan. Penurunan

tekanan darah dapat terjadi sebelum tercapai berat badan yang diinginkan.
Penurunan sistolik dan diastolik rata-rata per kg penurunan berat badan

adalah 1,6/1, l mmHg. Sehingga dianjurkan untuk selalu menjaga berat badan

normal, untuk menghindari terjadinya hipertensi.Dianjurkan untuk tidak

mengonsumsi alkohol atau bahan makanan yang mengandung alkohol karena

dapat meningkatkan tekanan darah. Disamping itu alkohol juga dapat

menyebabkan kecanduan.

B. Plan Do Check Action (PDCA)

1. Tahap Plan (Perencanaan)

Tahap perencanaan dimulai dengan pengumpulan data sekunder dari

Puskesmas Simpang Empat. Data yang dikumpulkan berupa data Profil

Kesehatan Puskesmas Simpang Empat tahun 2021, dan laporan tahunan

Puskesmas Simpang Empat berupa 12 indikator SPM (Standar Pelayanan

Minimal). Keberhasilan berdasarkan standar pelayanan minimal Puskesmas

Simpang Empat dan Profil Kesehatan Puskesmas Simpang Empat tahun 2021.

Selain itu, mahasiswa PBL juga berdiskusi dengan Pembimbing Lapangan dan

pemegang program SPM di Puskesmas Simpang Empat.

Dari hasil analisis data berdasarkan sumber data di atas, mahasiswa

mengevaluasi seluruh program, menentukan prioritas, dan penyelesaian masalah.

Menurut data dari Laporan Puskesmas Simpang Empat Tahun 2021 target yang

ditetapkan Puskesmas Simpang Empat sebesar 100% penderita hipertensi

mendapatkan pelayanan kesehatan, sementara yang tercapai hanya 19%, sehingga

terjadi kesenjangan yang cukup tinggi yaitu sebesar 81%. (7)


Data tersebut

dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness,


and Growth), sehingga ditetapkan rendahnya capaian pengobatan hipertensi

secara teratur sebagai prioritas masalah.

Beberapa penyebab rendahnya angka capaian pengobatan hipertensi secara

teratur di Puskesmas Simpang Empat adalah:

a) Man (Manusia)

Berdasarkan data Indeks Keluarga Sehat (IKS) Puskesmas

Simpang Empat Tahun 2021 dari segi petugas kesehatan yaitu koordinasi

lintas program masih rendah sehingga pelaksanaan program kurang

optimal dikarenakan masih rendahnya kesadaran akan tugas pokok

dan fungsi masing-masing pemegang program. Dari sisi masyarakat,

masih kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang

hipertensi. Banyak masyarakat yang menganggap remeh hipertensi

dengan mengonsumsi obat hanya pada saat gejala muncul serta pola

makan yang tidak sehat.

b) Money (Dana)

Berdasarkan hasil observasi, mahalnya biaya transportasi menuju

fasilitas kesehatan dan kurang optimalnya realisasi dana dari puskesmas

yang disebabkan karena pada masa pandemi menjadi penyebab penderita

hipertensi tidak melakukan pengobatan secara teratur.

c) Methode (Metode)

Penyebab masalah yang dipandang dari segi metode yaitu

pertama adalah publikasi kesehatan tentang hipertensi belum optimal

sebab belum adanya media yang memadai. Kedua, kurangnya

penyuluhan dan keberlanjutan kegiatan dari penjaringan hipertensi


dikarenakan Posbindu PTM yang dimanfaatkan sebagai kegiatan

monitoring dan deteksi dini faktor risiko penyakit berjalan kurang

maksimal pada masa pandemi. Selanjutnya, tidak adanya inovasi baru

dalam program yang dikarenakan pada masa pandemi seluruh kegiatan

dialokasikan pada pelaksanaan vaksinasi.

d) Material (Sarana)

Penyebab masalah yang dipandang dari segi material yaitu media

informasi promosi kesehatan kurang menarik sehingga menyebabkan

rendahnya minat baca masyarakat tentang pentingnya melakukan

pengobatan hipertensi secara teratur. Belum tersedia media promkes

khusus hipertensi, yang tersedia hanya media promkes tentang PTM.

e) Environment (Lingkungan)

Penyebab dari segi lingkungan yaitu tidak meratanya akses

transportasi untuk mendapat pelayanan kesehatan dikarenakan jauhnya

jarak tempuh menuju pelayanan kesehatan di puskesmas. Kedua,

kurangnya dukungan keluarga dalam pengobatan rutin bagi penderita

hipertensi, seperti kurangnya pengawasan dari keluarga terhadap jadwal

minum obat bagi penderita.

Setelah diketahui penyebab masalah, kemudian dirumuskan

beberapa alternatif pemecahan masalah yang diperoleh melalui proses

brainstorming antara mahasiswa, pemegang program, dan pembimbing

lapangan. Kemudian kelompok menetapkan prioritas pemecahan

masalah menggunakan metode efektifitas dan efisiensi dengan

menghitung indikator diantaranya, besarnya masalah yang bisa diatasi


(M), pentingnya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah (I), ketepatan

jalan keluar (V) dan biaya yang dikeluarkan (C) untuk menghasilkan

prioritas pemecahan masalah (P).

Setelah dilakukan perhitungan, didapatkan tiga prioritas alternatif

pemecahan masalah yaitu melakukan penyuluhan rutin diiringi dengan

intervensi, membuat media promosi kesehatan, dan melakukan

penyuluhan terkait hipertensi. Alternatif tersebut sekaligus dijadikan

kegiatan intervensi kelompok selama PBL dalam menyelesaikan masalah

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Simpang Empat.

Intervensi dilakukan melalui penyuluhan mengenai pencegahan

dan pengendalian hipertensi secara menyuluruh dan personal di

puskesmas maupun lingkungan Puskesmas dengan menyediakan poster,

dan leafiet sebagai media promosi kesehatan.

Penyediaan poster, leaflet, dan poster, sebagai media promosi

kesehatan menjadi intervensi pertama yang dilakukan oleh kelompok.

Pembuatan media berlangsung dari tanggal 22 — 23 Oktober 2021.

Kelompok membuat satu poster yaitu tips mencegah hipertensi dengan

DIKTE dan satu leaflet yang menjelakan terkait definisi, gejala,

pencegahan dan pengendalian hipertensi. Poster dan leafiet akan

dibagikan kepada masyarakat yang menghadiri penyuluhan.

Sebelum melakukan penyuluhan terdapat beberapa langkah yang

kelompok lakukan yaitu, sebagai berikut:

a) Menentukan waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan melalui

koordinasi dengan pemegang program.


b) Mempersiapkan bahan dan materi mengenai pencegahan dan

pengendalian hipertensi.

c) Mempersiapkan semua peralatan pendukung yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan penyuluhan seperti tensimeter.

2. Tahap Do (Pelaksanaan)

Pemecahan permasalahan yang didapatkan selama proses PBL

dilaksanakan dengan melakukan kegiatan intervensi. Intervensi ini diharapkan

dapat membantupuskesmas dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

khususnya hipertensi pada wilayah Puskesmas Simpang Empat.

a) Penyuluhan Terkait Hipertensi di Puskesmas Simpang Empat

Kegiatan intervensi yang telah dilakukan di puskesmas adalah

memberikan promosi kesehatan terkait hipertensi dengan tema

penyuluhan “Cegah dan Kontrol Hipertensi dengan DIKTE”. Yaitu D

(Diet dengan gizi seimbang), I (Ingat olahraga teratur selama 30 menit

per hari), K (Kelola berat badan agar tetap ideal), T (Tidak merokok dan

mengonsumsi alkohol), E (Enggak stress). Promosi kesehatan dilakukan

dua hari pada tanggal 24 Oktober 2021 dimulai pukul 09.00 sampai

10.00 WIB di Puskesmas Simpang Empat, dan dilanjutkan tanggal 25

Oktober 2021 dimulai pukul 08.30-09.00 WIB di Kantor Kecamatan

Bukit Sundi. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan adalah definisi

hipertensi, faktor risiko hipertensi, pengaturan pola makan penderita

hipertensi, cara mengontrol hipertensi, dan cara pencegahan hipertensi.

Media yang digunakan dalam promosi kesehatan berupa poster dan

leaflet. Peserta dalam penyuluhan yang dilakukan di puskesmas


berjumlah 20 orang yang datang langsung ke puskesmas untuk

mendapatkan pelayanan.

b) Intervensi selanjutnya berupa penyuluhan dan pemberian leafiet

hipertensi. Kegiatan berlangsung pada tanggal 24 Oktober 2021 di

Puskesmas Simpang Empat pada pukul07.30 WIB hingga 10.00 WIB.

3. Tahap Check (Pemantauan)

Check (pemantauan) merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari

memeriksa, memonitor, mengecek, mengukur, mengevaluasi, dan mengoreksi

intervensi yang dilakukan pencapaiannya sesuai dengan yang direncanakan.

Tahap check juga dapat memantau dan mengukur proses dan hasil yang

terjadi apakah sesuai dengan rencana mutu, sasaran mutu, persyaratan yang telah

ditetapkan, mengevaluasi dan melaporkan hasilnya.

Tabel 4.1 Hasil Intervensi Alternatif Kegiatan Pemecahan Masalah Upaya


Pencegahan dan Pengendalian Hipertensi di Puskesmas Simpang Empat
Tahun 2022

Kegiatan Hasil Intervensi Indikator


Sebelum Sesudah
Memberikan Masih rendahnya Meningkatkan Masyarakat dapat
promosi kesehatan pengetahuan dan pengetahuan dan memahami
terkait hipertensi kesadaran kesadaran informasi yang
yang berisi defınisi masyarakat akan masyarakat diberikan tentang
hipertensi, faktor cara dalam pencegahan dan
risiko hipertensi, pencegahannya pencegahan dan pengendalian
pola makan, dengan pengendalian hipertensi
mengontrol dan melakukan sesi hipertensi
mencegah tanya jawab
hipertensi di dengan
Puskesmas masyarakat
Simpang Empat mengenai materi
yang diberikan
Tabel 4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya Pencegahan dan
Pengendalian di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Empat tahun 2021

Kegiatan Faktor Pendukung Faktor Penghambat Solusi


Memberikan Adanya dukungan Kurangnya fasilitas Menyediakan
promosi kesehatan dari pihak yang memadai tempat yang
terkait hipertensi Puskesmas dan untuk mengadakan kondusif untuk
yang berisi definisi Pemegang Program penyuluhan seperti melakukan
hipertensi, faktor PTM tempat dan alat penyuluhan serta
resiko hipertensi, peraga serta media melengkapi
pola makan, yang masih kurang perlengkapan dan
mengontrol dan untuk memberikan media yang
mencegah informasi seputar dibutuhkan
hipertensi di hipertensi kepada
Puskesmas masyarakat
Simpang Empat

4. Tahap Action (Lanjutan)

Action adalah kegiatan mengambilan tindakan perbaikan terhadap proses-

proses yang tidak sesuai dengan hasilnya dan berupaya untuk meningkatkan

perbaikan terhadap proses-proses yang tidak sesuai secara berkesinambungan

sehingga meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja. Tindakan perbaikan yang

telah dilaksanakan di Puskesmas Simpang Empat dalam rangka upaya

peningkatan pengetahuan masyarakat terkait hipertensi adalah mengadakan

penyuluhan di Puskesmas. Beberapa tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk

intervensi yang telah dilakukan adalah :

a) Penyuluhan terkait Hipertensi di Puskesmas Simpang Empat

Tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk kegiatan ini yaitu

berkoordinasi dengan penanggung jawab program PTM Puskesmas Simpang

Empat agar penyuluhan dapat dilakukan secara berkala dan juga peningkatan

promosi kesehatan yang selanjutnya dilaksanakan oleh pihak puskesmas.


b) Penyediaan media penyuluhan seperti leaflet, poster

Kegiatan promosi kesehatan harus dilengkapi dengan media

pendukung lain seperti poster, leaflet, pamflet, spanduk, gambar bolak

balik, booklet, dan video edukasi. Serta harus melibatkan kader serta tokoh

masyarakat demi keefektifan kegiatan yang dilaksanakan. Diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait bahayanya

hipertensi.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Analisis masalah yang dilakukan kelompok berpedoman kepada data

sekunder yaitu data Laporan Tahunan Puskesmas Simpang Empat tahun 2021,

serta hasil wawancara dengan petugas puskesmas dan penanggung jawab masing-

masing program.

2. Berdasarkan hasil dari identifikasi data Laporan Tahunan Puskesmas Simpang

Empat tahun 2021, terdapat enam indikator masalah kesehatan tertinggi yaitu

rendahnya cakupan penderita hipertensi dapat yankes sesuai standar, rendahn

ya cakupan keluarga mengukiti program KB, rendahnya cakupan Cakupan P

HBS, rendahnya cakupan IDL Bayi, rendahnya cakupan Balita yang ditimban

g berat badannya dan rendahnya cakupan Pengawasan TPM

3. Setelah dilakukan analisis prioritas masalah dari data yang telah didapatkan,

maka diperoleh prioritas masalah hipertensi sebagai fokus analisis.

4. Analisis penyebab masalah dilakukan melalui diagram fishbone dari hasil dat

a sekunder dan brainstorming mahasiswa bersama pemegang program PTM,

Pembimbing Lapangan dan Kepala Puskesmas Simpang Empat.

5. Alternatif penyelesaian masalah yang didapatkan dari hasil diskusi bersama

anggota kelompok kemudian dinilai dengan menetapkan prioritas

penyelesaian masalah. Penyelesaian masalah yang menjadi prioritas adalah

memberikan penyuluhan kepada masyarakat umum terkait pencegahan dan

penanggulangan hipertensi serta membagikan media berupa leaflet dan

pemasangan poster di Puskesmas Simpang Empat


6. Kegiatan intervensi yang telah dilakukan di Puskesmas Simpang Empat

berupa penyuluhan terkait hipertensi serta penyebaran leaflet dan

pemasangan poster yang berisikan informasi terkait pencegahan dan

penanggulangan hipertensi,

7. Berdasakan hasil monitoring dan evaluasi dapat ditarik kesimpulan bahwa

pelaksanaan intervensi kegiatan yaitu penyuluhan terkait pencegahan

hipertensi yang dihadiri 20 orang serta melakukan penyebaran leaflet dan

pemasangan poster yang berisikan informasi terkait pencegahan dan

penanggulangan hipertensi serta masyarakat yang mengikuti kegiatan antusias

terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok.

B. Saran

1. Diharapkan Puskesmas Simpang Empat dapat meningkatkan koordinasi antar

lintas program, agar program berjalan sesuai dengan yang di rencanakan.

2. Puskesmas Simpang Empat dapat memaksimalkan pemanfaatan kotak saran

sebagai bahan evaluasi dalam pelayanan yang diberikan puskesmas kepada

masyarakat.

3. Meningkat kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya

hipertensi, dengan mengoptimalkan media cetak maupun media elektronik.

4. Pemegang program PTM dan Promosi Kesehatan di Puskesmas Simpang

Empat diharapkan melakukan penyuluhan dan pemantauan hipertensi kepada

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Simpang Empat secara menyeluruh

dan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai