RETARDASI MENTAL
I. Definisi
1. Retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental yang
terhenti/ tidak lengkap yang terutama ditandai dengan adanya hendaya
(impairment) keterampilan (kecakapan, skill), selama masa
perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensia
yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial. Retardasi
mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan mental/ fisik lainnya
(ICD 10(WHA Geneva, 1992)).
2. Retardasi mental adalah suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah, yang menyebabkan ketidakmampuan yang dianggap
normal (Carter CH, dikutip dari Toback. C)
3. Retardasi mental adalah merupakan gangguan yang ditandai oleh
fungsi intelektual yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata
(IQ kira-kira 700 atau lebih rendah) yang bermula sebelum usia 18
tahun disertai defisit atau hendayanya fungsi adaptif. (Fungsi adaptif
adalah kemampuan individu tersebut secara efektif menghadapi
kebutuhan untuk berdikasi yang dapat diterima oleh lingkungan
sosialnya (DSN IV, 1994).
4. Retardasi mental adalah suatu gangguan heterogen yang terdiri dari
gangguan fungsi intelektual di bawah rata-rata dan gangguan dalam
keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun
(Kapita Selekta Kedokteran).
IV. Pengkajian
Yang spesifik yang dijumpai pada kasus retardasi mental:
1. Riwayat kesehatan keluarga
Wawancara terhadap keluarga (orang tua) tentang riwayat kesehatan
yang berhubungan dengan kejadian retardasi mental (apakah ada
keluarga lain yang menderita retardasi mental).
Dapatkan riwayat keluarga, terutama mengenai retardasi mental dan
gangguan herediter dimana retardasi mental adalah salah satu jenisnya
yang utama.
2. Riwayat kesehatan yang lalu
Dapatkan riwayat kesehatan untuk mendapatkan bukti-bukti adanya:
a. Trauma prenatal, perinatal dan post natal/ cedera fisik.
b. Infeksi maternal, prenatal (misal: rubella), konsumsi obat.
c. Nutrisi tidak adekuat.
d. Penyimpangan lingkungan
e. Gangguan psikiatri (misal: autisme).
f. Infeksi, terutama yang melibatkan otak (misal: meningitis,
ensefalitis, campak) atau suhu tubuh tinggi, abnormalitas
kromosom.
3. Diagnosis dini retardasi mental
a. Pada minggu pertama: keterlambatan dalam senyum dan
memperhatikan, keterlambatan dalam mengikuti bergerak dengan
mata, tidak peduli terhadap lingkungan dan kurang memperhatikan
lingkungan, keterlambatan bereaksi terhadap bunyi.
b. Memandang tangan sendiri: masih terlihat sampai usia yang lebih
tua (> 20 minggu).
c. Memasukan benda ke mulut : masih berlanjut sampai usia yang
lebih tua (sampai 2-3 tahun).
4. Data fokus
a. Wawancara terhadap orang tua tentang riwayat kesehatan yang
berhubungan dengan kejadian retardasi mental.
b. Pemeriksaan fisik akan ditemukan gambaran klinis sesuai dengan
penyebab retardasi mental.
c. Gambaran klinis yang berhubungan dengan penyebab retardasi
mental:
1) Gambaran wajah yang khas yang disebut mongoloid.
2) Mata letaknya berjauhan agak sipit dan agak miring ke atas dan
ke samping.
3) Lipatan epicantut tampak jelas.
4) Telinga kecil dan plana agak pendek.
5) Gigi tebal dan lidah besar dan bercelah.
6) Bentuk tubuh agak gemuk dan pendek, otot hipotonik, bentuk
tangan dan jari yang pendek.
7) Hidung pesek, mulut yang kecil dna lidah yang sering
menjulur, iris mata berbercak putih.
8) Histagmus, juling, kadang disertai kongenital sendi panggul.
9) Mikrosefali, brakisefali dan oksiput yang mendatar merupakan
tanda khas.
d. Gambaran klinis phenylketonuria (PKU)
Klien sering berbercak seperti eksema, terkadang tampak gerakan
tubuh yang tidak terkontrol atau disertai kejang, urine berbau khas
(asam fenilasetat).
e. Gambaran klinis pada infeksi rubella
Cedera pada mata (katarak, glaukoma, buta), cedera pada telinga
(tuli) kelainan jantung dan kelainan pada otak (hidrocephalus,
mikrosefalis).
5. Test intelegensia
6. Test kromosom
7. Pemeriksaan penunjang: seperti pemeriksaan laboratorium,
fenilklorida, pada urine, pemeriksaan kromosom, pemeriksaan CT
Scan/ RMI akan dapat diketahui adanya hematoma subdural,
klasifikasi intrakranial.
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat digolongkan
sebagai berikut:
Nilai IQ
1 Sangat superior 130 atau lebih
2 Superior 120-129
3 Di atas rata-rata 110-119
4 Rata-rata 90-110
5 Di bawah rata-rata 80- 89
6 Retardasi mental borderline 70- 79
7 Retardasi mental ringan (mampu didik) 52- 69
8 Retardasi mental sedang (mampu latih) 36- 51
9 Retardasi mental berat 20- 35
10 Retardasi mental sangat berat Di bawah 20
(diktip dari Swarman, 1989).
V. Patofisiologi
Faktor genetic Faktor lingkungan
- Kelainan kromosom - Prenatal
- Abnormalitas single gen - Perinatal
- Post natal
I. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : An. R
Umur : 12 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cilolohan Rt. 03/Rw. 08 No. 27
Tasikmalaya
Diagnosa : Retardasi mental ringan (Tunagrahita)
Tanggal pengkajian : 14 Januari 2008
b. Identitas penanggung jawab
Nama ayah : Tn. Kariman
Nama ibu : Ny. Rina
Pekerjaan ayah : Satpam
Alamat : Jl. Cilolohan Rt. 03/Rw. 08 No. 27
Tasikmalaya
c. Status dalam keluarga
Anak ke :3
Saudara kandung : 3 orang
Masuk sekolah ini : 17 Juli 2006
Tingkat kelas : 3 SDLB
2. Status kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan tidak sedang sakit, tidak ada yang dirasakan
sakit oleh klien.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Sejak ± 2 tahun yang lalu klien masuk SLBN Yayasan Bahagia
Tasikmalaya di kelas 3 SDLB, klien pindahan dari SD Cilolohan.
Sebelumnya klien seklah di SD Cilolohan selama 3 tahun, yang
pada tahun ke-3 (kelas 3) pindah ke SLB. Menurut keterangan dari
ibu gurunya perkembangan kognitif klien bahasa ringan, klien
menderita retardasi mental ringan (Tunagrahita ringan).
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Dari cerita klien, klien pernah menderita sakit panas ± selama 2
bulan pada waktu kecil (kelas 1 SD), tetapi tidak dirawat di rumah
sakit. Klien mengetahui tentang riwayat kesehatan pada waktu
kecil dari ibunya.
3. Aspek bahasa, kognitif, sosial, motorik (sesuai tumbuh kembang usia
12 tahun)
a. Kognitif
1) Membaca dan menulis
a) Membaca
Klien bisa membaca kata-kata (kalimat) yang ditunjukkan
oleh pengkaji tetapi masih belum lancar/ masih dieja.
b) Menulis
Klien mampu menulis sesuai dengan yang diperintahkan
oleh pengkaji dengan cara menulis kembali apa yang ditulis
pengkaji dan dengan cara yang didiktekan oleh pengkaji,
tulisan masih belum rapih tetapi bisa dimengerti dan dibaca
oleh pengkaji.
2) Menghitung
Klien mampu melakukan penjumlahan, pengurangan tetapi
untuk perkalian masih belum paham harus dibimbing terus
dan untuk pembagian tidak bisa sama sekali sudah mampu
mengenal bilangan walaupun masih dalam bimbingan.
Penjumlahan: melakukan penjumlahan dan pengurangan
dengan menggunakan bilangan sampai dengan 100 tetapi
masih dibantu.
Pembagian dan perkalian: klien mampu melakukan
perkalian dengan menggunakan bilangan 1 sampai dengan
10 tapi masih harus dibimbing dan menggunakan alat
bantu.
Klien tahu tentang mata uang dan terampil
menggunakannya sehari-hari (klien tahu ongkos kendaraan
umum yang digunakan pada waktu pulang sekolah).
Klien mengetahui ruangan yang biasa dipakai untuk tempat
belajarnya.
3) Warna
Klien bisa membedakan warna.
4) Sistem pendengaran
Bentuk telinga normal, pinna sejajar dengan ujung mata,
telinga bersih, klien dapat mendengar dengan baik, dibuktikan
dengan klien mampu menjawab sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan.
5) Sistem integumen
Tidak pucat, turgor < 3 detik, tekstur kering, CRT < 3 detik,
kuku nampak panjang.
II. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
(1) (2) (3) (4)
1 DO: Retardasi mental Gangguan
Klien tampak ↓ tumbuh kembang
mengeja bacaan Disfungsi otak
yang disuruh oleh ↓
pengkaji. Keterlambatan
Menghitung perkembangan fungsi-
dengan fungsi secara normal
menggunakan alat ↓
bantu (jari Gangguan tumbuh
tangan). kembang
DS: Guru pengajar
mengatakan
Klien mampu
membaca tetapi
masih dieja, klien
mampu
menghitung
penjumlahan
sampai dengan
100. Klien mampu
menghitung
perkalian dengan
bilangan 1 sampai
dengan 10.
Klien masih harus
dibimbing dan
menggunakan alat
bantu.
2 DS: Pengetahuan tentang Defisit perawatan
Klien mengatakan personal hygiene diri: gunting
belum gunting kurang kuku dna gosok
kuku. gigi
DS:
Kuku tampak Tidak tahu malas
panjang dan kotor. gisik gigi
Gigi tampak yang baik
kuning dan benar
I. Pengertian
Yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum
mencapai usia 21 tahun dan belum pernah kawin. Batasan umur ini
ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan usaha, kesejahteraan
sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang anak dicapai
pada usia 21 tahun (Depkes RI, 1993).
Menurut Sigmund Freud dalam Nelson (1988), perkembangan
anak dibagi menajdi 5 tahap, yaitu:
1. Fase oral : usia antara 0-1 tahun
2. Fase anal : usia antara 1-3 tahun
3. Fase oedifus : usia antara 3-6 tahun
4. Fase laten : usia antara 7-12 tahun
5. Fase genital : usia antara 12-18 tahun.
Selama tahun-tahun pra sekoalh ada peningkatan pengertian
tentang keamanan, anak-anak pada usia ini mulai belajar dan mengingat,
kejadian serta situasi-situasi yang berbahaya, tetapi mereka lupa bila
mereka sibuk bermain. Kelompok usia ini mudah dialihkan dengan
permainan dan adanya anak-anak yang lain.
V. Daftar Pustaka
1. Whaley and Wong’s. 1996. Nursing Care of Infants and Children. Jilid
II.
2. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
3. Depkes RI. 1993. Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks
Keluarga. Jakarta.