Anda di halaman 1dari 96

Kelompok remaja (10-19 tahun) sebagai generasi penerus pembangunan di masa

datang memiliki potensi yang strategis jika dibina dan dikembangkan sejak dini. Masalah
kesehatan pada kelompok ini terutama disebabkan karena perilaku yang berisiko terhadap
kesehatan reproduksi antara lain Infeksi Menular Seksual/Infeksi Saluran Reproduksi, Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS),
penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya), dan juga masalah
pertumbuhan baik fisik, jiwa dan status gizi yang terjadi selama masa pubertas, sehingga
diperlukan adanya intervensi melalui pendekatan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhan remaja.
Kementerian Kesehatan RI telah mengembangkan Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja (PKPR) melalui Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan remaja akan pelayanan
kesehatan yang komprehensif. PKPR bertujuan untuk meningkatkan penyediaan pelayanan
kesehatan remaja yang berkualitas, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja
dalam pencegahan masalah kesehatan, serta melibatkan remaja dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan remaja.
Salah satu upaya peningkatan kompetensi agar tenaga kesehatan dan konselor
sebaya dapat membantu remaja dalam menghadapi masalah kesehatan adalah dengan
menyelenggarakan Pelatihan PKPR bagi tenaga kesehatan dan konselor sebaya sehingga
mereka memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang tepat sesuai dengan kebutuhan
remaja. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut diperlukan Kurikulum
PKPR yang disusun dalam bentuk rencana dan pengaturan mengenai isi, bahan, dan metode
pembelajaran.
Buku Kurikulum Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) ini
merupakan bagian dari buku Pedoman Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) edisi tahun 2007 yang telah disempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan saat
ini. Buku ini diharapkan menjadi acuan bagi pelatih dalam proses pembelajaran sehingga
peserta latih dapat mencapai kompetensi yang diharapkan.
Akhir kata, kami sampaikan penghargaan setinggi tingginya dan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini.
Jakarta, Oktober 2011
Direktur Bina Kesehatan Anak

dr. Kirana Pritasari, MQIH

11

10

10

Anda mungkin juga menyukai