JUDUL
Tuliskan Judul Usulan
OPTIMALISASI KESEHATAN REMAJA MELALUI LITERASI
KESEHATAN SECARA HOLISTIK
RINGKASAN
Ringkasan tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, dan luaran yang ditargetkan.
Masa remaja merupakan masa yang dapat dikategorikan pada tingkat yang memiliki banyak
tantangan baik dari diri mereka sendiri ataupun lingkungan. Pendidikan kesehatan secara holistik
sangat diperlukan pada masa remaja yang mengalami pertumbuhan untuk menjadi manusia yang
lebih baik dalam segi kesehatannya. Permasalahan remaja cukup kompleks baik dari fisik, mental
dan sosial. Posyandu remaja merupakan wadah yang tepat untuk menfasilitasi remaja dalam
memahami permasalahannya dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Posyandu remaja
dapat dilaksanakan di sekolah untuk pemantauan kesehatan, deteksi dini dan rujukan apabila
diperlukan sehingga dapat mengoptimalkan kesehatan remaja.
Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah mengoptimalkan kesehatan remaja
melalui literasi kesehatan secara holistik. Permasalahan yang dapat diselesaikan adalah upaya
pencegahan stunting, pencegahan anemia, edukasi kesehatan reproduksi dan kesehatan mental,
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat bagi remaja. Pelaksanaan kegiatan mengacu pada
pelaksanaan posyandu remaja sesuai pedoman di Kementerian Kesehatan RI. Sasaran kegiatan
adalah remaja SMP YPI Ciparay. Dalam meningkatkan literasi kesehatan remaja maka media yang
digunakan dalam kegiatan ini adalah E-booklet, leaflet dan video yang disusun oleh tim sebagai
luaran. Selain itu diadakan pelatihan kader remaja dengan luaran SOP pelaksanaan posyandu
remaja dan buku manual posyandu remaja. Dengan demikian kegiatan posyandu remaja
selanjutnya dapat dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah bekerjasama dengan puskesmas.
KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
B. Pendahuluan
Pendahuluan tidak lebih dari 1000 kata yang berisi analisis situasi dan permasalahan mitra
yang akan diselesaikan. Uraian analisis situasi dibuat secara komprehensif agar dapat
menggambarkan secara lengkap kondisi mitra. Analisis situasi dijelaskan dengan berdasarkan
kondisi eksisting dari mitra/masyarakat yang akan diberdayakan, didukung dengan profil mitra
dengan data dan gambar yang informatif. Khususnya untuk mitra yang bergerak di bidang
ekonomi dan belajar berwirausaha. Kondisi eksisting dibuat secara lengkap hulu dan hilir
usahanya. Tujuan kegiatan dan kaitannya dengan MBKM, IKU, dan fokus pengabdian perlu
diuraikan.
Remaja merupakan penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun atau mereka yang berada
pada tahap transisi antara masa kanak-kanak menuju dewasa sesuai batasan usia remaja. Masa
remaja merupakan masa yang memiliki banyak tantangan baik dari diri mereka sendiri ataupun
lingkungan, apabila tidak memiliki kemampuan untuk menghadapinya mereka akan dapat berakhir
pada berbagai masalah kesehatan yang mungkin muncul akibat pola perilaku dan pengetahuannya
yang beresiko.(1) Hasil Survei Kesehatan Berbasis Sekolah di Indonesia menjelaskan bahwa dalam
setiap tahunnya terjadi peningkatan perilaku beresiko dalam kesehatan remaja yakni hampir 12%
perilaku beresiko merokok, kemudian 40% perilaku beresiko higienis dan sanitasi yang kurang,
selanjutnya 40% perilaku beresiko kebiasaan makan yang kurang, 40% perilaku beresiko karena
gangguan jiwa, 30% perilaku beresiko aktifitas fisik yang kurang dan adanya kekerasan fisik
sebesar 10%. (2)
Pendidikan kesehatan secara holistik sangat diperlukan pada masa remaja untuk menjadi
manusia yang lebih baik dalam segi kesehatannya. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk mendidik
remaja tentang kesehatan dengan pemaparan informasi melalui teknologi ataupun media yang
menunjang proses penerimaan pendidikan yang disampaikan. Pendidikan kesehatan dapat meliputi
kesehatan fisik, kesehatan sosial, kesehatan intelektual dan emosi, sampai dengan kesehatan
rohani.(3) Optimalisasi kesehatan remaja dapat dilakukan melalui pendidikan kesehatan dengan
berbagai macam cara yang diberikan. Salah satunya, literasi kesehatan secara holistik pada remaja
yang dapat menjadi solusi dalam penyelesaian masalah-masalah kesehatan baik dari pola perilaku
sampai dengan pengambilan keputusan akan kesehatan yang ditentukan oleh remaja tersebut.(4)
Posyandu remaja merupakan wadah yang menfasilitasi remaja untuk memahami permasalahan
kesehatan remaja dan menemukan alternatif pemecahan masalah. Pelaksanaan kegiatannya adalah
pelayanan kesehatan yang peduli remaja mencakup upaya promotif dan preventif. Literasi
kesehatan secara holistik sangat tepat diberikan di posyandu remaja sebagai upaya mendekatkan
akses kesehatan dan meningkatkan literasi kesehatan remaja.
Kabupaten Bandung merupakan salah satu propinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di
Jawa Barat. Salah satu kecamatan terluas yang ada di Kabupaten Bandung dan terjauh dari ibukota
kabupaten adalah Kecamatan Ciparay. Kecamatan Ciparay memiliki 14 desa dengan jumlah
penduduk sekitar 172,589 jiwa. Saat ini salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Kabupaten
Bandung termasuk kecamatan Ciparay adalah masih tingginya prevalensi stunting yaitu 25% dan
angka ini jauh diatas angka rata-rata nasional 21% maupun rata-rata Provinsi Jawa Barat sendiri
yaitu 20,2%.(5) Penanganan stunting salah satunya adalah dengan meningkatkan status kesehatan
remaja terutama remaja putri. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung,
jumlah penduduk remaja putri tahun 2021di kecamatan Ciparay dengan golongan umur 10-14
sekitar 4000 jiwa dan golongan umur 15-19 sebanyak 3.500 jiwa.(6)
Selain masalah stunting, kesehatan reproduksi juga merupakan hal yang penting
diperhatikan bagi remaja. Masalah remaja dengan reproduksinya kurang mendapat perhatian
karena usianya yang relatif masih muda, masih dalam pendidikan dan seolah-olah terbebas dari
kemungkinan penyakit yang berhubungan dengan reproduksi.(7) Pendidikan terkait kespro dan
seksualitas ini tidak dilaksanakan di sebagian besar sekolah, sehingga remaja memiliki
pengetahuan terbatas tentang seksual dan kespro serta menghadapi berbagai masalah. (8)
Kesehatan mental juga memiliki peranan penting bagi remaja. Menurut Indonesia National
Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki
masalah kesehatan mental dan satu dari 20 remaja memiliki gangguan mental.(9) Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya memberi perhatian pada kesehatan mental remaja. Melalui literasi
kesehatan diharapkan dapat menjadi upaya preventif masalah kesehatan mental remaja. Gambaran
pengetahuan tentang kesehatan menjadi hal yang perlu ditingkatkan untuk mencapai kesehatan
matra yang merupakan upaya kesehatan dalam bentuk khusus yang diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan fisik dan mental.(10)
Pengetahuan, sikap dan keterampilan yang baik tentang kesehatan akan berguna untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna, baik yang terjadi di
lingkungan darat, laut dan udara.(11) Pengetahuan seseorang menjadi landasan dalam pengambilan
keputusan yang dapat membantu kelangsungan hidup seseorang dalam suatu kondisi tertentu.
Pengetahuan kesehatan yang baik dapat diperoleh dengan berbagai macam cara, salah satu cara
yang tepat adalah dengan pendidikan. Pendidikan tentang kesehatan dapat diberikan melalui media
yang mempermudah penyebaran informasi kesehatan secara efesien ruang dan waktu. (12)
SMP YPI Ciparay terletak di Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sekolah ini berada di wilayah binaan Universitas Padjadjaran (Unpad). Jumlah siswa yang ada di
sekolah ini sebanyak 523 orang yang terdiri dari 273 orang laki-laki dan 250 orang perempuan.
Permasalahan kesehatan remaja yang dihadapi oleh SMP YPI Ciparay ini secara umum sama
dengan permasalahan yang dihadapi oleh remaja pada umumnya yaitu masih tingginya perilaku
berisiko dalam kesehatan remaja seperti perilaku beresiko merokok, perilaku beresiko higienis dan
sanitasi yang kurang, perilaku beresiko kebiasaan makan yang kurang, perilaku beresiko karena
gangguan jiwa perilaku beresiko pada kurangnya aktifitas fisik. Saat ini di SMP YPI Ciparay belum
ada wadah/sarana yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk meningkatkan pengetahuan mereka
tentang kesehatan remaja dan belum ada kurikulum khusus yang membahas tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas.
Hasil studi pendahuluan yang telah dilaksanakan adalah sekolah ini dapat menerima untuk
dilaksanakannya kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dan menyambut baik adanya
literasi kesehatan bagi remaja untuk dapat mengoptimalkan kesehatan siswa dan pembentukan
posyandu remaja sebagai salah satu sarana pemberdayaan siswa untuk meningkatkan kesehatan
remaja. Kegiatan ini juga merupakan lanjutan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat
Unpad tahun 2022 tentang edukasi kesehatan mental remaja, dengan sasaran yang lebih luas yaitu
kesehatan remaja secara holistik. Kegiatan pengabdian masyarakat ini sesuai dengan visi
Universitas Padjadjaran yaitu “mencapai universitas bereputasi dunia dan berdampak pada
masyarakat”. Tolok ukur keberhasilannya yaitu keberhasilan memberdayakan dan memandirikan
masyarakat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan.
Tujuan PKM ini adalah melaksanakan optimalisasi kesehatan remaja melalui literasi
kesehatan secara holistik. Tujuan khususnya adalah untuk mengimplementasikan gerakan literasi
kesehatan secara holistik pada remaja, pemantauan kesehatan remaja melalui pelaksanaan
posyandu remaja di sekolah, dan penyediaan media pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
literasi kesehatan remaja secara holistik dan pembentukan kader kesehatan untuk kemandirian
sekolah dalam pemantauan kesehatan remaja.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini akan dilaksanakan di SMP YPI Ciparay. Sasaran
kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah remaja di SMP YPI Ciparay. Sekolah ini
terletak di Jalan Raya Pacet No.396, Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Prov.
Jawa Barat. Remaja SMP adalah berkisar pada usia 12-15 tahun. Waktu pelaksanaan secara
keseluruhan diperkirakan selama 8 bulan. Perkiraan jumlah sasaran adalah 523 remaja.
Kegiatan yang akan dilaksanakan merupakan bentuk implementasi dari posyandu remaja sesuai
panduan dari Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan ini terbagi menjadi dua hal yaitu pelaksanaan
posyandu remaja dan pelatihan kader posyandu remaja. Posyandu remaja bermanfaat untuk
pemantauan kesehatan remaja secara holistik, melaksanakan deteksi dini adanya permasalahan
kesehatan remaja dan apabila ditemukan permasalahan dapat segera dilaksanakan rujukan.
Tahap persiapan: Pada tahap ini tim pelaksana melakukan pendekatan dan mengurus perijinan
untuk pelaksanaan kegiatan ke sekolah dan puskesmas wilayah tempat kegiatan. Selanjutnya
melakukan apersepsi dengan pihak sekolah dan puskesmas tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan. Menentukan waktu pelaksanaan menyesuaikan dengan jadwal kegiatan remaja di
sekolah. Melakukan koordinasi tim sebagai persiapan pelaksanaan kegiatan ini. Pihak sekolah
berperan dalam mengkoordinasi siswa, penyiapan tempat dan mengatur waktu pelaksanaan. Pihak
puskesmas wilayah berperan sebagai penanggungjawab kesehatan siswa di wilayah kerjanya
sehingga kegiatan ini dapat merupakan bagian dari program kerja bina kesehatan remaja. Tim Pkm
sebagai pelaksana kegiatan secara keseluruhan akan mengkoordinir pelaksanaan bekerjasama
dengan sekolah dan puskesmas.
Tahap pelaksanaan:
Tahap pelaksanaan mengacu pada pelaksanaan posyandu remaja yaitu sebagai berikut:
- Pendaftaran. Pengisian daftar hadir, pengisian formulir data diri dan pengisian kuesioner
untuk mengidentifikasi remaja.
- Pengukuran. Penimbangan BB, pengukuran TB, pengukuran TD, pengukuran LILA dan
lingkar perut, pengecekan anemia untuk remaja putri.
- Pencatatan. Pencatatan ke dalam buku register dan buku pemantauan kesehatan remaja.
- Pelayanan kesehatan berupa konseling, pemberian tablet tambah darah dan dilakukan
rujukan ke fasilitas kesehatan apabila diperlukan
- Pemberian edukasi/KIE dengan kegiatan secara bersama-sama yaitu edukasi kesehatan
remaja secara holistik, pemutaran video, membuat yel untuk remaja sehat dan senam
peregangan.
Tahap selanjutnya adalah melakukan pelatihan kader posyandu remaja. Tujuan pelatihan ini adalah
menghasilkan kader remaja yang akan melaksanakan posyandu dan pemantauan kesehatan di
sekolah tersebut. Tahapan pelatihan kader posyandu remaja adalah sebagai berikut:
- Koordinasi dengan pihak sekolah untuk pemilihan kader remaja dan guru penanggungjawab
yang akan dilatih menjadi kader posyandu remaja. Waktu pelatihan menyesuaikan dengan
kegiatan sekolah.
- Melakukan pelatihan kader posyandu remaja sesuai dengan petunjuk teknis
penyelenggaraan posyandu remaja dari Kementerian Kesehatan RI. Remaja dan guru yang
ditunjuk akan dilatih untuk melaksanakan posyandu remaja ini sehingga ke depannya dapat
dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah.
- Edukasi penggunaan buku rapor kesehatanku. Rapor kesehatanku adalah buku rapor yang
berisi catatan kesehatan setiap siswa. Rapor kesehatan ini dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan RI untuk siswa SMP dan SMA. Dengan adanya pencatatan di rapor ini dapat
diketahui riwayat kesehatan para siswa.
Pada setiap tahap kegiatan diberikan kuesioner pre tes dan postes untuk mengevaluasi peningkatan
pengetahuan peserta pada materi yang diberikan.
Tahap akhir: pada tahap ini akan dilakukan pelaporan kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
dilakukan monitoring evaluasi keberlanjutan kegiatan posyandu remaja di sekolah. Selanjutnya
dilakukan kegiatan diseminasi pengabdian kepada masyarakat dan pembuatan artikel untuk
publikasi pengabdian kepada masyarakat.
Evaluasi keberlanjutan program dilaksanakan melalui pemantauan tim Pkm untuk terus mendorong
pihak sekolah akan melaksanakan posyandu remaja yang sudah dibentuk ini. Posyandu remaja
dapat dilaksanakan satu bulan sekali dengan berkoordinasi dengan puskesmas.
Peran dan tugas tim Pkm ini adalah sebagai berikut: Ketua pelaksana merupakan professor dengan
spesialisasi anak dan remaja. Ketua bertanggungjawab memimpin secara keseluruhan kegiatan
Pkm ini. Anggota pelaksana terdiri dari dua orang dengan kepakaran yaitu ahli kesehatan
masyarakat dan dokter spesialis kesehatan jiwa pakar kesehatan mental remaja. Perannya adalah
membantu ketua dalam pengelolaan kegiatan ini. Tim mahasiswa terdiri dari bidang kebidanan dan
keperawatan. Para mahasiswa akan melaksanakan pemeriksaan kesehatan dan pemberian edukasi
kepada remaja.
Rekognisi SKS pada mahasiswa yang dilibatkan adalah pada mata kuliah keterampilan diseminasi
dan pengembangan ilmu sebanyak 5 sks dan mata kuliah ketrampilan pengembangan diri sebanyak
2 sks. Pada mata kuliah ini mahasiswa diharapkan menghasilkan luaran berupa publikasi jurnal dan
mengkomunikasikan hasil kegiatan kepada publik. Mata kuliah ini merupakan klaster 2 dan 3 pada
klaster kompetensi pada Prodi Doktor Ilmu Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Potensi rekognisi SKS juga dapat diberikan pada mata kuliah yang terkait dengan
kesehatan masyarakat.
E. Jadwal Pelaksanaan
JADWAL PELAKSANAAN
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Perencanaan kegiatan V V
dan Penyusunan
Proposal PPM
2 Penyusunan panitia V
pelaksana PPM
3 Survey pendahuluan ke V V
lapangan tempat sasaran
PPM
4 Perizinan dan V
Persiapan
pelaksanaan kegiatan
5 Pembukaaan dan V
Pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dan px
fisik PPM
6 Kegiatan pelatihan V V
remaja
7 Penutupan kegiatan V
8 Evaluasi kegiatan V
9 Pembuatan laporan V
10 Persiapan dan V V
publikasi hasil
kegiatan
I. Gambaran IPTEKS
Gambaran berisi uraian maksimal 500 kata menjelaskan gambaran IPTEKSs yang akan
diimplentasikan di mitra sasaran. Dibuat dalam bentuk skematis, dilengkapi dengan
Gambar/Foto dan narasi
Dalam memberikan edukasi kepada remaja digunakan alat dan media berupa video, leaflet dan
booklet yang berisikan materi terkait kesehatan, yang dibutuhkan oleh remaja. Media edukasi
tersebut dirancang dan dibuat oleh tim kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Materi, dan
gambar yang digunakan dirancang seefektif mungkin agar pemahaman remaja terhadap materi
dapat maksimal. Video yang dikembangkan juga diharapkan dapat menarik keingintahuan remaja
agar lebih meningkatkan ketertariakannya dalam mempelajari materi yang diberikan. Media
edukasi tersebut nantinya akan bisa di download oleh semua remaja dengan menggunakan
smartphone yang mereka miliki
Pada kegiatan pelatihan kader remaja akan dihasilkan SOP pelaksanaan posyandu remaja dan buku
manual posyandu remaja. Hal ini digunakan sebagai media penunjang pelaksanaan pelatihan kader
remaja dan sebagai panduan pelaksanaan kegiatan posyandu remaja selanjutnya yang akan
dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah.
J. Peta Lokasi Mitra Sasaran
Peta lokasi mitra sasaran berisikan gambar peta lokasi mitra yang dilengkapi dengan penjelasan
jarak mitra sasaran dengan PT pengusul. Gambar peta yang dapat disisipkan dapat berupa
JPG/PNG
Mitra sasaran terletak di Jalan Raya Pacet No.396, Cikoneng, Kecamatan Ciparay, Kabupaten
Bandung, Prov. Jawa Barat. Jarak lokasi mitra sasaran yaitu SMP YPI Ciparay dengan PT tinggi
pengusul yaitu Universitas Padjadjaran yaitu sejauh 22,7 km.
…………………………