Anda di halaman 1dari 33

Buku Saku

PENDIDIKAN
PRA-NIKAH
DAFTAR ISI
URGENSI PENDIDIKAN PRA-NIKAH
A. Definisi Pendidikan Pra-Nikah......................2
B. Manfaat Pendidikan Pra-Nikah ..................2

PERENCANAAN PERSIAPAN
PERKAWINAN
A. Peraturan Perundangan Tentang
Perkawinan............................................................4
B. Hak dan Kewajiban Suami Istri...................5
C. Persiapan Perkawinan ...................................6

MEMBANGUN KELUARGA
A. Pengertian Keluarga......................................10
B. Tugas Utama Keluarga ...............................10
C. Fungsi Keluarga................................................11
KDRT DAN PERLINDUNGAN ANAK
A. Pengertian KDRT.................................................17
B. Hukum di Indonesia Mengenai
KDRT..........................................................................17
C. Anak dan Haknya..............................................18

MANAJEMEN KONFLIK DAN


MANAJEMEN KEUANGAN

A. Manajemen Konflik .........................................22


B. Manajemen Keuangan..................................24
Urgensi Pendidikan
Pra-Nikah
Definisi Pendidikan
Pra-Nikah
Kursus pra-nikah adalah pemberian bekal
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan
penumbuhan kesadaran kepada remaja usia
nikah dan calon pengantin tentang kehidupan
rumah tangga dan keluarga

Pasal 1 ayat (3) Peraturan Direktur Jenderal Bimbingan


Masyarakat Islam Kementerian Agama Nomor DJ.II/542 Tahun
2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Kursus Pra-Nikah

Manfaat Pendidikan
Pra-Nikah

Peningkatan Kepuasan Keterampilan


keterampilan hubungan yang resolusi konflik
komunikasi lebih tinggi yang lebih baik

2
Perencanaan
Persiapan
Perkawinan
Peraturan Perundangan
Tentang Perkawinan
Pernikahan atau perkawinan adalah ikatan
lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga atau rumah tangga
yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa

Bagaimana Hukum Perkawinan


di Indonesia?
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Pasal 2 ayat (1): 
perkawinan adalah sah apabila
dilakukan menurut hukum masing-
masing agamanya dan
kepercayaannya 
Pasal 2 ayat (2): 
tiap-tiap perkawinan dicatat
menurut peraturan perundangan
yang berlaku sehingga setiap
perkawinan harus tercatat di Kantor
Urusan Agama (KUA).

4
Hak dan Kewajiban
Suami dan Istri
Dalam UU No.. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
terdapat bab tersendiri yang mengatur
mengenai Hak dan Kewajiban Suami Istri. Salah
satu hak dan kewajiban suami istri di antaranya
adalah:

Suami istri wajib saling cinta


mencintai, hormat menghormati,
setia, dan memberikan bantuan
lahir dan batin yang satu pada
yang lain

5
Persiapan Perkawinan

Persiapan Fisik
Persiapan fisik di antaranya adalah terkait dengan
faktor usia. Usia ideal untuk menikah adalah minimal
21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi laki-laki.
Batasan usia ini dianggap sudah siap menghadapi
kehidupan keluarga yang dipandang dari sisi
kesehatan dan perkembangan emosional. Apabila
terjadi perkawinan sebelum usia yang dianjurkan,
kehamilan pertama dianjurkan terjadi pada usia
minimal 21 tahun.

Persiapan Psikologis
Kesiapan psikologis untuk menikah diartikan sebagai:
Kesiapan individu dalam menjalankan peran
sebagai suami atau istri
Kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi

Mampu melakukan manajemen konflik


yang sehat

6
Persiapan Finansial
Keluarga perlu memiliki penghasilan secara mandiri
dan mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga
dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Yang perlu
dipersiapkan adalah:
t
rura
nsiu
n a da
a pe dan
an
dana persiapan

d
kehamilan

an
cara pengaturan mengetahui dan

a
a nd
n
pe
pemasukan dan menetapkan tujuan

ak idik
pengeluaran yang keuangan bersama
baik rumah
a
dan

Persiapan Sosio-kultural an

Mengadakan silaturrahmi dengan keluarga kedua belah


pihak sehingga dapat "bersatu" untuk membentuk
keluarga baru
Saling menyesuaikan diri dengan kondisi sosial dan kultural
masing-masing keluarga
Saling memahami dan menyikapi karakter masing-masing
keluarga
Memersiapkan diri dalam berbagai kegiatan yang terkait
dengan kehidupan berkeluarga yang bermanfaat bagi
lingkungan terdekat.
7
Persiapan Pemahaman
Hukum
Suatu perkawinan hanya bisa dilangsungkan apabila
memenuhi syarat sah perkawinan, yaitu harus
didasarkan pada persetujuan kedua mempelai,
dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan
kepercayaannya serta cukup usia atau telah dewasa.
UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 memang
menempatkan usia 16 tahun, namun UU Perlindungan
Anak Nomor 35 tahun 2014 melarang orangtua
mengawinkan anaknya yang belum berusia dewasa
atau telah mencapai usia 18 tahun bagi calon
pengantin wanita.

Perkawinan juga harus dilaporkan minimal 10 hari


sebelum tanggal perkawinan yang ditentukan. Pegawai
Pencatatan Perkawinan akan menerbitkan dokumen-
dokumen yang harus ditandatangani oleh kedua calon
pengantin.

Calon pengantin juga harus mengenal calon pasangan


masing-masing, karena ada ketentuan penghalang
yang diatur dalam Pasal 20 pasal 7, 8, 9, 10 dan 12 UU
Perkawinan, yaitu belum cukup usia, mempunyai
hubungan sedarah, semenda, sepersusuan, dilarang
menurut hukum agama dan masih terikat perkawinan
dengan pihak lain.

Apabila prasyarat sebagaimana dimaksud pada poin


(3) di atas tidak dipenuhi, dapat mengakibatkan risiko
hukum.

8
Membangun
Keluarga
Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dalam


masyarakat yang terdiri dari suami
istri, atau suami, istri dan anak, atau
ayah dan anak, atau ibu dan anak

UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Tugas Utama Keluarga

Tugas utama keluarga adalah


memenuhi kebutuhan jasmani,
rohani, pemeliharaan, dan
perawatan anak-anak,
pembimbingan kepribadian anak-
anak dan memenuhi kebutuhan
emosional anggota keluarganya.

10
Fungsi Keluarga

1. Fungsi Agama
Keluarga adalah tempat pertama
seorang anak mengenal agama.
Dalam fungsi agama, nilai dasar yang
perlu dipahami dan ditanamkan dalam
keluarga adalah:
Iman Suka membantu
Taqwa Disiplin
Jujur Sopan santun
Tenggang rasa Sabar & ikhlas
Kesalehan Kasih sayang
Ketaatan

2. Fungsi Sosial-
Budaya

Manusia adalah makhluk sosial yang bukan hanya


membutuhkan orang lain namun juga membutuhkan
interaksi dengan orang lain yang berbeda
dengannya. Dalam fungsi sosial-budaya, nilai dasar
yang perlu dipahami dan ditanamkan dalam
keluarga adalah:

11
Gotong royong Kebersamaan
Sopan santun Toleransi
Kerukunan Kebangsaan
Peduli

3. Fungsi Cinta &


Kasih Sayang

Pasangan yang akan menikah


perlu menumbuhkan serta
menjaga rasa cinta dan kasih
sayangnya. Setelah menjadi
orangtua, pasangan tersebut
wajib mencurahkan cinta dan
kasih sayang kepada anak.
Dalam fungsi ini, terdapat nilai
dasar:

Empati
Setia
Akrab
Suka menolong
Adil
Pengorbanan
Pemaaf

12
4. Fungsi
Perlindungan
Keluarga harus memberikan rasa
aman, tenang, dan tenteram bagi
anggota keluarganya. Dalam fungsi
perlindungan terdapat nilai dasar:

Memberikan rasa aman bagi semua anggota keluarga


Tanggap terhadap situasi yang akan membahayakan
keluarga
Bertanggung jawab untuk memelihara dan melindungi
keluarga
Siaga, siap menghadapi persoalan yang timbul dalam
keluarga
Menghindari kekerasan dalam rumah tangga

5. Fungsi Reproduksi

Salah satu tujuan dari perkawinan


adalah memperoleh keturunan yang
berkualitas sebagai pengembangan
dari tuntutan fitrah manusia. Nilai
dasar yang harus dipahami:

13
berkaitan dengan pemenuhan hak dan
kewajiban suami istri dalam dimensi
Tanggung jawab
seksualitas yaitu prokreasi (memperoleh
keturunan), rekreasi (saling menyenangkan
pasangan), relasi (mempererat hubungan
suami istri), dan mempererat institusi
perkawinan.

dimaksudkan untuk keadaan sehat


Sehat secara fisik, fungsi, dan sistem reproduksi
serta rohani/emosional

6. Fungsi Sosialisasi &


Pendidikan
Orangtua adalah pendidik pertama
dan utama bagi anak-anaknya
sekaligus sebagai pembimbing dan
pendamping tumbuh kembang anak,
baik secara fisik, mental, sosial, dan
spiritual. Nilai dasar yang perlu
dipahami dan ditanamkan adalah:

Percaya diri self-esteem


Rajin (penghargaan
Kreatif terhadap diri sendiri)
Tanggung jawab menjadi lifelong
Kerjasama learner (pembelajar
sepanjang hayat)

14
7. Fungsi Ekonomi

Keluarga harus mampu memenuhi


kebutuhan materiil seluruh anggota
keluarganya. Nilai yang perlu
dikembangkan adalah:

Hemat Selalu
Teliti berupaya
Disiplin untuk
Ulet menabung

8. Fungsi Lingkungan

Kebersihan dan kesehatan lingkungan di


sekitar keluarga perlu dijaga agar
kesehatan fisik pun ikut terjaga. Dalam
fungsi lingkungan, nilai dasar yang perlu
ditanamkan dalam keluarga adalah:
Bersih
Disiplin
Peduli
Hemat energi

15
KDRT dan
Perlindungan Anak
Pengertian KDRT

Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT)


adalah setiap perbuatan kekerasan yang
mengakibatkan timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual,
psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara
melawan hukum dalam lingkup rumah
tangga.

Hukum di Indonesia Mengenai KDRT


Dalam UU RI Nomor 23 tahun Pelaku KDRT dapat
2004 tentang Penghapusan dikenai sanksi pidana
baik berupa kurungan
Kekerasan dalam Rumah (5 tahun sampai 15
Tangga: setiap orang dilarang tahun) maupun
melakukan kekerasan secara denda (Rp. 3.000.000
sampai Rp.
fisik, seksual, dan psikologis,
500.000.000)
terhadap orang dalam lingkup
rumah tangganya

17
Anak dan Haknya

Di Indonesia, anak-anak dilindungi oleh


Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Definisi Anak menurut UUPA adalah
seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.

Kewajiban Orangtua Terhadap Anak:

Berdasarkan Pasal 26 UUPA, orangtua


berkewajiban dan bertanggung jawab untuk
mengasuh, memelihara, mendidik, dan
melindungi anak; menumbuhkembangkan
anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya; dan mencegah terjadinya
perkawinan pada usia anak-anak.

18
Hak-hak Anak di Indonesia:

Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang dan


berpartisipasi sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi
Setiap anak berhak atas satu nama sebagai
identitas diri dan status kewarganegaraan.
Identitas anak tersebut, dituangkan dalam
akta kelahiran.
Hak untuk beribadah menurut agamanya,
berpikir dan berekspresi sesuai dengan
tingkat kecerdasan usia, serta dalam
bimbingan orangtuanya.

Hak untuk mengetahui orangtuanya,


dibesarkan dan diasuh oleh orangtua
kandungnya.

Hak untuk memperoleh pelayanan


kesehatan dan jaminan sosial

19
Hak untuk memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadi dan tingkat kecerdasan sesuai
minat dan bakatnya.

Hak untuk menyatakan dan didengar


pendapatnya.

Hak untuk beristirahat dan memanfaatkan


waktu.

Anak penyandang cacat berhak


memperoleh rehabilitasi, bantuan sosial,
dan pemeliharaan taraf kesejahteraan
sosial.

Anak korban kekerasan seksual dan


berhadapan dengan hukum, berhak
dirahasiakan.

Anak korban atau pelaku tindak pidana


berhak mendapatkan bantuan hukum dan
bantuan lain.

20
Hak untuk mendapat perlindungan dari
diskriminasi, eksploitasi ekonomi dan
seksual), penelantaran, kekejaman,
kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan,
dan perlakuan salah lainnya.

Hak untuk memperoleh perlindungan dari


penyalahgunaan dalam keterlibatan
kegiatan politik, sengketa bersenjata,
kerusuhan, kekerasan, peperangan, dan
penjatuhan hukum yang tidak manusiawi.

20
Manajemen Konflik &
Keuangan
Konflik dalam keluarga biasa terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, apabila
dibiarkan tanpa ada penanganan yang
baik maka akan menjadi perpecahan
dalam keluarga dan berujung pada
perceraian.

Konflik adalah suatu kondisi yang tidak


menyenangkan dan dapat menekan
perasaan individu karena adanya dua hal
atau objek, kebutuhan, keinginan,
kekuatan, kecenderungan ataupun tujuan
yang berbeda atau bertentangan yang
timbul pada saat yang sama.

Manajemen Konflik
adalah kemampuan individu untuk
mengelola konflik-konflik yang
dialaminya dengan cara yang tepat,
sehingga tidak menimbulkan
komplikasi negatif pada kesehatan
jiwanya maupun keharmonisan
keluarga.

22
Sumber Konflik dalam Keluarga:

Penghasilan Anak Komunikasi

Hubungan Kehadiran Keyakinan/


seksual keluarga agama
besar

Tahapan Manajemen Konflik


pemecahan masalah berdasarkan
sumbernya, komunikasi asertif,
mencari bantuan pihak ketiga
Tahap Sekunder

Tahap Primer Tahap Tersier


mengetahui sumber konflik mempertahankan
dan membahasnya komunikasi dan mencegah
sebelum menikah dampak negatif konflik
23
Manajemen Keuangan

Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan
dijadikan pendapatan bagi
pendapatan
keluarga sebagai sumber
pendapatan lainnya
untuk memenuhi tetap (tambahan
kebutuhan. Sumber suami/istri selain gaji/
pendapatan antara lain: (mis. gaji) pendapatan
pokok)

Jenis-jenis Pengeluaran

pengeluaran pengeluaran
wajib/pokok tambahan

pengeluaran ini pengeluaran ini


bersifat penting bersifat insidental,
yang berkaitan tidak terus menerus
dengan dan hanya
pemenuhan diperlukan pada
kebutuhan utama waktu tertentu saja.
suatu keluarga

24
Kiat-kiat Pengelolaan
Keuangan Keluarga

Pahami keadaan keuangan keluarga Anda


Lakukan pengeluaran sesuai dengan
perencanaan
Berikan kepercayaan kepada pengelola
keuangan keluarga
Diskusikan masalah keuangan yang
dihadapi, terutama dalam situasi
keuangan menipis
Pikirlah lebih seksama pengertian antara
"butuh" dan "ingin". Tak jarang kita
membelanjakan uang untuk hal yang tak
terlalu penting atau hanya didorong
keinginan, bukan kebutuhan.

25
REFERENSI

Bp4 Provinsi Aceh. (2012). Modul


Kursus Calon Pengantin: Bekal
Hidup Berumah Tangga.
BKKBN. (2014). Buku Saku untuk
Calon Pengantin.

26

Anda mungkin juga menyukai