ANGGOTA MASYARAKAT)
===========================================================
NPM : 0503001251
Program : S1
Pembimbing I Pembimbing II
Hukum Keperdataan
KATA PENGANTAR
tulisan ini.
Depok, 2007
Penulis,
Guntur Prima
terbaik.
S.H., M.H., Ibu Dr. Rosa Agustina S.H., M.H., dan Bapak
kepada:
senang;
mengalami gangguan;
lalu;
uang;
gangguan;
dan
11. Mas Dedi, selaku guru vokal penulis dan juga Nyonya
a. LEGALLY BLONDE
b. A WALK TO REMEMBER
that!).
c. A BEAUTIFUL MIND
imagined”.
d. FRIENDS TV SERIES
luck!!!”
DAFTAR TABEL
Tabel I:
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR iv
ABSTRAK xiiv
BAB I PENDAHULUAN
B. Pokok Permasalahan 5
C. Tujuan Penelitian 6
1. Tujuan Umum 6
2. Tujuan Khusus 7
D. Kerangka Konsepsional 8
E. Metode Penelitian 10
G. Sistematika Penulisan 14
KUH Perdata 17
nya
ikatan 21
Baku 23
oleh Pengusaha 28
warah/Peradilan 29
usaha 30
usula Baku 32
2. Wanprestasi 35
3. Akibat Wanprestasi 38
5. Penyelesaian Sengketa 51
janjian 54
umuman 56
dungan Konsumen 61
E. Pengertian Konsumen 75
F. Kepentingan-kepentingan Konsumen 79
G. Transaksi Konsumen 80
nyewa 104
Penitipan 109
Barang 112
tipan 113
tipan 118
tipan 119
Perjanjian 134
Jawab 135
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 156
B. Saran 158
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PENDAHULUAN
bangsa Indonesia.
biasa.1
dan budaya, mulai dari Eropa Barat tiga ratus tahun yang
lalu.2
1
Abdulkadir Muhammad, Perjanjian Baku dalam Praktek Perusahaan
Perdagangan, cet. ke- 1, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992), hal.2.
2
Frans Magnis Suseno, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Da-
sar Kenegaraan Modern, cet. ke-2, (PT Gramedia: 1988), hal. 1.
atau
3
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hal. 3.
4
Denny, “Parkir Asuransi, SMS ke 6288 Hilang Diganti Rp 100
Juta,” <http://students.stttelkom.ac.id/web/viewtopic.php?p=30101>, 24
April 2006.
8 Tahun 1999).
sistem kerjanya.
B. Pokok Permasalahan
kendaraan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
adalah untuk:
klausulanya.
1999.
D. Kerangka Konsepsional
1. Perjanjian
2. Kewajiban
3. Hak
5
Subekti (a), Hukum Perjanjian, cet. ke-19, (Jakarta: Intermasa,
2002), hal. 1.
6
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hal.10.
7
Ibid., hal. 11.
4. Wanprestasi
5. Perjanjian Baku
6. Klausula Eksonerasi
8
Subekti (a), op.cit., hal. 45.
9
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hal. 12.
10
Mariam Darus Badrulzaman (a), Perjanjian Baku: Perkembangannya
di Indonesia, (Bandung: 1980), hal. 4.
11
Sri Gambir Melati Hatta, Beli-Sewa Sebagai Perjanjian Tak
Bernama: Pandangan Masyarakat dan Sikap Mahkamah Agung Indonesia, cet.
ke-3, (Bandung: Alumni, 2000), hal. 149.
E. Metode Penelitian
12
Kitab Undang-undang Hukum Perdata [Burgerlijk Wetboek],
diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet. ke-34,
(Jakarta: Pradnya Paramita, 2004), pasal 1548.
13
Ibid., pasal 1694.
14
Sri Mamudji et. al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum,
(Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005), hal. 10.
15
Ibid., hal. 4.
hatian.
yaitu:
Tahun 1999.
16
Ibid.
praktis.
melalui yurisprudensi.
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
menyewa.
parking.
BAB V : PENUTUP
BAB II
17
Subekti (a), op.cit., hal. 1.
janji (wanprestasi).18
18
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hal. 2.
consensualisme).
19
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1338 ayat (1).
20
Ibid., pasal 1337.
21
V. Febrina Kusumaningrum, “Kontrak,”
<http://www.asiamaya.com/konsultasi_hukum/ist_hukum/kontrak.htm>, 11
September 2006 12:42:31 GMT.
bolehkan.
Perdata.
perjanjian, yaitu:
22
Ibid.
23
Ibid.
24
Indonesia (a), Undang-undang Tentang Perkawinan, UU No. 14,
LN No. 14 Tahun 1974, TLN No. 3019, pasal 7 ayat (1).
25
V. Febrina Kusumaningrum, loc. cit.
tersebut.26
tertulis.
26
Ibid.
27
Indonesia (b), Undang-undang Tentang Perlindungan Konsumen, UU
No. 8, LN No. 42 Tahun 1999, TLN No. 3821, pasal 1 angka 3.
bahwa:29
28
Ibid., pasal 1 angka 2.
29
Mariam Darus Badrulzaman (b), ”Perlindungan terhadap Konsumen
Dilihat Dari Sudut Perjanjian Baku (Standard),” (Makalah disampaikan
pada Simposium Aspek-aspek Hukum Masalah Perlindungan Konsumen,
diselenggarakan oleh Badan Hukum Nasional Departemen Kehakiman,
Jakarta, 16-18 Oktober 1980), hal. 4.
30
Indonesia (b), op. cit., pasal 1 butir 10.
31
Abdulkadir Muhammad, op.cit., hal. 6.
dan obligasi.32
32
Ibid., hal. 7.
33
Ibid., hal. 8.
melalui musyawarah.35
34
Ibid.
35
Ibid.
ditandatangani;
nya;
banyak.
36
Ibid., hal. 8-9.
37
Mariam Darus Badrulzaman (c), ”Perjanjian Baku (Standard)
Perkembangannya di Indonesia,” Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar
dalam Mata Pelajaran Hukum Perdata pada Fakultas Hukum Sumatera Utara,
(Medan, 1980), hal. 8.
atau advokat.
ketentuan-ketentuan mengenai:38
2. wanprestasi;
3. akibat wanprestasi;
5. penyelesaian sengketa.
38
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 11.
undang-undang.
lain adalah:
membayar upah;
membayar sewa;
39
Ibid.
membayar uang.
pengadilan.40
2. Wanprestasi
40
Ibid., hal. 12.
41
Wirjono Prodjodikoro (a), Azas-azas Hukum Perjanjian, cet. ke-
10, (Jakarta: Bale Bandung), hal. 44.
42
Subekti (a), op. cit., hal. 45.
jawab.
dikesampingkan.43
43
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 13.
sebagaimana dijanjikan;
44
Ibid.
45
Subekti (a), op.cit., hal. 45.
dilakukannya.
3. Akibat Wanprestasi
46
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 14.
a. pemutusan/pembatalan perjanjian;
kerugian;
kerugian.
47
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1243, 1266, dan 1267.
48
Ibid., pasal 1266.
dirugikan.
49
Ibid., pasal 1381 jo pasal 1389.
annya.50
50
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 16.
51
Ibid., hal. 16-17.
52
Ibid.
53
Todd D. Rakoff, Contracts of Adhesion an Essay Inrecontruction,
(Harvard Law Review, April 1983), hal. 1189.
54
Ibid., hal. 18.
konsumen.56
tanggung jawab”.57
55
Ibid.
56
Sri Gambir Melati Hatta, op. cit.
57
Abdulkadir Muhammad, op. cit.
dipulihkan.58
58
Ibid., hal. 19.
59
Sri Gambir Melati Hatta, op. cit.
janjian;
perjanjian tersebut;
4. Bentuknya tertulis;
individual.
60
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 20.
61
Mariam Darus Badrulzaman (d), Aneka Hukum Bisnis, (Bandung:
Alumni, 1994), hal. 50.
62
Abdulkadir Muhammad, op. cit.
63
Ibid.
kesusilaan.64
pihak kedua
64
Ibid.
65
Ibid., hal. 21-22.
pembebasan.69
66
Sri Gambir Melati Hatta, op. cit., hal. 150.
67
Helen J. Bond dan Peter Kay, Business Law, (London: Blackstone,
1990), hal. 107.
68
Sutan Remy Sjahdeni, “Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang
Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,”
(Disertasi, Jakarta: Institut Bankir Indonesia, 1993), hal. 64.
69
Sri Gambir Melati Hatta, op. cit.
5. Penyelesaian Sengketa
70
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 22.
71
Ibid., hal. 22-23.
72
Indonesia (c), Putusan Mahkamah Agung RI No. 1851K/SIP/1984.
dan sebagainya.74
73
Abdulkadir Muhammad, op. cit., hal. 24.
74
Ibid.
naskah perjanjian.75
75
Ibid.
76
Ibid.
dibuat perjanjian.77
77
Ibid., hal. 25.
78
Ibid.
79
Ibid., hal. 25-26.
janjian yang mereka buat itu selalu dalam bentuk lisan yang
80
Ibid., hal. 26
an dokumen perjanjian.81
kan bahwa orang mau tunduk karena ada pengaturan yang aman
81
Ibid., hal. 26-27.
82
Ibid., hal. 27.
83
Ibid.
84
Ibid., hal. 27-28.
BAB III
PERLINDUNGAN KONSUMEN
85
Yusuf Shofie, ed., Mengakomodasikan Masalah Perlindungan
terhadap Konsumen dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi Hukum di Indonesia,
dalam Percakapan tentang Pendidikan Konsumen, (Jakarta: 1997), hal. 2.
sendiri.
86
AZ Nasution (a), “Perlindungan Konsumen (Suatu Tinjauan dari
Sudut Hukum),” (Makalah disampaikan untuk Seminar pada Pusat Studi
Hukum Dagang FHUI, Jakarta, 16 Desember 1975), hal. 8.
arti luas.87
87
AZ Nasution (a), Ibid., hal. 9.
88
Indonesia (b), op. cit., penjelasan umum alinea akhir.
89
Sekretaris Jenderal DPR-RI, “Proses Pembahasan RUU Tentang Per-
lindungan Konsumen,” (2001), hal. 164.
memanfaatkan barang/jasa.90
90
AZ Nasution dan Azrina Dewi Nasution, “Gerakan Perlindungan
Konsumen: Tinjauan UU No. 8 Tahun 1999, LN 1999 No. 42, TLN 1999 No.
3821 Tentang Perlindungan Konsumen,” (Makalah, Jakarta, 2005), hal. 4.
berikut:91
91
Indonesia (b), op. cit., pasal 64.
pelaku usaha.92
92
AZ Nasution dan Azrina Dewi Nasution, op. cit., hal. 5.
93
AZ Nasution (b), “Berlakunya UU Perlindungan Konsumen pada
Seluruh Barang dan/atau Jasa: Tinjauan pada UU No. 8 Tahun 1999,”
(Makalah disampaikan pada Seminar Perlindungan Konsumen di UNPAD,
Bandung, 14 Januari 2001), hal. 2.
94
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1460, 1513 jo 1457.
95
Ibid., pasal 1560-1580.
96
Kitab Undang-undang Hukum Dagang [Wetboek van Koophandel],
diterjemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, cet. ke-27,
(Jakarta: Pradnya Paramita, 2002), pasal 246-308.
97
Ibid., pasal 393-394.
Perlindungan Konsumen
apalagi untuk UI. Dari tahun 1975 sudah ada satu pembahasan
Tahun 1980 dibuat oleh BPHN dan tahun 1981 dibuat juga
98
Hector Lanzo, Marketing, (New York: Alexander Hamilton
Institute, 1973), hal. 29: “The consumer of industrial goods is
generally another business man or a business institution.”
99
AZ Nasution (c), “Perlindungan Konsumen”,
<http://www.pemantauperadilan.com>, 15 Januari 2004.
Indonesia.101
100
Ibid.
101
Ibid.
bandingkan konsumen.
102
Indonesia (b),op. cit., pasal 1 angka 1.
usaha adalah:103
103
Ibid., pasal 1 angka 3.
104
ISEI, “Penjabaran Demokrasi Ekonomi, sumbangan pikiran memenuhi
harapan Presiden Suharto,” (Jakarta, 1990), hal. 8.
105
AZ Nasution (b), op. cit., hal. 2-3.
E. Pengertian Konsumen
106
Ibid., hal. 4.
diuntungkan.107
sebaliknya.
107
Muhamad Eggi H. Suzetta, “Pengetahuan Hukum untuk Konsumen,”
<http://www.pikiran-rakyat/cetak/1204/20/teropong/konsul_hukum.htm>, 20
Desember 2004.
108
Hondius, Konsumentrechst, (Kluwer-Deventer, 1976), hal. 1.,
dikutip dari Mariam Darus Badrulzaman (e), ”Perlindungan Terhadap
Konsumen Dilihat dari Sudut Perjanjian Baku,” (Jakarta: PBHN,
Departemen Kehakiman, 1980), hal. 2.
hanya orang, dan (2) barang atau jasa yang digunakan untuk
Perancis.109
109
Muhammad Eggi H. Suzetta, loc. cit.
110
AZ Nasution (d), “Pengertian Konsumen,” (Bahan Perkuliahan
Hukum Perlindungan Konsumen yang disampaikan pada kuliah ke-2, 21
Februari 2007).
komersial).
kembali (non-komersial).
111
Muhammad Eggi H. Suzetta, loc. cit.
lanjut.
F. Kepentingan-kepentingan Konsumen
vertikal.
G. Transaksi Konsumen
112
Hondius, op. cit., hal. 11, dikutip dari Mariam Darus
Badrulzaman (c), op. cit., hal. 1.
113
Ibid., hal. 1-2.
terjadi;
Oleh karena itu, dalam tahap ini yang paling vital bagi
114
AZ Nasution (b), op. cit., hal. 8.
mata usahanya.116
115
Ibid., hal. 9.
116
Indonesia (b), op. cit., pasal 7 huruf a dan b jis. pasal 17,
pasal 20, pasal 60, dan pasal 60 ayat (1) dan (2).
117
Berkaitan dengan informasi yang harus benar, jelas, dan jujur
merupakan hak konsumen untuk mendapatkan informasi yang demikian
termasuk akses untuk mendapatkan informasi tersebut (Pasal 4 huruf c jo
Pasal 3 huruf d) dan kewajiban pelaku usaha untuk menyediakannya,
menyangkut kondisi dan jaminan serta penjelasan penggunaan, perbaikan,
dan pemeliharaan barang dan/atau jasa tersebut (Pasal 7 huruf b).
Apabila ada informasi yang tidak memenuhi ketentuan ini dan merugikan
konsumen, maka pelaku usaha berkewajiban mematuhi ketentuan tentang
informasi ini dan pelanggaran atasnya mewajibkan pelaku usaha untuk
memberikan ganti rugi atas kerugian yang diderita konsumen berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan/atau jasa atau setara
nilainya atau perawatan kesehatan dan/atau pemberian santunan (Pasal
19), kecuali apabila ia dapat membuktikan bahwa kesalahan itu adalah
kesalahan konsumen.
dengan 1000 gram dan bukan 900 gram atau bahkan 800 gram;
impor; kertas 1 riem berisi 500 lembar dan bukan 400 atau
118
AZ Nasution (b), op. cit.
119
Ibid.
120
AZ Nasution (b), op. cit., hal. 10.
121
Indonesia (b), op. cit., pasal 7 huruf c, d, dan e jis. pasal
18 dan pasal 62 ayat (1).
122
Ibid., pasal 18 ayat (3).
123
Ibid., pasal 52 huruf c.
124
R.B.M. Keureuntjes, Aggressive Handelspraktijken, (Kluwer-
Deventer, 1986).
125
AZ Nasution (b), op. cit., hal. 11.
126
Indonesia (b), op. cit., pasal 7 huruf f dan g jis. pasal 8,
pasal 19 jo pasal 62.
127
Philip Kotler, Principles of Marketing, (New Jersey: Pren-Hall
Inc. Englewood Cliffs, 1980), hal. 83: “The higher the company’s
product quality relative to that of the competition, the greater its
business strength.
128
AZ Nasution (b), op. cit.
129
Ibid., hal. 8-12.
force of society”).130
130
Sunarjati Hartono, Kapita Selekta Perbandingan Hukum, (Bandung,
1991), hal. 36.
right atau kuasi hak atau hak yang semu (Ernest Barker).
konsumen, yaitu:132
131
Ibid., hal.40.
132
Consumer Advisory Council, First Report, (Washington D.C.:
Executive Office of the President, 1963).
lain, yaitu:133
consumer education)
133
Commonwealth of Australia, Consumer Power, (Australia: 1993),
hal. 1-3.
134
Indonesia (b), op.cit, pasal 4.
patut;
sumen;
lainnya.
yaitu:135
atau jasa;
tujuan tersebut.
135
Ibid., pasal 5.
larangan untuk:136
semua klausula baku yang ada pada saat ini dan tidak sesuai
136
Ibid., pasal 18 butir G.
137
Ibid., pasal 18 ayat (3).
BAB IV
TAHUN 1999
Penitipan Barang
nya.138
138
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1548.
jam, satu hari, satu bulan, atau satu tahun. Ada yang
ditentukan.139
dalam Bab Ketujuh dari Buku III KUH Perdata berlaku untuk
139
Subekti (b), op. cit., hal. 40.
kegunaannya.
menyewakan.141
140
Subekti (b), Aneka Perjanjian, cet. ke-4, (Bandung: Alumni,
1981) , hal. 52.
141
Subekti (c), Pokok-pokok Hukum Perdata, cet. ke-17, (Bandung:
Intermassa, 1983), hal. 164.
adalah:
disanggupi pembayarannya.
142
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1556.
143
Ibid., pasal 1559.
144
Wirjono Prodjodikoro (a), op. cit., hal. 20.
yang dimaksudkan dalam Pasal 521 dan 523 KUH Perdata, yaitu
145
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1332.
146
Wirjono Prodjodikoro (a), op. cit., hal. 21.
147
Wirjono Prodjodikoro (b), Hukum Perdata Tentang Persetujuan-
persetujuan Tertentu, cet. ke-6, (Bandung: 1981), hal. 48
Penyewa
sewa menyewa.
penyewa.149
rugi.150
148
Kitab Undang-undang Perdata, pasal 1550.
149
Ibid., pasal 1551.
150
Ibid., pasal 1552.
Hak Penyewa:
menyewa berlangsung.
Kewajiban Penyewa:
151
Ibid., pasal 1556.
152
Ibid., pasal 1560.
disetujui.
153
Wirjono Prodjodikoro (b), op.cit., hal. 56.
154
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1553.
tertentu.156
155
Ibid., pasal 1570.
156
Ibid., pasal 1548.
tertentu;
para pihak.
persetujuan.157
157
Ibid., pasal 1570.
kepadanya.158
tertentu
158
Wirjono Prodjodikoro (b), op. cit., hal. 60.
waktunya.
setempat.
menyewa adalah:
ganti rugi.161
159
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1571.
160
Ibid., pasal 1553 ayat (1).
161
Ibid., pasal 1553 ayat (2).
pembatalannya.162
yang disewanya.
162
Ibid., pasal 1559 ditentukan bahwa: “si penyewa tidak
diizinkan atau dipebolehkan mengulangsewakan barang yang disewa maupun
melepaskan sewanya kepada orang lain. Bila di dalam perjanjiannya
dilarang untuk mengulangsewakan atau melepaskan sewanya, maka hal ini
diancam dengan pembatalan perjanjian sewa menyewa dan penggantian
biaya.”
163
Ibid., pasal 1694.
lagi, yaitu:
titipan.164
nya.165
164
Ibid., pasal 1696.
165
Ibid., pasal 1073.
kepada kawan, maka dari itu dalam hukum Romawi hal yang
166
Ibid., pasal 1696.
167
Wirjono Prodjodikoro (b), op. cit., hal. 124.
168
Ibid.
169
KItab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1712.
perjanjian.
170
Ibid., pasal 1713.
171
Subekti (b), op. cit., hal. 108.
172
Wirjono Prodjodikoro (b), op. cit., hal. 123.
penitipan tersebut.
sebaliknya.
gantung dari:173
menitipkan.174
173
Yahya Harahap, Segi-segi Hukum Perjanjian, (Bandung: Alumni,
1986), hal. 383.
174
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1712.
barang titipan.177
KUH Perdata.
175
Ibid, pasal 1713.
176
Ibid, pasal 1714. dan pasal 1715.
177
Ibid, pasal 1719.
178
Ibid, pasal 1720.
adalah:
barang.180
179
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1728.
180
Ibid.
181
Ibid., pasal 1729.
182
Ketentuan Pasal 1708 KUH Perdata berbunyi: “Tidak sekali-kali
si penerima titipan bertanggung jawab tentang peristiwa-peristiwa yang
tidak dapat disingkiri, kecuali apabila ia lalai dalam pengembalian
barang yang ditipkan. Bahkan dalam hal yang terakhir ini ia tidak
bertanggung jawab jika barangnya juga akan musnah seandainya telah
berada di tangan orang yang menitipkan.”
183
Keadaan memaksa ini adalah suatu kejadian yang tidak sengaja
dan tidak dapat diduga.
184
Subekti (b), op. cit., hal. 110.
185
Ibid., pasal 1716.
berakhir.
186
Ibid., pasal 1339.
penitipan.
tersebut.
187
Alasan-alasan sah yang dimaksud, antara lain apabila pihak
penerima barang merasa tidak mampu atau merasa terbebani dengan
pemeliharaan barang yang dititipkan.
an Pengadilan Negeri.188
berikut.
188
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1726.
189
Ibid., pasal 1727.
190
Subekti (b), op. cit.
karakteristik unsur-unsurnya.
berikut.
demikian.
Perjanjian
ingin mendapatkan hak itu lagi, maka harus masuk dari pintu
dituju.
191
Indonesia (b), op. cit., pasal 18 ayat (3) jo pasal 45.
sendiri.
Perjanjian
192
Frans Magnis Suseno (b), Berfilasafat dari Konteks, (Jakarta:
PT Gramedia, 1991), hal 114.
193
Kitab Undang-undang Hukum Perdata, pasal 1338 ayat (3).
194
G.H. Treitel, An Outline of The Law of Contract, Fourth Ed.,
(London: Butterworths, 1989), hal. 3-4, dikutip dari Sutan Remy
Sjahdeni, op. cit., hal. 59.
195
Ibid.
196
Frans Magnis Suseno (b), op. cit., hal. 221.
197
Subekti (a), op. cit., hal. 13.
198
N. Drijarkara S.J., Filsafat Manusia, (Yogyakarta: Yayasan
Kanisius, cet. ke-2, 1978), hal. 40.
199
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. ke-3,
(Jakarta: 1958), hal. 102.
pula.200
kontrak
Indonesia.
200
N. Drijarkara S.J., op. cit., hal. 63.
201
Lee, The Jurisprudence of Holland, hal. 295, terjemahan dari
Consumer Protection, Freedom of Contract and The Law, (Cape Town: Juta
& Company Limited, 1979), hal. 45.
untuk bebas.
membuat perjanjian;
202
Sutan Remi Sjahdeni, op. cit., hal. 47.
203
Istilah ini penulis cantumkan hanya sebagai contoh. Mengenai
namanya, apapun dapat saja dikemukakan oleh pihak pengelola parkir.
Alasan penulis memilih nama ini sebagai contoh adalah karena sistem
penempatan lahan parkir sesuai karakteristik penitipan barang, tetapi
pengelola parkir menyediakan lahan tersebut sebagai lahan untuk
dipersewakan dengan mencantumkan klausula bahwa tempat parkir tersebut
disewakan. Di samping itu, yang menjadi bahasan penulis adalah lebih
mengenai alasan dasarnya, yaitu mengacu pada sistem terbuka Buku III
KUH Perdata dan asas kebebasan berkontrak, yang ternyata tidak sesuai.
berikut.
sebagai berikut:
nama baik;
mutlak lainnya.204
204
Djuhaendah Hasan, Istilah dan Pengertian Perbuatan Melawan
Hukum dalam Laporan Akhir Kompendium Bidang Perbuatan Melawan Hukum,
(Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman RI,
1996/1997), hal. 24.
205
Ibid.
terpenuhi.
206
David M.L. Tobing, Parkir + Perlindungan Hukum Konsumen, cet.
ke-1, (Jakarta: Timpani Publishing, 2007), hal. 13.
bagi Konsumen
klausula baku.
baik.
janjian.
semua klausula baku yang ada pada saat ini dan tidak sesuai
207
Indonesia (b), op. cit., pasal 18 ayat (3).
tidak pernah ada. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan
dapat dituntut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
masing-masing pihak.
kriterianya.
B. Saran
yang diparkirkan.
BUKU
INTERNET
LITERATUR HUKUM
MAKALAH
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
SKRIPSI