Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KELUARGA SEJAHTERA

Dosen Pengampu :

Ns. Rahmat Syukri,S.Kep.,MKM

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGI

2022/2023
Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Nur Asnani Daulay 2014201048


2. M Arief Febrianto 2014201049
3.
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas berkat,
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini membahas tentang “Keluarga
Sejahtera”.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Kami juga berharap semoga pembuatan makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Dalam pembuatan makalah ini
tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan terimakasih kepada
Bapak Ns. Rahmat Syukri,S.Kep.,MKM selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang
turut membantu memberikan referensi dari buku dan media lainnya.

Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang tak luput dari
kesalahan, oleh karena itu kami berharap pemberian maaf yang sebesarnya-besarnya, atas
kekurangan dan kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Saran dan kritik
sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah selanjutnya.

Bukittinggi, 14 Februari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................... 2
II. PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kesejahteraan....................................................................... 3
2.2. Definisi Keluarga Sejahtera.................................................................... 4
2.3. Faktor yang mempengaruhi Kesejahteraan............................................ 4
2.4. Tahapan Keluarga Sejahtera................................................................... 8
2.5. Pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera....................................... 11
2.6. Peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera.............................. 14

III. PENUTUP................................................................................................... 32
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 32
3.2. Saran ....................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 34
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang menjadi klien (penerima)
asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan asuhan keperawatan yang
diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawtan di rumah sakit akan
menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan  perawatan di rumah secara baik dan benar
oleh klien atau keluarganya. Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga
terhadap kualitas kehidupan keluarga sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga Sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi
kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan seimbang antar anggota
keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Secara umum diketahui  bahwa pengalaman orang tua berkembang dari
tahun ke tahun, di mana seorang anak bertumbuh dewasa dan orang tua menjadi semakin
tua, akan tetapi teori dan metodologi yang cukup memadai dalam perkembangan perspektif
tugas orang tua masih harus dibuktikan dan dapat diterima.  
Program pembagunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang kuat dengan
diundangkannya UU No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan
pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu setengah tahun kemudian yaitu
pada 29 juni 1993 presiden mencanangkan bahwa setiap tanggal 29 juni sebagai “Hari
Keluarga Nasional (Harganas)”, dan digariskan oleh presiden saat itu bahwa keluarga
dikembangkan menjadi wahana  pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka
dikembangkan kebijakan strategis yang diperlukan untuk mengembangkan keberhasilan
Gerakan Keluarga Berencana lebih lanjut menjadi “Gerakan Pembangunan Keluarga
Sejahtera” secara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan presiden
(Keppres) No. 109 tahun 1993 tentang BKKBN, dimana dengan Keppres tersebut,
organisasi BKKBN mengalami perombakan sesuai dengan tugas  barunya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari kesejahteraan?.
2. Apakah definisi keluarga sejahtera?.
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan ?.
4. Bagaimana tahapan-tahapan keluarga sejahtera ?.
5. Bagaimana pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera?.
6. Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera?

1.3. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari kesejahteraan
2. Menjelaskan Definisi Keluarga sejahtera
3. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan
4. Menjelaskan tahapan-tahapan keluarga sejahtera
5. Menjelaskan pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera.
6. Menjelaskan peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Kesejahteraan


Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesejahteraan, antara lain :
1. Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram.
2. Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar
anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan  juga harus
secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah
dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup

2.2. Definisi Keluarga Sejahtera


Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No. 10 tahun 1992 adalah keluarga yang
dibentuk atas dasar perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak. Bertakwa kepada tuhan yang maha esa memiliki hubungan serasi,
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya.
Sedangkan BKKBN merumuskan pengertian keluarga sejahtera sebagai keluarga yang
dapat memenuhi kebutuhan anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan,
sosial dan agama, keluarga yang mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga
dengan jumlah anggota keluarga, keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
anggota keluarga, kehidupan bersama dengan masyarakat sekitar, beribadah khusuk
disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan kelurga
tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan kemampuan masayarakat
dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan untuk meningkatkan gotong royong
dan kesetiakawanan sosial dalam membantu keluarga prasejahtera untuk meningkatkan
kesejahteraanya.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan


1. Faktor intern keluarga
a. Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya
cukup dengan kebutuhan primer (sandang, pangan, papan,  pendidikan, dan sarana
pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran
untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih
memungkinkan dapat terpenuhi  jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah
kecil.
b. Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan
tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan  penghuninya, akan lebih
menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati.
Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan
untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota
keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman
dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.
c. Keadaan sosial ekonomi keluarga.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan
sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau
harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan  benar-benar didasari ketulusan
hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan
yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak
dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling
mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat
meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan
keluarga. Jadi semakin banyak  sumber-sumber keuangan/pendapatan yang
diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber
keuangan/pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain
diluar.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya
kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena
hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan
keluarga.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin
anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain.
a. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
b. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
c. Faktor ekonomi Negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah,
inflasi.
2.4. Tahap- tahap Keluarga sejahtera
Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan
psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya di masyarakat, serta
memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju  Negara Industri, maka Negara
Indonesia menginginkan menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia
keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu :
1. Keluarga prasejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi salah satu atau lebih 5 kebutuhan
dasar (kebutuhan dasar belum sepenuhnya terpenuhi) yaitu:
a. Melaksanakan ibadah menurut agamanya oleh masing-masing anggota keluarga.
b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih.
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk  aktifitas di rumah,
bekerja, sekolah, dan berpergian.
d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah.
e. Bila anak dan atau pasangan usia subur ingin KB di bawa ke sarana kesehatan.
2. Keluarga sejahtera 1
Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara
minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial  psikologisnya. Pada Keluarga
Sejahtera 1 kebutuhan dasar sampai dengan
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keluarga sejahtera sebagai keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan anggotannya baik
kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama, keluarga yang mempunyai
keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan  jumlah anggota keluarga, keluarga yang
dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama dengan
masyarakat sekitar, beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah untuk meningkatkan pengetahuan kelurga
tentang masalah yang dihadapi, untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menganalisis potensi peluang yang dimiliki, untuk meningkatkan kemampuan masayarakat
dalam memecahkan masalahnya secara mandiri, dan untuk meningkatkan gotong royong
dan kesetiakawanan sosial dalam membantu keluarga prasejahtera untuk meningkatkan
kesejahteraanya.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota
keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
1. Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
2. Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
3. Faktor ekonomi Negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah,
inflasi
3.2. Saran
Dengan adanya makalah ini, para mahasiswa keperawatan mengetahui konsep keluarga
sejahtera dengan baik dan mampu mengaplikasikannya dengan lancer
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai