KELUARGA
SEJAHTERA
Dosen Pengampu : Ns. Rahmat Syukri, S.Kep, M.KM
Definisi
Konsep Keluarga Sejahtera menurut UU No.10 tahun 1992 adalah keluarga yang dibentuk atas
01
dasar perkawinan yang sah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak.
Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara
anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungannya (A. Mungit, 1996).
Sedangkan BKKBN keluarga sejahtera adalah keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan
anggotannya baik kebutuhan sandang, pangan, perumahan, sosial dan agama, keluarga yang
mempunyai keseimbangan antara penghasilan keluarga dengan jumlah anggota keluarga,
keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga, kehidupan bersama
dengan masyarakat sekitar, beribadah khusuk disamping terpenuhinya kebutuhan pokok.
Tujuan
Tujuan dibentuk keluarga sejahtera adalah
● untuk meningkatkan pengetahuan kelurga tentang masalah yang dihadapi
● menganalisis potensi peluang yang dimiliki
● meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalahnya secara mandiri
● untuk meningkatkan gotong royong dan kesetiakawanan sosial dalam membantu
keluarga prasejahtera dalam meningkatkan kesejahteraanya dan
● untuk mengembangkan keluarga agar timbul rasa aman, tentram dan harapan masa
depan yang lebih baik.
Dalam PP No. 21 Th 1994, pasal 2: pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui
pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu oleh
masyarakat dan keluarga. Tujuan nya :
● Untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia
● Sejahtera
● Bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa
● Produktif
● Mandiri
● Dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan lingkungannya.
Faktor- Faktor Keluarga Sejahtera
1. Faktor intern keluarga
a. Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat
tidak hanya cukup dengan kebutuhan primer sandang, pangan, papan,
pendidikan, dan saran pendidikan tetapi kebutuhan lainya seperti hiburan,
rekreasi, sarana ibadah, sarana untuk transportasi dan lingkungan yang
serasi. Dan kebutuhan tersebut akan sangat terpenuhi bila jumlah anggota
dalam keluarga itu kecil.
b. Tempat tinggal
Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan
penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan
mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak
teratur, tidak jarang menimbulkan kebosanan untuk ditempati.
Keluarga Miskin
BKKBN mendefinisikan Kemiskinan adalah keluarga miskin prasejahtera tidak dapat
melaksanakan ibadah menurut agamanya, tidak mampu makan 2 kali sehari, tidak
memiliki pakaian berbeda untuk dirumah, bekerja dan bepergian, bagian terluas
rumah berlantai tanah dan tidak mampu membawa anggota keluarga ke sarana
kesehatan. Pengertian keluarga miskin ini didefinisikan lebih lanjut menjadi :
● paling kurang sekali sekali seminggu keluarga makan daging atau ikan atau telur.
● Setahun sekali seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel
pakaian baru.
● luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk tiap penghuni.
Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan Sejahtera
Peraturan Pemerintah No.21 tahun 1994 pasal 2, menyatakan bahwa penyelenggaraan pembangunan
keluarga sejahtera diwujudkan melalui pembangunan kualitas keluarga dan keluarga berencana yang
diselenggarakan secara menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, masyarakat, dan keluarga. Bertujuan
untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, sehat, produktif, mandiri, dan memiliki kemampuan untuk membangun diri sendiri dan
lingkungan. Pokok-pokok kegiatan :
1. Pembinaan ketahanan fisik keluarga adalah kegiatan pertumbuhan dan pengembangan perilaku
usaha dan tenaga terampil sehingga dapat melakukan usaha ekonomi produktif untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Bentuk kegiatan pembinaan ketahan fisik keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Penumbuhan dan pengembangan pengetahuan, sikap prilaku usaha ketrampilan keluarga melalui
penyuluhan, pelatihan, magang, studi banding dan pendampingan sehingga dapat melakukan
usaha ekonomi produktif untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
c. Pembinaan pemodalan, melalui tabungan, Takesra, kredit dan Kukesra (Kredit keluarga sejahtera)
pembinaan pemasaran, melalui kerjasama dengan para pengusaha dan sektor terkait
d. Pembinaan produksi, dengan bimbingan dalam memilih dan memanfaatkan alat teknologi tepat
guna yang diperlukan dalam produksi
4. Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba
melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan,
harus terus didorong agar konsisten dan lebih
berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan
sebagai motivator.
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah
wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan
kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah
menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah
satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan
kesehatan.