Anda di halaman 1dari 23

KONSEP KELUARGA

SEJAHTERA
Nadya Lestari, S.Kep.,Ns.,M.Kep
A. PENGERTIAN
Keluarga Sejahtera adalah :
Keluarga yang dibentuk oleh perkawinan yang syah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, memiliki hubungan yang sama, selaras
dan seimbang antar anggota keluarga dan
masyarakat serta lingkungan sekitar.
Keluarga :
Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami - istri, atau suami istri dan anak, atau ayah dan
anaknya, atau ibu dan anaknya

Keluarga Berencana :
Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera
Gerakan KB berkembang menjadi Gerakan Keluarga
Sejahtera (Ditetapkan berdasarkan UU no 10 th
1992)
Tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga
Nasional
Berdasarkan pasal 4 UU no 12 tahun 1992,
ditetapkan Tujuan Pembangunan Keluarga
Sejahtera:
1. Mengembangkan kualitas keluarga
2. Dapat timbul rasa aman,tentram
3. Harapan masa depan lebih baik
4. Mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin
Tujuan Keluarga Sejahtera
1. Meningkatkan pengetahuan keluarga tetang
masalah yang dihadapi
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menganalisis potensi dan peluang yang dimilikinya
3. Meningkatnya kemauan masyarakat dalam
memecahkan masalahnya secara mandiri
4. Meningkatnya gotong royong dan kesetiakawanan
sosial dalam membantu keluarga, khususnya
keluarga prasejahtera untuk meningkatkan
kesejahteraannya.
B. TAHAPAN KELUARGA

 KELUARGA PRASEJAHTERA
 KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 1
 KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 2
 KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 3
 KELUARGA SEJAHTERA TAHAP 3 PLUS
Tingkat kesejahteraan keluarga diukur dengan
23 indikator operasional yang
menggambarkan tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar keluarga, kebutuhan sosial-
psikologis dan kebutuhan pengembangan
Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang baru memenuhi kebutuhan
dasar (basic need) secara minimal, seperti
kebutuhan akan pengajaran, agama, sandang,
pangan, papan, dan kesehatan
Keluarga Sejahtera Tahap I
Keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal, tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan social
psikologisnya (sosio-psykological) seperti kebutuhan
akan pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga,
interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan
transportasi
Keluarga Sejahtera Tahap II
Disamping telah dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya secara minimal,serta telah dapat
memenuhi kebutuhan psikologisnya, tetapi belum
dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan
pengembangannya (development needs) seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh
informasi
Keluarga Sejahtera Tahap III
Keluarga yang sudah dapat memenuhi seluruh
kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis dan
kebutuhan pengembangan keluarganya, namun
belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi)
yang maksimal terhadap masyarakat secara teratur
(waktu tertentu ) memberikan sumbangan dalam
bentuk materil untuk kepentingan social
kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif
dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarkatan
atau yayasan-yayasan social, keagamaan, kesenian,
olah raga, pendidikan dan sebagainya.
 
Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang telah memenuhi
seluruh kebutuhan dasar, social
psikologis, dan pengembangannya
telah terpenuhi, serta memiliki
kepedulian sosial yang tinggi pada
masyarakat.
C. Indikator Keluarga Sejahtera
a. Keluarga Prasejahtera, bila keluarga
belum mampu untuk
◦ Melaksanakan ibadah menurut agama yang
dianut masing-masing
◦ Makan dua kali sehari atau lebih
◦ Pakaian berbeda untuk berbagai keperluan
◦ Rumah (sebagian besar lantai bukan dari tanah )
◦ Kesehatan (bila anak sakit atau PUS ingin pasang
alat KB dibawa kesarana /petugas kesehatan
b. Keluarga Sejahtera I, bila keluarga sudah mampu
melaksanakan indicator 1 – 5 tetapi belum mampu
untuk melaksanakan indicator sebagai berikut ;
Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara
teratur menurut agama yang dianut masing-masing
Makan daging/ ikan/ telur sebagai lauk pauk paling
kurang sekali seminggu
Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir
Luas lantai rumah tiap penghuni 8 m2
Anggota Keluarga sehat selama 3 bulan terakhir,
sehingga dapat melaksanakan fungsi masing-masing
Paling kurang satu anggota keluarga yang berumur
15 tahun ketas mempunyai penghasilan tetap
 Bisa tulis baca latin bagi seluruh anggota keluarga
yang berumur 10 s/d 60 tahun
 Anak usia sekolah ( 7 – 15 tahun ) bersekolah
 Anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih PUS
saat ini memakai kontrasepsi
c. Keluarga Sejahtera II, bila keluarga sudah mampu
melaksanakan indicator 1 – 14 tetapi belum mampu
untuk melaksanakan indicator sebagai berikut ;
Upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan
agama
Keluarga mempunyai tabungan
makan bersama paling kurang sekali sehari
Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
Rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali
dalam 6 bulan
Memperoleh berita dan surat kabar, TV, radio, majalah
Anggota keluarga mampu menggunakan saranan
transportasi
d. Keluarga Sejahtera III, bila sudah mampu memenuhi
indikator 1-21, tapi belum mampu melaksanakan
indikator:
Memberikan sumbangan secara teratur (waktu
tertentu) dan sukarela dalam bentuk materil kepada
masyarakat
Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi masyarakat
e. Keluarga Sejahtera III Plus ; bila sudah mampu
melaksanakan semua indicator (1 – 23) indikator
keluarga sejahtera
D. Pokok-pokok Kegiatan :
1. Pembinaan Ketahanan Fisik Keluarga
Adalah kegiatan penumbuhan dan pengembangan
perilaku usaha dan tenaga terampil, sehingga dapat
melakukan usaha ekonomi produktif untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
Bentuk kegiatannya dalah :
a. Penumbuhan pengembangan pengetahuan, sikap
perilkau usaha dan keterampilan keluarga melalui
penyuluhan, pelatihan, magang, studi banding dan
pendampingan
b. Penumbuhan dan pengembangan kelompok usahan,
antara lain melalui Kelompok Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
c. Pembinaan pemodalan, melalui tabungan Takesra,
Kredit, Kukesra
d. Pembinaan pemasaran, melalui kerjasama dengan para
pengsaha dan sector terkait
e. Pembinaan produksi, dengan bimbingan dalam memilih
dan memanfaatkan alat teknologi tepat guna yang
diperlukan dalam proses produksi
f. Pembinaan kemitrausahaan, dengan para pengusaha
dari sector terkait, koperasi
g. Pengembangan jaringan usaha, khususnya bekerjasama
dengan departemen koperasi dan PPKM
2. Pembinaan Ketahanan Non Fisik, bertujuan :
a. Peningkatan kualitas anak
b. Peningkatan kesehatan reproduksi remaja
c. Peningkatan keharmonisan keluarga, keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Bentuk kegiatannya adalah :
a. Bina Keluarga Balita
Pembinaan terhadap orangtua anak balita agar
anaknya dapat tumbuh kembang secara fisik dan
mental dengan optimal, dilakukan melalui kelompok
dengan bantuan Alat Permainan Edukatif (APE )
b. Pembinaan Kesehatan Reproduksi remaja, dilakukan
melalui :
◦ Pusat konsultasi remaja
◦ Penyuluhan konseling disekolah dan pesantren kelompok-
kelompok remaja, karang taruna, Risma, Pramuka, dan lain-lain
◦ Kelompok bina Keluarga Remaja
◦ Penyuluhan melalui media massa 

c. Pembinaan Keluarga Lansia, melalui kelompok Bina


Keluarga Lansia (BKL)
 
d. Kegiatan-kegiatan lain :
◦ Gerakan Keluarga Sejahtera Sadar Bina Aksara
◦ Beasiswa Supersemar
◦ Satuan Karya Pramuka Keluarga Berencana (Saka Kencana)
◦ Kegiatan lomba-lomba
3. Pelayanan Keluarga Berencana :
◦ Kegiatan komunikasi informasi edukasi ( KIE ) ditujukan
untuk meningkatkan kesadaran pengetahuan perubahan
perilaku masyarakat dalam pelaksanaan KB
◦ Pelayanan kesehatan reproduksi, meliputi pelayanan
kontrasepsi, pelayanan kesehatan reproduksi bagi ibu-ibu
serta upaya yang ada hubungan dengan reproduksi

4. Pendataan Keluarga Sejahtera


Evaluasi pelaksanaan Gerakan Keluarga Sejahtera
setiap tahun antara bulan Januari dan Maret

Anda mungkin juga menyukai