Anda di halaman 1dari 23

KELUARGA BERENCANA

ANDI MISNAWATI, S.KM.,M.KES


UNIVERSITAS MEGA BUANA
PALOPO
2022
SEJARAH KELUARGA BERENCANA

• Diprakarsai sekelompok kecil masyarakat dari berbagai


golongan yang peduli terhadap perencanaan keluarga.
• Sekitar tahun 1953, mereka merintis aktivitas KB
• 1957 berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI). Waktu itu, Departemen Kesehatan
merupakan penunjang pokok bagi kegiatan PKBI, dengan
menyediakan Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA)
berikut tenaga kesehatan sebagai sarana pelayanan KB.
• Untuk mengelola program KB, pada tahun 1968,
pemerintah membentuk Lembaga Keluarga Berencana
Nasional (LKBN). Lembaga ini tidak berlangsung lama.
• Hingga pemerintah kemudian membentuk sebuah
institusi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) pada 1970, sebagai institusi pemerintah
nondepartemen yang bertugas mengoordinasikan
program KB secara nasional. Sejak itu, KB di Indonesia
mulai dirancang sebagai salah satu program pemerintah.
Dari sinilah pemerintah mulai mencurahkan perhatian
pada persoalan kependudukan.
• 29 Juni 1970, BKKBN mendapat legitimasi
mengoordinasikan upaya mengubah sikap, perilaku,
norma, dan budaya, dari keluarga besar menjadi keluarga
kecil, sebagai salah satu prasyarat dalam membangun
sebuah keluarga yang bahagia dan sejahtera. Waktu itu,
KB termasuk kategori program yang masih dianggap
aneh, tabu, sulit, dan belum diterima oleh sebagian besar
masyarakat.
1. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
terdiri dari suami-istri, atau suami, isteri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

2. Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk


berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki
hubungan yang serasi, selaras, dan seimbang antar
anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.

3. Keluarga berencana adalah upaya peningkatan


kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga
kecil, bahagia, dan sejahtera.
4. Kualitas keluarga adalah kondisi keluarga yang
mencakup aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi,
sosial budaya, kemandirian keluarga, dan mental
spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan
dasar untuk mencapai keluarga sejahtera.

5. Kemandirian keluarga adalah sikap mental dalam


hal berupaya meningkatkan kepedulian masyarakat
dalam pembangunan, mendewasakan usia
perkawinan, membina dan meningkatkan ketahanan
keluarga, mengatur kelahiran dan mengembangkan
kualitas dan kesejahteraan keluarga, berdasarkan
kesadaran dan tanggung jawab.
6. Ketahanan keluarga adalah kondisi dinamik suatu
keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan
serta mengandung kemampuan fisik-materiil dan
psikis mental spiritual guna hidup mandiri dan
mengembangkan diri dan keluarganya untuk hidup
harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan lahir dan
kebahagiaan batin.

7. Norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (NKKBS)


adalah suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama
dan sosial budaya yang membudaya dalam diri pribadi,
keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada
kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan
batin.
PENGERTIAN DAN DEFINISI

• Akseptor
• Pasangan Usia Subur
• Cara Kontrasepsi Modern
• Cara Kontrasepsi Tradisional
• Akseptor nonprogram
• ‘Current User’ – CU (Peserta KB aktif)
• Akseptor KB (peserta keluarga berencana)
• Pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya
menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan
pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun nonprogram
• Akseptor baru
• PUS yang baru pertama kali menggunakan
• PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat kontrasepsi
setelah masa kehamilan berakhir
• Tidak termasuk PUS yang pindah/ganti cara/alat kontrasepsi
• Pasangan Usia Subur (PUS)
• Pasangan suami istri
• Bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak
• Umur istri antara 15-44 tahun
• Cara Kontrasepsi Modern
• Cara/alat kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah/menjarangkan
kehamilan
• IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Diaphragma, Vaginal tablet/jelly/foam,
Sterilisasi baik wanita maupun pria; “Effective Method”
• Current User (Peserta KB Aktif)
• PUS yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara/alat
kontrasepsi
• Ever User
• Pus yang pernah menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi, baik
sekarang masih menggunakan atau tidak
• Akseptor Aktif Kembali
• PUS yang telah berhenti menggunakan selama 3 bln atau lebih yg
tidak diselingi kehamilan kemudian menggunakannya kembali.
PENYELENGGARAAN KELUARGA
BERENCANA
 Ditujukan untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia,
dan sejahtera menuju norma keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.

 Dilaksanakan dengan upaya peningkatan kepedulian


dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan keluarga,
dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
• Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat diarahkan kepada tumbuh kembangnya
kesadaran, kemauan dan kemampuan secara mandiri
dalam membangun keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera.

• Pendewasaan usia perkawinan diselenggarakan dalam


rangka pembudayaan sikap dan perilaku masyarakat
untuk melaksanakan perkawinan dalam usia ideal
perkawinan.
TUJUAN

• Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu


dan anak serta keluarga dan bangsa pada umumnya.
• Meningkatkan taraf kehidupan rakyat dg cara
menurunkan angka kelahiran, sehingga pertambahan
penduduk tidak melebihi kemampuan kita untuk
menaikkan produksi.
Usia ideal perkawinan memperhatikan faktor:
a. kesiapan fisik dan mental seseorang dalam
membentuk keluarga;
b. kemandirian sikap dan kedewasaan perilaku
seseorang;
c. derajad kesehatan termasuk reproduksi sehat;
d. pengetahuan tentang perencanaan keluarga
sejahtera;
e. peraturan perundang-undangan yang berlaku.
PENGATURAN KELAHIRAN

• Diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kesadaran


dalam menunda kehamilan pertama sampai pada usia
ideal melahirkan dan mengatur jarak kelahiran.
• diselenggarakan melalui:

Penundaan kehamilan pertama sampai tercapai usia


ideal melahirkan;
Perencanaan jumlah dan jarak antara kelahiran anak.
Pengaturan Kelahiran:
a. penundaan kehamilan pertama sampai tercapai usia
ideal melahirkan;
b. perencanaan jumlah dan jarak antara kelahiran anak.

Usia ideal melahirkan adalah usia yang ditentukan atau


dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. risiko akibat melahirkan;
b. kemampuan tentang perawatan kehamilan, pasca
persalinan dan masa di luar kehamilan dan persalinan;
c. derajat kesehatan reproduksi sehat;
d. kematangan mental, sosial, ekonomi dalam keluarga.
Perencanaan jumlah ideal anak dipertimbangkan
dengan memperhatikan faktor-faktor:
a. daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b. kualitas penduduk dan kuantitas penduduk.
PERAN SERTA MASYARAKAT

• Pemerintah mewujudkan peluang dan mendorong keikutsertaan yang


seluas-luasnya bagi masyarakat untuk ikut berperan serta dalam
penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera.

• Peran serta masyarakat diselenggarakan melalui organisasi


kemasyarakatan, atau perorangan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

• Peran serta masyarakat dapat berupa penyediaan tenaga, sarana,


prasarana, dana dan/atau bentuk lainnya.
• Peluang dan dorongan untuk meningkatkan
keikutsertaan masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera meliputi kegiatan:
• memberi informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pembangunan keluarga sejahtera;
• membantu kelancaran penyelenggaraan pembangunan keluarga
sejahtera;
• menggerakkan anggota masyarakat untuk menjadi peserta dan/
atau motivator keluarga berencana;
• memberi motivasi untuk menciptakan ketahanan dan
kemandirian keluarga yang dapat mewujudkan keluarga
sejahtera.
PEMBINAAN

• Meliputi pembinaan terhadap:


a.kualitas tenaga dan pelayanan;
b.pemerataan pelayanan keluarga;
c.koordinasi dan keterpaduan program;
d.pencatatan dan pelaporan program pengembangan
kualitas keluarga dan penyelenggaraan keluarga
berencana;
e.peran serta masyarakat;
f. penelitian dan pengembangan kualitas keluarga dan
penyelenggaraan keluarga berencana;
g.kegiatan lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan
pembangunan keluarga sejahtera.
• Pembinaan dapat dilakukan dengan:

a. Bimbingan dan penyuluhan;


b. Pemberian bantuan tenaga, keahlian, atau bentuk lain;
c. Pemberian penghargaan;
TUGAS KUIS DIKUMPUL SAMPAI PEMBELAJARAN SELESAI

• Simpulkan perkembangan keluarga berencana dalam


pencapaian menuju pertumbuhan penduduk yang stabil
• Bagaimana konsep dalam Keluarga berencana
• Tuliskan metode keluarga berencana, dan tulisakan
penjelasan ttg salah satu metode tersebut.
Sekian & TerimaKasih

Anda mungkin juga menyukai