Anda di halaman 1dari 10

“KONSEP KEBUTUHAN KHUSUS : KORBAN PEMERKOSAAN”

OLEH KELOMPOK 1 :
 
FIDI SANDIKA IKHLAS 2014201050
WIDYA ARISKA 2014201051
RAGIL ADRIAN 2014201060
BERNIKA AIFADA 2014201064
MUNA HAFIZHAH 2014201067
ARY MAYANDA PUTRI 2014201063
AISYAH NURUL SYAKIRA 2014201077
SYAPITRI FERONIKA 2014201079
ANGGUN RHAIDATUL ARDI 2014201090
NABILA SYAHLANDI 2014201096
PUTRI AZZAHRA 20142010

Dosen Pengampu: Ns. Rahmat Syukri, MKM


 
Defenisi

Perkosaan (rape) merupakan bagian dari tindakan kekerasan (violence), sedangkan kekerasan dapat berupa kekerasan secara
fisik, mental, emosional dan hal-hal yang sangat menakutkan pada korban. Perkosaan adalah suatu penetrasi penembusan penis
ke vagina perempuan yang tidak dikehendaki, tanpa persetujuan dan tindakan itu diikuti dengan pemaksaan baik fisik maupun
mental.

Pengertian pemerkosaan berdasarkan Pasal 381 RUU KUHP :

Seorang laki-laki dengan perempuan bersetubuh, bertentangan dengan kehendaknya, tanpa


persetubuhan atau dengan persetubuhan yang dicapai melalui ancaman atau percaya Ia
01

suaminya atau wanita dibawah 14 tahun dianggap perkosaan.

Dalam keadaan ayat (1), memasukkan alat kelaminnya ke dalam anus atau mulut
02

perempuan, benda bukan bagian tubuhnya ke dalam vagina atau anus perempuan.

Slide / 2
Gangguan Stres Pasca Trauma

Gangguan stress pasca trauma ( Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)) merupakan suatu sindrom kecemasan, labilitas
autonomic, ketidakrentanan emosional, dan kilas balik dari pengalaman yang amat pedih itu setelah stress fisik maupun
emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa (Kaplan et al ., 1997). Menurut National Institute of Mental Health
(NIMH), definisi PTSD adalah gangguan berupa kecemasan yang bisa timbul setelah seseorang mengalami suatu
peristiwa yang mengancam keselamatan jiwa atau fisiknya. Peristiwa yang menimbulkan trauma ini bisa berupa serangan
kekerasan, bencana alam yang menimpa manusia, kecelakaan atau perang (Anonim, 2005)

Slide / 3
Tanda dan gejala

01 02 03
Terdapat stressor yang berat dan penghayatan yang berulang- Penumpulan repons terhadap atu
jelas (kekerasan, perkosaan) ulang dari trauma itu yang di berkurangnya hubungan dengan
yang akan menimbulkan gejala buktikan oleh terdapatnya paling dunia luar (psychic numbing atau
penderitaan bagi hampir setiap sedikit satu dari hal berikut : anesthesia emotional) yang
orang. dimulai beberapa waktu sesudah
a. Ingatan berulang dan
trauma, dan dinyatakan paling
menonjol tentang peristiwa itu
sedikit satu dari hal berikut :
b. Mimpi-mimpi buruk dari
a. Berkurangnya secara jelas
peristiwa itu
minat terhadap satu atu lebih
c. Timbulnya secara tiba-tiba aktivitas yang cukup berat
perilaku atau perasaan yang
b. Perasaan terlepas atau
seolah-olah peristiwa
terasing dari oreang lain
traumatik itu sedang timbul
kembali karena berkaitan c. Afek (alam perasaan) yang
dengan suatu gagasaan atau menyempit (constricted affect)
stimulus/rangsangan atau efek depresif (murung,
lingkungan. sedih, putus asa)
Slide / 4
Fase akut (respon somotik : Peka rangsang
gastrointerstinal (mual, muntah, anoreksia),
Part 01 Ketidaknyamanan genitourinarius (nyeri,
pruritus), Ketegangan otot-otot rangka (spasme,
nyeri).

respon psikologis : Menyangkal, Syok,


Batas karakteristik emosional, Marah, Takut – akan mengalami,
kesepian, atau pemerkosa akan kembali, Rasa
bersalah, Panik melihat pemerkosa atau adegan
penyerangan.

respon seksual : Tidak percaya pada laki-laki,


Part 02 Perubahan dalam perilaku seksual)

Fase jangka panjang (respon


Part 02 psikologi : fobia, mimpi buruk atau
gaguan tyidur, ansietas, depresi
A Part 01
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan korban pemerkosaan

 Panic attack
Perilaku menghindar
Part 01

Depresi
Part 02

Membunuh pikiran dan


Part 03 perasaan

Part 04 Merasa disisihkan dan


sendiri
A Part 01

Merasa tidak percaya dan


Part 05 di kianati

Mudah marah
Part 06

Gangguan yang berarti


Part 07 dalam kehidupan sehari-
hari

Part 08 Persepsi dan kepercayaan


yang aneh
Anxiety Management
Pada anxiety management , terapis akan mengajarkan beberapa
ketrampilan untuk membantu mengatasi gejala korban pemerkosaan
dengan lebih baik
Cognitive therapy
Terapis membantu untuk merubah kepercayaan yang tidak rasional
yang mengganggu emosi dan mengganggu kegiatan-kegiatan kita.
Exposure therapy
Pada exposure terapi, terapis membantu menghadapi situasi yang
khusus, orang lain, obyek, memori atau emosi yang mengingatkan
pada trauma dan menimbulkan ketakutan yang tidak realistik dalam Step 01
kehidupan sehari-hari. Farmakoterapi .
Play therapy
Terapi bermain digunakan untuk menerapi anak-anak dengan
trauma. Terapis menggunakan permainan untuk memulai topik
yang tidak dapat dimulai secara langsung.
Mulai terapi obat hanya dalam hal kelanjutan pengobatan pasien
Support Group Therapy yang sudah dikenal. Terapi dengan anti depresiva pada
Seluruh peserta dalam Support Group gangguan stress pasca traumatik ini masih kontroversial. Obat
Therapy merupakan korban perkosaan, yang biasa digunakan adalah benzodiazepin, litium, camcolit
yang mempunyai pengalaman serupa Step 02 dan zat pemblok beta – seperti propranolol, klonidin,. dan
Terapi Bicara pisikoterapi karbamazepin. Obat tersebut biasanya diresepkan sebagai obat
Sejumlah studi penelitian membuktikan yang sudah diberikan sejak lama dan kini dilanjutkan sesuai
bahwa terapi berupa saling berbagi yang diprogramkan, dengan kekecualian yaitu benzodiazepin –
cerita mengenai trauma mampu contoh, estazolam 0,5 – 1 mg per os,Oksanazepam 10-30 mg
memperbaiki kondisi kejiwaan per os,Diazepam (valium) 5 – 10 mg per os,Klonazepam 0,25
penderita. Dengan berbagi pengalaman, – 0,5 mg per os, atau Lorazepam 1- 2 mg per os atau IM –
korban bisa memperingan beban juga dapat digunakan dalam UGD atau kamar praktek terhadap
pikiran
Slidedan
/ 8kejiwaan yang ansietas yang gawat dan agitasi yang timbul bersama gangguan
dipendamnya selama ini. stres pasca traumatik tersebut (Kaplanet al , 1997).
Beban Psikologis dan Kesehatan Korban Pemerkosaan
Kondisi, dampak, dan tantangan yang dihadapi tiap korban pemerkosaan berbeda satu sama lain. Merasa takut, cemas,
panik, shock, atau bersalah adalah hal yang wajar. Luka yang mereka rasakan dapat menetap dan berdampak hingga
seumur hidup. Banyak korban yang merasa kehilangan kepercayaan diri dan kendali atas hidup mereka sendiri. Hal ini
juga dapat membuat mereka kesulitan mengungkapkan yang terjadi pada diri mereka, meski cerita mereka sangat
dibutuhkan untuk menindak pelaku. Berbagai perasaan yang campur aduk dan situasi rumit tersebut akan membawa
dampak bagi kesehatan dan psikologis mereka.

• Beban Psikologis
Tindak pemerkosaan pasti mendatangkan trauma bagi yang mengalaminya. Respons tiap orang terhadap pemerkosaan
yang menimpanya pasti berbeda dengan munculnya berbagai perasaan yang menjadi satu dan bahkan dapat baru terlihat
lama setelah peristiwa tersebut terjadi. Berikut ini adalah beberapa perubahan psikologis yang umumnya dialami korban.
•  Efek terhadap Fisik Korban
Selain luka psikologis, korban pemerkosaan membawa luka pada tubuhnya. Sebagian mungkin terlihat, namun sebagian
lagi barangkali baru dapat dideteksi beberapa waktu kemudian.

Slide / 9
Thank you

Anda mungkin juga menyukai