Anda di halaman 1dari 7

NAMA : NURUL FUADA

NIM : 19011294
DOSEN PENGAMPU : Dr. Mardianto, M.Si
TUGAS 1 PSIKOLOGI KEBENCANAAN

A. KONSEP KEBENCANAAN (DISASTER)


Kebencanaan memiliki 7 konsep yang dapat mewakilinya yaitu:

1. Physical agent (bencana yang 2. Physical Impact (bencana 3. Assessment of physical impact (penilaian
terjadi secara fisik) yang menyebabkan terhadap dampak kerusakan fisik)
kerusakan fisik)
5. Social construction of reality 6. Political definitions (pernyataan resmi
4. Social disruption (dampak sosial
(persepsi tentang keparahan dan makna mengenai adanya bencana)
yang disebabkan bencana)
dari dampak bencana)

7. Imbalance between demand and capability in


a crisis (dampak sosial yang disebabkan bencana)
Menyebabkan kematian /
luka fisik yang serius pd
BENCANA org lain
“traumatic event Traumatic events
yang terjadi di “kejadian yang menyebabkan
masyarakan luas” distress psikologis, melebihi batas
pengalaman umum manusia” Menyebabkan rasa takut,
Jenis horor, dan tidak berdaya.
Bencana:

Natural Commission
Technological
disaster
(
disaster
B. DAMPAK KEBENCANAAN KELOMPOK-KELOMPOK
ADA BEBERAPA KATEGORI PENYINTAS (SURVIVOR) YAITU:
1. Mengalami kematian/luka serius pada orang yang dicintai 8. Mengenal korban
2. Luka parah pribadi 9. Khawatir akan keselamatan significant others
3. Takut akan kematian pada diri sendiri atau orang yang dicintai 10. Reaksi stress pada signifiant others
4. Kerusakan parah pada rumah 11. Memiliki riwayat stress sebelumnya
5. Kehilangan harta benda 12. Trauma mayor atau kehilangan
6. Kehilangan pekerjaan 13. Kurangnya dukungan sosial
7. Paparan stimulus traumatic (penglihatan, suara, kejadian) 14. Kurangnya dukungan materi
15. Lemahnya coping skill pada pengalaman sebelumnya.

C. KLASIFIKASI PENYINTAS TERDAMPAK


1. Kelompok Usia
Wanita cenderung lebih berat terdampak bencana secara psikologi. Wanita dewasa dan rewaja lebih rentan terkena PTSD (2 kali dari
pria). Laki-laki lebih tinggi terdampak dalam bentuk penggunaan alkohol.
a. ANAK
Beberapa perubahan yang terjadi pada penyintas kelompok anak yaitu
1) Perubahan Perilaku (Menarik diri, yang biasanya anak agresif menjadi sering diam)
2) Fear and anxienty (Terpisah dari orang tua menjadi sangat menakutkaan bagi anakk, specific fear berhubungan dengan
perilaku melukai, kehilangan separation.
3) Reexperiencing disaster ( anak memiliki memori dan bermimpi tentang kejadian bencana)
4) Kebingungan (anak-anak kebingungan dengan masa depan mereka dan apa yang akan terjadi nantinya)
5) Regression (anak-anak yang menekan emosinya yang berdampak pada perilaku: mimpi basah, berkelahi dengan saudara,
berkurang perilaku tanggung jawab)
6) Masalah sekolah (cenderung menghindari sekolah, tidak mengerjakan tugas dengan alasan capek, tidak masuk sekolah).
7) Masalah tidur (anak tidak mau tidur sendiri, meminta tidur dengan lampu menyala, bangun lebih awal, mimpi buruk)
8) Keluhan fisik (Sakit kepala, sakit perut).

b. PRE-SCHOOL (1-5 tahun)

Perilaku Fisik Emosi dan Kognitif Intervensi

 Takut berpisah  Kehilangan nafsu  Rasa takut  Dukungan verbal, kenyamanan fisik
 Takut gelap, makan  Kesemasan dan  Meningkatkan perhatian
hewan/cuaca  Sakit perut insecure  Menjadwalkan pengasuhan
 Menghindari tidur  Nausea  Tidak berdaya konsisten
sendiri  Tics  Mudah  Rutinkan jadwal tidur yg nyaman
 Lebih sering  Kesulitan Berbicara tersinggung  Hindari jarak fisik yg tidak perlu
menangis  Masalah tidur,  Temper tantrum  Beri ruang regresi sedikit
 Regresi mimpi buruk  Kesedihan  Izinkan tidur dengan ortu sesekali
 Ketergantungan  Kebingungan  Monitor media yang memaparkan
 Pasif tentang trauma
 Hiperaktif  Dorong ekspresi emosi dg bermain
 Menarik diri  Sering klarifikasi jika anak bingung
 Perilaku agresif
c. CHILHOOD 6-11

Perilaku Fisik Emosi dan Kognitif Intervensi

 Prestasi menurun  Berubah nafsu  Sulit konsentrasi  Memberikan perhatian lebih


 Malas pergi ke sekolah makan  Ketakutan irasional  Sabar dan lebih toleransi
 Perilaku agresi di  Sakit kepala  Mudah tersinggung  Tidak menargetkan prestasi di
rumah/sekolah  Sakir perut  Depresi sekolah dan rumah sementara
 Tidak patuh  Gangguan tidur  Marah berlebih  Membatasi perilaku yang tidak
 Hiperaktif  Masalah  Cemas berpisah diharapkan
 Berperilaku seperti anak- pendengaran/mata  Mendorong verbal dan permainan
anak yang menyatakan pikiran dan
 Berkelahi dg perasaan
saudara/teman  Mendengarkan dengan pemahaman
 Berebut perhatian dg adik cerita tentang peristiwa yang
 Tidak menikmati hal yang diulang-ulang anak
dulu disukai  Menceritakan apa yang terjadi dan
 Menarik diri dampaknya sesuai dengan usia
 Libatkan anak dalam emergency kit
 Program simulai bencana s
d. ADOLESCENCE 12-18

Perilaku Fisik Emosi dan Kognitif Intervensi

 Prestasi menurun  Kelelahan  Tidak tertarik kegiatan  Memberikan perhatian lebih


 Membangkang di sekolah  Insomnia sebaya, rekreasi,hobi  Mendorong aktivitas fisik
 Melawan otoritas  Turun berat badan  Kesedihan  Tidak target prestassi akadeik
 Tanggung jawab menurun  Sakit kepala,  Rasa tidak berdaya sementara
 Apati pegal-pegal  Malu dan bersalah  Berdiskusi pengalaman bencana
 Perilaku agresif  Ketegangan otot  kebingungan dengan peer
 Perilaku antisosial  Alergi meningkat  Hindari diskusi perasaan dg
 Menarik diri dari sosial  Perubahan libido ortu
 Penggunaan obat terlarang  Menstruasi tak  Dorong aktivitas sosial, ekskul,
 Perilaku membahayakan teratur klub
diri  Dorong program sekolah social
 Tidak ikut kegiatan support
kemasyarakatan.
e. ADULT
Perilaku Fisik Emosi dan Kognitif Intervensi

 Menangis  Kelelahan  Kaget, tidak percaya  Butuh didengarkan


 Marah dan agresi  Insomnia  Butuh informasi  Fasilitasi bicara dengan
 Hiperaktif dan restless  Turun berat badan  Sedih, depresi anggota keluarga
 Efektivitas dan efisiensi  Sakit kepala, pegal-pegal  Mudah marah  Psikoedukasi dampak stres
kegiatan menurun  Ketegangan otot  Mood mengambang pada keluarga
 Tidak masuk kerja  Alergi meningkat  Frustasi  Mendorong social support
 KDRT  Perubahan libido  Kecemasan  Ajarkan teknik relaksasi
 Isolasi dan menarik diri  Mestruasi tidak teratur  Takut, insecure  Asesmen dan rujuk jika ada
 Pola makan berubah  Tekanan darah naik  Fokus pada future indikasi
 Kinerja menurun  Kesehatan memburuk  Ide bunuh diri  Bantu dengan langkah praktis
 Mudah tersinggung  Percaya diri menurun atasi masalah
 Keyakinan agama berubah

f. ELDERLY

Perilaku Fisik Emosi dan Kognitif Intervensi

 Menarik diri  Somatik meningkat  Depresi  Layanan home visit


 Cenderung tinggalkan  Kondisi kronis  Curiga  Ajak untuk bercerita pengalaman
rumah memburuk  Disorientasi komunikasikan emosi
 Menunda berobat  Penurunan fisik cepat  Masalah memory  Dorong peer support
 Tidak mau asuransi  Risiko hiper/ hipo  Mudah tersinggung  Bantuk kotak sosal kembali
 Msalah mobilitas termia.  Apatis  Lakukan asesmen dampak
 Sulit adaptasi dg relokasi  Takut perawatan bencana
 Menunda tindakan medis (panti, rumah sakit)  Dorong disaster preparedness di
 Takut lingkungan baru rumah dan lingkungan tetangga
 Bantuan rumah, kesehatan dan
asuransi
2. Kelompok Budaya
Dalam kelompok budaya, harus bisa memahami ssudut pandang masyarakat terhadap bencana, karena setiap masyarakat memiliki
cara pandang budaya yang berbeda. Misalkan, di los angeles banyak warga yang tidak mau kembali kerumahnya setelah bencana
terjadi sedangkan di indonesia ada beberapa masyarakat yang menolak untuk relokasi rumahnya.

3. Kelompok sosioekonomi
 orang kalangan atas biasanya tidak memerlukan bantuan , karena merekapun juga merasa tidak nyaman menerima bantuan dari
orang lain
 penelitian menunjukkan orang dari kalangan ekonomi lemah menunjukkan stres bencana yang lebih dari kalangan menengah
keatas
 adapun kendala dari keluargan ekonomi lemah yaitu masalah finansial pasca bencana untuk memperbaiki rumah, relokasi

4. Kelompok orang dengan masalah mental serius


Orang dengan gangguan mental serius memerlukan sejumlah upaya klinis : mental health support, pengobatan medis, perawatan
dalam mengembalikan posisi agar kembali stabil. Adapun beberapa orang yang dengan kondisi memerlukan rujukan yaitu:

 Gangguan memory berat  Hiperaktivitas/kaku  Tindakan/bicara bunuh diri


 Disorientasi orang/tempat ekstrem  Mimpi buruk/menangis
 Tidak mampu melakukan  Penyalahgunaan obat- ekstrem
fungsi harian obatan  Emosi yang tidak sesuai
 Tidak mampu memenuhi  Perilaku berisiko (mabuk  Regresi serius marah yang
kebutuhan personal berkendara) tidak sesuai
 Tidak mampu decision-making  Simptom psikotik  Episode disosiasi
sederhana  Berbicara overflow  Reaksi tidak sesuai dengan
 Tidak mampu mengingat orang  Emosi datar berlebihan trigger
yang sudah kenal  Menarik diri serius
 Repetisi tindakan ritualistics

Anda mungkin juga menyukai