PROPOSAL TESIS
Diajukan oleh:
FIDIA OKTARISA, S. Psi
17915007
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kan 0,001 atau kecil dari 0,05 yang artinya komitmen organisasi berpengaruh
langsung pada kinerja karyawan. Gunawan (dalam Sunjaya, Yulianeau, Budi,
Syaifuddin, 2017) mengelompokkan komitmen organisasi dalam empat indikator
yang terdiri dari bangga terhadap perusahaan, merasa memiliki prospek bersama
dengan perusahaan, menganggap perusahaan adalah tempat terbaik untuk bekerja,
dan mau berkorban demi kebaikan perusahaan.
Adapun komponen yang membentuk komitmen organisasi menurut Mayer
dan Allen (1993) terdiri dari komitmen afektif (affective commitment) mengacu
pada ketertarikan emosional, identifikasi serta keterlibatan seorang karyawan pada
suatu perusahaan. Karyawan mampu melakukan identifikasi terhadap dirinya
dengan perusahaan serta loyalitas terhadap perusahaan. Komitmen normatif
(normative commitment) menunjukkan pada tingkat seberapa jauh seseorang secara
psikologis terikat untuk menjadi karyawan dari sebuah organisasi yang didasarkan
kepada perasaan seperti kesetiaan, afeksi, kehangatan, pemilikan, kebanggaan,
kebahagiaan, dan lain-lain. Komitmen normatif bisa dipengaruhi beberapa aspek
antara lain sosialisasi awal dan bentuk peran seseorang dari pengalaman
organisasinya. Komitmen berkelanjutan (continuance commitment) berkaitan
dengan konsep side-bets orientation yang menekankan pada sumbangan seseorang
yang sewaktu-waktu dapat hilang jika orang itu meninggalkan organisasi. Tindakan
meninggalkan organisasi menjadi sesuatu yang beresiko tinggi karena orang merasa
takut akan kehilangan sumbangan yang mereka tanamkan pada organisasi itu dan
menyadari bahwa mereka tak mungkin mencari gantinya. Komitmen ini lebih
menjelaskan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapinya jika ia
meninggalkan organisasi.
Karyawan sebagai sumber daya manusia menjadi kunci keberhasilan
organisasi, di mana fungsinya dalam merancang, memasang, mengoperasikan, dan
memelihara sistem integral dari organisasi (Nasution, 2008). Kontribusi positif
karyawan bagi pekerjaannya menurut islam adalah sebuah kegiatan yang penting
hingga bekerja tersebut sampai pada tingkat bekerja sebagai sebuah ibadah
(Owoyemi, 2012). Adapun etika dalam bekerja dalam islam diartikan sebagai
seperangkat nilai atau sistem kepercayaan yang bersumber dari Al-quran dan Hadist
3
terkait pekerjaan (Yousef, (2001). Konsep etika kerja awalnya diteliti oleh Weber
pada tahun 1985 namun dalam bentuk etika kerja protestan, di mana terdapat
hubungan sebab akibat antara etika kerja protestan dengan pengembangan
kapitalisme masayrakat barat. Yousef (2001) lebih lanjut menekankan bahwa etika
kerja protestan dan etika kerja islami berfokus pada komitmen dan dedikasi
terhadap pekerjaan. Ali (2001) menjelaskan bahwa etika kerja islam memandang
tujuan kerja tidak hanya sebatas menyelesaikan pekerjaan namun untuk mendorong
keseimbangan hubungan sosial dan pertumbuhan pribadi karena etika kerja islam
tidak hanya bermanfaat secara pribadi tetapi juga berdampak pada keseluruhan
lingkungan kerja.
Hotel X Yogyakarta sebagai salah satu hotel berkonsep syariah
berkembang seiring dengan perkembangan wisata halal di Indonesia.
Perkembangan ini memicu munculnya konsep baru dalam managerial hotel yaitu
berkonsep syariah. Managemen perusahaan dalam mengelola karyawan sebagai
sumber daya menerapkan nilai-nilai syariah yang menjadi nilai-nilai karyawan
dalam bekerja dengan tujuan agar karyawan dapat menunjukkan kinerja terbaik
sebagai perwujudan dari komitmen karyawan terhadap tujuan organisasi. Adapun
nilai-nilai syariah yang diterapkan karyawan Hotel X Yogyakarta terdiri dari
sahabat, yakin, amanah, jujur, rasyid (disiplin dan proaktif), isitqomah, adil, dan
handal. Nilai-nilai tersebut menjadi profil karyawan yang akan selalu diterapkan
karyawan dalam bekerja.
Berdasarkan wawancara awal dengan K selaku general manager Hotel X
Yogyakarta pada 3 Juli 2019 menyebutkan bahwa para karyawan mampu bekerja
sesuai tugas dan tanggung jawab namun belum memberikan dampak yang lebih
terhadap perusahaan sebagai lingkungan tempat karyawan bekerja. Menurut K
masih terdapat karyawan yang belum amanah dalam pekerjaannya, terdapat
beberapa aturan yang masih dilanggar seperti tindak penyalahgunaan fasilitas
perusahaan yang berakibat pada kualitas perusahaan dalam memberikan pelayanan.
Hal ini mengingat Hotel X Yogyakarta berkomitmen memberikan jasa dalam
bentuk penginapan, maka karyawan terutama bagian tata graha dilarang
menggunakan kamar untuk kepentingan pribadi saat jam kerja, namun masih
4
terdapat karyawan tata graha yang tidur-tiduran pada suatu kamar setelah
membersihkan kamar tamu yang check-out. Kasus lain juga terjadi pada
penggunaan fasilitas minuman berupa kopi yang terdapat pada kamar tamu,
seharusnya karyawan tidak boleh membuat minuman berupa kopi atau teh dari sisa
kamar tamu atau menggunakan fasilitas kamar lainnya yang dapat mengurangi
kualitas pelayanan kamar.
Subjek K menambahkan bahwa perusahaan telah menyediakan fasilitas
seperti kantin dan ruang khusus masing-masing divisi untuk beristirahat atau
melakukan kegiatan terkait divisi masing-masing, sehingga karyawan tidak perlu
menggunakan fasilitas kamar yang disediakan untuk tamu. Sehingga karyawan
tidak seharusnya melanggar aturan-aturan seperti menggunakan kamar yang sedang
off untuk beristirahat atau sekedar berbaring, memakai fasilitas kamar seperti kopi
dan teh, dan lain lain. Hal tersebut terjadi terutama ketika karyawan tidak dalam
pengawasan langsung atasan, sedangkan sebagai karyawan sudah seharusnya
mencerminkan nilai-nilai perusahaan yang berbasis syariah terutama pada nilai
amanah dalam bekerja. Perilaku tersebut termasuk pelanggaran menurut nilai-nilai
atau norma yang berlaku diperusahaan dan belum mencerminkan etos kerja secara
islami sebagai bentuk komitmen karyawan terhadap perusahaan.
Hayati dan Caniago (2012) menemukan bahwa etika kerja islami
berpengaruh langsung terhadap komitmen organisasi pada 149 karyawan bank
islam. Munculnya etos kerja yang tinggi pada karyawan di suatu perusahaan akan
membuat karyawan efektif dalam bekerja sehingga akan berdampak baik pada
perusahaan dan menghasilkan komitmen yang dirasakan oleh karyawan dalam
bentuk rasa memiliki terhadap perusahaan. Hasil penelitian Cahyadi (2018) terkait
hubungan antara etos kerja dan komitmen organisasi pada PT. STU Samarinda
menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara etos kerja dan komitmen
dengan nilai p = 0,000 < 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi etos
kerja yang dipegang karyawan maka semakin tinggi komitmen organisasi yang
dimiliki karyawan dalam bekerja.
Etos kerja islami bersumber pada tata keimanan dan aqidah islam yang
menjadi dasar hidup seorang muslim yang menjadi karakter maupun kebiasaan bagi
5
karyawan terutama dalam hal pekerjaan (Asifudin, 2004). Meningkatkan etos kerja
islami dalam perusahaan terutama pada Hotel X Yogyakarta yang berkonsep
syariah dapat menjadi motivasi karyawan agar lebih efektif dalam memberikan
kinerja terbaik, rasa tanggung jawab yang tinggi, bekerja secara kreatif dan inovatif
sehingga meningkatkan kinerja karyawan yang berdampak pada peningkatan
efektivitas perusahaan. Penelitian Mulyaningsih (2016) tentang analisis faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi menemukan bahwa etika kerja menjadi faktor
yang berpengaruh signifikan bersama faktor-faktor lain seperti motivasi,
kepemimpinan, dan lingkungan kerja. Pengaruh faktor-faktor tersebut signifikan
dengan nilai F sebesar 0,001 dengan hasil uji t lebih kecil dari 0,05 artinya untuk
meningkatkan komitmen organisasi salah satunya melalui etos kerja
(Mulyaningsih, 2016).
Oleh karena itu peneliti bermaksud untuk meningkatkan komitmen
organisasi karyawan pada Hotel X Yogyakarta melalui pemberian perlakuan terkait
etos kerja islami. Sehingga dalam bekerja karyawan Hotel X Yogyakarta dapat
menampilkan perilaku yang berbasis syariah di mana perilaku tersebut apabila
diterapkan dalam bekerja akan dapat meningkatkan komitmen karyawan dalam
bekerja dan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan.
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki tujuan secara umum dan khusus berdasarkan hasil
yang ingin dicapai. Adapun tujuan tersebut lebih jelas dirincikan sebagai berikut:
a. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji
efektivitas pelatihan etos kerja islami terhadap komitmen karyawan pada
organisasi.
b. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji
perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya pelatihan etos kerja islami
terhadap komitmen organisasi karyawan.
6
2. Manfaat Penelitian
Secara teoritis dan praktis setelah dilakukan penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan terkait kajian psikologi
terutama bidang industri dan organisasi melalui desain pelatihan etos kerja
islami.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini akan bermanfaat secara praktis untuk meningkatkan komitmen
organisasi pada karyawan dengan menerapkan etos kerja islami dalam bekerja
di Hotel X Yogyakarta.
C. Keaslian Penelitian
Islamic work ethics and Saad G.Yaseen, IWE memiliki dampak positif
organizational Dima Dajani yang signifikan terhadap
commitment: a case of and Sama komitmen organisasi.
Jordanian Islamic Mazen
banks Al-Taee
Islamic Work Ethic: The Keumala Hayati Etos kerja islami lebih besar
Role of Intrinsic dan Indra pengaruhnya terhadap motivasi
Motivation, Job Caniago intrinsik dan komitmen
Satisfaction, organisasi daripada pengaruhnya
Organizational terhadap kepuasan kerja.
Commitment and Job
Performance
Islamic Work Ethics and Manan, S., Komitmen organisasi pada
Organizational Kamaluddin, karyawan lembaga perbankan
Commitment: Evidence dan Puteh Salin, Indonesia secara signifikan
from Employees of dipangaruhi langsung oleh
Banking Institutions in penerapan IWE diantaranya
Malaysia upaya, kerja tim, kejujuran, dan
akuntabilitas.
8
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah ada yaitu pada
perlakuan atau treatment yang akan diberikan kepada subjek terutama yang
memiliki komitmen organisasi rendah dan belum sepenuhnya menerapkan etos
kerja islami dalam bekerja. Berdasarkan wawancara awal menggunakan asesmen
organisasi ditemukan bahwa komitmen organisasi pada karyawan Hotel X
Yogyakarta masih rendah dan belum menunjukkan etos kerja islami dalam bekerja.
Sehingga pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan peningkatan komitmen
karyawan terhadap organisasi dalam bekerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Komitmen Organisasi
9
10
c. Komitmen Kontinuen
Komitmen kontinuen menekankan pada sumbangan karyawan yang sewaktu-
waktu dapat hilang jika orang itu meninggalkan organisasi. Tindakan
meninggalkan organisasi menjadi sesuatu yang beresiko tinggi karena orang
merasa takut akan kehilangan sumbangan yang mereka tanamkan pada
organisasi itu dan menyadari bahwa mereka tak mungkin mencari gantinya.
Komitmen ini lebih menjelaskan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan
dihadapinya jika ia meninggalkan organisasi.
3. Faktor-faktor yang Membentuk Komitmen Organisasi
Menurut Sopiah (2008) terdapat empat faktor yang terdiri dari karateristik
dan dapat mempengaruhi komitmen seorang karyawan terhadap organisasi. berikut
empat faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi tersebut.
a. Karakterisitik personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja dan kepribadian.
b. Karakterisitik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan,
konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan.
c. Karakterisitik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi,
kehadiran serikat pekerjaan, dan tingkat pengendalian yang dilakukan
organisasi terhadap karyawan.
d. Pengalaman kerja, seorang karyawan yang sudah memiliki pengalaman kerja
akan mempengaruhi tingkat komitmen karyawan pada organisasinya.
4. Pengertian Pelatihan
Menurut Noe (2003) pelatihan adalah upaya terencana untuk memfasilitasi
pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang terkait dengan
pekerjaan oleh karyawan. Hal ini biasa dimaksudkan untuk mengubah perilaku,
sikap, keahlian, dan pengetahuan yang khusus atau spesifik. Buckley dan Caple
(2009) menjelaskan konsep pelatihan sebagai sebuah upaya yang terencana dan
sistematis untuk mengubah atau mengembangkan pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), atau sikap (attitude) melalui pengalaman belajar, yang
bertujuan untuk mencapai kinerja yang efektif dalam pelaksanaan kegiatan.
Pelatihan menurut Dessler (2008) merupakan proses mengajarkan
karyawan yang ada saat ini atau karyawan baru mengenai keterampilan dasar yang
mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan suatu
usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia di dunia kerja. Karyawan,
baik yang sudah bekerja maupun yang baru perlu mengikuti pelatihan karena
adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat lingkungan kerja, strategi, dan
sebagainya. Menurut Eko (2015) pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
individu dalam meningkatkan keahlian dan pengetahuan secara sistematis sehingga
mampu memiliki kinerja yang profesional di bidangnya. Pelatihan adalah proses
pembelajaran yang memungkinkan pegawai melaksanakan pekerjaan yang
sekarang sesuai dengan standar.
5. Tujuan Pelatihan
Menurut Eko (2015), mengemukakan bahwa tujuan pelatihan yang
dilakukan oleh perusahaan adalah untuk meningkatkan produktivitas,
meningkatkan kualitas, mendukung perencanaan SDM, meningkatkan moral
anggota, memberikan kompensasi yang tidak langsung, meningkatkan kesehatan
dan keselamatan kerja, mencegah kedaluarsa kemampuan dan pengetahuan
personel, meningkatkan perkembangan kemampuan dan keahlian personel.
Noe (2013) memaparkan beberapa manfaat pelatihan antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan para karyawan atas budaya dan para pesaing luar
b. Membantu para karyawan yang mempunyai keahlian untuk bekerja dengan
teknologi baru
13
modul perlu disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam perancangan.
Selanjutnya pengembangan mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode,
media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam
menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.
d. Tahap Pelaksanaan (Implementation)
Pelaksanaan sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program
pelatihan dan pembelajaran termasuki jadwal, fasilitas dan sarana, serta sumber
daya. Selain itu, pelaksanaan dimaknai dengan penyampaian materi pembelajaran
dari pelatih/fasilitator kepada peserta pelatihan.
e. Tahap Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap proses dan hasil
pelatihan dan pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan sepanjang
prosespelatihan, mulai dari melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh peserta sebelum dan sesudah
mengikuti program pembelajaran (evaluasi formatif). Di samping itu, evaluasi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh
peserta dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
7. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pelatihan
Menurut Rivai (2010) faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
pelatihan yaitu: efektivitas biaya, materi program yang dibutuhkan, prinsip-prinsip
pembelajaran, ketepatan dan kesesuaian fasilitas, kemampuan dan preferensi
peserta pelatihan, kemampuan dan preferensi instruktur pelatihan
C. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pelatihan etos kerja
islami berpengaruh dalam meningkatkan komitmen karyawan pada Hotel X
Yogyakarta.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Defenisi Operasional
C. Subjek Penelitian
15
16
daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya pertimbangan yang berfokus
pada tujuan tertentu.
D. Desain Penelitian
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang terdiri dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, dan analisis data. Adapun rincian
masing-masing tahapan dapat dilihat pada rincian berikut ini.
1. Tahap Persiapan
a. Mencari data awal yang mengacu pada panduan wawancara untuk
menyeleksi dan menentukan populasi yang akan ikut dalam tahap perlakuan
yang diberikan.
b. Penyusunan dan validasi alat ukur penelitian. Hasil uji coba skala digunakan
untuk hasil pra-tes (skala kinerja kontekstual) untuk mengetahui hasil awal
subjek sebelum diberi pelatihan sekaligus menentukan peserta yang akan
mengikuti proses penelitian.
c. Penyusunan modul pelatihan sebagai acuan dalam menjalankan perlakuan
dengan metode eksperimena kuasi
d. Uji coba modul pelatihan untuk mengevaluasi modul yang telah disusun dan
overview modul kepada trainer yang akan mengarahkan pelatihan
e. Penentuan Trainer dan Observer
2. Tahap Pelaksanaan
a. Pra-tes pengetahuan terkait etos kerja untuk melihat sejauh mana karyawan
mengetahui etos kerja
b. Perlakuan atau pelatihan etos kerja pada kelompok eksperimen untuk
meningkatkan kinerja kontekstual. Pelatihan etos kerja yang mengacu pada
delapan aspek dari Sinamo (2005), diberikan dalam lima sesi, dengan total
waktu tujuh jam pelaksanaan. Adapun rancangan kegiatan pelatihan
terlampir dalam modul.
c. Pasca-tes (evaluasi reaksi, evaluasi pengetahuan dan kinerja kontekstual).
d. Pengukuran pasca pelatihan tersebut bertujuan untuk mengukur efektivitas
pelatihan dengan melihat hasil belajar subjek yang dilakukan setelah
pelatihan.
18
3. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi terkait fasilitas pelatihan, materi pelatihan, trainer, dan saran untuk
pelatihan selanjutnya. Evaluasi tersebut sebagai bahan evaluasi untuk proses
pelatihan yang telah dilakukan, baik dari fasilitas, materi, maupun trainer.
4. Analisis Data
Proses pengolahan dan penyusunan laporan akhir untuk mengetahui efektivitas
dari intervensi yang telah dilakukan.
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah
menggunakan uji non parametrik Mann Whitney. Peneliti menggunakan teknik
analisis tersebut diatas karena subjek dalam penelitian ini sedikit sehingga tidak
memungkinkan untuk menggunakan uji parametrik. Uji Mann Whitney yaitu
membandingkan nilai skor pra-tes dengan pasca-tes antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol (Seniati, dkk., 2011). Peneliti juga melakukan uji Friedman
untuk menganalisa skor yang diperoleh kelompok eksperimen dalam tiga kali
pengukuran, sebagai data tambahan.
DAFTAR PUSTAKA
Adhyatma, Aswin. (2018). Analisis pengaruh etika kerja islami dan kepuasan kerja
pada komitmen organisasional. Benefit: Jurnal Manajemen dan Bisnis.
Surakarta.
Ahmad, Shukri & Owoyemi, Musa Yusuf. (2012). The concept of Islamic work
ethic: an analysis of some salient points in the prophetic tradition.
International journal of business and social science. 3 (20).
Ali, Abbas. J. (2008). Islamic work ethic: a critical review. Cross cultural
management: an international journal. 15 (1).
Buckley, R., & Caple, J. (2009). The Theory And Practice of Training. 9th Ed.
Philadelpia: Koganpage.
Djamilah, Siti. (2015). Pengembangan dan validasi ukuran etika kerja islami dan
pengujiannya pada model hubungan etika kerja islami dengan antiseden dan
konsekuensi perilaku kewargaan organisasional, disertasi, Yogyakarta:
Jurusan Manajemen Fakultas Eknomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada
Hayati, Keumala & Caniago, Indra. (2012). Islamic work ethic: the role of intrinsic
motivation, job satisfaction, organizational commitment, and job
performance. Procedia: social and behavioral sciences 65: 272 – 277.
Manan, S. K., Kamaluddin, N., & Puteh, Salin. (2013). Islamic Work Ethics and
Organizational Commitment: Evidence from Employees of Banking
Institutions in Malaysia. Pertanika Journal. Malaysia. 21 (4): 1471-1489
Porter, L.W., Steers, R.M., Mowday, R.T., & Boulian, P.V. (1974). Organizational
commitment, job satisfaction, and turnover among psychiatric technicians.
Journal of Applied Psychology. 59: 603-609.
19
Rachmawati, Tiara dan Sudarma, Ketut. (2016). Pengaruh etika kerja islami dan
kepuasan kerja pada komitmen organisasional dengan motivasi intrinsic
sebagai variabel pemediasi. Management Analysis Journal. 5 (3).\
Rizk, Riham Ragab. (2008). Back to basics: an Islamic perspective on business and
work ethics. Social Responsibility Journal. 4 (1/2)
Sutrisno., Haryono Andi Tri & Warso, Moch. Mukeri (2018). Pengaruh kepuasan
kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan melalui
organizational citizenship behavior sebagai variabel intervening. Journal of
Management.
Yaseen, Saad. G., Dajani, Dima., dan Al-taee, Sama Mazen. (2015). Islamic work
ethics and organizational commitment: a case of Jordanian Islamic banks.
Research Gate: Jordan.
20