Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh:
Ikang Nurseha
433131490120013

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang

Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat


413116, Indonesia

2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN

A. Masalah Utama
Perilaku kekerasan
B. Proses terjadinya Masalah
1. Pengertian
 perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri
orang lain maupun lingkungan(Stuart dan Sundeen,1995)
 perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik maupun
psikologis(Berkowitz,dalam Harnawati,1993)
 setiap aktivitas bila tidak dicegah dapat mengarah pada kematian(Stuart dan
Sundeen,1998)
 suatu keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat melukai
secara fisik baik terhadap diri sendiri atau orang lain(Towsen,1998)
 suatu keadaan dimana klien mengalami perilaku yang dapat membahayakan
klien sendiri,lingkungan termasuk orang lain dan barang-
barang(Maramis,1998)

2. TANDA DAN GEJALA


 fisikmata melotot/pandangan tajam,tanganmengepal,rahang
mengatup,wajahmemerah dan tegang serta postur tubuh kaku
 verbal mengancam,mengumpat dengan kata-kata kotor,berbicara dengan
nada keras,kasar dan ketus
 perilaku menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain,merusak
lingkungan,amuk agresif
 emosi tidak adekuat,tidak aman dan nyaman merasa
terganggu,dendam,jengkel,tidak berdaya,bermusuhan mengamuk ingin
berkelahi,menyalahkan dan menuntut
 intelektual mendominasi,cerewet,kasar,berdebat,meremehkan dan tidak
jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme
 spiritual merasa diri berkuasa,merasa diri benar ,keragu-raguan,tidak
bermoral dan kreativitas terhambat
 sosial menarik diri,pengasingan,penolakan kekerasan,ejekan,dan
sindiran perhatian bolos,melarikan diri,dan melakukan penyimpangan
seksual

3. Rentang respon

Respon adaftif Respon maladaftif

Asertif Frustasi Pasif Agresif Kekerasan

Gambar 8.1 Rentang respon perilaku kekerasan


Sumber,Keliat (1999)

Keterangan:
1. Asertif : Individu dapat mengungkap marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan ketenangan
2. Frustasi : Individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat
menemukan alternatif
3. Pasif : tidak dapat mengungkap perasaannya
4. Perilaku yang menyertai marah,terdapat dorongan untuk menuntut tetapi masih
terkontrol
5. Kekerasan : Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya kontrol

Tabel 8.1.
Perbandingan antara perilaku Asertif,Pasif dan Agresif/kekerasan

Pasif Asertif Agresif


Isi Negatif dan Positif dan Menyombongka
pembicaraan merendahkan menawarkan n
diri,contohnya diri,contohnya diri,merendahka
perkataan:”Dapat perkataan:”Say n orang
kah saya?” a dapat...” lain,contohnya
“Dapatkah “Saya akan...” perkataan:”Kam
kamu?” u selalu...”
“Kamu tidak
pernah...”
Tekanan Cepat Sedang Keras dan
suara lambat,mengeluh ngotot
Posisi badan Menundukkan Tegap dan Kaku,condong
kepela santai ke depan

Jarak Menjaga jarak Mempertahank Siap dengan


dengan sikap an jarak yang jarak akan
acuh/mengabaika nyaman menyerang
n orang lain
Penampilan Loyo,tidak dapat Sikap tenang Mengancam,pos
tenang isi menyerang
Kontak mata Sedikit/sama Mempertahank Mata melotot
sekali tidak an kontak mata dan
sesuai dengan dipertahankan
hubungan

Sumber Keliat (1999)

4. Faktor predisposisi
Menurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan,diantaranya adalah sebagai
berikut.
 Teori Biologik
Berdasarkan teori biologik,ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seorang melakukan perilaku kekerasan yaitu sebagai berikut:
a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasilitasi dan menghambat impuls
agresif
b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepinefrin,
dopamin, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam mempasilitsi
dan menghambat impuls agresif.peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
cerebrospinal merupakan faktor predisposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang .
c. Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif sangat erat
kaitannya dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY,yang
umumnya dimiliki oleh penghuni penjara perilaku tindak kriminal
(narapidana)
d. Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak(khususunya pada limbik dan lobus
temporal trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus
temporal)terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindak
kekerasan.

 Teori Psikologik
a. Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri
serta memberikan arti dalam kehidupannya. teori lainnya berasumsi
bahwa perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan
secara terbuka terhadap rasa ketidakberdayaannya dan rendahnya harga
diri pelaku tindak kekerasan.
b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajari individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilaku
kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran
eksternal dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
 Teori Sosiokultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima perilaku
kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat merupakan
faktor predisposisi terjadinya perilaku kekerasan.
5. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan exsternal
 Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan,
menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-lain
 Eksternal adalah penganiayaan fisik,kehilangan orang yang dicintai,krisis
dan lain-lain
Menurut Shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau
penganiayaan antara lain sebagai berikut:
 Kesulitan kondisi sosial ekonomi
 Kesulitan dalam mengomunikasikan sesuatu
 Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuannya dalam menempatkan diri sebagai orang yang dewasa
 Pelaku mungkin mempunyai riwayat antisosial seperti penyalahgunaan
obat dan alkohol serta tidak mampu mengontrol emosi pada saat
menghadapi rasa frustasi
 Kematian anggota keluarga yang terpenting,kehilangan
pekerjaan,perubahan tahap perkembangan,atau perubahan tahap
perkembangan keluarga

6. Mekanisme koping
Perawat perlu mengidentifikasi mekanisme koping klien sehingga dapat
membantu klien untuk mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif
dalam mengekpresikan kemarahannnya.mekanisme koping yang umum
digunakan adalah mekanisme pertahanan ego seperti displacement sublimasi,
proyeksi, represif, denail, dan reaksi formasi.

Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang


berkepanjangan dari seseorang karena ditinggal oleh orang yang dianggap
sangat berpengaruh dalam hidupnya.bila kondisi tersebut tidak teratasi,maka
dapat menyebabkan seseorang rendah diri (harga diri rendah), sehingga sulit
untuk bergaul dengan orang lain.Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang
lain ini tidak diatasi akan memunculkan halusinasi berupa suara-suara atau
bayangan yang meminta klien untuk melakukan tindak kekerasan.Hal tersebut
dapat berdampak pada keselamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi
mencederai diri,orang lain dan lingkungan).

Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan ,dukungan keluarga


yang kurang baik dalam menghadapi kondisi klien dapat mempengaruhi
perkembangan klien(koping keluarga tidak efektif).Hal ini tentunya
menyebabkan klien sering keluar masuk RS atau menimbulkan kekambuhan
karena dukungan keluarga tidak maksimal(regimen terapeutik inefektif)

C. POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Harga diri rendah

D. Masalah keperawatan yang mungkin muncul


1. Perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri,orang lain,dan lingkungan
3. Harga diri rendah

E. Data yang perlu dikaji


Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji
Perilaku kekerasan Subjektif:
 Klien mengancam
 Klien mengumpat dengan kata-
kata kotor
 Klien mengatakan ingin
berkelahi
 Klien menyalahkan dan
menuntut
 Klien meremehkan
Objektif:
 Mata melotot/pandangan tajam
 Tangan mengepal
 Rahang mengatup
 Wajah memerah dan tegang
 Postur tubuh kaku
 Suara keras
Resiko perilaku kekerasan
Subjektif
 Pernah melakukan tindakan
kekerasan
 Merasa orang lain mengancam
 Menganggap orang lain jahat

Objektif
 Ada tanda atau jejas pada
anggota tubuh
 Tampak tegang saat berbicara
 Pembicaraan kasar jika
membicarakan marahnya
Harga diri rendah
Subjektif
 Mengeluh hidup tidak
bermakna
 Tidak memiliki kelebihan
apapun
 Merasa jelek

Objektif
 Kontak mata kurang
 Tampak mals-malasan

Faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah perilaku kekerasan,antara lain


sebagai berikut:
1) Ketidakmampuan mengendalikan dorongan amarah
2) Stimulus lingkungan
3) Konflik interpersonal
4) Status mental
5) Putus obat
6) Penyalahgunaan narkoba/alkohol

F. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Perilaku kekerasan
2. Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai