STRATEGI PELAKSANAAN
PERILAKU KEKERASAN
Disusun Oleh:
Kelompok 4
Kartika Putri
Novita Dewi
Surya Jaya
Yusman Hidayat
A. Masalah Utama
Perilaku Kekerasan
3. Rentang Respon
Keterangan
1. Asertif : individu dapat mengungkap marah tanpa menyalahkan orang lain dan
memberikan keterangan.
2. Frustasi : individu gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan tidak dapat
menemukan alternatif
3. Pasif : tidak dapat mengungkap perasaannya
4. Perilaku yang menyertai marah, terdapat dorongan untuk menuntut tetapi
masih terkontrol
5. Kekerasan : perasaan marah dan bermusuhan yang kuat serta hilangnya
kontrol
Tabel 8.1
Perbandingan antara perilaku Asertif, Pasif dan Agresif/kekerasan
4. Faktor Predisposisi
Menurut Townsend (1996) terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan
tentang faktor predisposisi perilaku kekerasan, diantaranya adalah sebagai berikut.
Teori Biologik
Berdasarkan teori biologik, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
seseorang melakukan perilaku kekerasan yaitu sebagai berikut:
a. Pengaruh neurofisiologik, beragam komponen sistem neurologis
mempunyai implikasi dalam memfasiltasi dan menghambat impuls agresif.
b. Pengaruh biokimia, menurut Goldstein dalam Townsend (1996)
menyatakan bahwa berbagai neurotransmiter (epinefrin, norepineprin,
dopamin, asetilkolin, dan serotonin) sangat berperan dalam mempasilitasi
dan menghambat impuls agresif. Peningkatan hormon androgen dan
norepinefrin serta penurunan serotonin dan GABA (6 dan 7) pada cairan
cerebrospinal merupakan faktor prediposisi penting yang menyebabkan
timbulnya perilaku agresif pada seseorang.
c. Pengaruh genetik, menurut penelitian perilaku agresif angat erat kaitannya
dengan genetik termasuk genetik tipe kariotipe XYY, yang umumnya
dimiliki oleh penghuni penjara perilaku tindak kriminal (narapidana)
d. Gangguan otak, sindrom otak organik berhubungan dengan berbagai
gangguan serebral, tumor otak khususnya pada limbik dan lobus temporal
trauma otak, penyakit ensefalitis, epilepsi (epilepsi lobus temporal)
terbukti berpengaruh terhadap perilaku agresif dan tindakan kekerasan.
Teori Psikologik
a. Teori psikoanaliktik, teori ini menjelaskan bahwa tidak terpenuhinya
kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan tidak berkembangnya ego
dan membuat konsep diri yang rendah. Agresif dan kekerasan dapat
memberikan kekuatan dan prestise yang dapat meningkatkan citra diri serta
memberikan arti dalam kehidupannya. Teori lainnya berasumsi bahwa
perilaku agresif dan tindak kekerasan merupakan pengungkapan secara
terbuka terhadap rasa ketidak berdayaannya dan rendahnya hargadiri dan
perilaku tindak kekerasan.
b. Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku yang
dipelajari individu yang memiliki pengaruh biologik terhadap perilku
kekerasan lebih cenderung untuk dipengaruhi oleh contoh peran eksternal
dibandingkan anak-anak tanpa faktor predisposisi biologik.
Teori Sosiokultural
Kontrol masyarakat yang rendah dan kecenderungan menerima
perilaku kekerasan sebagai cara penyelesaian masalah dalam masyarakat
merupakan faktor prediposisi terjadinya perilaku kekerasan.
5. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat dibedakan menjadi faktor internal dan external
Internal adalah semua faktor yang dapat menimbulkan kelemahan,
menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang kontrol, dan lain-lain.
Eksternal adalah penganiayaan fisik, kehilangan orang yang dicintai, krisis dan
lain-lain.
Menurut Shives (1998) hal-hal yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan atau
penganiayaan antara lain sebagai berikut:
C. POHON MASALAH
Perilaku Kekerasan
F. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Mencederai Diri berhubungan dengan perilaku kekerasan
2. Perilaku kekerasan berhubungan dengan hargadiri rendah kronis
3. Gangguan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan defisit perawatan diri
mandi dan berhias
G. Perencanaan
No Diagnosis Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
diagnosis keperawata
n
1 Resiko perilaku TUM 1.1 klien mau membalas 1.1.1 beri salam/panggil
mencederai diri Klien tidak salam nama
berhubungan mencederai diri 1.2 klien mau menjabat 1.2.1 sebutkan nama
dengan perilaku sendiri tangan perawat sambil jabat
kekerasan TUK tangan
1. Klien dapat 1.3 klien mau 1.3.1 jelaskan maksud
membina menyebutkan nama hubungan interaksi
hubungan 1.4 klien mau tersunyum 1.4.1 jelaskan tentang
saling kontrak yang akan
percaya dibuat
1.5 klien mau kontak mata 1.5.1 beri salam aman dan
sikap empati
1.6 klien mau nengetahui 1.6.1 lakukan kontak
nama perawat singkat tetapi sering
2 klien dapat 2.1 klien mengungkapkan 2.1.1 beri kesempatan
mengidentifik perasaannya untuk
asi penyebab mengungkapkan
perilaku perasaannya
kekerasan 2.2 klien dapat 2.2.1 Bantu klien untuk
mengungkapkan mengungkapkan
penyebab perasaan penyebab perasaan
jengkel/kesal (dari diri jengkel/kesal
sendiri, lingkungan dan
orang lain)
3 klien dapat 3.1 klien dapat 3.1.1 Anjurkan klien
mengidentifik mengungkapkan mengungkapkan apa
asi tanda dan perasaan saat yang dialami dan
gejala marah/jengkel dirasakan saat
perilaku jengkel/marah
kekerasan 3.2 klien dapat 3.1.2 Observasi tanda dan
menyimpulkan tanda gejala perilaku
dan gejala kekerasan pada klien
jengkel/kesal yang 3.2.1 Simpulkan bersama
dialaminya klien tanda dan
gejala jengkel/kesal
yang dialami klien
DO :
2. Diagnosa Keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang
dilakukannya
c. Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda PK
d. Klien dapat mengidentifikasi jenis PK yang pernah dilakukannya
e. Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
f. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengugkapkan
kemarahannya
g. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya (BHSP)
b. Idenifikasi penyebab PK
c. Identifikasi tanda dan gejala PK
d. Identifikasi PK yang dilakukan
e. Identifikasi akibat PK
f. Jelaskan cara mengontrol PK
g. Bantu klien mempraktekkan latihan cara mengontrol fisik
h. Anjurkan klien memasukkan dalam kegiatan harian
B. Strategi Komunikasi dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi ibu, perkenalkan nama saya suster Mulyasaroh, saya senang
dipanggil suster saroh, saya mahasiswa stikes charisma karawang yang
akan berpraktek disini selama satu minggu dari tanggal 3 Maret sampai 7
Maret dari jam 8.00 – 14.00 WIB, dari hari senin sampai dengan jum’at,
nama ibu siapa? Senangnya dipaggil apa? Ibu asalnya dari mana? Hobi ibu
apa?
Tujuan saya disini agar saya dapat membantu menyelesaikan masalah
yang ibu hadapi
b. Evaluasi / Validasi Data
“bagaimana perasaan ibu pagi ini?” Bagaimana tidur ibu semalam?” tadi
sarapan paginya apa?”
c. Kontrak
a) Topik
“ Apa yang ingin kita bicarakan?, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang tentang apa yang ibu lakukan saat marah?”
b) Tempat
“ Dimana kita akan bicara?”, bagaimana kalau di kursi di ruang belajar
suster, bu?”
c) Waktu
“ Berapa lama kita bicara?”, Bagaimana kalau kita berbincang-bincang
selama 15 menit, apakah ibu setuju?”
d) Tujuan
“ Tujuan pembicaraan kita adalah agar ibu dapat mengetahui penyebab
ibu suka marah, dan cara mengontrol emosi ibu ketika marah”
2. Fase Kerja
“ibu, coba katakana pada suster, penyebab ibu suka marah?”
“ Kemudian kalau ibu marah, apa yang ibu rasakan?”
“ Bagus sekalli ibu, ibu dapat mengenali tanda-tanda ibu marah, nah bila ibu
marah apa yang ibunlakukan?”
“ Ibu tadi mengatakan kalau marah ibu suka teriak-teriak, memaki siapa saja,
menonjok tembok, membenturkan kepala ketembok, ada orang yang dating di
usir, menurut ibu apa akibat yang akan terjadi pada diri ibu?” “ Betul sekali
apa yang ibu katakana tadi, badan ibu bisa terluka, berdarah, sakit, dan oleh
orang lain bisa dibenci dan dijauhi, orang lain akan marah dan tersinggung,
atau takut sama ibu, tidak ada orang lain yang mau berteman dengan ibu, atau
ibu juga bisa berkelahi dengan orang lain, ibu juga dapat merusak tembok dan
juga rumah ibu, dan yang paling bahaya adalah akan membahayakan jiwa ibu”
“ Bagaimana bila sekarang, suster ajarkan cara-cara mengontrol rasa marah,
apakah ibu mau?”
“ Jika ibu merasakan tanda-tanda marah yang ibu sebutkan tadi, langsung ibu
duduk dan tarik napas panjang dalam-dalam, dengan perlahan sampai perasaan
ibu sedikit nyaman, ibu baca istigfar yang banyak, sambil elus dada ibu
berkali-kali , seperti ini ya bu”
“ ibu minum air putih, agar perasaan ibu tenang, kalau sedang berdiri ibu
duduk, atau sedang duduk ibu berbaring, bila belum berkurang juga ibu ambil
air wudhu, ibu sholat, lalu banyak berdo’a, aku berlindung kepada Allah SWT
dari godaan syetan yang terkutuk”
“ Selain itu juga ibu bisa berolahraga, seperti jalan santai dan aerobic atau
senam misalnya”
“ Sekarang ibu praktekkan cara mengontrol amarah yang suddah saya ajarkan
tadi, ibu mau yang mana? Oh ibu mau cara Tarik nafas dala?, kalau begitu ayo
kita praktekkan, iya ibu sudah bisa”
“ Ayo ibu kita duduk kembali, kemudian kita buat jadwal harian ibu, dan kita
masukkan apa yang telah kita lakukan ke dalam buku harian ibu”
3. Fase Evaluasi
a. Evaluasi
1) Evaluasi
“ Bagaimana perasaan ibu setelah mengetahui cara mengendalikan rasa
marah ibu dengan cara yang suster ajarkan”
2) Evaluasi Objektif
“ Coba suster ulangi kembali doa ketika marah”
“ Coba sebutkan kembali cara-cara mengontrol marah yang sudah kita
diskusikan”
b. Rencana Tindak Lanjut
“ Ibu, selama tidak bertemu, bila ibu marah segera lakukan cara yang tadi
sudah kita pelajari sama-sama ya bu, kemudian ibu masukkan ke dalam
jadwal kegiatan ibu ya, nanti akan suster periksa jadwal kegiatan ibu”
c. Kontrak yang akan dating
“ Kapan lagi kita akan bertemu?”, Bagaimana bila besok jam 9.00, berapa
lama kita akan bicara?”, Bagaimana bila 15 menit, ngobrolnya kita mau
dimana bu?” Bagaimana kalau disini lagi? Apakah ibu setuju?”, Baiklah
ibu selamat siang”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN
SP II
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan ada orang yang mengejek dan menghinanya
Klien mengatakan mendengar suara yang sering mengatakan dirinya jelek dan
tidak berguna
Klien mengatakan dirinya marah dan kesal bila ada orang melihat kearah
dirinya, dan berbisik-bisik didepannya
Klien mengatakan semua orang disini menyebalkan
DO
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
4. Tindakan Keperawatan
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien
2. Melatih klien mengontrol PK dengan cara fisik
3. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
d. Tujuan
“ tujuan pembicaraan kita adalah agar ibu dapat mengetahui cara mengontrol
emosi ketika marah dengan orang lain”
2. Fase Kerja
“ ibu, katanya ibu masih suka marah-marah?”
“ coba sekarang bisa ibu praktekkan bagaimana ibu bisa mengontrol kemarahan
ibu sesuai dengan apa yang telah suster ajarkan kemarin”
“ iya bagus bu, ibu sudah bisa melakukannya dan sesuai dengan apa yang kamrin
telah kita pelajari”
“ coba bisa saya lihat jadwal catatan harian ibu? Apakah ibu sudah memasukan
kegiatan yang ibu lakukan kebuku hariannya bu?
“ bagus sekali ibu”
“ Karena ibu sudah bisa mengontrol amarah ibu dengan cara yang pertama,
sekarang saya akan mengajarkan bagaimana cara mengontrol marah dengan cara
yang ke-2”
“ Jika ibu merasa ingin marah, coba ibu melakukan olahraga yang ibu sukai,
misalnya seperti lari kecil atau melakukan senam aerobik”
“ Coba sekarang ibu praktekkan cara mengontrol marah seperti yang sudah saya
ajarkan barusan, pilih yang mana saja yang menurut ibu lebih mudah dilakukan”
“ oh ibu mau dengan cara lari kecil, coba ibu praktekkan sekarang”
“ Nah iya ibu sudah bisa, sekarang kita duduk kembali lalu kita masukkan
kedalam jadwal harian ibu”
C. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah tahu cara mengendalikan kemarahan dengan
cara ke-2 yang suster ajarkan?”
b. Evaluasi Objektif
“ coba sebutkan kembali cara-cara mengontrol marah yang ke-2 yang sudah kita
pelajari tadi”
“ Coba ibu ulangi kembali mengontrol marah dengan berolahraga lari kecil”
c. Rencana Tindak Lanjut
“ Ibu selama kita tidak bertemu, bila ibu marah iu bisa melakukan cara yang sudah
kita pelajari ya, baik cara yang pertama ataupun cara yang kedua, lalu masukkan
dalam jadwal kegiatan harian ibu, santi akan suster periksa”
d. Kontrak yang akan Datang
“ Kapan lagi kita akan bertemu? Bagiamana bila besok jam 09.00 WIB, berapa
lama kita akan berbicara?, Bagaimana jika 15 menit saja, tempatnya mau dimana?,
bagaimanaa klau disini saja? Apakah ibu setuju?”
“ baiklah ibu berhubung saya sudah selesai saya izin untuk pamit dulu, selamat
siang”
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN
SP III
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan ada orang yang mengejek dan menghinanya
Klien mengatakan mendengar suara yang sering mengatakan dirinya jelek dan
tidak berguna
Klien mengatakan dirinya marah dan kesal bila ada orang melihat kearah
dirinya, dan berbisik-bisik didepannya
Klien mengatakan semua orang disini menyebalkan
DO
1. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan
kemarahan
b. Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
3. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian klien
TINDAKAN KEPERAWATAN
SP III
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS :
Klien mengatakan ada orang yang mengejek dan menghinanya
Klien mengatakan mendengar suara yang sering mengatakan dirinya jelek dan
tidak berguna
Klien mengatakan dirinya marah dan kesal bila ada orang melihat kearah dirinya,
dan berbisik-bisik didepannya
Klien mengatakan semua orang disini menyebalkan
DO
Klien tampak berapi-api saat berinteraksi dengan perawat
Intonasi bicara keras, klien suka bicara kasar dengan klien yang lain.
Klien tampak mengusir temannya saat temannya mendekatinya
Tampak bekas luka ditangan, jari-jari tangan, pelipisdan dahi
2. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK
4. Tindakan keperawatan
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
b. Melatih klien mengontrol PK dengan cara verbal
c. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal harian klien
3. Fase Evaluasi
a. Evaluasi
1. Evaluasi Subjektif
“ Bagaimana perasaan ibu setelah tahu cara mengendalikan marah dengan cara
spiritual / berdoa tadi”
2. Evaluasi Objektif
“ Coba ibu ulangi kembali mengontrol marah dengan spiritual/berdoa”