Anda di halaman 1dari 11

 Chronic grief

Periode duka yang berkepanjangan seolah-


olah
grief yang ia alami baru saja terjadi. Adanya
DEFINISI BERDUKA
hubungan yang memiliki kelekatan (clinging)
• Berduka adalah respon dan ketergantungan (dependent)
emosi yang diekspresikan  Inhibited grief (duka yang
terhadap kehilangan terhambat)
• Diekspresikan dengan
perasaan sedih, gelisah, Respon berduka yang terbatas
karena tidak sepenuhnya bisa ekspresikan,
cemas, sesak nafas, susah
memunculkan sindrom seperti conflicated
tidur, dan lain-lain
grief atau clinging grief.
BERDUKA → respon normal pada semua  Unresolved grief
kejadian kehilangan
diekspresikan dalam bentuk dari keluhan
▪ Menurut NANDA fisik yang tidak dapat dijelaskan hingga
keluhan psikologis. Sulit bertoleransi dg
kesakitan,tidak mempunyai kekuatan untuk
Berduka diantisipasi Berduka disfungsional melewati periode berduka. grief yang tidak
(Normal) (Abnormal) terselesaikan dimunculkan lebih tersamar.

Pengalaman individu Pengalaman individu Jenis-jenis Berduka


dalam merespon yang responnya
kehilangan yang dibesar-besarkan saat  Berduka normal, terdiri atas
aktual ataupun yang individu kehilangan perasaan, perilaku, dan reaksi
secara aktual maupun
dirasakan seseorang yang normal terhadap
potensial
(hubungan, objek dan kehilangan
ketidakmampuan (ALAY)
fungsional) sebelum  Berduka antisipatif, yaitu
terjadinya kehilangan. proses”melepaskan diri” yang
muncul sebelum kehilangan
PHATOLOGICAL GRIEF (Kesedihan atau kematian yang
yang Patologi) sesungguhnya terjadi
 Delayed grief  Berduka yang rumit, dialami
Berdukanya tertunda bisa 2 minggu s/d oleh seseorang yang sulit untuk
bertahun tahun maju ke tahap berikutnya,yaitu
tahap kedukaan normal.
 Absent grief
Tidak muncul /tidak ada ekspresi berduka.  Berduka tertutup, yaitu
(Biasanya tidak dekat dengan) kedukaan akibat kehilangan
yang tidak dapat diakui secara
 terbuka (ex: keluarganya Tanda dan Gejala Berduka
menginggal gr2 HIV AIDS)
• Ungkapan kehilangan
• Menangis
Empat Teori Proses Berduka • Gangguan tidur
MARTOCCHI
• Kehilangan nafsu makan
ENGEL (1964) KUBLER- RANDO
ROSS O (1985) (1991) • Sulit berkonsentrasi
(1969) • Karakteristik berduka yang
Shock dan Menyangkal Shock Penghinda berkepanjangan,yaitu:
tidak percaya and ran 1. Mengingkari kenyataan
(Denial)
disbelief kehilngan terjadi dalam
(Menyang
kal)
waktu yang lama
2. Sedih berkepanjangan
Berkembangn Marah Yearning 3. Adanya gejala fisik yang
ya (Anger) (rindu) berat
and 4. Keinginan untuk bunuh diri
kesadaran Lebih protest
sensitif
Restitusi Tawar- Anguish, Konfronta
menawar disorganiz si
(Mencoba ation
berdamai) (Emosi,
and Melawan
despair kehilanga
n) DEFINISI
Idealization Depresi Identifica Etimologi adalah keadaan mati
tion in
(Merasa (Mulai bereavem Definitive adalah terhentinya
bersalah/ manyadari ent fungsi jantung dan paru-paru
dan secara menetap, atau
menyesal) mencari
terhentinya kerja otak secara
solusi)
permanen.
Reorganizatio Penerimaa Reorganiz Akomodas
n / the out n ation and i • Kematian merupakan
come restitution peristiwa alamiah yang
(Mulai dihadapi oleh manusia.
(Mulai mengako
menerima dan modir Pemahaman akan kematian
sadar) kegiatan memengaruhi sikap dan tingkah
sehari2ny laku seorang terhadap
a) kematian
Perkembangan Persepsi Alasan seseorang mengalami
Kematian ketakutan sebelum/menjelang
kematian:
Umur Keyakinan 1. Orang berpendapat bahwa
Bayi- Tidak mengerti tentang hidup hanya sampai disitu
kematian, keyakinan bahwa saja, terlalu pendek
5 tahun 2. orang tidak memikirkan
mati adalah tidur/pergi
yang temporer. kematian
3. takut harus meninggalkan
5-9 Mengerti bahwa mati adalah segalanya
tahun titik akhir, orang yang 4. takut berdasarkan suatu
mati dapat dihindari. pengalaman hidup terhadap
penghakiman tuhan
9-12 Mengerti bahwa mati adalah
tahun akhir dari kehidupan dan Fungsi Kematian
tidak dapat dihindari, dapat
mengekspresikan ide-ide  Jawabannya bersumber dari
tentang kematian yang ajaran-ajaran agama.
diperoleh dari orang berfungsi rohaniah, yaitu
tua/dewasa lainnya. untuk memberikan pembalasan
12-18 Merasa takut tentang kepada manusia sesuai dengan
tahun kematian yang menetap, amal perbuatannya sewaktu
kadang-kadang memikirkan hidup
tentang kematian yang Perkembangan Persepsi
dikaitkan dengan sikap
Kematian
religi.

Sikap-Sikap Menghadapi Kematian

Umur Keyakinan 1. menyiapkan dirinya dengan


amal perbuatan yang baik
18-45 Memiliki sikap terhadap
2. mengabaikan peristiwa
tahun kematian yang dipengaruhi
kematian, menganggap
oleh religi dan keyakinan.
gaada hubungannya sama
45-65 Menerima tentang kematian rohaniah
tahun terhadap dirinya. Kematian 3. merasa takut atau
merupakan puncak kecemasan. keberatan untuk mati
(gamau mati karena punya
65 Takut kesakitan yang lama. kekayaan)
tahun 4. melarikan diri dari
keatas Kematian mengandung kematian, menganggap mati
beberapa makna:
adalah bencana
· Terbebasnya dari rasa sakit
· Reuni dengan anggota
keluarga yang telah
meninggal.
Fase Fase Marah Pengkajian
Mengingkari Tidak melawan  mengamati dan
Membantu pasien mendengarkan isi duka cita
mengungkan scr verbal Memfasilitasi
klien: apa yang dipikirkan,
kebutuhan dasarnya
duduk interns dikatakan, dirasakan, dan
Memberikan diperhatikan melalui
tidak membantah perilaku.
pemahaman
pake Teknik  Apa saja :
komunikasi, sentuhan
▪ Persepsi yang adekuat
tentang kehilangan
Fase Fase
▪ Dukungan yang adekuat
Tawar menawar Depresi ketika berduka akibat
kehilangan
membantu pasien mengidentifikasi
mengidentifikasi tingkat depresi dan ▪ Perilaku koping yang
membantu mengurangi adekuat selama proses
rasa bersalah dan
rasa bersalah
perasaan takutnya
memberikan dukungan
mengajak pasien non verbal, membahas
berbicara untuk pikiran negatif dan
mengurangi rasa melatih
bersalah serta mengidentifikasi hal
negatif tersebut.
memberikan
dukungan spiritual.
Fase
penerimaan
Membantu pasien
mengidentifikasi
rencana kegiatan yang
akan dilakukan dan
membantu keluarga
untuk bisa mengerti
penyebab rasa
kehilangan
1. Faktor Predisposisi
• Faktor genetik - riwayat depresi
• Kesehatan Jasmani - fisik sehat, pola hidup yang teratur
• Kesehatan Mental - gangguan jiwa, tidak berdaya
• Pengalaman Kehilangan di Masa Lalu -Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang
berarti
2. Faktor presipitasi
• kehilangan kasih sayang sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi;
• Kehilangan kesehatan
• Kehilangan fungsi seksualitas
• Kehilangan peran dalam keluarga
• Kehilangan posisi di masyarakat
• Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
• Kehilangan kewarganegaraan
3. Mekanisme Coping
• Denial – mengingkari realita
• Represi – pengesampingan sesuatu yang menyakitkan (tidak disadari)
• Intelektualisasi- menggunakan logika yang berlebihan
• Regresi – mengalami kemunduran
• Disosiasi – pemisahan proses mental dan perilaku dari sebuah kesadaran
• Supresi- pengesampingan sesuatu yang menyakitkan (tidak disadari)
• Proyeksi - pengalihan kepada yang lain
4. Respon Spiritual
Kecewa dan marah terhadap Tuhan
Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan
Tidak memilki harapan; kehilangan makna
5. Respon Fisiologis
• Sakit kepala, insomnia
• Gangguan nafsu makan
• Berat badan turun
• Tidak bertenaga
• Palpitasi, gangguan pencernaan
• Perubahan sistem imune dan endokrin

6. Respon Emosional
• Merasa sedih, cemas
• Kebencian
• Merasa bersalah
• Perasaan mati rasa
• Emosi yang berubah-ubah
• Penderitaan dan kesepian yang berat
• Keinginan yang kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang
hilang
• Depresi, apati, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan
• Saat fase reorganisasi, muncul rasa mandiri dan percaya diri

7. Respon Kognitif
• Gangguan asumsi dan keyakinan
• Mempertanyakan dan berupaya menemukan makna kehilangan
• Berupaya mempertahankan keberadaan orang yang meninggal
• Percaya pada kehidupan akhirat dan seolah-olah orang yang meninggal adalah pembimbing.
8.. Perilaku
• Menangis tidak terkontrol
• Sangat gelisah; perilaku mencari
• Iritabilitas dan sikap bermusuhan
• Mencari dan menghindari tempat dan aktivitas yang dilakukan bersama orang yang telah
meninggal.
• Menyimpan benda berharga orang yang telah meninggal padahal ingin membuangnya
• Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol
• Kemungkinan melakukan gestur, upaya bunuh diri atau pembunuhan
• Mencari aktivitas dan refleksi personal selama fase reorganisasi
Data Suyektif: Data Obyektif
Merasa putus asa dan Menangis
kesepian Mengingkari kehilangan
Kesulitan Tidak berminat dalam
mengekspresikan berinteraksi dengan orang
perasaan lain
Konsentrasi menurun Merenungkan perasaan
bersalah secara berlebihan
Adanya perubahan dalam
kebiasaan makan, pola tidur,
tingkat aktivitas

Menurut NANDA 2018


Dukacita
Dukacita terganggu
Risiko dukacita terganggu
Hambatan pengelolaan mood
Ketidakberdayaan
Risiko ketidakberdayaan
DIAGNOSA KEPERAWATAN DUKA CITA
 Definisi :
Suatu proses kompleks yang normal meliputi respon dan perilaku emosional, fisik, spiritual, sosial,
dan intelektual ketika individu, kelurga, komunitas, memasukkan kehilangan yg aktual, adaptif,
atau dipersepsikan kedalam kehidupan mereka sehari hari.
Batasan Karakteristik
o Perubahan tingkat aktivitas
o Perubahan pola mimpi
o Perubahan fungsi imun
o Gangguan fungsi neuroendokrin
o Gangguan pola tidur
o Marah
o Menyalahkan
o Putus asa
o Memisahkan diri
Faktor yang Berhubungan
 Mengantisipasi kehilangan hal yang bermakna (mis., kepemlikan, pekerjaan, status,
rumah, bagian dan proses tubuh)
 Mengantisipasi kehilangan orang terdekat
 Kematian orang terdekat
 Kehilangan objek penting (mis., kepemilikan, pekerjaaan, status, rumah, bagian dan
proses tubuh)
Intervensi NIC
 Bimbingan Antisipasi : mempersiapkan pasien untuk menghadapi krisis
perkembangan dan/atau situasional yang diantisipasi
 Peningkatan Citra Tubuh: memperbaiki secarasadar dan tidak sadar serta sikap
pasien terhadap tubuhnya sendiri
 Peningkatan Koping: membantu pasien untuk beradaptasi dengan persepsi
stressor, perubahan atau ancaman yang menganggu pemenuhan tuntutan dan
peran dalam kehidupan
 Dukungan Emosi: memberikan penenangan, penerimaan, dan dorongan selama
periode stress.
 Promosi Integritas Keluarga: meningkatkan ikatan dan kesatuan keluarga.
 Dukungan Keluarga: peningkatan nilai minat dan tujuan keluarga
 Fasilitas Proses Dukacita: membantu mengatasi kehilangan yang berarti
Fasilitasi Proses Dukacita: Kematian Perinatal; Membantu mengatasi kehilangan perinatal

Anda mungkin juga menyukai