Anda di halaman 1dari 11

RENTANG RESPON

TEORI KEHILANGAN
KELOMPOK 5 :
1. DHEA PERMATASARI
2. ARMELIATI
3. CIA
4. OCTAVIA MARETANSE
5. ERNA SARI
6. TETENIA DIYANTI
7. LOREN
KEHILANGAN

Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan


sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap
individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah
mengalami kehilangan dan cenderung akan mengalaminya
kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda.
RENTANG RESPON
KEHILANGAN
1. Fase denial/ Pengingkaran
a. Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan.
b. Verbalisasi; ”itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya itu terjadi”.
c. Perubahan fisik; letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat,
menangis, gelisah.
2. Fase anger / marah
a. Mulai sadar akan kenyataan
b. Marah diproyeksikan pada orang lain
c. Reaksi fisik; muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan mengepal.
d. Perilaku agresif.
RENTANG RESPON
KEHILANGAN
3. Fase bergaining / tawar- menawar.
- Verbalisasi; “ kenapa harus terjadi pada saya ? “ kalau saja yang sakit bukan saya “
seandainya saya hati-hati “
4. Fase depresi
a. Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus asa.
b. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido menurun.
5. Fase acceptance
a. Pikiran pada objek yang hilang berkurang.
b. Verbalisasi ; ”apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat sembuh”, “yah, akhirnya saya
harus operasi “
Secara garis besar......

Teori Kubler-Ross
Denial Anger Bergaining Depresi Acceptance
BERDUKA
Berduka adalah respon emosional yang
normal yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya
perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas,
susah tidur, dan lain-lain.
TEORI DARI PROSES
BERDUKA
1. Teori Engels Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat
diaplikasikan pada seseorang yang sedang berduka maupun menjelang ajal.
FASE IV FASE V
FASE I (SHOCK DAN FASE III (Restitusi)
FASE II 1. Menekan seluruh Kehilangan yang tak
TIDAK PERCAYA) Berusaha mencoba
(Berkembangnya perasaan yang dapat dihindari
1. Menolak untuk sepakat/damai
kesadaran) negatif dan harus mulai
kenyataan dengan perasaan
1. Frustasi bermusuhan diketahui/disadari.
2. Menarik diri yang hampa/kosong,
2. Putus asa terhadap Sehingga pada fase
3. Duduk malas karena kehilangan
3. Perasaan almarhum. ini diharapkan
4. Pergi tanpa tujuan masih tetap tidak
bersalah 2. Bisa merasa seseorang sudah
5. Pingsan, mual dapat menerima
4. Kemarahan bersalah dan dapat menerima
6. Detak jantung perhatian yang baru
5. Depresi sangat menyesal kondisinya.
cepat dari seseorang yang
6. Kekosongan tentang kurang Kesadaran baru
7. Tidak bisa bertujuan untuk
jiwa tiba- perhatiannya di telah berkembang.
istirahat mengalihkan
tiba terjadi. masa lalu
8. Kelelahan dan kehilangan
terhadap
insomnia seseorang.
almarhum.
TEORI DARI PROSES
BERDUKA
2. Teori Martocchio

Martocchio (1985) menggambarkan 5 fase kesedihan yang


mempunyai lingkup yang tumpang tindih dan tidak dapat
diharapkan. Durasi kesedihan bervariasi dan bergantung pada
faktor yang mempengaruhi respon kesedihan itu sendiri. Reaksi
yang terus menerus dari kesedihan biasanya reda dalam 6-12
bulan dan berduka yang mendalam mungkin berlanjut sampai 3-5
tahun.
TEORI DARI PROSES
BERDUKA
3. Teori Rando
3. Akomodasi
2. Konfrontasi
1. Penghindaran Pada tahap ini terjadi
Pada tahap ini terjadi secara
Pada tahap ini terjadi bertahap
luapan emosi yang
penurunan kedukaan akut dan
shock, menyangkal dan sangat
mulai memasuki kembali
tidak percaya. tinggi ketika klien
secara emosional dan sosial dunia
secara berulang-ulang
sehari-hari dimana klien
melawan
belajar untuk menjalani hidup
kehilangan mereka dan
dengan kehidupan mereka.
kedukaan mereka
paling dalam dan
dirasakan paling akut.
SIKAP SEORANG PERAWAT SEBAGAI PERAWAT
PROPESIONAL DALAM MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN YANG BERDUKA

~ Membantu klien mengurangi rasa bersalah.


~ Menghargai perasaan klien.
~ Mengidentifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan
terhadap kenyataan.
~ Memberikan kesempatan untuk menangis dan
mengungkapkan perasaannya.
~ Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul. Individu
dalam keadaan berduka sering mempertahankan perasaan
bersalahnya

Anda mungkin juga menyukai