Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MASYARAKAT ISLAM

Disusun Oleh :

Kelompok 9

Aulia Najwa Nabilah Fasyah (2342520201)

Dina Mauludiyah (2342520165)

Meta Salsabila (2342520161)

Rosa Lu’lu Amalia (2342520126)

POLITEKNIK NEGERI MALANG

D-IV AKUNTANSI MANAJEMEN

2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................1
ABSTRAK..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
1.1. Latar Belakang............................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3. Tujuan.........................................................................................................4
1.4. Manfaat.......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
2.1. Keluarga......................................................................................................5
2.2. Proses pembentukan Keluarga Sakinah......................................................8
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
3.1. Kesimpulan...............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

1
ABSTRAK

Pernikahan merupakan sebuah proses pasangan menjadi keluarga.


Peristiwa tersebut patut disambut dengan rasa syukur dan gembira dan Keluarga
merupakan kelompok primer hang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga
adalah kesatuan unsur kecil yang terdiri dari bapak,ibu,dan beberapa anak
Keluarga memiliki fungsi yang apabila dilakukan seuai dengan peran-perannya
akan menciptakan keluarga yang sakinah. Dalam agama islam sendiri ada
beberapa fungsi keluarga, diantranya yaitu fungsi Biologis, fungsi edukatif, fungsi
reliqius, fungsi proktektif, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi rekreatif.

Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam tentang fungsi-fungsi


keluarga dalam islam dan bagaimana mewujudkan terciptanya keluarga yang
sakinah.

Kata Kunci : Keluarga dalam Islam, Fungsi Keluarga, Sakinah

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam
masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, dan berkembang
menjadi dewasa. Dalam Islam keluarga satu kesatuan hubungan antara laki-laki
dan perempuan melalui akad nikah menurut ajaran Islam. Dengan adanya ikatan
akad pernikahan tersebut dimaksudkan anak dan keturunan yang dihasilkan
menjadi sah secara hukum agama (Aunur Rahim Faqih, 2001: 70).
Didalam keluarga tentunya terdapat peran-peran yang berbada diantara
anggotanya. Keluarga berperan membina dan membimbing anggota-anggotanya
untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun budaya yang adaApabila anggota
dapat menjalankan peran-perannya, maka akan terimplementasikannya fungsi
keluarga dengan baik dan menciptakan keluarga yang sakinah. Secara tidak langsung
hal tersebut juga masyarakat akan tercipta dengan tenang, aman, dan tenteram.
Menurut Al-Jurjani, salah seorang ahli bahasa, sakinah adalah adanya
ketentraman dalam hati pada saat datangnya sesuatu yang tidak terduga. Dari
penjelasan tersebut dapat dikatakan keluarga Sakinah adalah keluarga yang tenang,
tentram, penuh kebahagiaan, dan sejahtera baik secara lahir atau batin, serta tidak
gentar ketika menghadapi ujian yang ada dalam rumah tangga. Keluarga dapat
diakatkan sebagai keluarga yang sakinah apabial telah memenuhi kriteria-kriteria
yang telah ada. Kriteria tersebut diantaranya yaitu,
 Memiliki niat yang dalam membina rumah tangga yang baik
 Memegang prinsip pernikahan
 Menjalankan hak dan kewajiban dari setiap pasangan
 Selalu mengingatkan untuk beribadah kepada Allah
 Menjadikan tempat tinggal yang nyaman, tentram, dan harmonis

3
1.2. Rumusan Masalah
1) Jelaskan tentang hakikat dan makna keluarga?
2) Bagaimana fungsi keluarga dalam islam?
3) Bagaimana cara mencapai keluarga yang sakinah(dalam pernikahan)?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui tentang hakikat dan makna keluarga.
2) Untuk mengetahui fungsi keluarga dalam islam.
3) Untuk mengetahui cara menencapai keluarga yang sakinah (dalam
pernikahan).
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah mahasiswa dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang hakikat, makna, dan fungsi keluarga. Serta
mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu tentang mencapai keluarga yang
sakinah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

1.1. Keluarga
Keluarga menurut islam merupakan suatu hubungan yang
terbentuk antara seorang pria dan wanita yang telah melewati suatu
perjanjian diantara keduanya sesuai dengan syariat islam, dan telah
memenuhi rukun dan juga syarat pernikahan yang telah ditetapkan. Hal
tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah SWT pada Q. s. Ar-Rum
ayat 21, sebagai berikut
َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ ً َ ْ َ ْ ُ ُ ْ َ ْ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ
‫ و ج َ ع لَ َب ي ن ك م م و‬.‫س ك ن ًوا إ ل َّ ي ها‬ ‫ت‬ ‫ل‬ ِ ‫ا‬ ‫ج‬ ‫ا‬‫و‬ ‫ز‬ ‫أ‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫س‬ ِ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫م‬ ِ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ن‬ ‫وم ن آ يا ِت ِه أ‬
ِ َ ْ َ ً َّ
‫د ة و ر ح م ة ۚ إ ن ف ذٰ َ ِِل ك َل يا ٍ ت ِ ي‬
َ َّ َ َ َ ْ َ
‫ِ ل ق وٍم ي ت ف ك ُرو ن‬
Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
Dalam masyarakat sendiri keluarga sebagai institusi sosial,
merupakan wahana proses pembelajaran bagi setiap individu sejak masih
kanak-kanak melalui sosialisasi, karena itu keluarga berfungsi sebagai
pendukung tata nilai. Dalam kehidupan manusia, keperluan dan hak
kewajiban, perasaan dan keinginan adalah hak yang komplek.
Pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari keluarga sangat
mendukung pertumbuhan dan perkembangan diri seseorang, dan akan
binasalah pergaulan seseorang bila orang tua tidak menjalankan tugasnya
sebagai pendidik.
Setiap orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar di dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Karena sangat berpengaruh
sekali

5
kepada anak apabila ia tidak menjalankan tugasnya sebagai kepala
keluarga,
dalam rangka :
1. Memelihara dan membesarkan anaknya
2. Melindungi dan menjamin keselamatan, baik jasmani maupun rohani,
dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan
dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang
dianutnya.
3. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan
setinggi mungkin yang dapat dicapainya.
4. Membahagiakan anak, baik dunia maupun akhirat, sesuai dengan
pandangan dan tujuan hidup muslim

Fungsi Keluarga dalam Islam

Sebuah keluarga tentunya memiliki sebuah fungsi dalam


kehidupan setiap manusia, fungsi pokok dari keluarga tidak hanya sebagai
satu kesatuan biologis namun juga sebagai bagian kehidupan
bermasyarakat. Yang artinya keluarga tidak hanya berfungsi untuk
menjaga anak atau mendidik anak saja, namun juga berfungsi sebagai
sarana pembentukan ide dan sikap sosial setiap individunya. Dalam islam
sendiri keluarga memiliki fungsi, yang apabila tugas dan tanggung jawab
setiap anggotanya dilaksanakan dengan baik akan menciptakan suatu
keluarga yang harmonis. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi keluarga
dalam islam:

1. Fungsi Biologis
Pernikahan dilakukan untuk mendapatkan keturunan.
Karena setiap pasangan yang sudah menikah sebagian besar
mengharapkan hadirnya keturunan di tengah-tengah mereka agar

6
dapat memelihara martabat manusia sebagai makhluk yang
berakal.
2. Fungsi Edukatif
Keluarga yang menjadi tempat pertama bagi seorang anak
saat lahir, orang tua memiliki peran yang cukup penting untuk
membawa anak menuju kedewasaan jasmani dan ruhani dalam
dimensi kognisi, efektif maupun skill, dengan tujuan untuk
mengembangkan aspek mental spiritual, moral, intelektual, dan
profesional.
3. Fungsi relasi/religius
Keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral agama
melalui pemahaman, penyadaran dan praktif dalam kehidupan
sehari-hari sehingga tercipta iklim keagamaan didalamnya. Dalam
QS-Lukman mengisahkan peran orang tua dalam keluarga
menanamkan aqidah kepada anak sebagaimana yang dilakukan
Luqman al Hakim terhadap anaknya.
4. Fungsi Proktektif
Dalam sebuah keluarga sudah sewajarnya untuk saling
melindungi satu sama lain. Dengan begitu, lingkungan keluarga
akan menjadi tempat yang aman bagi setiap anggotanya. Karena
gangguan yang bisa menyerang setiap anggota keluarga bisa hadir
dari internal dan juga dari eksternal.
5. Fungsi Sosialisasi
Setiap manusia akan berinteraksi dan bersosialisasi dengan
manusia lain dan lingkungannya, oleh karena itu keluarga
memiliki tugas untuk memberikan bekal kepada anak-anaknya
agar siap saat sudah berada di tengah masyarakat.
6. Fungsi Ekonomi
Sebuah keluarga patinya perlu untuk memenuhi kebutuhan
hidup mereka sehari-hari. Caranya adalah dengan bekerja mencari
nafkah agar bisa memenuhi setiap kebutuhan anggota

7
keluarganya. Dan perlu diketahui juga bahwa harta yang
dimilikinya tersebut juga harus dipertanggungjawabkan secara
sosial dan juga moral.
7. Fungsi Rekreatif
Keluarga menjadi tempat untuk mendapatkan ketenangan
dan beristirahat setalah seharian beraktivitas. Ketika kita berada di
tengah keluarga, maka akan merasa senang, nyaman, dihargai,
dihormati, dan juga disayangi.
1.2. Proses pembentukan Keluarga Sakinah
Di sisi lain dapat dipahami bahwa, keluarga yang baik dalam
pandangan Islam disebut keluarga sakinah dengan ciri utamanya adalah
kasih sayang permanen antara suami dan istri. Hal ini bertolak dari prinsip
perkawinan sebagai miśāqan galīza (perjanjian yang kokoh), yaitu
perjanjian yang teguh untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Ciri ini juga dibangun atas dasar prinsip bahwa membangun keluarga
adalah amanah yang masing-masing pihak terikat untuk menjalankannya
sesuai dengan ajaran Allah swt.
Untuk membentuk keluarga sakinah, faktor yang penting adalah
terpenuhinya kewajiban dan hak suami-istri dalam keluarga. Keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak yang bernaung di bawah satu rumah tangga. Unit ini memerlukan
pimpinan dan dalam pandangan al-Qur'an yang wajar memimpin adalah
ayah atau suami. Sebagai seorang pemimpin berkewajiban untuk
memenuhi kebutuhan anggota keluarganya, seperti yang dinyatakan
dalam QS. Al-baqarah (223);
َ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َّ ُ َ َ ْ َ َ ُ ُ َ َ ْ
‫ي ۖ ِل َم ن أ را د أ ن ي ِت َّم ال َّر ضا ع ة ۚ و ع َل ا‬. ‫ي كا ِم ل‬. ‫وا ل وا ِل دا ت ي ْر ِض ْع ن أ و َل د ه ن ح و ل‬
ُ ُ ُ ُ ْ ُ َ ُ ْ
َ ‫ل َم ْو لود ل ه ر ز ق ه َّ ن َ و ِ ْ س َو ت ه َّ ن‬
َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ِ َّ َ َ
َ َ ُ ْ
‫و‬ ‫دها‬ ‫ل‬ ‫و‬ ‫ب‬ ‫ض‬
‫بال م ع ر و ِ ف ۚ َل تكل ف نفس ِإَل وسع ه ا َۚل ت ا ِ َل وا ِ ِل د ة مول و د له ِ بو ل ِد ِه ۚ وعَل ا ِمل ث ولا ِذر ِ ِل ث‬
‫ك‬
ُْ َ َ َ َُ َ ْ َ ْ َ ْ ُ َ َْ َ َ َ َ َ ُْ ً َ َ َ َ ْ َ
‫ض منه م َا وُتشاو ٍَرر فَل جن َاح عل ي ِه َما ۗ ِو إن َ ْ أردت م أن ت َس ْ ت ِض ع ْوا فَلأوَ ُ َلدج َكنامح‬ َ
َ ‫ف ِإن أرادا ِ فصاَل عن ت را‬
َ َ ُ َ ْ َ َ َ َّ َّ ُ َ ْ َ َ َّ ُ َّ َ ْ َ ْ ْ ْ ُ َ َ ْ ُْ َّ َ ْ ُ ْ َ
‫ع ل ي ك م ِإ ذا س ل م ت م ما آ ت ي ت م ِ با ل م ع ُرو ِ ف ۗ وا ت قوا ا َّلل وا ع ل موا أ ن ا َّلل ِ ب ما ت ع م لو ن ب ِ ص ٌت‬

Artinya : “Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama


dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan

8
kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara
ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena
anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban
demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan
kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka
tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut
yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”
Syarat dan rukun nikah
Suatu akad pernikahan menurut hukum Islam ada yang sah dan ada
yang batal. Akad pernikahan dikatakan sah apabila akad tersebut
dilaksanakan dengan syarat-syarat dan rukun-rukun yang lengkap sesuai
dengan ketentuan agama. Mengenai jumlah rukun nikah, tidak ada
kesepakatan fuqaha. Karena sebagian mereka memasukkan suatu unsur
menjadi hukum nikah, sedangkan yang lain menggolongkan unsur
tersebut menjadi syarat sahnya nikah. Imam asy-Syafi’i menyebutkan
bahwa rukun nikah itu ada lima, yaitu calon suami, calon istri, wali, dua
orang saksi dan sigat. Menurut Imam Malik rukun nikah itu adalah wali,
mahar calon suami, calon istri, sigat. (Abdurrahman al-Jaziri, tt:12)
Mahar/ mas kawin adalah hak wanita. Karena dengan menerima mahar,
artinya ia suka dan rela dipimpin oleh laki-laki yang baru saja
mengawininya.
As-Sayyid Sabiq dalam hal ini berpendapat, bahwa akad nikah
merupakan ijab qabul yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Pihak yang melakukan akad itu memiliki kecakapan, yaitu berakal,
balig, dan merdeka.
2. Masing-masing pihak memiliki wewenang yang penuh untuk
melakukan akad.

9
3. Qabul tidak boleh menyalahi ijab, kecuali kalau wali itu
menguntungkan pihak yang berijab.
4. Hendaknya kedua belah pihak yang berakad berada dalam satu majlis
dan saling memahami ucapan lawan. (As-Sayyid Sabiq, 1973:34-36)
Di Indonesia, para ahli hukum Islam sepakat bahwa akad nikah itu
baru terjadi setelah dipenuhinya rukun-rukun dan syarat-syarat nikah,
yaitu:
1. Calon pengantin itu kedua-duanya sudah dewasa dan berakal (akil
balig),
2. Harus ada wali bagi calon pengantin perempuan,
3. Harus ada mahar (mas kawin) dari calon pengantin laki-laki yang
diberikan setelah resmi menjadi suami istri kepada istrinya,
4. Harus dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang adil dan
lakilaki Islam merdeka,
5. Harus ada upacara ijab qabul, ijab ialah penawaran dari pihak calon
istri atau walinya atau wakilnya dan qabul penerimaan oleh calon suami
dengan menyebutkan besarnya mahar (mas kawin) yang diberikan,
6. Sebagai tanda bahwa telah resmi terjadinya akad nikah (pernikahan)
maka hendaknya diadakan walimah (pesta pernikahan),
7. Sebagai bukti otentik terjadinya pernikahan, sesuai dengan analogi
surat Ali-Imran ayat 282 harus diadakani i’lan an-nikah (pendaftaran
nikah), kepada Pejabat Pencatat Nikah, sesuai pula dengan UU No. 22
Tahun 1946 jo UU No. 32 Tahun 1954 jo UU No. 1 Tahun 1974 (lihat
juga Pasal 7 KHI Instruksi Presiden RI No. 1 Tahun 1991). (M. Idris
Ramulyo, 2002:48-49).

10
BAB III

PENUTUP

1.1. Kesimpulan
Keluarga adalah suatu hubungan yang terbentuk antara seorang
pria dan wanita yang telah melewati suatu perjanjian diantara keduanya
sesuai dengan syariat islam, dan telah memenuhi rukun dan juga syarat
pernikahan yang telah ditetapkan.
Keluarga juga memiliki fungsi dalam kehidupan setiap manusia
salah satunya kerluarga untuk menjaga anak atau mendidik anak dan
sebagai sarana pembentukan ide dan sikap sosial disetiap individu
keluarga tersebut. Fungsi keluarga tidak hanya dalam hal proktektif,
namun juga berfungsi dalam hal lainnya seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Keluarga yang telah menerapkan peran-peran dan memenuhi
tugasnya dengan baik, tentunya akan menciptakan keluarga yang sakinah
atau keluarga yang tentram.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arsi, A. , Fail, W. O. , & Arsyam, M. (2021). Membangun Keluarga Yang islami.


MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI. https://doi. org/10. 31219/osf.
io/43ygj

Ritonga, W. W. (2021). Peran Dan Fungsi Keluarga Dalam islam. Islam &
Contemporary Issues, 1(2), 47–53. https://doi. org/10. 57251/ici. v1i2. 91

Setiawan, I. (2022). Modul Ajar Pendidikan Agama Islam [PDF]. Politeknik


Negeri Malang.

12

Anda mungkin juga menyukai