Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Sosiologi Keluarga
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal.
Berkat Rahmat dan Karunia-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ibunda Faiz Isfahani M.A. Selaku
dosen pembimbing mata kuliah sosiologi keluarga.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................. 1
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk keluarga?
2. Apa definisi dari keluarga inti?
3. Apa definisi keluarga besar?
4. Bagaimana dinamika dalam keluarga?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bentuk keluarga
2. Untuk mengetahui definisi dari keluarga inti
3. Untuk mengetahui definisi keluarga besar
4. Untuk mengetahui bagaimana dinamika dalam keluarga
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bentuk Keluarga
Makna hakikat berkeluarga dalam Islam, dapat dikaji secara khusus dengan
ajaran-alaran yang terdapat di dalamnya. Dalam al-Qur'an terdapat beberapa konsep
terkait dengan keluarga, mulai dari awal pembentukan keluarga, hak dan kewajiban
masing-masing unsur dalam keluarga hingga masalah kewarisan dan perwalian.
Menurut Ivan Nye (1976 III: 17), dalam lingkungan keluarga yang berperan aktif
adalah pasangan suami-istri. Mereka memainkan kompetensi peran pada sekup yang
lebih luas, mulai dari pasangan lain sampai pada kelompok masyarakat yarg lebih
besar. Peran suami dalam keluarga yang berperan untuk mengupayakan pemberian
nafkah materi kepada anak dan istrinya. Peran tersebut disisipi tanggung jawab moral
yang relatif, tergantung pada kemampuan masing-masing individu suami atau isteri.1
1
Muchtaq Kamal, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),
hal.10
2
(fitnah), maksudnya adalah terdapat kemungkinan menjerumuskan orang tua
melakukan perbuatan yang dilarang agama akibat cinta yang berlebihan terhadap
anak. Hakikat berkeluarga sebenarnya adalah membentuk suatu keluarga trelalui
suatu perkawinan yang sah (suami-istri) untuk mendapatkan keturunan yang baik,
benar, dan berkualitas. Selanjutnya, elemen penting yang ada dalam keluarga
tentunya melibatkan bapak, ibu, dan anak.
Keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family). Pertama,
dalam hal fungsi reproduksi, al-Qur'an cenderung pada format keluarga inti (nuclear
family), karena tidak dibenarkan hal itu dilakukan dengan kerabat dekat masing-
masing pasangan, selain suami dan isteri sendiri. Selain itu, manusia juga
membutuhkan pasangan untuk berbagi yang saling melengkapi dan mencintai,
dimana hal ini tidak mungkin didapatkan kecuali dalam keluarga inti. Kedua,
sedangkan sebagai fungsi sosial, keluarga dibentuk dengan format keluarga besar
(extended family). Hal itu terlihat dari konsep pembagian warisan yang tidak hanya
diperuntukkan bagi anggota keluarga inti, tetapi juga keluarga besar yang secara
khusus telah ditetapkan dalam al-Qur'an.2
1. Keluarga inti (nuclear family), keluarga yang terdiri dari suami, istri serta
anak-anak kandung. Keluarga ini merupakan keluarga yang sangat ideal;
2. Keluarga besar (extended family), keluarga yang disamping terdiri dari
suami, istri, dan anak-anak kandung, juga sanak saudara lainnya, baik
menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit),
2
Faruq Umar. “KONSEP KELUARGA DALAM AL-QUR'AN; Pendekatan Linguistik dalam Hukum
Perkawinan Islam” .Jurnal Studi Hukum Islam. Probolinggo: Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan
Genggong. Januari-Juni2015, hal.5
3
maupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak
suami atau pihak isteri;
3. Keluarga campuran (blended family), keluarga yang terdiri dari suami, istri,
anak-anak kandung serta anak-anak tiri;
4. Keluarga orang tua tunggal (single parent family), keluarga yang terdiri dari
pria atau wanita, mungkin karena bercerai, berpisah, ditinggal mati atau
mungkin tidak pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama;
5. Keluarga serial (serial family), keluarga yang terdiri dari pria dan wanita
yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai
dan masing-masing menikah lagi serta memiliki anak-anak dengan pasangan
masing-masing, tetapi semuanya menganggap sebagai satu keluarga;3
Dari jenis keluarga yang telah dijelaskan oleh Goldenberg di atas, dapat
diambil sebuah kesimpulan bahwa tipe keluarga sangat beragam yang dapat
dipandang dari setiap sudut pandang sub sistem anggota keluarganya masing-masing.
Selanjutnya menurut Gladding pada dasarnya jenis keluarga dapat dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu:
1. Keluarga orang tua tunggal, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua,
baik adopsi atau kandung, yang secara tunggal bertanggung jawab merawat
anak-anak dan dirinya sendiri;
2. Keluarga yang menikah lagi (bercampur sengan orang tua, saudara tiri) suatu
rumah tangga yang tercipta ketika dua orang menikah dan setidaknya salah
satu dari mereka sebelumnya sudah pernah menikah dan mempunyai anak.
Sri Setyowati menyebutkan secara umum tipe keluarga dibagi menjadi dua
macam bentuk yaitu:
3
Goldenberg, I., Goldenberg, H, Family Therapy: An Overview, (California: Publishing Company,
1985), hal. 157
4
a. Keluarga Inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Exstended Family)
Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c. Keluarga Dyad
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.
d. Keluarga Single Parent
Yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
2. Tipe keluarga non tradisional, yaitu tipe keluarga yang bernuansa modern.
Tipe keluarga ini lahir dari perubahan-perubahan dunia yang selalu
mengalami perkembangan, diantaranya sebagai berikut:
a. The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
b. Group Network Family
Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan
barang – barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung
jawab membesarkan anaknya.
c. Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga
atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
d. Homeless Family
5
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan
keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. 4
1. Keluarga yang dua kali menikah. Kondisi ini merupakan kondisi seorang ayah
dengan dua orang isteri. Tipe kleluarga yang seprti ini dapat dibedakan
menjadi dua bentuak, diantanya adalah keluarga yang hidup bersama dan
keluarga yang hidup secara terpisah;
2. Keluarga Single parent yaitu keluarga yang hidup dengan orang tua yang tidak
utuh (mempunyai ayah saja atau ibu saja);
1. Keluarga yang bercerai, yaitu sebuah keluarga yang pada awalnya utuh, ada
ayah, ibu dan anak tetapi karena adanya beberapa faktor yang memubuat salah
satu dari orang tua merasa tidak nyaman maka mereka mengusulkan sebuah
perceraian;
2. Blended family, yaitu sebuah keluarga yang dibangun setelah melakukan
perceraian;
B. Keluarga Inti
4
Sri Setyowati, Asuhan Keperawatan Keluarga: Konsep dan Aplikasi Kasus, (Jogjakarta: Mitra
Cendikia, 2007), hal.57
6
Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya terdapat tiga posisi
sosial, yaitu suami (Ayah), istri (Ibu), dan anak (Sibling).Dalam keluarga inti
hubungan antara suami dan istri bersifat saling membutuhkan dan mendukung
sebagaimana layaknya persahabatan, sedangkan anak tergantung pada orang tuanya
dalam pemenuhan kebutuhan afeksi dan sosialisasi.
7
3. Commuter Family
Keluarga dengan pasangan suami istri tempat tinggalnya terpisah
secara sukarela karena tugas dan pada kesempatan tertentu keduanya bertemu
dalam satu rumah.
4. Reconstituted Nuclear
Adalah pembentukan keluarga baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri dan tinggal dalam satu rumah dengan
anaknya, baik anak bawaan dari perkawinan lama maupun hasil perkawinan
baru. Pada umumnya bentuk keluarga ini terdiri dari ibu dengan anaknya dan
tinggal.
C. Keluarga Besar
Tipe keluarga besar biasanya bersifat sementara dan terbentuk atas dasar
persamaan dan terdiri dari beberapa keluarga inti yang secara adil menghargai ikatan
keluarga besar. Keluarga luas sering terbentuk akibat meningkatnya hamil diluar
nikah, perceraian, maupun usia harapan hidup yang meningkat sehingga keluarga
besar menjadi pilihan bagi mereka untuk sementara. Varian dari keluarga besar
adalah Group Marriage, yaitu satu rumah terdiri dari orang tua dan keturunanya
dalam satu kesatuan keluarga, keturunannya sudah menikah serta semua telah
mempunyai anak.
8
1. Stem Family (Keluarga bercabang), terjadi manakala seorang anak, dan hanya
seorang, yang sudah meniah masih tinggal dalam rumah orang tua.
2. Lineal family (Keluarga berumpun), terjadi manakalah lebih dari satu anak
yang sudah menikah masih tinggal didalam rumah orang tuanya.
3. Fully extended (Keluarga beranting), terjadi manakala didalam keluarga
terdapat generasi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap tinggal
bersama.
D. Dinamika Keluarga
9
Proses pembentukan karakter dan perilaku tersebut memiliki unsur psikologis
yang selalu diperhatikan. Setiap tahapan tumbuh kembang dan setiap ajaran atau
didikan keluarga akan memunculkan respon individu yang berupa penerimaan,
penolakan, keraguan, dan lainnya serta pengaruh lingkungan dan kelompok di luar
keluarga seperti teman bermain juga mempengaruhi proses tersebut. 6 Melalui
dinamika keluarga, para anggota menerima peranan sosial yang sesuai. Sebuah peran
sosial tidak muncul dengan sendirinya dirancang agar bekerja dengan mitra-peran.
Empat aspek dinamika keluarga
1. Tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan ide tentang dirinya sendiri
yang biasa dikenal dengan harga diri.
2. Tiap anggota keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan
pendapat pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
3. Tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengtur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai
system nilai keluarga.
4. Tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang luar dan
institus diluar keluarga yang dikenal dengan jalur kemasyarakatan.
BAB III
PENUTUP
6
Mahfudh Fauzi, Diktat Matakuliah Psikologi Keluarga, (Tangerang: PSP Nusantara Press , 2018),
hal.13
10
A. Kesimpulan
Keluarga inti adalah keluarga yang didalamnya hanya terdapat tiga posisi
sosial, yaitu suami (Ayah), istri (Ibu), dan anak (Sibling). Adapun keluarga besar
(extended family) adalah keluarga yang didalamnya menhyertakan posisi dari ayah,
ibu, nenek, kakek, paman, bibi, sepupu, keponakan, dan lain-lainnya.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, agar penulisan
makalah kedepannya menjadi lebih baik.
11
DAFTAR PUSTAKA