Anda di halaman 1dari 4

A.

Hakikat dan Struktur Keluarga


1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan arena utama dan pertama untuk
melakukan interaksi sosial dan mengenal perilaku-perilaku yang
dilakukan oleh orang lain. Keluarga juga merupakan unit sosial
terkecil yang utama dan pertama bagi seorang anak. Pengalaman
pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh sangat
besar sebagai pendidikan yang pertama dan utama bagi anak.
Keluarga sebagai tonggak pertama dalam pengenalan budaya-
budaya masyarakat, di dalam keluarga juga belajar tentang pribadi
dan sifat orang diluar dirinya. Orang tua merupakan pendidik
pertama dan utama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah
anak mulai menerima pendidikan. Pada setiap diri anak terdapat
suatu dorongan dan daya untuk meniru. Dengan adanya dorongan
inilah anak dapat meniru sesuatu yang dikerjakan oleh orang
tuanya. Oleh karena itu orang tua harus menjadi teladan yang baik
bagi anak-anaknya. Karena itu keluarga merupakan wadah yang
memiliki arti penting dalam pembentukan karakter, hubungan
kekerabatan, sosial dan kreativitas para anggota keluarganya.
Salah satu ilmuwan pertama yang mengkaji keluarga adalah
George Murdock. Dalam bukunya Social Structure, Murdock
menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang
memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama
ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.1
Menurut Selo Soemarjan dalam Jurnal Pendidikan Islam
Syahran Jailani, keluarga adalah sebagai kelompok inti, sebab
keluarga adalah masyarakat pendidikan pertama dan bersifat
alamiah.2
Dalam keluarga, anak dipersiapkan untuk menjalani tingkatan-
tingkatan perkembangannya sebagai bekal ketika memasuki dunia
dewasa, bahasa, adat istiadat dan seluruh isi kebudayaan.
Seharusnya menjadi tugas yang dikerjakan keluarga dan
masyarakat di dalam mempertahankan kehidupan oleh keluarga.

1
Keluarga “Penanaman Nilai & Penanganan komflik
Sri Lestari, Psikologi
dalam keluarga” (Jakarta: Pranadamedia Group,2016), hal 3-4.
2
Syahran Jailani, “Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang
Tuan dalam Pendidikan Anak Usia Dini”, Jurnal Pendidikan Islam. Vol.8
No.2, 02 Oktober 2015, hal 246.
Menurut Bossard & Ball dalam Ulfiah memberikan batasan
tentang keluarga dari aspek kedekatan hubungan satu sama lain
dengan mengatakan bahwa, keluarga sebagai lingkungan sosial
yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang.3
Pada keluarga itu seseorang dibesarkan, bertempat tinggal,
berinteraksi satu dengan yang lain, dibentuknya nilai-nilai, pola
pemikiran, dan kebiasaan. Keluarga juga berfungsi sebagai seleksi
segenap budaya luar, dan dimendi hubungan anak dengan
lingkungannya.
Pengertian keluarga dapat dibedakan menjadu dua, yaitu
pengertian keluarga secara psikologis dan pengertian keluarga
secara biologis. Pertama, pengertian keluarga secara psikologis
diartukan sebagai sekumpulan orang yang hidup bersama dalam
tempat tinggal dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga saling mempengaruhi, memperhatikan,
dan saling menyerahkan diri. Kedua, pengertian keluara secara
biologis menunjukkan ikatan keluarga antara ayah, ibu dan anak
yang tak mungkin dihapus. Dalam upaya untuk saling
mempengaruhi, memperhatikan, dan saling menyerahkan diri
terkandung perwujudan peran dan fungsi orang tua.4
Dengan demikian, keluarga adalah lembaga sosial yang
mempunyai multi fungsi dalam membina dan mengembangkan
interaksi antar anggota keluarga. Keluarga merupakan sarana
pengasuhan bagi anak-anak untuk belajar hal-hal yang
menyangkut masalah norma agama, nilai dan adat istiadat yang
berlaku dimasyarakat. Pengasuhan dapat diartikan sebagai pola
perilaku yang diterapkan orangtua terhadap anak-anaknya, melalui
interaksi langsung atau tidak langsung, baik sifatnya yang memberi
dukungan maupun yang bersifat menghambat anak, dalam segala
aktifitas eksplorasi dan komitmen demi mencapai status identitas
dirinya.

B. Struktur Keluarga
Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan

3
Ulfiah, Psikologi Keluarga “Pemahaman Hakikat Keluarga dan
Penanganan Problematika Rumah Tangga” (Bogor: Ghalia Indonesia,2016),
hal 1-2.
4
Ibid., hal.3-4.
keluarga batih (extended family). Keluarga inti adalah keluarga yang
di dalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu: suami-ayah,
istri-ibu, dan anak-sibling. Sruktur keluarga yang demikian
menjadikan keluarga sebagai orientasi bagi anak, yaitu keluarga
tempat ia dilahirkan. Adapun orang tua menjadikan keluarga
sebagai wahana prokreasi, karena keluarga inti terbentuk setelah
sepasang laki-laki dan perempuan menikah dan memiliki anak.5
Dalam keluarga inti hubungan antara suami istri bersifat saling
membutuhkan dan mendukung layaknya persahabatan, sedangkan
anak-anak tergantung pada orang tuanya dalam hal pemenuhan
efeksi dan sosialisasi
Adapun keluarga batih adalah keluarga yang didalamnya
menyertakan posisi lain selain ketiga posisi di atas. 6
Bentuk pertama dari keluarga batih yang banyak ditemui di
masyarakat adalah keluarga bercabang (stem family). Keluarga
bercabang terjadi manakala seorang anak, dan hanya seorang yang
sudah menikah masih tinggal dalam rumah orang tuanya. Bentuk
kedua dari keluarga batih adalah keluarga berumpun (lineal family).
Bentuk ini terjadi manakala lebih dari satu anak yang sudah
menikah tetap tinggal bersama kedua orang tuanya. Bentuk ketiga
dari keluarga batih adalah keluarga beranting (fully extended).
Bentuk ini terjadi manakala di dalam suatu keluarga terdapat
generasi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap tinggal
bersama.
Kompleksnya struktur keluarga tidak ditentukan oleh jumlah
individu yang menjadi anggota, tetapi oleh banyaknya posisi sosial
yang terdapat dalam keluarga. Oleh karena itu, besaran keluarga
(family size) yang ditentukan oleh banyaknya jumlah anggota, tidal
identik dengan struktur keluarga. Walaupun keduanya memiliki
pertalian yang positif, namun keduanya tetap merupakan jenis
variabel yang berbeda.
Keluarga inti pada umumnya dibangun berdasarkan ikatan
perkawinan. Perkawinan menjadi pondasi keluarga, oleh karena itu
ketika sepasang manusia menikah akan lahir keluarga yang baru.
Adapun keluarga batih dibangun berdasarkan hubungan
antargenerasi, bukan antar pasangan. Keluarga batih biasanya

5
Mufatihatut Taubah, “Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam”,
Jurnal Pendidikan Islam Vol. 03 No. 01, Mei 2015, hal 113.
6
Herien Puspitawati, “Konsep dan Teori Keluarga” (Bogor: PT. IPB Press,2017), hal 4.
terdapat dalam masyarakat yang memandang penting hubungan
kekerabatan. Hubungan perkawinan berada diposisi sekunder
dibanding hubungan dengan orang tua.

Daftar Pustaka

Lestari, Sri. (2016). Psikologi Keluarga “Penanaman Nilai & Penanganan komflik
dalam keluarga”. Jakarta: Prenadamedia Group.
Jailani, Syahran. (2015). Teori Pendidikan Keluarga dan Tanggung Jawab Orang
Tuan dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal pendidikan Islam, 8(2). Jambi:
IAIN Sulthan Thaha Saifuddin.
Ulfiah. (2016). Psikologi Keluarga “Pemahaman Hakikat Keluarga dan
Penanganan Problematika Rumah Tangga”. Bogor: Ghalia Indonesia.
Taubah, Mufatihatut. (2016). Pendidikan Anak Dalam Keluarga Perspektif Islam.
Jurnal Pendidikan Agama Islam,3(01). Kudus.
Puspitawati, Herien. (2017). Konsep dan Teori Keluarga. Bogor: PT. IPB Press.

Anda mungkin juga menyukai