OLEH :
TIARA (1914201041)
LOKAL 6A
DOSEN PEMBIMBING :
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini membahas tentang “Asuhan Keperawatan keluarga psikososial pada ibu
hamil “
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB IV ( PENUTUP )
A.Kesimpulan.........................................................................................................
B.Saran...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentang akan kekurangan gizi
karena pada ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu
dan janin yang dikandungnya. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa efek
terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang kurang
pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin. Salah satu masalah gizi yang banyak
terjadi pada ibu hamil adalah anemia. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok penderita
anemia. Angka anemia pada ibu hamil tetap saja masih tinggi meskipun sudah dilakukan
pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan
2001, anemia pada ibu hamil sempat mengalami penurunan dari 50,9% menjadi 40,1%
(Amirudidin, 2007). Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu hamil, angka premature, BBLR dan
angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus
memengetahui gejala anemia pada ibu hamil seperti cepat lelah, sering pusing, mata
berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan menurun (anoreksia), konsentrasi
hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan mual nutah pada kehamilan muda.
Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisienasi besi dan perdarahan akut
bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi (Saifussin, 2002). Menurut Mochtar
(1998) penyebab anemia pada uumnya adalah sebagai berikut : 1. Kurang gizi (malnutrisi).
2. Kurang zat besi dalam diit. 3. Malabsorbsi. 4. Kehilangan darah banyak seperti
persalinan yang lalu, haid dan lain-lain. 5. Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru,
cacing usus, malaria dan lain-lain. Dari uraian diatas penyusun merasa tertarik untuk
mengambil kasus anemia pada ibu hamil ini, karena mengingat masih tinggiya angka
anemia pada ibu hamil di Indonesia, dan dengan mengetahui asuhan keperawatan pada ibu
hamil dengan anemia ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dari profesi
keperawatan.
B. Tujuan Penelitian
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsep medis ibu hamil dan asuhan
keperawatan keluarga psikososial pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Keluarga merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan.
Dimana keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam memulai kehidupan dan
berinteraksi antar anggotanya. Keluarga adalah institusi terkecil dari suatu masyarakat yang
memiliki struktur sosial dan sistem tersendiri dan yang merupakan sekumpulan orang yang
tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan
darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya Invalid source
specified. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dalam institusi sosial.
Dimana didalam keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing,
dan setiap anggota tersebut harus melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dan
mencapai tujuan bersama. Selain itu jika anggota keluarga ada yang tidak dapat menjalankan
tugas ataupun fungsinya dengan baik sehingga sistem di dalam keluarganya akan terganggu
dan dapat menganggu tugas dan fungsi anggota lainnya, sehingga dapat menimbulkan konflik
di keluarga karena adanya sistem yang terganggu.
1. Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak
yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari
sanak keluarga lainnya.
2. Extended Family (keluarga besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single parent family (keluarga orang tua tunggal), yaitu satu keluarga yang dikepalai
oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak,
tinggal dalam satu rumah yang sama.
5. Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
7. Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang
dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8. Middle age atau elderly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
paruh baya.
b. Beberapa bentuk keluarga menurut Sussman (2010) dalam
1. Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang istri
(Ibu rumah tangga), dan anak-anak.
2. Keluarga besar tradisional, yaitu bentuk keluarga yang pasangan suami istri sama-
sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak
saudara, dan kerabat lain dalam keluarga tersebut.
3. Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu keluarga ini hanya memiliki satu kepala
rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah)
4. Individu dewasa yang hidup sendiri, yaitu bentuk ini banyak terdapat di masyarakat.
Mereka hidup berkelompok seperti dip anti wreda, tetapi ada juga yang menyendiri.
Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan dan psikososial karena tidak
mempunyai sistem pendukung.
5. Keluarga dengan orang tua tiri, orang tua menghadapi 3 masalah yang paling
menonjol, yaitu pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak,
penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan terhadap
pemikiran hati.
6. Keluarga binuklear, yaitu keluarga merujuk pada bentuk keluarga setelah cerai
sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang terdiri dari dua
rumah tangga inti.
7. Bentuk variasi keluarga nontradisional, yaitu bentuk variasi nontradisional meliputi
bentuk keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun
dinamikanya.
2. Peran Keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang dalam situasi
sosial tertentu agar dapat memenuhi harapanharapan. Peran keluarga adalah tingkah laku
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam kontks keluarga, jadi peran keluarga
menggambarkan seperangkat prilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari
oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Menurut Setiadi
(2008) dalam (Rahayu, 2016) setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu sebagai
pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku
psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual. Keluarga
memegang peranan penting bagi tumbuh kembang balita apalagi pada usia tiga tahun
pertama atau batita. Pertama kali bayi berinteraksi dengan orang tuanya. Mereka
memberikan berbagai respon bimbingan dan pendidikan baik yang berdampak negatif
maupun positif bagi tumbuh kembang anak. Orang tua sangat berpengaruh dalam
terbentuknya kepribadian anak dan juga potensi anak agar bakatnya berkembang. Stimulus
yang tepat sesuai tahapan usia perlu diberikan untuk mencapai dan melewati
perkembangannya dengan normal. Juga di kemukakan bahwa peranan adalah bagaimana
seseorang bertingkah laku terhadap orang lain, sebagian lagi tergantung pada sifat-sifat
struktur kelompok dan peranannya di dalam struktur tersebut. Keterkaitan orang tua dalam
hal ini sangat penting, apalagi kalau dilihat dalam proses belajar mengajar, orang tua harus
kreatif (Rahayu, 2016).
3. Fungsi Keluarga
Telah disebutkan bahwa para anggota yang terdapat dalam satu keluarga bersepakat
untuk saling mengatur diri sehingga memungkinkan berbagai tugas yang terdapat dalam
keluarga diselenggarakan secara efektif dan efisien. Kemampuan untuk mengatur dan atau
melaksanakan pembagian tugas tersebut pada dasarnya merupakan salah satu faktor yang
menentukan baik atau tidaknya fungsi yang dimiliki oleh satu keluarga. Keluarga berfungsi
parental mitra dinamis hanyalah mempunyai satu akibat tidak langsung pada perilaku
pelanggaran (Rahayu, 2016).
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (2010) dalam (Rahayu, 2016) adalah sebagai
berikut :
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama atau berkaitan dengan kasih sayang
dan berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga lainnya.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
a. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function)
Sosialisasi adalah proses pengembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Jadi fungsi sosialisasi
adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir akan
menatap ayah, ibu, dan orang-orang yang di sekitarnya. Saat beranjak balita anak mulai
belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan
penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
dalam interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya, dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
b. Fungsi Reproduksi (the reproduction function)
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga. Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
Fungsi ekonomi merupakan fungsi afektif keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti memenuhi
kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan yang bercerai karena
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri.
1. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk membawa anggota keluarga ke
pelayanan kesehatan. Contoh, segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga
yang sakit kencing manis ke pelayanan kesehatan.
2. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Contoh, keluarga
mampu merawat anggota keluarga yang sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM,
memantau minum obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke pelayanan
kesehatan.
3. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam mengatur
lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan dan memelihara pertumbuhan
serta perkembangan setiap anggota keluarga. Contoh, keluarga menjaga kenyamanan
lingkungan fisik dan psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga
yang sakit.
4. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan perawatan anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan. Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas,
rumah sakit, atau fasilitas pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.
6. Sasaran Keperawatan Keluarga
a. Keluarga sehat Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait dengan siklus
perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi
keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan,
jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan
untuk menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan keluarga
dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
merupakan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut
pelayanan keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit kronik,
penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut (Kholifah & Widagdo,
Keperawatan keluarga dan komunitas, 2016)
Kehamilan adalah suatu keadaan dimana janin dikandung di dalam tubuh wanita,
yang sebelumnya diawali dengan proses pembuahan dan kemudian akan diakhiri dengan
proses persalinan. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis, akan tetapi pentingnya
diagnosis kehamilan tidak dapat diabaikan (Cunningham, 2006).
1. Pengertian
Kehamilan resiko tinggi adalah ibu hamil dengan berbagai faktor resiko yang dapat
mengganggu proses kehamilan sampai bersalin atau mengancam jiwa ibu dan janin
Ibu hamil dengan resiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami risiko atau bahaya yang
lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan, bila dibandingkan dengan Ibu Hamil
yang normal.
2) Paritas primipara (kehamilan pertama) atau kehamilan telah lebih dari empat.
5) Ibu dengan riwayat penyakit jantung, ginjal, TBC, liver, hipertensi dan penyakit
berat lainnya.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
a. Nama : TN . B
b. Umur : 34 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Buruh
g. Alamat : Kebon Jeruk LK. II RT 6 Pinang Jaya
2. Komposisi Keluarga
No. Nama Umur L/P Agama Hubungan Dgn Pendidikan Pekerjaan
KK
1 Tn. B 34 thn L Islam Kepala Keluarga SMA Buruh
2 Ny. R 29 thn P Islam Istri SMA IRT
3 An. G 7 thn L Islam Anak Kandung TK -
3. Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Perempuan
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga inti
Semua anggota keluarga berasal dari suku Jawa dengan kultur budaya Jawa. Bahasa
yang digunakan
6. Identifikasi Budaya
Bapak “B” mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang berkebangsaan
Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Identifikasi Agama
Tn. Bmengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan keyakinan semua
beragama islam. Keluarga selalu menjalankan sholat 5 waktu, Tn. B mengatakan
agama sangat penting karena agama merupakan bekal kita untuk kehidupan di
akhirat nantinya.
8. Rekreasi Keluarga
Ny. R mengatakan usianya saat ini 29 tahun dan sedang hamil 7 bulan. Ny. R
mengatakan sudah kali memeriksakan kehamilannya ke puskesmas dan bidan
terdekat. Ny. R mengatakan saat memeriksakan kehamilannya dianjurkan untuk
makan sayur-sayuran serta lauk-pauk selama kehamilannya.
2. Pemeriksaan Fisik
Keluarga Tn. B berada pada tahap perkembangan keluarga dengan ibu hamil, ini
ditandai oleh istri Tn. B yang sedang Hamil 7 bulan.
Keluarga Tn. B saat ini sudah memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan tahap
perkembangan keluarga saat ini.
Tn. B mengatakan, keluarga Tn. B ataupun Ny. R tidak mempunyai riwayat penyakit
yang berbahaya seperti kencing manis, TBC, Jantung, hipertensi, hepatitis.
D. LINGKUNGAN
1. Karateristik Rumah
Luas rumah 100 m2 , tipe rumah semi permanen, dimana terdapat 2 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan mempunyai 1 kamar
tidur untuk anak. Dimana ventilasi dari tiap ruangan dimanfaatkan setiap hari
dengan ada jendela setiap ruangan, kecuali ruangan tamu mempunyai 2 jendela,
sehingga cahaya dapat masuk ke ruangan pada siang hari. Penerangan rumah dengan
menggunakan lampu listrik, lantai rumah menggunakan plesteran, sedangkan lantai
dapur memakai plesteran. Kondisi rumah secara keseruhan cukup bersih, status
rumah masih milik orang tua (menumpang), mempunyai kamar mandi dan WC. Tn.
B mengatakan mandi di kamar mandi. Sumber air minum keluarga adalah air sumur.
Keterangan :
Kand ang KM
Halaman
RT : Ruang Tamu
RM KT RM : Ruang Makan
KT : Kamat Tidur
RK
Dapur
KM : Kamar Mandi
: sUMUR
RT
KT
2. Karateristik Terangga dan Komunitas
Tn. B mengatakan sering berkumpul dan berinteraksi pada malam hari setelah
makan malam sambil menonton TV. Dan pada sore hari keluarga jarang berkumpul
karena bekerja. Dalam keluarga tidak ada mengalami masalah serta konflik dalam
berinteraksi.
Tn. B mengatakan seluruh anggota keluarga dalam keadaan sehat, istri Tn. B sedang
hamil. Fasilitas kesehatan yang ada di wilayah tempat tinggalnya berupa Puskesmas.
E. STRUKTUR KELUARGA
Tn. B mengatakan apabila ada masalah maka akan dirundingkan dengan istri.
3. Struktur peran
Tn. B mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah, Ny Ysebagai
ibu rumah tangga dan juga ikut mencari nafkah serta sebagai anggota masyarakat.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. B mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang
berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada masih belum mampu
ditangani dengan segera dan apabila ada salah satu dari anggota keluarga yang
sakit keluarga memutuskan untuk membawa ke pelayanan kesehatan seperti
bidan atau puskesmas kalau tidak bisa ditangani dirumah.
Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang sakit selalu
dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau oleh keluarga seperti
bidan desa atau puskesmas.
5. Fungsi Reproduktif
Ny. R mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun karena saat ini Ny.
R dalam keadaan hamil. Setelah anaknya lahir, Ny. R berharap ingin ikut KB
tetapi belum tahu KB apa yang akan digunakan nantinya.
G. MASALAH KESEHATAN SPESIFIK
a. Ibu hamil
1) Inspeksi muka:
2) Palapasi abdomen:
a) Leopold I
TFU setinggi pusat usia janin 30 minggu (tujuh bulan), pada fundus
teraba keras, bulat dan lunak (bokong).
b) Leopold II
Teraba bulat, melenting dan keras (kepala) dan bagian terbawah masih
dapat digoyang-goyangkan.
d) Leopold IV
1. Stressor
Saat ini keluarga Tn. B sedang memikirkan ekonomi keluarganya agar dapat
terus meningkat.
2. Koping
Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan kunjungan
rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang
dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya informasi yang dibutuhkan oleh
keluarganya serta keluarga juga berharap agar Ny. R bisa melahirkan dengan selamat.
ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Perubahan Gaya hidup yang
perokok
Do :
Do :
Do :
K. PRIORITAS MASALAH
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan gaya hidup yang tidak
sehat (merokok)
Kriteria Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah : resiko Peningkatan gaya hidup sehat
Skala dengan tidak merokok
Potensial :1
Resiko :2 2/3X 1 = 2/3
Aktual :3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat
(merokok)
2. Setelah dilakukan Setelah dilakukan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Bantu keluarga untuk mampu merasakan
penyuluhan, kunjungan selama 5 x, menyebutkan “kerentanan” terhadap bahaya lingkungan
keluarga akan keluarga dapat : kembali dengan 2. Anjurkan keluarga untuk meningkatkan tanggung
dapat melakukan 1. Menyebutkan resiko benar resiko dari jawab diri keluarga dalam mencegahan stressor
pencegahan dan bahaya lingkungan bahaya lingkungan dan meningkatkan kesehatan dan keselamatan
terhadap akibat yang ada setelah 2. Keluarga dapat lingkungan
yang akan timbul diberikan penjelasan menyebutkan 3. Beri penjelasan tentang cara mencegah resiko :
dari bahaya 2. Menjelaskan kembali dengan - Memberikan penjelasan tentang bahaya
lingkungan yang pencegahan benar pencegahan merokok terhadap BUMIL dan janin
ada pencegahan yang dapat akibat bahaya - Menganjurkan suami dan ayah untuk tidak
dilakukan setelah lingkungan merokok disekitar istri yang sedang hamil
diberikan penjelasan Keluarga bersedia - Menganjurkan keluarga untuk menyediakan
untuk menjaga tempat untuk pembuangan abu
lingkungan dalam
keluarga yang
kondusif
3 Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Kaji tingkat kecemasan
penyuluhan, selama 5 x, keluarga dapat : Pengetahuan menjelaskan kembali
keluarga akan dapat 1. Menjelaskan program KB program KB yang akan 2. Anjurkan Keluarga mengikuti
mencegah terjadinya yang akan diikuti diikuti program KB
ansietas pada saat
kehamilan 2. Menjelaskan tentang 2. Keluarga dapat 3. Berikan penyuluhan tentang
kehamilan menyebutkan kembali ibu hamil
tentang penjelasan
3. Menjelaskan asupan gizi kehamilan 4. Memberikan asupan gizi ibu
saat hamil hamil
3. Keluarga dapat
4. Mengurangi ansietas pada menjelaskan kembali 5. Mengurangi ansietas pada ibu
saat hamil asupan nutrisi saat hamil hamil
5. Keluarga dapat
mendemonstrasikan
kembali cara breastcare
yang benar
M. IMPLEMENTASI & EVALUASI
No. Dx. Hari/Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi
1 Sabtu/25 1. Meningkatkan pemahaman keluarga tentang
Mei 2013 perilaku atau kebiasaan yang tidak sehat.
S Ny. R mengatakan mengerti tentang
2. Memberikan informasi tentang resikoresiko yang
perilaku hidup sehat Ny. R mengatakan
akan timbul dari kebiasaan yang tidak sehat -
tidak akan melakukan kebiasaan yang
a. Resiko terhadap yang bersangkutan
- tidak sehat
b. Resiko terhadap orang lain
c. Keuntungan merubah perilaku tidak sehat O: Rumah Ny. R bebas asap rokok Suami Ny.
3. Mendiskusikan bersama keluarga strategi- R merokok di luar rumah
strategi yang dapat digunakan untuk merubah
Keluarga masih melakukan kebiasaan tidak
kebiasaan yang tidak sehat A:
sehat ( suami Ny. R masih merokok)
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga merupakan suatu hal yang tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan.
Dimana keluarga merupakan tempat pertama dan utama dalam memulai kehidupan dan
berinteraksi antar anggotanya. Keluarga adalah institusi terkecil dari suatu masyarakat yang
memiliki struktur sosial dan sistem tersendiri dan yang merupakan sekumpulan orang yang
tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan
darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi dan lain sebagainya Invalid source
specified. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Keluarga adalah unit terkecil dalam institusi sosial.
Dimana didalam keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing,
dan setiap anggota tersebut harus melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut dan
mencapai tujuan bersama. Selain itu jika anggota keluarga ada yang tidak dapat menjalankan
tugas ataupun fungsinya dengan baik sehingga sistem di dalam keluarganya akan terganggu
dan dapat menganggu tugas dan fungsi anggota lainnya, sehingga dapat menimbulkan konflik
di keluarga karena adanya sistem yang terganggu.
B. Saran
Perawat harus mampu mengenali gejala awal anemia pada ibu hamail , dan perawat juga
harus memahami lebih dalam pada ibu hamil tentang kebutuhan pikososial .
DAFTAR PUSTAKA