Disusun Oleh:
Anggi
2017.C.09a.0825
Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan
Diagnosa Medis Diabetes mellitus di Kasus Keperawatan Keluarga. Dan harapan
penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,juga
manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.
Adapun maksud dan tujuan pembuatan Medis Diabetes mellitus Laporan ini
yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta untuk memenuhi tugas kuliah.
Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………
1.1 Konsep Keluarga...................................................................................
1.1.1 Definisi..................................................................................................
1.1.2 Tipe Keluarga........................................................................................
1.1.3 Ciri-ciri Keluarga..................................................................................
1.1.4 Struktur Keluarga..................................................................................
1.1.5 Fungsi Keluarga....................................................................................
1.1.6 Tugas Kesehatan Keluarga...................................................................
1.1.7 Peran Keluarga......................................................................................
1.2 Konsep penyakit....................................................................................
1.2.1 Definisi..................................................................................................
1.2.2 Etiologi..................................................................................................
1.2.3 Klasifikasi.............................................................................................
1.2.4 Paofisiologi (Patway)............................................................................
1.2.5 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)...................................................
1.2.6 Komplikasi............................................................................................
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang........................................................................
1.2.8 Penatalaksanaan....................................................................................
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan…………………………………….
1.3.1 Pengkajian Keperawatan......................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................
1.3.3 Intervensi Keperawatan........................................................................
1.3.4 Implementasi Keperawatan..................................................................
1.3.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………..
2.1 Pengkajian.............................................................................................
...............................................................................................................
2.2 Diagnosa...............................................................................................
2.3 Intervensi...............................................................................................
2.4 Implementasi.........................................................................................
2.5 Evaluasi.................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2Saran……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA
1.3.2.1 Pankreas
Bagian eksokrin pankreas (bagian terbesar prankeas) mengahasilkan enzim-
enzim pencernaan, bagian endokrinnya , berupa pulau-pulau langerhans (sekitar satu
juta pulau) , mengahasilkan hormon. Pulau langerhans terdiri atas sel-sel alfa, yang
menghasilkan glukagon sel-sel beta yang menghasilkan insulin. Glukoagon dan
Insulin mengatur kadar gula darah : Insulin adalah hormon hipoglikemik
(menurunkan gula darah) sedangkan glukoagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan
gula darah). Selain ini ada sel delta yang menghasilkan somatostatin, yang
menghambat pelepasan insulin dan glukagon ; sel f mengahasilkan polipeptida
pangkreatik, yang berperan mengatur fungsi eksokrin pakreas (Tambayong, 2011).
1.2.2.1 Glukagon
Sasaran utama Glukoagon adalah hati, dengan (1) merombak glikogen
menjadi glukosa (glikogenolisis) ; (2) sintesis glukosa dari asam laktat dan dari
molekul non karbohidrat seperti asam lemak dan asam amino (glukoneogenesis) ; dan
(3) pembebasan glukosa ke darah oleh sel-sel hati sehingga gula darah naik. Sekresi
glucagon dirangsang turunya kadar gula darah, jug anaiknya kadar asam aminao
darah (setelah makan banyak). Sebaliknya dihambat oleh kadar gula darah yang
tinggi dan oleh somatostatin (Tambayong, 2011).
1.3.2.2 Insulin
Insulin adalah hormone yang dihasilkan dalam sel beta pulau sel intra
alveolar. Hormon ini terdiri dari dari asam amino. Produksinya oleh sel beta
dirangsang oleh peningkatan gula darah, sepeti yang terjadi setelah makan makanan
yang mengandung karbohidrat ; insulin bersirkulasi dalam darah dan akhirnya
dihancurkan oleh ginjal dan hati.fungsinya adalah merangsang transfer glukoosa
melalui dinding sel dan mencegah peningkatan gula darah diatas batas normal.
Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel alfa pulau sel hepar menjadi
glukosa. Kerja ini menghasilkan efek berlawanan dengan kerja insulin. Produksi
hormon ini dirangsang oleh penurunan gula darah, yang dapat diakibatkan oleh puasa
atau melakukan latihan sedang sampai berat. (Gibson, 2012).
1.3.3 Etiologi
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1.2.31 Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pancreas disebabkan oleh :
1. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
2. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai
jaringan asing.
3. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
1.2.3.2 Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui. Faktor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Kombinasi antara
faktor genetik, faktor lingkungan, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
merupakan penyebab DM tipe 2. Faktor lingkungan yang berpengaruh seperti
obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan pertambahan umur (KAKU, 2010).
Faktor risiko juga berpengaruh terhadap terjadinya DM tipe Selain itu terdapat
faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu :
1. Usia
resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 40 tahun
2. Obesitas
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk
menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi
insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan
dan akhirnya rusak
3. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah
sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola
makan
1.2.4 Klasifikasi
Diabetes melitus dapat diklasifikasikan dalam klasifikasi umum sebagai
berikut:
1. Diabetes melitus tipe 1 biasanya mengarah ke defisiensi insulin absolut yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel β pankreas.
2. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin yang menyebabkan
kerusakan progresif pada sekresi hormon insulin.
3. Diabetes melitus gestasional terdiagnosa pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga dan biasanya tidak permanen. Setelah melahirkan akan kembali dalam
keadaan normal. (ADA, 2016).
1.2.5 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa
yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati
dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah
> 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi
menimbulkan hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah :
1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang
2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke
dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak (Long ,2016 )
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel
beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur
oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine
(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan
selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai
dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin
berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan
yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). ( Smeltzer and Bare, 2012 )
WOC diabetes mellitus Definisi:
DM adalah penyakit kronis dimana organ pancreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan
Penatalaksanaan :
insulin yang di produksi secara efektif
Medis:Pemberian obat hiperglikemik,
insulin
Pembedahan: Debritmen,Amputasi
Etiologi:Faktor genetic, factor lingkugan, factor imunilogi, Keperawatan :Diit,latiham(olahraga)
gaya hidup Obesitas, usia ristensi insulin pemantauan ulkus,nutrisi, stress,terapi
insulin, penyuluhan kesehatan
Diabetes melitus
B1 B2 B3 B4 B5 B6
sumber : https://id.scribd.com/document/366695586/Woc-Diabetes-Melitus
1.2.6 Manifestasi klinis
1. Gejala klasik :
1) Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
2) Polidipsia (peningkatan rasa haus)
3) Polifagia (peningkatan rasa lapar)
2. Penurunan Berat Badan
3. kekencangan kulit buruk
4. Rasa lelah dan kelemahan otot
5. Kesemutan, rasa baal
6. Bisul / luka yang lama tidak sembuh
7. Mata kabur (Suyono, et al 2011)
1.2.7 Komplikasi
1.2.7.1 Akut
1. Ketoasidosis diabetik
2. Hipoglikemi
3. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
4. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
5. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-
9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar glukosa pada
pagi hari )
1.2.7.2 Komplikasi jangka panjang
1. Makroangiopati
1) Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
2) Penyakit vaskuler perifer
3) Stroke
2. Mikroangiopati
1) Retinopati
2) Nefropati
3) Neuropati diabetic (Price and Wilson, 2013)
3) Amputasi
1.2.9.3 Keperawatan
Nama : Anggi
Nim : 2017.C.09a.0825
Tempat Praktek : Jln.Beliang No.115 Palangka Raya
Tanggal : 01 Desember 2020
2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama KK : Tn. A
Umur : 50 thn
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Banjar
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta
Komposisi Keluarga
Gender Hubungan
No Nama (Inisial) Umur Pendidikan Pekerjaan
(L / P) Dg KK
1 Ny. E 56 L Istri SMA IRT
2 An. N 23 P Anak Pelajar Mahasiswa
3 An. D 20 L Anak Pelajar Mahasiswa
4
5
Tipe Keluarga :
Keluarga Inti √ Klien tinggal bersama anak dan istri nya ,
tipe keluarga klien adalah keluarga inti
Keluarga Besar
Keluarga Campuran
Single Parent
Lain-lain
2.1.2 Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini :
Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
1 Pasangan baru atau keluarga baru
(berginning family), meliputi :
a. Membina hubungan intim dan
kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan kelompok
social.
d. Merencanakan anak ( KB).
e. Menyesuaikan diri dengan
kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
2 Keluarga dengan kelahiran anak
pertama (child bearing family)
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Membagi peran dan tanggung
jawab
c. Menata ruangan untuk anak atau
mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
d. Mempersiapakan biaya atau dana
child bearing.
e. Memfasilitasi role learning anggota
keluarga
f. Mengadakan kebiasaan keagamaan
secara rutin
3 Keluarga dengan anak prasekolah
family with preschool)
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk
bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir sementara kebutuhan anak
yang lain harus dipenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang
sehat, baik di dalam maupun diluar
keluarga.
e. Pembagian waktu untuk individu
pasangan dan anak
f. Pembagian tanggungjawab
g. Kegiatan dan waktu stimulasi
untuk tumbuh dan kembang anak.
4 Keluarga dengan anak usia sekolah
(family with school children)
a. Memberikan perhatian tentang
kegiatan social anak, pendidikan,
dan semangat belajar
b. Tetap mempertahankan hubungan
yang harmonis dalam perkawainan
c. Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Menyesuaikan pada aktivitas
komunitas dengan
mengikutsertakan anak
5 Keluarga dengan anak remaja (family
with teenagers)
a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggungjawab
mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang
intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang
terbuka antara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan, dan
permusuhan.
6 Keluarga dengan anak dewasa atau
pelepasan
a. Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
keluarga
c. Membantu orang tua suami atau
istri yang sakit memasuki masa tua
d. Mempersiapakan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian
anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami, istri, kakek dan
nenek
7 Keluarga usia pertengahan (middle age Terpenuhi
family)
a. Pertahankan kesehatan
b. Mempunyai lebih banyak waktu
dan kebebasan dalam arti
mengelola minat social dan waktu
santai
c. Memulihkan hubungan antar
generasi muda dengan generasi tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan/kontak
dengan keluarga dengan anak
f. Persiapkan masa tua atau pensiun
dan meningkan keakraban
pasangan
8 Kelurga usia lanjut
a. Mempertahnkan suasana rumah
yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban
suamiistri dan salingmerawat
d. Mempertahankan hubungan
dengan anak dansosialmasyarakat
e. Menerimakematian pasangan,
kawan, dan mempersiapkan
kematian
Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: klien : Meninggal
Ada konflik
2.1.8 Psikososial
Keadaan emosi pada saat ini:
Ketakutan Tidak
(Centang sistem persarafan sesuai hasil pemeriksaan dan tanyakan apa yang dirasakan
keluarga.)
Sistem Perkemihan :
Disuria Tidak
Hematuria Tidak
Frekuensi Tidak
Retensi Tidak
Inkontinensia Tidak
(Centang sistem perkemihan sesuai yang ditanyakan pada keluarga.)
Sistem Pencernaan :
Intake cairan kurang Tidak
Mual/ muntah √ Tidak
Nyeri perut Tidak
Muntah darah Tidak
Flatus Tidak
Distensi abdomen Tidak
Colostomy Tidak
Diare Tidak
Konstipasi Tidak
Bising usus Tidak
Terpasang sonde Tidak
Riwayat Pengobatan :
Alergi obat Sebutkan : klien mengatakan tidak ada alergi obat
Jenis obat yang dikonsumsi : -
6) Kondisi air:
Berasa Berwarna
Berbau Ada endapan
6. Sampah Keluarga
1) Pembuangan sampah:
√ TPU Sungai Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
(Tanyakan pada keluarga tempat membuang sampah dimana dan conteng.)
√ Tertutup Terbuka
(Amati bagaimana kondisi tempat pembuangan sampah dan centang.)
6) kondisi kandang :
Terawat Tidak terawatt
3. Kurang pengetahuan
terhadap penyakit
berhubungan dengan Kurang pengetahuan 5
terhadap penyakit
kurang terpapar
informasi ditandai
dengan, Keluarga
klien tampak
bingung dan
bertanya-tanya
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Perfusi jaringan perifer tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 1. Periksa sirkulasi perifer
menit maka Perfusi jaringan perifer meningkat dengan 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
efektif
kriteria hasil: 3. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
1. Denyut nadi perifer meningkat 4. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
2. Warna kulit pucat menurun pada keterbatasan perfusi
3. Kelemahan otot menurun 5. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
4. Pengisian kapiler cukup membaik area yang cidera
5. Tekanan darah sistolik dan diastolik cukup 6. Lakukan pencegahan infeksi
membaik 7. Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 1. Identifikasi status nutrisi
menit maka status nutrisi membaik dengan kriteria hasil: 2. Monitor asupan makanan
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat sesuai
2. Kekuatan otot menelan meningkat 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. Berat badan membaik 5. Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Frekuensi makan membaik
5. Nafsu makan membaik
6. Bising usus membaik
Kurang pengetahuan Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 3x30 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap penyakit menit pengetahuan pasien dan keluarga meningkat 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
dengan kriteria hasil :
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
1. Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat kesepakatan
2. Pasien mampu menjelaskan tentang penyakitnya
4. Menjelaskan tentang penyakit yang di derita
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Selasa, 01 Desember 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga S= Pasien mengatakan dapat mengerti dan memahami
2020 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan tujuan pemantauan yang sering dilakukan
1.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannyapenulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan isi dari laporan di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggpi terhadap
kesimpulan dari bahasan laporan ini
Daftar Pustaka
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC;
2011
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for
planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta:
EGC; 2014
Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach.
Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 2016
Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ;
2011
Mubarak, Wahit Iqbal. 2017. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2015-2016. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Potter. Patricia A. 2015. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes.
4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2014
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Disusun Oleh:
Anggi
2017.C.09a.0825
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. E dapat melakukan
perawatan pada penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x10 menit, Ny. E dan
keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Pengelolaan DM
f. Pemeriksaan penunjang
g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.
B. MATERI
(Terlampir)
C. MEDIA
Materi SAP
Leafleat
D. METODE
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi
E. KEGIATAN PENYULUHAN
4 Penutup :
Menyimpulkan materi penyuluhan Menyimak dan 2 menit
yang telah disampaikan Mendengarkan
Menyampaikan terima kasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
Mengucapkan salam Menjawab salam
F. REFERENSI
1. Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta.
2. http://us.geocities.com/mauzurahm., Penyakit Kencing Manis,
Oleh : Mohamed Yosri Mohamed Yong
3. http://www.interna.fk.ui.ac.id/referensi/pedoman/001PD.htm# , 1998,
Konsensus Pengelolaan Diabete Melitus Di Indonesia. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Lampiran Materi
DIABETES MELITUS
A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawab
dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula
kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan
energi.
B. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan
D. PENGELOLAAN DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi
F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis
Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita
DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan
kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik
1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun
Oleh :
Sering Kesemutan
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI
SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
rendah lemak
6. Buah dan sayuran
7. Beras merah, sarapan whole
grain, dan roti whole grain