Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

NY. E DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI


KASUS KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh:
Anggi
2017.C.09a.0825

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Ny. E dengan
Diagnosa Medis Diabetes mellitus di Kasus Keperawatan Keluarga. Dan harapan
penulis semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman,juga
manfaat bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi laporan ini agar menjadi lebih baik lagi.

Adapun maksud dan tujuan pembuatan Medis Diabetes mellitus Laporan ini
yaitu bertujuan untuk mengetahui tentang serta untuk memenuhi tugas kuliah.

Laporan ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,kritik
dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.

Palangka Raya, 01 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………
1.1 Konsep Keluarga...................................................................................
1.1.1 Definisi..................................................................................................
1.1.2 Tipe Keluarga........................................................................................
1.1.3 Ciri-ciri Keluarga..................................................................................
1.1.4 Struktur Keluarga..................................................................................
1.1.5 Fungsi Keluarga....................................................................................
1.1.6 Tugas Kesehatan Keluarga...................................................................
1.1.7 Peran Keluarga......................................................................................
1.2 Konsep penyakit....................................................................................
1.2.1 Definisi..................................................................................................
1.2.2 Etiologi..................................................................................................
1.2.3 Klasifikasi.............................................................................................
1.2.4 Paofisiologi (Patway)............................................................................
1.2.5 Manifestasi Klinis (tanda dan gejala)...................................................
1.2.6 Komplikasi............................................................................................
1.2.7 Pemeriksaan Penunjang........................................................................
1.2.8 Penatalaksanaan....................................................................................
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan…………………………………….
1.3.1 Pengkajian Keperawatan......................................................................
1.3.2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................
1.3.3 Intervensi Keperawatan........................................................................
1.3.4 Implementasi Keperawatan..................................................................
1.3.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN……………………………………..
2.1 Pengkajian.............................................................................................
...............................................................................................................
2.2 Diagnosa...............................................................................................
2.3 Intervensi...............................................................................................
2.4 Implementasi.........................................................................................
2.5 Evaluasi.................................................................................................
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
3.2Saran……………………………………………………………………….
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB 1
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Konsep Dasar Keluarga


1.1.1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta social dari tiap anggota
keluarga. (Duvall dan Logan, 1986, dalam Setiawati, 2008:hal67)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga.
Karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi
satu dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailondan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008:
hal 68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus,yang
tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai
kewajiban antara satu orang dengan orang yang lainnya. (Bergess,1962, dalam
Setiawati, 2008:hal 13).

1.1.2 Tipe Keluarga


Menurut Friedman, 2001 dalam Ali, Zaidin (2016) pembagian tipe keluarga
bergantung pada konteks kelimuan dan orang yang mengelompokkan. Secara
tradisional keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Keluarga inti (nuclerfamily) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu
dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extendedfamily) adalah keluarga inti yang ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, bibi,
paman).
Namun dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa
individualisme, pengelompokan tipekeluarga selain dua diatas berkembang sebagai
berikut: Keluarga bentukan kembali (dyaticfamily) adalah keluarga baru yang
terbentuk dari pasangan yang telah
1. Cerai atau kehilangan pasangannya.
2. Orang tua tunggal (single parent family) adalah keluarga yang terdiri dari
salah satu orang tua dengan anak-anaknya akibat perceraian atau ditinggal
pasangannya.
3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the un married eenage mother).
4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan yang tinggal sendiri tanpa pernah
menikah(the single adult living alone)
5. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the nonmarital
heterosexual cohabiting family).
6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family)

1.1.3 Ciri-Ciri Keluarga


Menurut Setiadi 2008:5 ciri-ciri keluarga yaitu:
1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan
perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
4. Kelurga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggotanya
berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan membesarkan
anak.
5. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
1.1.4 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann,1989,
dalam Mubarak, dkk, 2011: hal 68–69)
1. Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah
dalam beberapa generasi,dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
2. Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis.
3. Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
4. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
5. Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.

1.1.5 Fungsi Keluarga


Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan yaitu
Sebagai berikut:
1. Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak,serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga (Mubarak,dkk.
2009).
2. Fungsi psikologis adalah memberikan kasih saying dan rasa aman bagi
keluarga, memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan
kepribadian anggota keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga
(Mubarak,dkk. 2009).
3. Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-
norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan
meneruskan nilai-nilai budaya (Mubarak,dkk.2009). Fungsi sosil adalah
fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga yang dimulai
sejak lahir dan kelurga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialiasi
(Setiawati,2008).
4. Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga saat ini dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimasa
yang akan dating (Mubarak,2009). Fungsi ekonomi meruakan fungsi keluarga
untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga termasuk sandang,
pangan, dan papan (Setiawati,2008)
5. Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahun, keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinya, mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang
akan dating dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa serta mendidik
anak sesuai dengan tingkat perkembangannya (Mubarak, dkk.2009).

1.1.6 Tugas Kesehatan Keluarga


Menurut (Mubarak, dkk. 2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan atau
pemeliharan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai
berikut:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak bias diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang tua perlu mengenal
keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami oleh anggota
keluarganya. Perubahan sekecil apapun yang di alami oleh anggota keluarga,
secara tidak langsung akan menjadi perhatian keluarga atau orang tua. Apabila
adanya menyadari perubahan, keluarga perlu mencatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat


Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan diantara anggota
keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan sebuah tindakan.
Tindakan kesehatan yang dilakukan kelurga diharapkan tepat agar masalah
kesehatan yang sedang terjadi dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga
mempunyai keterbatasan dalam mengambil keputusan, maka keluarga dapat
meminta bantuan kepada orang lain dilingkungan tempat tinggalnya.
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika keluarga
masih mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan perlu memperoleh lanjutan atau perawatan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi
pelayanan kesehatan atau dirumah apabila keluarga telah memiliki
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama.
4. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi bagi
anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu yang lebih
banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karena itu,
kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota
keluarga.
5. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dimasyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan kesehatan
keluarga atau anggota keluarga harus dapat memafatkan fasilitas kesehatan
yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi atau meminta bantuan
tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah yang dialami anggota
keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari segala macam penyakit.
1.1.7 Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system (Mubarak,dkk.2009).
Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat homogen,
yang didefinisikan dan diharapkan secara normative dari seseorang peran dalam
situasi social tertentu (Mubarak, dkk.2009). Peran keluarga adalah tingkah laku
spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatann yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat (Setiadi,2008)
Menurut Setiadi, 2008, setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-
masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap
anggota keluarga, dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak,
pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik,
mental, social dan spiritual.

1.3 Konsep Dasar Penyakit


1.3.1 Definisi
Diabetes melitus adalah ganggguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak,dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya yang memyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler dan neuropati ( Yuliana Elin 2009 dalam NANDA NIC –NOC
2013).
Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kinerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2011).
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi
atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
Jadi, diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis dengan gangguan
metabolisme yang meningkatkan produksi gula dalam darah karena adanya kelainan
pengeluaran insulin.

1.3.2 Anatomi fisiologi

1.3.2.1 Pankreas
Bagian eksokrin pankreas (bagian terbesar prankeas) mengahasilkan enzim-
enzim pencernaan, bagian endokrinnya , berupa pulau-pulau langerhans (sekitar satu
juta pulau) , mengahasilkan hormon. Pulau langerhans terdiri atas sel-sel alfa, yang
menghasilkan glukagon sel-sel beta yang menghasilkan insulin. Glukoagon dan
Insulin mengatur kadar gula darah : Insulin adalah hormon hipoglikemik
(menurunkan gula darah) sedangkan glukoagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan
gula darah). Selain ini ada sel delta yang menghasilkan somatostatin, yang
menghambat pelepasan insulin dan glukagon ; sel f mengahasilkan polipeptida
pangkreatik, yang berperan mengatur fungsi eksokrin pakreas (Tambayong, 2011).
1.2.2.1 Glukagon
Sasaran utama Glukoagon adalah hati, dengan (1) merombak glikogen
menjadi glukosa (glikogenolisis) ; (2) sintesis glukosa dari asam laktat dan dari
molekul non karbohidrat seperti asam lemak dan asam amino (glukoneogenesis) ; dan
(3) pembebasan glukosa ke darah oleh sel-sel hati sehingga gula darah naik. Sekresi
glucagon dirangsang turunya kadar gula darah, jug anaiknya kadar asam aminao
darah (setelah makan banyak). Sebaliknya dihambat oleh kadar gula darah yang
tinggi dan oleh somatostatin (Tambayong, 2011).
1.3.2.2 Insulin
Insulin adalah hormone yang dihasilkan dalam sel beta pulau sel intra
alveolar. Hormon ini terdiri dari dari asam amino. Produksinya oleh sel beta
dirangsang oleh peningkatan gula darah, sepeti yang terjadi setelah makan makanan
yang mengandung karbohidrat ; insulin bersirkulasi dalam darah dan akhirnya
dihancurkan oleh ginjal dan hati.fungsinya adalah merangsang transfer glukoosa
melalui dinding sel dan mencegah peningkatan gula darah diatas batas normal.
Glukagon adalah hormon yang dihasilkan oleh sel alfa pulau sel hepar menjadi
glukosa. Kerja ini menghasilkan efek berlawanan dengan kerja insulin. Produksi
hormon ini dirangsang oleh penurunan gula darah, yang dapat diakibatkan oleh puasa
atau melakukan latihan sedang sampai berat. (Gibson, 2012).

1.3.3 Etiologi
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1.2.31 Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta
pancreas disebabkan oleh :
1. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung
jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
2. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan
cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai
jaringan asing.
3. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan
destruksi sel beta.
1.2.3.2 Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM)
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui. Faktor genetic diperkirakan
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Kombinasi antara
faktor genetik, faktor lingkungan, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
merupakan penyebab DM tipe 2. Faktor lingkungan yang berpengaruh seperti
obesitas, kurangnya aktivitas fisik, stres, dan pertambahan umur (KAKU, 2010).
Faktor risiko juga berpengaruh terhadap terjadinya DM tipe Selain itu terdapat
faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu :
1. Usia
resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 40 tahun
2. Obesitas
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk
menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi
insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan
dan akhirnya rusak
3. Riwayat Keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremeh untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah
sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola
makan
1.2.4 Klasifikasi
Diabetes melitus dapat diklasifikasikan dalam klasifikasi umum sebagai
berikut:
1. Diabetes melitus tipe 1 biasanya mengarah ke defisiensi insulin absolut yang
disebabkan oleh kerusakan pada sel β pankreas.
2. Diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin yang menyebabkan
kerusakan progresif pada sekresi hormon insulin.
3. Diabetes melitus gestasional terdiagnosa pada kehamilan trimester kedua atau
ketiga dan biasanya tidak permanen. Setelah melahirkan akan kembali dalam
keadaan normal. (ADA, 2016).

1.2.5 Patofisiologi
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa
yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel hati
dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia (kadar glukosa darah
> 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan metabolic terjadi
menimbulkan hiperglikemi.
Empat perubahan itu adalah :
1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang
2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa hati
dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang tercurah ke
dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak (Long ,2016 )
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel
beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur
oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi,
ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine
(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan
berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poliuria) dan rasa haus
(polidipsia). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak
yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan
selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup
kelelahan dan kelemahan.
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin
yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai
dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk
menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin
berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit
meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan
insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang
berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa
terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,
poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan
yang kabur (jika kadar glukosanya sangat tinggi). ( Smeltzer and Bare, 2012 )
WOC diabetes mellitus Definisi:
DM adalah penyakit kronis dimana organ pancreas tidak
memproduksi cukup insulin atau tidak dapat menggunakan
Penatalaksanaan :
insulin yang di produksi secara efektif
Medis:Pemberian obat hiperglikemik,
insulin
Pembedahan: Debritmen,Amputasi
Etiologi:Faktor genetic, factor lingkugan, factor imunilogi, Keperawatan :Diit,latiham(olahraga)
gaya hidup Obesitas, usia ristensi insulin pemantauan ulkus,nutrisi, stress,terapi
insulin, penyuluhan kesehatan

Diabetes melitus

B1 B2 B3 B4 B5 B6

Hiperglikemia Mikroaneurisma dari Konsetrasi glukosa Penurunan glukosa


Produksi glukosa dari
Pemecahan lemak arteiola retina dalam darah
simpanan protein dan masuk dalam sel
meningkat lemak
Vikoditas darah
pendarahan Ginjal tidak dapat
Peningkatanketon meningkat Penurunan
menyerap glukosa
Mengganggu Proses pembentukan energi
absorsi makanan
Gangguan Aliran darah Neovaskularlisasi Glukosa di urine +
keseimbangan asam melambat pada jaringan parut dan disertai Kelemahan
retina pengeluaran cairan Kadar keton dan
basa
berlebih asidosis meningkat
Ph menurun, nafas Iskemik jaringan MK : Intoleransi
kusmaul Kebutaaan Peningkatan dalam aktivitas
Nafas berbau keton
berkemih

MK: Gangguan MK : Perfusi perifer MK: Risiko cedera


perturan gas tidak efektif MK : Gangguan Anoreksia
eliminasi urin, Risiko
ketidakseimbangan MK :Risiko Defisit
cairan nutrisi

sumber : https://id.scribd.com/document/366695586/Woc-Diabetes-Melitus
1.2.6 Manifestasi klinis
1. Gejala klasik :
1) Poliuria (peningkatan pengeluaran urine)
2) Polidipsia (peningkatan rasa haus)
3) Polifagia (peningkatan rasa lapar)
2. Penurunan Berat Badan
3. kekencangan kulit buruk
4. Rasa lelah dan kelemahan otot
5. Kesemutan, rasa baal
6. Bisul / luka yang lama tidak sembuh
7. Mata kabur (Suyono, et al 2011)

1.2.7 Komplikasi
1.2.7.1 Akut
1. Ketoasidosis diabetik
2. Hipoglikemi
3. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
4. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
5. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-
9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar glukosa pada
pagi hari )
1.2.7.2 Komplikasi jangka panjang
1. Makroangiopati
1) Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
2) Penyakit vaskuler perifer
3) Stroke
2. Mikroangiopati
1) Retinopati
2) Nefropati
3) Neuropati diabetic (Price and Wilson, 2013)

1.2.8 Pemeriksaan Penunjang


1.2.8.1 Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah Sewaktu), GDP
(Gula Darah Puasa),
1.2.8.2 Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau tidaknya
kandungan glukosa pada urine tersebut. Biasanya pemeriksaan
dilakukan menggunakan cara Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan
selesai hasil dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+),
kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
1.2.8.3 Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat pada luka dan untuk
observasi dilakukan rencana tindakan selanjutnya.
1.2.8.4 Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi
merupakan respon terhadap stress atau infeksi

1.2.9 Penatalaksaan Medis


1.2.9.1 Medis
1. Obat hiperglikemik Oral
2. Insulin
1) Ada penurunan BB dengan drastis
2) Hiperglikemi berat
3) Munculnya ketoadosis diabetikum
4) Gangguan pada organ ginjal atau hati.
1.2.9.2 Pembedahan
Pada penderita ulkus DM dapat juga dilakukan pembedahan yang bertujuan
untuk mencegah penyebaran ulkus ke jaringan yang masih sehat, tindakannya
antara lain:

1) Debridement : pengangkatan jaringan mati pada luka ulkus diabetikum.


2) Neucrotomi

3) Amputasi
1.2.9.3 Keperawatan

dalam penatalaksaan medis secara keperawatan yaitu :


1. Diit
Diit harus diperhatikan guna mengontrol peningkatan glukosa.
2. Latihan
Latihan pada penderita dapat dilakukan seperti olahraga kecil, jalan – jalan
sore, senam diabetik untuk mencegah adanya ulkus.
3. Pemantauan
Penderita ulkus mampu mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri dan
optimal.
4. Terapi insulin
Terapi insulin dapat diberikan setiap hari sebanyak 2 kali sesudah makan dan
pada malamhari.
5. Penyuluhan kesehatan
Penyuluhan kesehatan dilakukan bertujuan sebagai edukasi bagi penderita
ulkus dm supaya penderita mampu mengetahui tanda gejala komplikasi pada
dirinya dan mampu menghindarinya.
6. Nutrisi
Nutrisi disini berperan penting untuk penyembuhan luka debridement, karena
asupan nutrisi yang cukup mampu mengontrol energy yang dikeluarkan.
7. Stress Mekanik
Untuk meminimalkan BB pada ulkus. Modifikasinya adalah seperti bedrest,
dimana semua pasin beraktifitas di tempat tidur jika diperlukan. Dan setiap
hari tumit kaki harus selalu dilakukan pemeriksaan dan perawatan (medikasi)
untuk mengetahui perkembangan luka dan mencegah infeksi luka setelah
dilakukan operasi debridement tersebut. (Smelzer & Bare, 2005)
8. Tindakan pembedahan
Fase pembedahan menurut Wagner ada dua klasifikasi antara lain :
Derajat 0 : perawatan local secara khusus tidak dilakukan atau tidak ada.
Derajad I – IV : dilakukan bedah minor serta pengelolaan medis, dan
dilakukan perawatan dalam jangka panjang sampai dengan luka terkontrol
dengan baik.
1.3 Menajemen Asuhan Keperawatan
1.3.1 Pengkajian
1. Anamnesa, Identitas, Riwayat penyakit Keluhan Utama
2. Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi, koma,
penurunan kekuatan otot
3. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI, Klaudikasi, kebas, kesemutan pada
ekstremitas, Ulkus, penyembuhan luka lama, Takikardi, perubahan tekanan
darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
4. Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi, Ansietas, peka rangsang
5. Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang, Diare, nyeri
tekan abdomen, Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada
infeksi, Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen
keras, adanya asites
6. Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa /
karbohidrat, Penurunan berat badan, Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic
( Tiazid ), kekakuan / distensi abdomen, Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek,
bau halitosis / manis, bau buah (nafas aseton ).
7. Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot,
parastesia, gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma ,
gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam
menurun/koma, aktifitas kejang
8. Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
9. Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi, Frekuensi pernafasan meningkat,
merasa kekurangan oksigen
10. Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya kekuatan
umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot pernafasan,
( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam), demam, diaphoresis
11. Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina. Masalah impotensi pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita

1.3.2 Diagnosa keperawatan


1.3.1.1 Gangguan integritas kulit b/d penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi,
penurunan aktifitas/mobilisasi, kurangnya pengetahuan tentang perawatan
kulit.
1.3.1.2 Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan penurunan metabolisme
karbohidrat akibat defisiansi insulin, intake tidak adekuat akibat adanya mual
muntah
1.3.1.3 Gangguan citra tubuh b/d ekstremitas gangrene
1.3.1.4 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat penurunan
produksi energy
1.3.1.5 Resiko devisit volume cairan dan elektrolit b/d diuresis osmotic dan polyuria
1.3.1.6 Resiko cedera b/d penurunan fungsi penglihatan, pelisutan otot.
1.3.1.7 Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan
fungsi leukosit.
1.3.3 Intervensi

Diagnosa Tujuan (kriteria hasil) Intervensi Rasional


Gangguan pemenuhan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang berat badan tiap hari 1. Mengkaji pemasukan
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam atau sesuai dengan indikasi makanan yang adekuat
penurunan metabolisme diharapkan kebutuhan nutrisi 2. Tentukan program diet dan 2. Mengidentifikasi
karbohidrat akibat defisiansi pasien terpenuhi dengan kriteria pola makan pasien dan kekurangan dan
insulin, intake tidak adekuat hasil: bandingkan dengan makanan penyimpangan dari
akibat adanya mual muntah. 1. Pasien dapat mencerna jumlah yang dapat dihabiskan pasien kebutuhan terapeutik
kalori atau nutrien yang tepat 3. Berikan makanan cair yang 3. Pemberian makanan
2. BB stabil mengandung zat makanan melalui oral lebih baik jika
3. nilai lab normal (nutrient) dan elektrolit dengan pasien sadar dan fungsi
segera jika pasien sudah dapat gastroisntetinal baik
mentoleransinya melalui 4. Gula darah akan menurun
pemberian cairan melalui oral perlahan dengan
4. Pantau pemeriksaan penggantian cairan dan
laboratorium, seperti glukosa terapi insulin terkontrol
darah, aseton, pH, dan HCO3 5. Sangat bermanfaat dalam
5. Kolaborasi dengan ahli diet perhitungan dan
penyesuaian diet untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien
Devisit volume cairan dan Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau tanda-tanda vital, catat 1. Hipovelemia dapat di
elektorlit b/d diuresis osmotic keperawatan selama 2x24 jam adanya perubahan TD manifestasikan oleh
dan poliuria diharapkan kebutuhan nutrisi orotstatik hipotensi dan takikardia.
pasien terpenuhi dengan kriteria 2. Ukur berat badan setiap hari 2. Memberikan hasil
hasil: 3. Kaji nadi perifer, pengisian pengkajian yang terbaik di
1. Pasien menunjukkan kapiler, turgor kulit dan status cairan yang sedang
hidrasi yang adekuat membran mukosa berlangsung dan
dibuktikan oleh tanda vital 4. Pantau pemeriksaan lab seperti selanjutnya dalam
stabil : Hematoksit (Ht), BUN memberikan cairan
2. nadi perifer dapat diraba (kreatinin) dan Osmulalitas pengganti.
3. turgor kulit dan pengisian darah, Natrium, kalium 3. Merupakan indikator dari
kapiler baik tingkat dehidrasi atau
4. pengeluaran urin tepat volume sirkulasi yang
secara individu dan kadar adekuat
elektrolit dalam batas 4. Mengkaji tingkat hidrasi
normal. dan sering kali meningkat
akibat homokonsentrasi
yang terjadi setelah
dieresis osmotik
1.3.4 Implementasi
Pada tahap ini ada pengolahan dan perwujudan dari rencana perawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan secara optimal.
1.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sitematik dan terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah dilakukan dengan berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan
tenaga kesehatan lain.
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Anggi
Nim : 2017.C.09a.0825
Tempat Praktek : Jln.Beliang No.115 Palangka Raya
Tanggal : 01 Desember 2020

2.1 PENGKAJIAN
2.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama KK : Tn. A
Umur : 50 thn
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku : Banjar
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln.Beliang No.115 Palangka Raya


No.Telp : 081232406100

Komposisi Keluarga

Gender Hubungan
No Nama (Inisial) Umur Pendidikan Pekerjaan
(L / P) Dg KK
1 Ny. E 56 L Istri SMA IRT
2 An. N 23 P Anak Pelajar Mahasiswa
3 An. D 20 L Anak Pelajar Mahasiswa
4
5

Tipe Keluarga :
Keluarga Inti √ Klien tinggal bersama anak dan istri nya ,
tipe keluarga klien adalah keluarga inti
Keluarga Besar
Keluarga Campuran
Single Parent
Lain-lain
2.1.2 Riwayat Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan (8 tahap perkembangan) keluarga saat ini :

Keterangan
No Tahap perkembangan keluarga
Terpenuhi Sebagian Tidak
1 Pasangan baru atau keluarga baru
(berginning family), meliputi :
a. Membina hubungan intim dan
kepuasan bersama.
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan kelompok
social.
d. Merencanakan anak ( KB).
e. Menyesuaikan diri dengan
kehamilan dan mempersiapkan diri
untuk menjadi orang tua.
2 Keluarga dengan kelahiran anak
pertama (child bearing family)
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Membagi peran dan tanggung
jawab
c. Menata ruangan untuk anak atau
mengembangkan suasana rumah
yang menyenangkan
d. Mempersiapakan biaya atau dana
child bearing.
e. Memfasilitasi role learning anggota
keluarga
f. Mengadakan kebiasaan keagamaan
secara rutin
3 Keluarga dengan anak prasekolah
family with preschool)
a. Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga seperti tempat tinggal,
privasi dan rasa aman
b. Membantu anak untuk
bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir sementara kebutuhan anak
yang lain harus dipenuhi
d. Mempertahankan hubungan yang
sehat, baik di dalam maupun diluar
keluarga.
e. Pembagian waktu untuk individu
pasangan dan anak
f. Pembagian tanggungjawab
g. Kegiatan dan waktu stimulasi
untuk tumbuh dan kembang anak.
4 Keluarga dengan anak usia sekolah
(family with school children)
a. Memberikan perhatian tentang
kegiatan social anak, pendidikan,
dan semangat belajar
b. Tetap mempertahankan hubungan
yang harmonis dalam perkawainan
c. Mendorong anak untuk mencapai
pengembangan daya intelektual
d. Menyediakan aktivitas untuk anak
e. Menyesuaikan pada aktivitas
komunitas dengan
mengikutsertakan anak
5 Keluarga dengan anak remaja (family
with teenagers)
a. Memberikan kebebasan yang
seimbang dengan tanggungjawab
mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang
intim dengan keluarga
c. Mempertahankan komunikasi yang
terbuka antara anak dan orangtua,
hindari perdebatan, kecurigaan, dan
permusuhan.
6 Keluarga dengan anak dewasa atau
pelepasan
a. Memperluas keluarga inti menjadi
keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman
keluarga
c. Membantu orang tua suami atau
istri yang sakit memasuki masa tua
d. Mempersiapakan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian
anaknya
e. Menata kembali fasilitas dan
sumber yang ada pada keluarga
f. Berperan suami, istri, kakek dan
nenek
7 Keluarga usia pertengahan (middle age Terpenuhi
family)
a. Pertahankan kesehatan
b. Mempunyai lebih banyak waktu
dan kebebasan dalam arti
mengelola minat social dan waktu
santai
c. Memulihkan hubungan antar
generasi muda dengan generasi tua
d. Keakraban dengan pasangan
e. Memelihara hubungan/kontak
dengan keluarga dengan anak
f. Persiapkan masa tua atau pensiun
dan meningkan keakraban
pasangan
8 Kelurga usia lanjut
a. Mempertahnkan suasana rumah
yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan perubahan
kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban
suamiistri dan salingmerawat
d. Mempertahankan hubungan
dengan anak dansosialmasyarakat
e. Menerimakematian pasangan,
kawan, dan mempersiapkan
kematian

Tugas Perkembangan Keluarga :


Dapat dijalankan √ sebagian dapat dijalankan Tidak dapat dijalankan
Jelaskan: Klien mengatakan di dalam keluarga nya klien dapat menjalankan tugas dan
perkembangan terutama dalam hal pendidikan bagi anak
Genogram (3 generasi)
x x x x

Keterangan :
: Laki – Laki : Tinggal satu rumah
: Perempuan : Hubungan Keluarga
: klien : Meninggal

2.1.3 Struktur Keluarga


Pola Komunikasi: Baik √ Disfungsional

Peran dalam keluarga : Tidak Ada masalah √


Ada masalah

Nilai / norma keluarga : Tidak ada konflik nilai √

Ada konflik

2.1.4 Fungsi Keluarga


Fungsi afektif : Berfungsi √ Tidak berfungsi
Fungsi Sosial : Berfungsi √ Tidak berfungsi
Fungsi Ekonomi : Baik √ Kurang Baik
Fungsi Perawatan Kesehatan :
 Pengetahuan Tentang Masalah Kesehatan : Baik √ Tidak
 Pencegahan Penyakit : : Baik √ Tidak
 Perawatan Penyakit : Baik √ Tidak
 Pemanfaatan Layanan Kesehatan : Baik √ Tidak

2.1.5 Pola Koping Keluarga


Efektif √ Tidak efektif
Stressor yang dihadapi keluarga : Klien dan keluarga sangat harmonis jika ada
masalah klien dan keluarg akan berdiskusi untuk mencari solusi bersama.
2.1.6 Spiritual
Taat beribadah: Ya √ Tidak
Klien dan keluarga biasa beribadah di gereja setiap hari minggu,klien percaya hanya
Tuhan yg berhak dalam sehat sakit nya seseorang.
Kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan : Ya
Distress Spiritual : Tidak

2.1.7 Pola Aktivitas sehari-hari


Pola makan Baik
Pola Minum Baik
Istirahat Baik
Pola BAK Baik
Pola BAB Baik
Pola Kebersihan diri Baik
Olahraga Kurang
Tingkat kemandirian Baik

2.1.8 Psikososial
Keadaan emosi pada saat ini:

Keadaan emosi Ya/ Tidak Keterangan (siapa, mengapa)


 Marah Tidak
 Sedih Tidak

 Ketakutan Tidak

 Putus asa Tidak


Ya Klien merasa stres dengan penyakit yang
 Stress
di deritanya
Kurang interaksi dengan orang lain, Tidak klien sering berinteraksi dengan orang lain
Menarik diri dengan lingkungan Tidak klien tidak menarik diri dari lingkungan
Konflik dengan keluarga Tidak
Penurunan harga diri Tidak
Gangguan gambaran diri Tidak

2.1.9 Faktor resiko masalah kesehatan


Tidak pernah / jarang periksa kes. Ya, klien jarang periksa kesehatan
Social ekonomi kurang Tidak
Total pendapatan kelurga per bulan:
Di bawah Rp. 600.000,-
√ Rp. 600.000,- s/d 1.000.000,-
Rp. 1.000.000,- s/d 2.000.000,-
Diatas 2.000.000,-
Rumah / lingkungan tidak sehat Tidak (Rumah dan lingkungna tampak sehat)
Hubungan klg tidak harmonis Tidak (Hubungan klien dgn keluarga sangat
harmonis)
Obesitas Tidak.
Status gizi kurang Tidak.
VITAL SIGN
Nama Tanggal
BB/TB
(Inisial) TD/mmhg N RR S pemeriksaa Lain- lain
n
Tn. A 140/80 80 20 36,7 60/160 01-12- 2020 Keluhan pasien sering kencing dan
mudah lelah, tidak nafsu makan dan
mual muntah.
Ny.E 110/80 90 20 36,5 55/158 01-12- 2020 Tidak Ada Keluhan
An. N 110/70 70 20 36,0 50/155 01-12- 2020 Tidak Ada keluhan
An D 110/80 78 20 36,0 58/162 01-12- 2020 Tidak Ada keluhan

2.1.10 Pemeriksaan Fisik


Status mental:
Bingung √ Klien bingung dengan apa penyebab dan pencegahan
penyakitnya
Cemas √ Klien cemas apakah penyakitnya dapat sembuh
Disorientasi Tidak
Depresi Tidak
Menarik diri Tidak
Aritmia Tidak
Nyeri dada Tidak
Distensi vena jugularis Tidak
Jantung berdebar Tidak

(Centang sistem kardiovaskular keluarga sesuai yang ditanyakan.)


Nyeri spesifik :
Lokasi : Tidak ada nyeri
Tipe : -
Durasi : -
Intensitas : -

(Tentukan nyeri sfesifik yang dialami keluarga.)


Sistem pernafasan :
Stridor Tidak
Wheezing Tidak
Ronchi Tidak
Akumulasi Sputum Tidak

(Centang sistem pernafasan sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan.)


Sistem Integumen :
Ciasonis Tidak
Akral Dingin Tidak
Diaporesis Tidak
Juandice Tidak
Luka Tidak
Mukosa Mulut Kering

Kapiler refil time :


Lebih 2 detik √
Kurang dari 2 detik

(Centang sistem integument sesuai hasil pemeriksaan yang dilakukan.)


Sistem Muskuloskeletal :
Tonus otot kurang Tidak
Paralisis Tidak
Hemiparesis Tidak
ROM kurang Tidak
Gangguan keseimbangan Tidak

(Centang sistem musculoskeletal sesuai hasil pemeriksaan.)


Sistem Persarafan :
Nyeri kepala Tidak
Pusing Tidak
Tremor Tidak
Reflek pupil anisokor Tidak
Paralisis : lengan kiri/ lengan kanan/ kaki kiri/ kaki kanan

Anestesi daerah perifer Tidak

(Centang sistem persarafan sesuai hasil pemeriksaan dan tanyakan apa yang dirasakan
keluarga.)
Sistem Perkemihan :
Disuria Tidak
Hematuria Tidak
Frekuensi Tidak

Retensi Tidak
Inkontinensia Tidak
(Centang sistem perkemihan sesuai yang ditanyakan pada keluarga.)
Sistem Pencernaan :
Intake cairan kurang Tidak
Mual/ muntah √ Tidak
Nyeri perut Tidak
Muntah darah Tidak
Flatus Tidak
Distensi abdomen Tidak
Colostomy Tidak
Diare Tidak
Konstipasi Tidak
Bising usus Tidak
Terpasang sonde Tidak

Riwayat Pengobatan :
Alergi obat Sebutkan : klien mengatakan tidak ada alergi obat
Jenis obat yang dikonsumsi : -

2.1.11 Pengkajian Lingkungan:


1. Ventilasi : (2) 10% luas lantai
2. Pencahayaan :(1) Baik
3. Lantai : (1) semen
4. Kebersihan rumah :(1) baik
5. Jenis bangunan :(1) permanen
6. Air untuk keperluan sehari-hari
1) Sumber air untuk keperluan minum:
PDAM Sumur
Sungai Air mineral

2) Sumber air untuk keperluan mandi dan cuci:


√ PDAM Sumur
Sungai Air mineral

3) Jarak sumber air dengan pembuangan limbah keluarga/septic tank:


<10 meter √ >10 meter

4) Tempat penampungan air sementara:


Bak Ember
Gentong Lain-lain..........
(Tanyakan pada keluarga tempat penampungan air sementara dan centang
sesuai criteria yang ditentukan.)

5) Kondisi tempat penampungan air:


√ Tertutup Terbuka
(Tanyakan pada keluarga tempat penampungan air tertutup atau terbuka dan
conteng sesuai criteria yang ditentukan.)

6) Kondisi air:
Berasa Berwarna
Berbau Ada endapan

√ Tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna


(Tanyakan pada keluarga bagaimana kondisi air nya. Conteng sesuai dengan
criteria yang ditentukan.)

6. Sampah Keluarga
1) Pembuangan sampah:
√ TPU Sungai Ditimbun
Dibakar Sembarang tempat
(Tanyakan pada keluarga tempat membuang sampah dimana dan conteng.)

2) Apakah rumah memiliki tempat penampungan sampah sementara ?


√ Ya Tidak
(Amati apakah rumah keluarga ada tempat penampungan sampah
sementaradan centang.)

3) Bila ya bagaimana kondisisnya ?

√ Tertutup Terbuka
(Amati bagaimana kondisi tempat pembuangan sampah dan centang.)

4) jarak tempat penampungan sampah dengan rumah ?


<5 meter √ >5meter
(Amati jarak rumah dengan penampungan sampah dan centang.)

7. Sistem pembuangan kotoran :


1) Tempat Keluarga buang hajat(BAK/BAB) :
√ Jamban(WC) Sungai
Sembarang tempat

2) Apabila memiliki jamban,jenisnya apa :


Cemplung √ Leher angsa Plengseran

3) Pembuangan air limbah :


Resapan √ Got Sembarang
tempat

8. Hewan peliharaan / ternak


1) Apakah memiliki hewan peliharan/ ternak ?
Ya √ Tidak

2) apabila memiliki ,apakah termasuk hewan ternak/ peliharaan ?


Ya √ Tidak

3) bila ya, apakah hewan ternak ada kandangnya ?


Ada √ Tidak ada

4) bila ada, dimana letaknya ?


Didalam rumah Diluar rumah

5) bila diluar rumah, berapa jauh jaraknya ?


<1meter >1 meter tetapi < 10 meter

6) kondisi kandang :
Terawat Tidak terawatt

Perawat yang mengkaji

Nama : Anggi Tgl : 01-12-2020 Pkl :13.00 wib


Catatan Keperawatan Keluarga

II. Analisa Data

No Data Penunjang Masalah Penyebab


1. DO: Keluarga Tn. A
Pasien mengatakan lemas Perfusi jaringan perifer tidak tidak mengenal
DS: efektif masalah penyakit
1. Pasien tampak lemah Diabetes Melitus
2. Konjunctiva pucat/anemic
3. CRT >2 detik
4. Hasil GDS > 200 mg/dL
5. TTV:
TD: 140/80 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36,7°C
2. DS : Pasien mengatakan tidak Resiko defisit Nutrisi Resiko deficit
ada nafsu makan dan mual nutrisi disebabkan
muntah. oleh faktor
penyakit diabetes
DO :
mellitus
1. Pasien tampak lemah
2. Pasien makan 1 porsi
tidak habis
3. Hasil GDS > 200 mg/dL
4. TTV:
TD: 140/80 mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36,7°C
3. DS : Kurang pengetahuan terhadap Kurang
Keluarga klien mngatakan penyakit pengetahuan
tidak mengerti apa penyebab keluarga Tn. A
dan pencegahan dari diabetes berhubungan
mellitus. dengan ketidak
DO : mampuan keluarga
1. Keluarga klien tampak merawat anggota
bingung dan bertanya keluarga kurang
tanya terpapar informasi
kesehatan keluarga
tidak mengetahui
mengenai penyakit
diabetes mellitus.

III. Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Kriteria Skore Pembenaran
Sifat Masalah (Bobot 1) 3/3 x 1 = 1 Tn. A mengatakan tidak
Skala: tahu jika ia menderita
3 : Aktual penyakit diabetes melitus
2 : Resiko dan bahkan tidak mengerti
1 : Sejahtera anggota keluarga cara
merawat pasien penyakit
diabetes melitus

Kemungkinan Masalah 1/1 x 2 = 2 Kondisi klien dengan


Dapat Diubah (Bobot 2) usia produktif
Skala: dengan pendidikan SMP
2 : Mudah mempengaruhi penyerapan
1 : Sebagian informasi
0 : Rendah
Pontensial Masalah Untuk 3/3 x 1 = 1 Keluarga Tn. A mau diajak
Dicegah (Bobot 1) kerja sama.(koperatif)
Skala:
3 : Tinggi
2 : Cukup
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1 Bila tidak segera di tangani
(Bobot 1) penyakit sulit untuk di
2 : Berat, Segera ditangani sembuhkan
1 : Tidak Perlu Segera
ditangani
0 : Tidak Dirasakan
TOTAL 5

IV. Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skore
1. Perpusi jaringan perifer Perpusi jaringan perifer tidak 5
tidak efektif efektif
berhubungan dengan
berkurangnya volume
darah yang ditandai
dengan pasien tampak
lemah, konjuctiva pucat,
CRT> 2 detik, Hasil
GDS > 200 mg/dL,
TTV: TD: 140/80
mmHg, N: 80 x/menit,
RR: 20 x/menitS :
36,7°C

2. Resiko defisit nutrisi Resiko defisit nutrisi 5


berhubungan dengan
ketidakmampuan
untuk menelan
makanan ditandai
dengan pasien
tampak lemah,
pasien makan 1
porsi tidak habis,
Hasil GDS > 200
mg/dL, TTV: TD:
140/80 mmHg, N:
80 x/menit, RR: 20
x/menitS : 36,7°C

3. Kurang pengetahuan
terhadap penyakit
berhubungan dengan Kurang pengetahuan 5
terhadap penyakit
kurang terpapar
informasi ditandai
dengan, Keluarga
klien tampak
bingung dan
bertanya-tanya
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi
Perfusi jaringan perifer tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 1. Periksa sirkulasi perifer
menit maka Perfusi jaringan perifer meningkat dengan 2. Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
efektif
kriteria hasil: 3. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
1. Denyut nadi perifer meningkat 4. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
2. Warna kulit pucat menurun pada keterbatasan perfusi
3. Kelemahan otot menurun 5. Hindari penekanan dan pemasangan torniquet pada
4. Pengisian kapiler cukup membaik area yang cidera
5. Tekanan darah sistolik dan diastolik cukup 6. Lakukan pencegahan infeksi
membaik 7. Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
Resiko defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 1. Identifikasi status nutrisi
menit maka status nutrisi membaik dengan kriteria hasil: 2. Monitor asupan makanan
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
1. Kekuatan otot pengunyah meningkat sesuai
2. Kekuatan otot menelan meningkat 4. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
3. Berat badan membaik 5. Ajarkan diet yang diprogramkan
4. Frekuensi makan membaik
5. Nafsu makan membaik
6. Bising usus membaik
Kurang pengetahuan Setelah di lakukan asuhan keperawatan selama 3x30 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
terhadap penyakit menit pengetahuan pasien dan keluarga meningkat 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
dengan kriteria hasil :
3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
1. Pengetahuan pasien dan keluarga meningkat kesepakatan
2. Pasien mampu menjelaskan tentang penyakitnya
4. Menjelaskan tentang penyakit yang di derita
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
Selasa, 01 Desember 1. Memperiksa sirkulasi perifer S: pasien mengatakan masih lemas
2. Mengidentifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
2020 O:
3. Menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah
09.00 Wib di area keterbatasan perfusi
4. Menghindari pengukuran tekanan darah pada 1. Konjunctiva anemis
ekstremitas pada keterbatasan perfusi 2. CRT >2 detik
5. Menghindari penekanan dan pemasangan torniquet pada 3. Pasien dan keluarga kooperatif
area yang cidera
A: Masalah teratasi sebagian Anggi
6. Melakukan pencegahan infeksi
7. Menganjurkan program diet untuk memperbaiki P: lanjutkan intervensi
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
Selasa, 01 Desember 1. Mengidentifikasi status nutrisi S: pasien mengatakan tidak ada nafsu makan dan mual
2. Memonitor asupan makanan
2020 muntah
3. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
09.30 Wib sesuai O:
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
1. Pasien tampak kurang mendapatkan nutrisi
5. Mengajarkan diet yang diprogramkan
2. Pasien makan 1 porsi tidak habis
3. Pasien dan keluarga mengerti setelah diberikan
informasi untuk diet DM Anggi
4. Pasien dan keluarga koperatif
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dihentikan

Selasa, 01 Desember 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga S= Pasien mengatakan dapat mengerti dan memahami
2020 2. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan tujuan pemantauan yang sering dilakukan

10.00 Wib 3. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan O=


4. Menjelaskan tentang penyakit yang di derita
- Pengetahuan pasien tentang penyakitnya sangat minim
- Media pendkes leaflet
Anggi
- Pendkes di lakukan pukul 12:10 WIB
- Pasien dan keluarga mampu mengulang apa yang sudah
dijealskan
- Pasien dan keluarga memahami kondisi pasien saat ini
A: masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan (Masalah sudah teratasi)


BAB 3
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Diabetes melitus adalah ganggguan metabolisme yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme karbohidrat,
lemak,dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin atau penurunan
sensitivitas insulin atau keduanya yang memyebabkan komplikasi kronis
mikrovaskuler dan neuropati ( Yuliana Elin 2009 dalam NANDA NIC –NOC 2013)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi
atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
Jadi, diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis dengan gangguan
metabolisme yang meningkatkan produksi gula dalam darah karena adanya kelainan
pengeluaran insulin.
Penyebab diabetes mellitus ada factor genetic, imunilogi, lingkungan, usia,
obesitas dan gaya hidup. Diabetes melithus diklasifikasikan menadi tiga yaitu:
diabetes melithus tipe 1, diabetes melithus tpe 2, diabetes mellitus gastrointestinal.
Adapun tanda gejala dari diabetes mellitus yaitu polyuria, keadaan kulit memburuk,
mata kabur, penurunan berat badan.
Jadi penanganan diabetes ini dapat berupa pemberian obat, insulin diit, latihan
senam, penyuluhan kesehatan, pengelolaan stress da nada tindakan pembedahan yang
berupa amputasi deberitment.

1.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannyapenulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan isi dari laporan di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran
bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggpi terhadap
kesimpulan dari bahasan laporan ini
Daftar Pustaka
Corwin, E.J. Handbook of pathophysiology. Alih bahasa : Pendit, B.U. Jakarta: EGC;
2011
Doengoes, M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C. Nursing care plans: Guidelines for
planning and documenting patients care. Alih bahasa: Kariasa, I.M. Jakarta:
EGC; 2014
Long, B.C. Essential of medical – surgical nursing : A nursing process approach.
Volume 3. Alih bahasa : Yayasan IAPK. Bandung: IAPK Padjajaran; 2016
Lynda Juall Carpenito. Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Jakarta : EGC ;
2011
Mubarak, Wahit Iqbal. 2017. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : Teori & Aplikasi
dalam praktek. Jakarta: EGC.
NANDA. 2015-2016. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika
Potter. Patricia A. 2015. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of disease processes.
4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC; 2014
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2012
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Disusun Oleh:
Anggi
2017.C.09a.0825

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
Materi : Penyakit Diabetes Melitus
Pokok Bahasan : Perawatan dan Pencegahan Diabetes Melitus
Hari/tanggal : Selasa, 01 Desember 2020
Waktu pertemuan : 10 menit
Tempat : Rumah pasien, Jln. Dr. Murjani No.54 Palangka Raya
Sasaran : Pasien dan Keluarga pasien

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan keluarga Ny. E dapat melakukan
perawatan pada penyakit DM
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1x10 menit, Ny. E dan
keluarga dapat menjelaskan kembali tentang :
a. Pengertian DM
b. Penyebab DM
c. Klasifikasi DM
d. Tanda dan gejala DM
e. Pengelolaan DM
f. Pemeriksaan penunjang
g. Makanan yang di pantang dan juga yang diperbolehkan.

B. MATERI
(Terlampir)

C. MEDIA
 Materi SAP
 Leafleat
D. METODE
 Ceramah
 Tanya jawab
 Diskusi

E. KEGIATAN PENYULUHAN

No Kegiatan Penyuluh Respon Peserta Waktu


1 Pembukaan 1 menit
 Memberi salam Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi Memberi salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Menyimak
 Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan disampaikan
2 Pelaksanaan 4 menit
Menjelaskan materi penyuluhan Menyimak dan
secara berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
 Pengertian DM
 Penyebab DM
 Klasifikasi DM
 Tanda dan gejala DM
 Pengelolaan DM
3 Evaluasi 3 menit
 Menyimpulkan inti penyuluhan Memperhatikan
 Menyampaikan secara singkat menjawab
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada
ibu-ibu untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan

4 Penutup :
 Menyimpulkan materi penyuluhan Menyimak dan 2 menit
yang telah disampaikan Mendengarkan
 Menyampaikan terima kasih atas Menjawab
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
 Mengucapkan salam Menjawab salam

F. REFERENSI
1. Soeparman dkk, 1987, Ilmu Penyakit dalam, Jilid 1, edisi 2. UI Press, Jakarta.
2. http://us.geocities.com/mauzurahm., Penyakit Kencing Manis,
Oleh : Mohamed Yosri Mohamed Yong
3. http://www.interna.fk.ui.ac.id/referensi/pedoman/001PD.htm# , 1998,
Konsensus Pengelolaan Diabete Melitus Di Indonesia. Universitas Indonesia,
Jakarta.
Lampiran Materi

DIABETES MELITUS

A. PENGERTIAN
Diabetes Melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin secara
efektif.
Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pancreas, yang bertanggungjawab
dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula
kedalam sel sehingga bias menghasilkan energy atau disimpan sebagai cadangan
energi.

B. PENYEBAB
1. Keturunan
2. Usia
3. Kegemukan
4. Kurang gerak
5. Kehilangan insulin
6. Alkoholisme
7. Obat-obatan

C. TANDA DAN GEJALA


1. Sering merasa haus
2. Sering kencing terutama malam hari
3. Pandangan menjadi kabur
4. Sering merasa lelah tanpa sebab yang jelas dan mengantuk
5. Penurunan berat badan
6. Kulit terasa kering
7. Sering menderita sariawan atau infeksi (misalnya bisul) yang sulit sembuh
8. Mati rasa atau kesemutan di kaki dan tangan
9. Mual dan muntah

D. PENGELOLAAN DM
Perawatan DM dirumah saat ini sangat dianjurkan karena pengobatan dan
perawatan DM membutuhkan waktu yang lama.
Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :
1. Minum obat secara teratur sesuai program
2. Diet yang tepat
3. Olahraga yang teratur
4. Kontrol GD teratur
5. Pencegahan komplikasi

E. MAKANAN YANG DIPANTANG DAN DIPERBOLEHKAN


Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM :
Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi Indonesia ) diet
harian penderita DM disusun sebagai berikut:
a. Karbohidrat : 60-70 %
b. Protein : 10-15%
c. Lemak : 20-25%

Jenis Makanan yang Harus diKonsumsi yang dikonsumsi oleh penderita DM


diklasifikasikan sebagai berikut :
a. JENIS MAKANAN YANG TIDAK BOLEH DIKONSUMSI :
1. Manisan Buah
2. Gula pasir
3. Susu Kental Manis
4. Madu
5. Abon
6. Kecap
7. Sirup
8. Es Krim

b. JENIS MAKANAN YANG BOLEH DIMAKAN TETAPI HARUS


DIBATASI ;
1. Nasi
2. Singkong
3. Roti
4. Telur
5. Tempe
6. Tahu
7. Kacang Hijau
8. Kacang Tanah
9. Ikan

c. JENIS MAKANAN YANG DIANJURKAN UNTUK DIMAKAN :


1. Kol
2. Tomat
3. Kangkung
4. Oyong
5. Bayam
6. Kacang Panjang
7. Pepaya
8. Jeruk
9. Pisang
10. Labu Siam

F. KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat terjadi bila penderita DM tidak dirawat dengan baik
sehingga gula darah selalu tinggi adalah :
1. Ginjal : Gagal Ginjal, Infeksi
2. Jantung : Hipertensi, Gagal Jantung
3. Mata : Glaukoma, Katarak, Retinopati
4. Syaraf : Neuropati, mati rasa
5. Kulit : Luka lama, gangren
6. Hipoglikemi
7. Ketoasidosis

Untuk mencegah komplikasi sebaiknya yang dilakukan adalah :


1. Diet dengan benar
2. Minum obat teratur
3. Kontrol gula darah teratur
4. Olahraga ( jalan kaki, senam, sepeda santai, dsb)
5. Bila saat aktifitas kemudian PUSING,KERINGAT DINGIN maka cepat
MINUM TEH MANIS
6. Mencegah kulit terluka : pakai alas kaki, lingkungan rumah tidak licin, tangga
( undak-undakan tidak tinggi)
7. Cegah Kegemukan

Cara mencegah atau menghindari agar tidak terjadi luka pada kaki pada penderita
DM :
1. Hindari terlalu sering merendam kaki
2. Hindari penggunaan botol panas/penghangat kaki dari listrik
3. Hindari penggunaan pisau/silet untuk memotong kuku atau menghilangkan
kalus
4. hindari kaos kaki / sepatu yang terlalu sempit
5. Hindari Rokok
Mengapa pengidap DM beresiko terhadap Ulkus Diabetik
1. Sirkulasi darah kaki kurang baik
2. Indera rasa kedua kaki berkurang sehingga kaki mudah terluka
3. Daya Tahan tubuh terhadap infeksi menurun

Tindakan yang bisa dilakukan bila kaki terluka:


1. Bila luka kecil : bersihkan dengan antiseptik, tutup luka dengan kasa steril dan
bila dalam waktu dua hari tidak sembuh segera periksa ke dokter
2. Bila luka cukup besar / kaki mengalami kelainan segera pergi ke dokter.

Perawatan kaki Diabetik :


1. Saat mandi bersihkan dengan sabun, bila perlu gunakan batu apung / sikat halus
2. Keringkan dengan handuk terutama sela-sela jari
3. Periksa kaki kemungkinan adanya perubahan warna ( pucat,kemerahan ),bentuk
(pecah-pecah,lepuh,kalus,luka),Suhu (dingin,lebih panas)
4. Bila kaki kering,olesi dengan lotion
5. Potong kuku / kikir tiap 2 hari,jangan terlalu pendek. Bila kuku terlalu keras
kaki direndam dahulu dalam air hangat ( 37,5’C ) selama 5 menit.
6. Gunakan kaos kaki yang terbuat dari katun / wol
7. Pakailah alas kaki, periksa alas kaki sebelum dipakai, mungkin ada sesuatu
didalamnya. Lepas alas kaki setiap 4-6 jam dan gerakkan pergelangan kaki dan
jari-jari kaki agar sirkulasi darah lancar
8. Lakukan senam kaki
9. Jangan biarkan luka sekcil apapun

Cara Memilih Sepatu yang baik bagi penderita DM :


1. Ukuran : Jangan terlalu sempit/ longgar kurang lebih ½ inchi lebih panjang
dari kaki
2. Bentuk : Ujung sepatu jangan runcing,tinggi tumit < 2 inchi
3. Bahan sepatu terbuat dari bahan yang lembut
4. Insole terbuat dari bahan yang tidak licin
DIABETES MELITUS Apa itu diabetes Tanda dan Gejala
mellitus.?
Diabetes Mellitus adalah suatu  Sering Haus dan Banyak

kumpulan gejala yang timbul Minum

pada seseorang yang disebabkan

oleh karena adanya peningkatan

kadar gula (glukosa) darah


 Mudah lelah
akibat kekurangan insulin

Oleh :

 Berat badan turun dengan


Anggi cepat

 Sering Kesemutan
YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI
SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020

 Luka yang sulit sembuh


Apa makanan yang dianjurkan Apa saja yaa makanan yang tidak Apa saja yang di perlukan untuk
untuk penderita diabetes.? boleh di anjurkan untuk di makan.
mencegah diabetes.?
1. Kacang polong, kacang panjang,
1. Nasi 1. Perubahan gaya hidupga teratur
dan buncis
2. Kafein
2. Apel, alpukot, dan pir
3. Kentang
3. Roti gandum, dan ubi jalar
4. Pasta dan mie
4. Susu krim dan yogurt rendah
lemak 5. Roti putih
5. Daging unggas dan daging merah 6. Nangka dan durian 2. Menjaga berat badan

rendah lemak
6. Buah dan sayuran
7. Beras merah, sarapan whole
grain, dan roti whole grain

Anda mungkin juga menyukai