Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KELUARGA
(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Anak Dalam Keluarga)

Dosen Pengampu : Neni Mulyani,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Dianita Rahmawati (2011070159)


2. Preselia Kurnia Wjiaya
3. Revly Adelia Putri (2011070220)
4. Rina Ning Astuti (2011070163)
5. Silvia Ika Rahmadani (2011070145)
6. Siti Masroatul Hasanah (2011070217)

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenadengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikanmakalah tentang Keluarga ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya.Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat. Kami juga
menyadarisepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demiperbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingattidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yangmembacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kamisendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabilaterdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dansaran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Bandar Lampung, 20 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................


DAFTAR ISI .................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................
1.3 Tujuan .....................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keluarga ................................................................................................................
2.2 Bentuk Keluarga ......................................................................................................................
2.3 Struktur Keluarga ....................................................................................................................
2.4 Fungsi Keluarga ......................................................................................................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Individu dalam masyarakat akan mengalami proses sosialisasi agar ia dapathidup dan bertingkah laku sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku dalammasyarakat dimana individu itu berada. Tanpa sosialisasi suatu
masyarakat tidakdapat berlanjut pada generasi berikutnya. Sosialisasi sebagai proses belajarseorang individu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bagaimanakeberlangsungan proses kehidupan masyarakat,
baik dengan keluarga, temansebaya, sekolah maupun media massa.Keluarga merupakan cikal bakal wajah
peradaban.Baik buruknyamasyarakat bisa dinilai dari profil-profil keluarga didalamnya. Belakangan ini
kitadapat mengamati apa yang membuat sebuah keluarga itu retak. Jika kita pikirkan,keluarga merupakan
ikatan yang sangat kuat. Orang-orang didalamnya telahdipertemukan oleh Tuhan bukan tanpa sebab, sudah ada
pertimbangan menurutukuran-Nya. Komposisinya tidak bisa digantikan oleh yang lain. Pernikahan
yangmenjadi awal sebuah keluarga pun selalu direalisasikan dalam perhelatan yangagung nan meriah. Akan
tetapi, saat ini banyak sekali terdengar cerita perceraianatau keluarga yang ‘berantakan’ tapi belum masuk
tahap perpisahan.Hal ini disebabkan karena banyak manusia yang tidak memahami artisebuah keluarga.
Padahal arti sebuah keluarga adalah saling memiliki, salingpercaya, saling menghormati, saling melindungi dan
saling berbagi rasa, salingmenjaga kehormatan serta saling menjaga rahasia diantara anggota keluarga.Maka
dari itu, karena pentingnya sebuah keluarga, di dalam makalah ini penulisakan menyajikan materi yang
berkaitan dengan keluarga, dimulai dari konsepdasar, cara mempersiapkan diri untuk pernikahan, cara
menanggapi dinamika.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari keluarga?
2. Apa saja bentuk bentuk keluarga?
3. Bagaimana struktur dari keluarga?
4. Apa fungsi dari keluarga?

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian keluarga
2. Untuk mengetahui bentuk bentuk keluarga
3. Untuk mengetahui struktur keluarga
4. Untuk mengetahui fungsi dari keluarga
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga

Terdapat beragam istilah yang bisa dipergunakan untuk menyebut “keluarga”. Keluarga berasal dari bahasa
Sansekerta: kula dan warga "kulawarga" yang berarti "anggota" "kelompok kerabat". Keluarga adalah
lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Adapun pengertian keluarga
menurut para ahli yang diantaranya yaitu:

Duvall dan Logan (1986)


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, memepertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosiaonal, serta
sosial dari tiap anggota keluarga.

Departeman Kesehatan RI (1988)


Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdirir dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Barwoko dan Suryanto (2004)


Keluarga adalah lembaga sosial dasar darimana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di
masyarakat manapun di dunia keluarga merupupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat
terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.

BKKBN (1999)
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungan.

WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa, keluarga adalah beberapa individu yang tergabung dalam
satu rumah tangga yang sama karena hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. Secara umum,
keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami
salah satu anggota keluarga, dan membentuk karakter diri masing-masing individu dalam keluarga.

2.2 Bentuk Keluarga

Setelah kita ketahui bahwa keluarga adalah merupakan ikatan sosial yang kecil, dan merupakan lembaga dalam
masyarakat yang paling dasar, maka dapat di maklumi bahwa di dalam masyarakat akan dapat banyak sekali
keluarga, yang tentu saja tiap-tiap keluarga akan mempunyai ciri-ciri khusus yang berlainan satu dengan yang
lainya.
Agar supaya kita mempunyai pengetahuan yang luas tentang seluk beluk keluarga, maka kita perlu
mengetahui bentuk-bentuk, jenis-jenis dan tipe kelurga yang terdapat dalam masyarakat, seperti yang telah di
kemukakan oleh Horton and Hunt ( 1968:215) beliau menjelaskan adanya tipe keluarga, antara lain sebagai
berikut :
1. Keluarga Inti (Nuclear family atau Conjugal family atau Basik family) adalah keluarga yang terdiri
suami, isteri dan anak-anak mereka.
2. Keluarga Besar (Exentended family atau Consanguine family atau joint family) adalah keluarga yang
tidak hanya terdiri dari suami, istri, dan anak-anak mereka, melainkan termasuk juga orang-orang yang ada
hubungan darah dengan mereka, misalnya kakek,nenek, paman, bibi, keponakan dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria yang menikah lebih
dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara
bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu
keluarga.

Adakalanya Counsenguine Family ini masih dibedakan menjadi :


1. Consanguine family yang matrilineal yaitu bahwa yang masuk keluarga adalah kelompok dari saudara-
saudara perempuan dan laki-laki dengan anak-anak dari saudara perempuan tersebut. Sehingga disini terdapat
keadaan laki-laki yang telah kawin seakan-akan tidak termasuk dalam keluarga si istri beserta anak-anaknya,
dan suami tersebut tetap bersama keluarganya sendiri. Sedang istri berkeluarga dengan anak-anaknya dan
saudara-saudara perempuanya dan saudara-saudara laki-lakinya beserta anak-anak dari saudara-saudara
perempuannya.
2. Consanguine family yang patrilineal yang merupakan kebalikannya dari consanguine family yang
matrilinal yaitu istri tidak termasuk keluarga suaminya. Suami berkeluarga dengan saudara-saudara perempuan
dengan anak-anaknya sendiri dan saudara-saudaranya laki-laki beserta anak-anak dari saudara-saudara laki-laki
tersebut.Semakin suatu negara itu berkembang dan semakin kompleksnya kebutuhan hidup manusia maka akan
semakin dirasa bahwa extended family kurang praktis, terlebih extended seperti tersebut diatas mukin hanya
terdapat pada suku-suku bangsa yang masih memegang teguh adatnya.
Sedang bentuk-bentuk keluarga yang lain, yaitu pendapat MF.Kimhoff and R.middleton dalam bukunya Types
Of Family And Types Of Economic (1960:215) menyebutkan adanya dua macam tipe keluarga :

1. The family of Orientation


Yaitu bahwa setiap individu paling tidak pasti termasuk dalam suatu keluarga yaitu keluarga di mana individu
itu di suatu keluarga di lahirkan, disebarkan, di didik dan di beri bimbingan dalam mencapai kedewasaan. Ini
adalah merupakan lingkungan keluarga yang pertama, dan setiap orang pasti pernah mengalami menjadi bagian
dari keluarga di mana mereka di lahirkan.
2. The family of procreation
Bahwa individu itu semakin lama akan memisahkan atau melepaskan diri dari lingkungan yang pertama, yang
akan lepas dari ayah ibu karena mereka memasuki dunia perkawinan, yang selanjutnya akan memiliki
keturunan. Keluarga seperti ini adalah lingkungan keluarga yang yang kedua bagi individu tersebut.
Pada umumnya keluarga orientasi dan keluarga prokreasi itu mempunyai hubungn yang sangat erat, walaupun
kadang-kadang dalam masyarakat keluarga tersebut sudah berdiri sendiri, berumah tangga sendiri. Kedua
pendapat tersebut diatas, merupakan bentuk keluarga yang masih sangat umum, maka pada kesempatan berikut
ini akan kami utarakan bentuk-bentuk keluarga lain yang mengkhusus. Mula pertama pendapat Siti Partini
(2000:11) membedakan menjadi dua yaitu :
a. Keluarga kecil, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dengan dua anak atau paling banyak tiga orang
anak.
b. Keluarga besar, yaitu keluarga yang terdiri atas ayah ibu dan lebih dari tiga orang anak.
Disamping mengajukan dua tipe keluarga tersebut beliau juga mengutip dari buku pendidikankan
kependudukan proyek nasional pendidikan kependudukan, Departemen P & K dan BKKBN Jakarta, yang
mengemukakan tentang tipe keluarga sebagai berikut 1) Keluarga batih,yaitu keluarga yang terdiri ayah, ibu
dan anak-anak yang belum kawin. 2) Keluarga bukan batih, yaitu keluarga yang terdiri satu atau lebih keluarga
batih.
Dalam kehidupan keluarga memang mempunyai tipe kehidupan yang berlainan di antara satu dengan yang
lainnya. Terhadap cara mendidik anaknya dan juga berpengaruh bagi perkembangan jiwa ank selanjutnya,
bahkan dapat mempengaruhi kebahagiaan yang akan dicapai oleh keluarga yang bersangkutan. Seperti
dikemukakan oleh Danuri (1999:15) bahwa tipe keluarga dibedakan menjadi enam tipe yaitu :1. Kelarga
Yang Sibuk
Kehidupan kelarga yang sibuk selalu diikuti oleh kesibukan semua anggota keluarga dalam memenuhi
kebutuhan hidupmnya, ayah dan ibu bekaerja bahkan anak-anaknya juga ikut bekerja, sehingga orang tua
kurang memperhatikan anank-anaknya.

2. Keluarga Lemah Wibawa


Orang tua yang berwibawa akan berpengaruh terhadap sikap dan perbuatan anak-anaknya, begitu jauga
sebaliknya orang tua yang tidak berwibawa atau lemah wibawa. Orang tua yang kurang berwibawa terhadap
anak-anaknya maka anak-anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya sehingga sering terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dari norma yang di miliki orangtuanya. Dengan tidak adanya kewibawaan orang
tua terhadap anak-anaknya maka pendidikan di dalam keluarga oleh orang tua tidak dapat berlangsung dengan
baik, karena anak lebih pandai, sehingga tidak memperhatikan nasehat atau saran yang di beikan oleh orang
tuanya.

3. Keluarga Yang Tegang


Susunan keluarga yang tegang dimana hubungan di antara anggota keluarga yang kurang akrab, kurang adanya
kasih sayang bahkan sering kali terjadi ketegangan hubungan antara ayah dan ibu. Hal ini akan berakibat bagi
anak-anak tertanam untuk memihak ayah atau ibu, dan keluarga tegang ini biasanya dialami oleh keluarga
besar yang ekonominya kurang. Akibat dari keluarga tegang ini maka pendidikan terhadap anak bersifat keras,
sehinga anak akan menjadi orang yang keras kepala, suka menang sendiri dan sebagainya.

4. Keluarga Yang Retak


di dalam suasana keluarga yang retak, sudah tidak ada keharmonisan antara ayah dan ibu, tidak ada kesatuan
pendapat, sikap dan pandangan terhadap sesuatu yang dihadapinya. Akibatnya anak-anak akan terlantar,
terutama pendidikannya dalam keluarga, karena tidak jarang anak-anak terpaksa ikut ayah atau ibu tiri
sehinga anak merasa kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya.
5. Keluarga Yang Pamer
Kehidupan keluarga yang senang pamer tidak mempunyai pegangan yang kuat atau ketetapan hati karena
mereka sudah hanyut pada suasana yang baru, mereka tidak mau dikatakan ketingalan , tetapi yang diikuti
bukan kemajuaan dari arti yang sebenarnya. Mereka menitik beratkan kemajuan-kemajuan lahiriah yang
berupa kemewahan, sedang sepi kerohaniahan kurang diperhatikan, keluarga yang senang pamer ini biasanya
iri terhadap kekayaan orang lain, dan rasa iri inilah yang mengakibatkan keluarga jadi tidak tenteram dan
menjadi sumber ketegangan di dalam keluarga.

6. Keluarga Yang Ideal


Disinilah terdapat suasana yang menyenangkan, biasanya dialami oleh keluarga yang tidak terlalu besar, mutu
keluarga tinggi, penghasilan cukup, mempunyai pandangan hidup beragama yang kuat, hidup sederhana dan
adanya saling pengertian di antara anggota keluarga terutama ayah dan ibu. Dengan demikian cita-cita keluarga
sejahterah lahir dan batinakan dapat terealisir didalam keluarga.

2.3 Struktur Keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya
dalam masyarakat. Adapun macam- macam Struktur Keluarga diantaranya adalah :

Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis Matrilokal, adalah sepasang
suami-istri yang tinggal bersama keluarga sedarah Patrilokal, adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah. Keluarga Kawin, adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas :


a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
(1) bersifat terbuka dan jujur,
(2) selalu menyelesaikan konflik keluarga,
(3) berpikiran positif, dan
(4) tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.

Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :


1). Karakteristik pengirim :
a) Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat.
b) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
c) Selalu meminta dan menerima umpan balik.
2). Karakteristik penerima :
a) Siap mendengarkan.
b) Memberi umpan balik.
c) Melakukan validasi.

b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak, dan sebagainya.
Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu
dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga
yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana
atau malah berdiam diri dirumah.

c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau
mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif.

d. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut
masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.4 Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit dan bagaiman anggota
keluarga berintraksi satu sama lain.

MACAM – MACAM FUNGSI KELUARGA


Terdapat 8 fungsi keluarga beriku penjelasannya antara lain :

a. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal,menanamankan dan menumbuhkan serta
mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Fungsi Sosial Budaya


Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota keluarganya dalam mengembangkan
kekayaan sosial budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.

c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang


Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua
dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga
menjadi tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.

d. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan rasa aman dan tentram serta
kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.

e. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia
sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.

g. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
h. Fungsi Pembinaan Lingkungan

Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan
diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang
setiap saat selalu berubah secara dinamis. Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari,
2011) :

a. Fungsi Biologis meliputi


fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota
keluarga, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b. Fungsi Psikologi meliputi


fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga,
membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi meliputi


fungsi dalam membina sosialisasi pada anak, meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

d. Fungsi Ekonomi meliputi


fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam
rangka memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
mendatang.

e. Fungsi Pendidikan meliputi


fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan perkembangannya, menyekolahkan anak agar
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya, serta mempersiapkan anak dalam mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan
dewasa di masa yang akan datang.

6. Penilaian Fungsi Keluarga


Untuk mengukur sehat atau tidaknya suatu keluarga, telah dikembangkan suatu metode penilaian yang dikenal
dengan nama APGAR Keluarga (APGARFamily ). Dengan metode APGAR keluarga tersebut dapat dilakukan
penilaian terhadap 5 fungsi pokok keluarga secara cepat dan dalam waktu yang singkat. Adapun 5 fungsi
pokok keluarga yang dinilai dalam APGAR keluarga (Azwar, 1997) yaitu :

a. Adaptasi (Adaptation)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima yang diperlukan dari anggota keluarga lainnya.
b. Kemitraan (Partnership)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komonikasi dalam keluarga, musyawarah dalam
mengambil keputusan atau dalam penyelesaian masalah yang dihadapi dalam keluarga.
c. Pertumbuhan (Growth)
Menilai tingkat keuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan
pertumbuhan dan kedewasaan setiap anggota keluarga.
d. Kasih Sayang (Affection)
Menilai tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang terjalin dalam
keluarga.
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari
tiap anggota keluarga. Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan garis keturunan, jenis perkawinan,
pemukiman, jenis anggota keluarga, dan kekuasaan. Dalam kehidupan keluarga memang mempunyai tipe
kehidupan yang berlainan di antara satu dengan yang lainnya. Terhadap cara mendidik anaknya dan juga
berpengaruh bagi perkembangan jiwa ank selanjutnya, bahkan dapat mempengaruhi kebahagiaan yang akan
dicapai oleh keluarga yang bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA
https://chaderinsaputra.wordpress.com/2012/06/05/makalah-pola-asuh/
http://www.kajianpustaka.com/2012/11/definisi-fungsi-dan-bentuk-keluarga.html
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/
MAKALAH_KELUARGA.pdf
http://vhicca.blogspot.co.id/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo_9287.html
http://imasmarkelkonselor.blogspot.co.id/2013/05/makalah-bentuk-bentuk-keluarga.html
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awr9IkkQ7g5ibnIAIiVXNyoA;_ylu=Y29sbwNncTEEcG9zAzMEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/
RE=1645174417/RO=10/RU=http%3a%2f%2frepository.um-surabaya.ac.id%2f257%2f3%2fbab_2.pdf/RK=2/
RS=QhbVpXgVaNUGeutlEVOCraw_Tj8-

Anda mungkin juga menyukai