Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang Keluarga Sakinah
Mawaddah Warahmah sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, kami
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Kami berharap semoga makalah ini memberikan
manfaat serta menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1. Pengertian.......................................................................................................................3
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................8
3.2. Saran...............................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1. Apa pengertian keluarga sakinah?
2. Bagaimana ciri-ciri keluarga sakinah?
3. Bagaimana cara membangun keluarga sakinah?
4. Faktor apa saja yang berhubungan dengan pembentukan keluarga sakinah?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian keluarga sakinah
2. Mengetahui apa saja ciri-ciri keluarga sakinah
3. Mengetahui cara membangun keluarga sakinah
4. Mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan pembentukan keluarga sakinah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Terkait dengan istilah sakinah, mawaddah dan warahmah, memunculkan beragam definisi.
Di antaranya adalah Al-Isfahan (ahli fiqh dan tafsir) mengartikan sakînah dengan tidak adanya
rasa gentar dalam menghadapi sesuatu; Menurut al-Jurjani (ahli bahasa), sakînah adalah adanya
ketentraman dalam hati pada saat datangnya sesuatu yang tidak diduga, dibarengi satu nûr
(cahaya) dalam hati yang memberi ketenangan dan ketentraman pada yang menyaksikannya, dan
merupakan keyakinan berdasarkan penglihatan (ain al -yaqîn). Ada pula yang menyamakan
sakînah itu dengan kata rahmah dan thuma’nî nah, artinya tenang, tidak gundah dalam
melaksanakan ibadah.
Dalam perkembangannya, kata sakiinah diadopsi ke dalam Bahasa Indonesia dengan ejaan
yang disesuaikan menjadi sakinah yang berarti kedamaian, ketentraman, ketenangan,
kebahagiaan. Kata mawaddah juga sudah diadopsi ke Bahasa Indonesia menjadi mawadah yang
berarti kasih sayang. Mawaddah mengandung pengertian filosofis adanya dorongan batin yang
kuat dalam diri sang pencinta untuk senantiasa berharap dan berusaha menghindarkan orang
yang dicintainya dari segala hal yang buruk, dibenci dan menyakitinya. Mawaddah artinya saling
mencintai antara suami istri.
Adapun kata warahmah, setelah diadopsi dalam Bahasa Indonesia ejaannya disesuaikan
menjadi rahmat yang berarti kelembutan hati dan perasaan empati yang mendorong seseorang
melakukan kebaikan kepada pihak lain yang patut dikasihi dan disayangi. Karena itu, kedamaian
dan kesejukan berumah tangga akan terbina dengan baik, harmonis serta penuh cinta kasih dan
semangat berkorban bagi yang lain.
3
Konsep Keluarga dalam Islam
Keluarga adalah jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin
yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebaliknya, kebodohan dan keterbelakangannya, adalah
cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut. Keluarga
adalah “umat kecil” yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan
kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing-masing anggotanya. Keluarga adalah sekolah tempat
putra-putri bangsa belajar. Dari sana mereka mempelajari sifat-sifat mulia, seperti kesetiaan,
rahmat, dan kasihsayang, ghirah (kecemburuan positif) dan sebagainya.
Terjemahan di atas, merupakan terjemahan yang ditulis dalam al-Quran dan tafsirnya
Departemen Agama. Dalam penjelasan tafsirnya, diuraikan bahwa tanda-tanda kekuasaan allah
yaitu kehidupan bersama antara laki-laki dan perempuan dalam sebuah perkawinan. Manusia
mengetahui bahwa mereka mempunyai perasaan tertentu terhadap jenis yang lain. Perasaan dan
pikiran-pikiran itu ditimbulkan oleh daya tarik yang ada pada masing-masing mereka, yang
menjadikan yang satu tertarik kepada yang lain, sehingga antara kedua jenis, laki-laki dan
perempuan itu terjalin hubungan yang wajar. Mereka melangkah maju dan berusaha agar
perasaan-perasaan dan kecenderungan-kecenderungan bisa tercapai.
4
katanya, mawaddah berasal dari fi’il wadda-yawaddu, waddan wa mawaddatan yang artinya
cinta, kasih, dan suka. Sedangkan rahmah berasal dari fi’il rahima-yarhamu-rahmatan wa
marhamatan yang berarti sayang, menaruh kasihan.
5
6. Istri berusaha menjalankan kewajibann ya sebagai istri dengan dorongan ibadah dan
berharap ridha Allah semata. Seperti melayani suami, mendidik putra-putrinya tentan
agama islam dan ilmu pengetahuan, mendidik mereka dengan akhlak yang mulia, menjaga
kehormatan keluarga, memelihara harta suaminya, dan membahagiakan suaminya.
7. Suami istri saling mengenali kekurangan dan kelebihan pasangannya, saling menghargai,
merasa saling membutuhkan dan melengkapi, menghormati, mencintai, saling mempercai
kesetiaan masing-masing, saling keterbukaan dengan merajut komunikasi yang intens.
8. Berkomitmen menempuh perjalanan rumah tangga untuk selalu bersama dalam
mengarungi badai dan gelombang kehidupan.
9. Suami mengajak anak dan istrinya untuk shalat berjamaah atau ibadah bersama-sama,
seperti suami mengajak anak istrinya bersedekah pada fakir miskin, dengan tujuan suami
mendidik anaknya agar gemar bersedekah, mendidik istrinya agar lebih banyak bersukur
kepada Allah SWT, berzikir bersama-sama, mengajak anak istri membaca al-quran,
berziarah qubur, menuntut ilmu bersama, bertamasya untuk melihat keagungan ciptaan
Allah SWT. Dan lain-lain.
10. Suami istri selalu meomoh kepada Allah agar diberikan keluarga yang sakinah mawaddah
wa rohmah.
11. Suami secara berkala mengajak istri dan anaknya melakukan instropeksi diri untuk
melakukan perbaikan dimasa yang akan datang. Misalkan, suami istri, dan anak-anaknya
saling meminta maaf pada anggota keluarga itu pada setiap hari kamis malam jumat.
Tujuannya hubungan masing-masing keluarga menjadi harmonis, terbuka, plong, tanpa
beban kesalahan pada pasangannnya, dan untuk menjaga kesetiaan masing-masing anggota
keluarga.
12. Saat menghadapi musibah dan kesusahan, selalu mengadakan musyawarah keluarga. Dan
ketika terjadi perselisihan, maka anggota keluarga cepat-cepat memohon perlindungan
kepada Allah dari keburukan nafsu amarahnya.
6
1) Lurusnya Niyat (Islâh al-Niyyah) dan Kuatnya hubungan dengan Allah (Quwwatu
shilah billâh),
2) Kasih sayang;
3) Saling Terbuka (Mushârohah), Santun dan Bijak (Mu’asyarah bil Ma’rûf);
4) Komunikasi Dan Musyawarah,
5) Tasâmuh (Toleran) dan Pemaaf;
6) Adil Dan Persamaan;
7) Sabar dan syukur.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga sakinah dibangun di atas kasih sayang yang
mengedepankan aspek komunikasi dan musyawarah sebagai bentuk dari pola hubungan
demokratis yang menjadi sarana bagi terwujudnya komunikasi dialogis. Sehingga dengan adanya
komunikasi tersebut tercapailah ketenangan, kedamaian, dan ketentraman dalam rumah tangga.
Sedangkan musyawarah yang dipakai adalah musyawarah yang dihiasi dengan sikap lemah
lembut, pemberi maaf, serta mengedepankan aspek keadilan dan persamaan. Faktor yang
membuat rumah tangga menjadi indah dan damai adalah Jangan ada perselingkuhan, ekonomi
juga harus menunjang, mengikuti bimbingan untuk masalah rumah tangga dan selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
3.2. Saran
Kami sebagai penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih penuh dengan kekurangan
dan masih banyak lagi harus belajar dalam membuat makalah untuk selanjutnya. Maka apabila
ada kritik dan saran yang membangun kami sangat membutuhkannya dalam mengevaluasi
tulisan kami ini. Karena kritik dan saran dari para pembaca sangat membantu kami untuk lebih
baik lagi kedepannya. Karena pengetahuan kami yang masih kurang, kami memohon maaf atas
segala kesalahan dan kekurangan kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang.
8
DAFTAR PUSTAKA
Fikr, Rausyan. 2018. Karakteristik Keluarga Sakinah Dalam Islam. Jakarta: Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Huda, Mahmud. 2016. Konsep Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah Prespektif Ulama
Jombang. Jombang: Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum
Ismatulloh. 2015. Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam Al-Qur’an (Prespektif
Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnya). Jakarta: Mazahib
Thalib, Sayuti. 1986. Hukum Kekekluargaan Indonesia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia